Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Instalasi gawat darurat merupakan gerbong utama dalam

penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit yang memegang

peranan sangat penting dalam kelangsungn hidup psien. Pelayanan

gawat darurat memerlukan penanganan yang segera yaitu cepat, tepat,

dan cermat untuk menentukan prioritas kegawatdaruratan untuk

mencegah terjadinya disabilitas dan kematian (Musliha, 2010).

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan salah satu

penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan

(Koksal et al 2010). Ispa dibagi menjadi 2, yaitu bagian atas dan ispa

bagian bawah. Ispa bagian atas adalah infeksi saluran pernapasan

akut di atas laring, yang meliputi sinusitis, tonsillitis, faringitis, ranitis

dan otitis.

Pneumonia merupakan inflamasi parenkim paru, biasanya

berhubungan dengan pengisian alveoli dengan cairan. Pneumonia

merupakan penyebab umum kematian akibat infeksi. Seseorang yang

beresiko tinggi mengidap pneumonia adalah mereka yang masih

sangat muda, usia lebih dari 65 tahun, dan yang memiliki kekebalan

tubuh menurun seperti penderita AIDS, pecandu alkohol, dan lain-lain.

Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut yang berakibat buruk

terhadap paru-paru yang disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur.

1
Infeksi ini umumnya tersebar dari seseorang yang terpapar di

lingkungan tempat tinggal atau melakukan kontak langsung dengan

orang-orang yang terinfeksi, biasanya melalui tangan atau menghirup

tetesan air di udara (droplet) akibat batuk atau bersin (Jones et al.,

2016). Pneumonia adalah penyakit infeksi penyebab utama kematian

anak-anak di bawah lima tahun yaitu sekitar 935,000 anak setiap tahun

atau lebih dari 2,500 per hari (WHO, 2015). Perkiraan World Health

Organization (WHO) kasus baru pneumonia anak-anak di bawah lima

tahun yaitu 156 juta kasus setiap tahun dengan 20 juta kasus cukup

parah, dimana 61 juta kasus baru pneumonia balita diantaranya terjadi

di Asia Tenggara (Rudan 2008; Ferdous, 2014). Afrika dan Asia

Tenggara merupakan negara dengan kejadian dan keparahan kasus

pneumonia pada anak-anak tertinggi yang masing-masing

menyumbang 30% dan 39% dari beban global kasus pneumonia (Zar

et al., 2013).

Di Indonesia pneumonia merupakan urutan kedua penyebab

kematian pada bayi setelah diare. Data Kemenkes RI tahun 2016

tercatat bahwa kasus pneumonia pada balita, mencapai 503,738

orang (Kemenkes RI, 2017). Sedangkan pada tahun 2017, jumlah

kasus pneumonia pada balita mengalami penurunan dengan jumlah

kasus 447.431 orang. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi

penyumbang kasus terbanyak yaitu 126.936 orang, yang diikuti oleh

provinsi Jawa Timur dengan jumlah kasus 65.139 orang dan provinsi

2
Jawa Tengah dengan jumlah kasus 52.033 orang (Kemenkes RI,

2018).

Berdasarkan latar belakan dan pengalaman praktik yang

ditemukan di rumah sakit, maka dari itulah penulis tertarik untuk

mengambil kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

Pada Pasien Pneumonia Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Non Bedah

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar “ Sebagai Karya Ilmiah

Akhir.

B. TUJUAN UMUM

Memberikan gambaran tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan kegawatdaruratan pada Tn “I” dengan diagnosa medis

Pneumonia di ruang Instalasi gawat darurat non bedah di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar.

C. TUJUAN KHUSUS

1. Memberikan gambaran dalam pengkajian keperawatan pada Tn “I”

dengan diagnosa medis Pneumonia di ruang Instalasi gawat darurat

non bedah di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

2. Memberikan gambaran dalam menetapkan diagnosa keperawatan

pada Tn “I” dengan diagnosa medis Pneumonia di ruang Instalasi

gawat darurat non bedah di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

3
3. Memberikan gambaran dalam perencanaan (intervensi)

keperawatan pada Tn “I” dengan diagnosa medis Pneumonia di

ruang Instalasi gawat darurat non bedah di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

4. Memberikan gambaran implementasi keperawatan dalam asuhan

keperawaan pada Tn “I” dengan diagnosa medis Pneumonia di

ruang Instalasi gawat darurat non bedah di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

5. Memberikan gambaran dalam mengevaluasi asuhan keperawatan

pada Tn “I” dengan diagnosa medis Pneumonia di ruang Instalasi

gawat darurat non bedah di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Akademik

a. Sebagai bahan bacaan ilmiah dan informasi bagi rekan-rekan dan

praktisi keperawatan, dan sebagai kerangka untuk

mengembangkan kualitas ilmu keperawatan serta menjadi bahan

atau data bagi mereka yang ingin megadakan peneitian lebih

lanjut.

b. Sebagai bahan perbandingan bagi rekan-rekan untuk

penyusunan studi kasus bagi generasi yang akan datang.

4
2. Pelayanan Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan, khususnya bagi klien gangangguan system respirasi

dengan kasus Pneumonia.

3. Bagi Klien

a. Meningkatkan Pengetahuan klien dan keluarganya tentang cara

perawatan pada gangguan system respirasi dengan kasus

Pneumonia.

b. Memberi jasa pelayanan pada klien dengan gangguan system

respirasi pada kasus Pneumonia.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kasus

a. Tempat

Tempat pelaksanaan kasus di ruang di ruang Instalasi gawat

darurat (IGD) non bedah di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

b. Waktu

Waktu pelaksanaan kasus mulai tanggal 02 Oktober sampai 03

Oktober 2018.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk manajemen asuhan

keperawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat Non Bedah dengan

melakukan pengkajian dengan wawancara pada klien dan keluarga

5
klien secara langsung. Pengkajian yang dilakukan dengan 2 cara

yaitu pengkajian primer dan pengkajian sekunder. Pengkajian primer

dilakukan dengan menggunakan metode A (Airway), B (Breathing),

C (Circulation), D (Disability) dan E (Exposure). Sedangkan

pengkajian sekunder menggunakan metode Head To Toe, Serta

untuk data penunjang, pengumpulan data diambil dari buku status

pasien / buku rekam medik klien.

Anda mungkin juga menyukai