Anda di halaman 1dari 2

1.

Di era globalisasi, tantangan bagi rumah sakit adalah tantangan untuk bersaing, baik
dengan sesama pemberi pelayanan kesehatan di dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam arti positif, kompetisi dalam industri kesehatan adalah kemampuan memberikan
konsumen barang atau jasa untuk pemeliharaan kesehatan yang bermutu lebih baik,
berharga lebih rendah, pelayanan yang lebih sempurna, lebih mudah terjangkau,
memenuhi kebutuhan, tuntutan, harapan, dan kepuasan konsumen.
Brand yang kuat ialah brand yang memiliki brand equity yang tinggi. Aaker (1996)
mendefinisikan brand equity sebagai sekumpulan aset dan liabilitas yang terkait dengan
nama dan simbol suatu brand, sehingga dapat menambah nilai yang ada dalam produk
atau jasa tersebut. Brand equity berasal dari cara pandang konsumen terhadap sebuah
brand dan bagaimana penilaian konsumen terhadap suatu brand sehingga diharapkan
nantinya konsumen akan selalu mengenal, mengetahui, merasakan keunikan, dan
mendapatkan keterikatan yang kuat terhadap brand tersebut.
Bila cara pandang konsumen terhadap brand rumah sakit tinggi, maka daya keterikatan
pasien terhadap rumah sakit menjadi tinggi, sehingga memungkinkan rumah sakit untuk
memenangkan hati konsumen sehingga dapat selalu menjadi pilihan utama bagi
konsumen tersebut.
2. Manajemen rumah sakit harus menaruh perhatian lebih dalam membangun brand image
rumah sakit yang positif. Manajemen juga harus mengerti bahwa dengan adanya brand
image yang positif maka dapat meningkatkan impresi pada pasien, baik dari segi kualitas
jasa maupun kepuasan pasien yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas pasien. Selain
itu beberapa strategi marketing yang terintegrasi seperti iklan, public relations,
komunikasi dengan pasien, service training dan internet marketing juga harus di
implementasikan dalam membangun brand image. Contohnya dengan menggunakan
iklan maka dapat membangun persepsi yang cukup kuat bahwa sebuah rumah sakit itu
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang modern dan dokter-dokter yang berkompeten
sehingga hal tersebut dapat membawa dampak positif terhadap rumah sakit yang
mengiklankan hal tersebut.
3. Branding di rumah sakit dapat berupa keunggulan-keunggulan yang ada di rumah sakit
tersebut, contohnya seperti mempromosikan alat-alat dan fasilitas yang ada di rumah
sakit tersebut, poli klinik spesialis yang ada di rumah sakit tersebut, operasi tertentu yang
sudah dilakukan di rumah sakit tersebut, akreditasi akreditasi yang sudah diraih oleh
rumah sakit tersebut sehingga menjamin bahwa kualitas pelayanan yang rumah sakit
tersebut sediakan sudah merupakan pelayanan yang terbaik karena didukung oleh
akreditasi akreditasi yang sudah diraih tersebut.

4. Branding memiliki arti yang lebih dari sekedar memberikan nama merek dan
memberitahu kepada seluruh penjuru dunia bahwa ada sebuah produk atau jasa yang
telah ditandai dan dinamai oleh sebuah organisasi ataupun perusahaan. Kegiatan
branding membutuhkan keterlibatan dan usaha keras, dengan penggunaan sumber daya,
kemampuan dan keterampilan tinggi dalam jangka waktu yang panjang oleh
perusahaan.Kesuksesan dari sebuah merek ditentukan bukan hanya dari memenangkan
pertarungan preferensi merek, namun memenangkan pertarungan relevansi merek
dengan menawarkan hal yang inovatif lewat penciptaan kategori atau sub kategori baru
sehingga bisa menciptakan perbedaan dengan merek lain.

Integrated Marketing Communication (IMC) adalah satu dari sekian proses yang tersedia
guna membina hubungan dengan customer. Apa yang membedakan IMC dengan
proses customer-centric lainnya adalah dasar dari proses tersebut adalah komunikasi,
yang merupakan jantung dari semua hubungan, dan juga merupakan proses yang sirkuler.

Anda mungkin juga menyukai