Laporan Akhir Komunitas RW 6 Pandanwangi
Laporan Akhir Komunitas RW 6 Pandanwangi
PENDAHULUAN
1
kabur atau rabun, sesak nafas, gastritis, penurunan fungsi dengar, dan tidak dapat
tidur. Dalam mengatasi keluhan tersebut warga memilih untuk mengkonsumsi obat
yang berada di toko obat bebas, jamu tradisional, dan memilih untuk sekedar istirahat
saja.
Banyak kendala yang dirasakan warga lansia terhadap kesehatan yang
menunjukkan bahwa warga lansia tersebut merasa tidak cukup puas terhadap
pelayanan kesehatan yang ada karena tidak memiliki kartu sehat, faskes yang
terbilang berjarak jauh, dan biaya yang harus dikeluarkan jika melakukan
pemeriksaan. Sehingga warga lansia tersebut berharap mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih dekat dan terjangkau atau bahkan tanpa harus mengeluarkan
biaya. Salah satu program terjangkau yang juga menjadi program kesehatan
pemerintah yang mampu memberikan penjaminan terhada kesehatan lansia di
wilayah-wilayah RW adalah Posyandu lansia. Belum adanya posyandu lansia inilah
yang mendukung warga lansia tidak terdorong untuk peduli terhadap kesehatannya.
Posyandu lansia merupakan merupakan suatu wadah untuk memberikan
pelayanan kesehatan dan pembinaan kepada kelompok usia lanjut di suatu wilayah,
dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat melalui kader kesehatan, dan
kerjasama lintas program /lintas sektor, dalam rangka untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat pada umumnya dan khususnya pada kelompok usia lanjut
(Dep.Kes. RI, 2005)
Hal ini menunjukkan dengan mayoritas pendidikan akhir lansia 60% SD, 20%
SMP, 17,1% SMA, dan 2,9% Tidak sekolah, sehingga dengan terbentuknya posyandu
lansia ini akan membantu warga lansia dalam melewati masa tuanya secara
berkualitas dan tercapainya program-program fasilitas kesehatan terhadap sasaran
masyarakat lanjut usia.
2
1.2 Tujuan
Tujuan Umum:
1.3 Manfaat
Asuhan keperawatan yang ditujukan kepada komunitas lansia di RW VI
Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang ini diharapkan
dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memberikan pengalaman dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan dan pengetahuan yang di dapat
selama pendidikan
2. Bagi Masyarakat Lansia
Lansia dapat mewujudkan dan menikmati hidup yang mandiri
dan sejahtera, serta mampu meningkatkan derajat kesehatannya.
3
3. Bagi Fasilitas Kesehatan
Ikut serta membantu pemerintah dalam program pembangunan
nasional, khususnya dalam bidang pembinana dan pelayanan lansia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
pelaksanaan askep yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga
masyarakat mampu secara mandiri dalam menghadapi masalah kesehatannya.
Adanya kesungguhan, kesesuaian, bersiklus, berfokus pada klien, interaktif dan
berorientasi pada komunitas, adalah elemen-elemen penting dalam asuhan
keperawatan komunitas. Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat,
seorang perawat kesehatan komunitas harus mampu memberi perhatian terhadap
elemen-elemen tersebut akan tampak pada rangkaian kegiatan dalam proses
keperawatan yang berjalan berkesinambungan secara dinamis dalam suatu siklus
melalui tahap pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
6
peningkatan, dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai tujuan. Model
keperawatan komunitas:
7
2.1.3.2. Sasaran Keperawatan Komunitas
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi sosial, dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sensiri oleh
karena suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya dan keluarga yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal
mereka. Maka disini peran perawat komunitas adalah membantu individu
agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik
dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kekurangannya
kemampuan menuju kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Yang terdiri dari kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu
rumah karena ikatan darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antar
keluarga satu dengan yang lainnya saling bergantung dan bernteraksi, bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan
maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang
ada disekitarnya.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, dan permasalahan.
2.1.4. Komponen Paradigma Keperawatan
2.1.4.1 Konsep manusia
1. Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari
pelayanan keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks
paradigma keperawatan ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat dalam
suatu system sistem tersebut dapat meliputi:
a. Sistem terbuka: manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh
lingkungan baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses
perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan dasar.
b. Sistem adaptif : manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan
maladaftif
8
c. Sistem personal, interpersonal dan social, manusia memiliki persepsi,
pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.
2. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat
profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan
kepada individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan
demikian konsep ini memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang
diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah
dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan
kebutuhan dasar.
3. Konsep sehat sakit
Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk
pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit.
Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998)
a. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan
b. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian
potensial tertinggi untuk sehat
c. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak
pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap
momen”here and now.”
d. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari
lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk
mempengaruhi lingkungan sekitar.
e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia
lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status
kesehatan.
f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri
4. Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang
bahwa lingkunan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dapat
mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan
keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang
ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
9
2.1.4.2 Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif
dan negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka
membangun strategi untuk promosi kesehatan. Dimana menurut model
Betty Neuman (Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi
demografi, populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang
dipengaruhi oleh sub system komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik,
perumahan, pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik
pemerintahan, kesehatan, pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan
rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data
statistik, angket dan wawancara.
2. Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa
seberapa besar stresor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat
reaksi yang timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar
dalam pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan. Diagnosa
keperawatan menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah kesehatan,
karakteristik populasi dan lingkungan yang dapat bersifat aktual, ancaman
dan potensial.
Masalah
No A B C D E F G H I J K L
Kesehatan
Keterangan Huruf:
A= sesuai dengan peran CHN F = Minat masyarakat
B = Sesuai dengan program G = kemudahan untuk diatasi
10
pemerintah H = tempat
C = sesuai dengan intervensi I = Dana
pendidikan kesehatan J = Waktu
D = Risiko terjadi K = fasilitas
E = Risiko parah L = petugas
Keterangan angka:
3 = Cukup
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder,
tersier yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang
sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap
perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan
diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah),
penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana
evaluasi.
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat
pencegahan (Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau
disfungsi dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan
khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan
gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada
saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan
ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
11
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang
anak usia bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada
pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika
terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan
untuk mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses
penyakit.
5. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil
yang diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan
evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
12
a. Kelompok Usia Virilitas (45—54 tahun), merupakan kelompok yang
berada dalam keluarga dan masyarakat luas.
b. Kelompok Usia Prasenium (55—64 tahun), merupakan kelompok yang
berada dalam keluarga, organisasi usia lanjut, dan masyarakat pada
umumnya.
c. Kelompok Usia Senecrus ( >65 tahun), merupakan kelompok yang
umumnya hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita
penyakit berat.
3. Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 4 tahun 1965
“Seseorang dinyatakan sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah
yang bersangkutan mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan
menerima nafkah dari orang lain”
2.2.3 Permasalahan Lanjut Usia
Menurut Nugraha (2000), permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia
secara individu, proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara
fisik, biologi, mental, maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang,
mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang
dapat mengakibatkan peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya
gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan
ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa tren dan isu pada lansia, di
antaranya: pertama, masalah kehidupan seksual berupa adanya anggapan bahwa
semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah mitos atau
kesalahpahaman. Kedua, perubahan perilaku; pada lansia sering dijumpai
terjadinya perubahan perilaku, di antaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering
menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan
karena dirinya sudah tidak menarik lagi, dan lansia sering menyebabkan
sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.
Ketiga, pembatasan aktivitas fisik; semakin lanjut usia seseorang, mereka akan
mengalami kemunduran, terutama di bidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan
timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat
meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain. Keempat,
kesehatan mental; Selain mengalami kemunduran fisik, lansia juga mengalami
13
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin
berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya.
2.3 Konsep Posyandu Lanjut Usia
2.3.1 Pengertian Posyandu Lanjut Usia
14
– Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk
membahas hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian
tugas, dan jadwal kegiatan
c. Menggerakkan masyarakat :
– Mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam
kegiatan Posyandu Lansia dan di kelompok usia lanjut.
– Memberikan penyuluhan/penyebarluasan informasi kesehatan,
antara lain cara hidup bersih dan sehat, gizi usia lanjut, kesehatan
usia lanjut, dll.
– Menggalang potensi / sumber daya tenaga kesehatan dari warga
setempat agar membantu pelayanan di Posyandu Lansia,
termasuk menggalang pendanaan yang bersumber dari
masyarakat.
– Memberikan Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia
b. Kegiatan Posyandu lansia
a. Meja 1: Pendaftaran
b. Meja 2: Penimbangan, pengukuran tinggi badan, penetapan IMT
dan aktifitas sehari-hari
c. Meja 3: Pengukuran tekanan darah, mengkaji status mental/
emosional usia lanjut dan pemeriksaan kesehatan;
d. Meja 4: Pemeriksaan kesehatan, laboratorium dan pemberian
pengobatan oleh tim medis;
e. Meja 5: Pemberian penyuluhan kesehatan.
2. Kegiatan Kelompok
15
tersebut adalah dalam rangka untuk mendukung peningkatan kualitas
hidup dan kemandirian usia lanjut (Dep.Kes.RI, 2005 )
c. Pendanaan
d. Pelaksana kegiatan
e. Pembinaan
16
8. Kartu Bantu Pemeriksaan Kesehatan Lansia
9. Buku Pedoman Kader Posyandu Usia Lanjut
g. Struktur Organisasi Posyandu Lansia
Pembina:
- Kepala Puskesmas
- Lurah/kepala Desa
- Ketua RW
- Ketua PKK Kel/RW
Ketua
Wakil Ketua
17
7) Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam
melaksanakan pelayanan
8) Kesehatan bagi usia lanjut.
18
sehingga usia lanjut dapat dengan mudah menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu, yang berada di lingkungan tempat tinggalnya.
19
g. rekreasi;
h. Diskusi dalam kelompok, untuk saling memberikan
pendapat tentang pemecahan
i. masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok;
j. Pemberian konseling oleh perawat komunitas kepada
anggota kelompok dalam
k. Membantu pemecahan masalah.
5) Melakukan pelayanan kesehatan yang memadai, proaktif kepada
usia lanjut
20
kerjasama dengan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPMK), PKK, klinik kesehatan swasta,
yayasan Gerontologi, atau organisasi lain yang peduli dengan usia
lanjut. Kerjasama tersebut dalam bentuk penggalangan dana,
pengadaan fasilitas posyandu atau tenaga kesehatan yang
diperbantukan pada pelayanan Posyandu Lansia. Selain itu, dapat juga
dilakukan penggalangan sumber daya tenaga kesehatan dari warga
setempat seperti dokter, perawat, bidan, analis kesehatan dan tenaga
farmasi untuk diberdayakan dalam pelayanan di Poyandu Lansia.
Langkah tersebut merupakan bentuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat, yang berguna dalam mewujudkan pelayanan Posyandu
lansia yang mandiri.
21
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mental emosional, dengan menggunakan pedoman (lihat KMS
usia lanjut)
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa
tubuh (IMT)
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensi meter dan
stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau
Cuprisulfat.
6. Pemeriksaan kadar gula dalam darah atau air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah, kadar kolesterol
dalam darah
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan
atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam kegiatan Posyandu Lansia,
kegiatan kelompok, kegiatan kunjungan rumah, sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau
kelompok Usia Lanjut.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas pada anggota
kelompok usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan
Home Care (Perawatan Di Rumah )
11. Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Penentuan menu
makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari
daerah tersebut.
Untuk lebih jelasnya mekanisme kegiatan sistem 5 meja, lihat matriks
berikut ini.
22
Kegiatan Pelayanan Posyandu Lansia dengan sistem 5 meja/tahapan:
Meja/
Kegiatan Sarana yang dibutuhkan Pelaksana
Tahap
PERSIAPAN
23
6. Formulir pencacatan hasil kegiatan
7. Peralatan kesehatan : Timbangan dewasa, meteran /pengukuran tinggi badan,
stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana, termometer.
8. Obat-obatan yang ditetapkan oleh medis
9. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut
10. Buku Pedoman Kader Posyandu Usia Lanjut
11. Media penyuluhan
MEJA 1: PENDAFTARAN
KEGIATAN :
2. Panggil lansia sesuai dengan nomor urut, ucapkan salam “ Selamat pagi/siang ibu/ bapak,
silahkan duduk “
3. Catat identitas lansia pada buku pendaftaran, KMS lansia, dan kartu bantu pemeriksaan,
: nama, umur, jenis kelamin, alamat RT/ RW, pekerjaan, pendidikan terakhir tanggal
kunjungan, nama posyandu, nomor KMS
KEGIATAN :
2. Tetapkan Indeks Massa Tubuh (IMT) lansia dengan menggunakan grafik IMT pada
KMS lansia.
I M T : Indeks Massa Tubuh ditentukan dengan mencari titik temu antara garis bantu
yang menghubungkan berat badan yang sudah diukur dengan tinggi badan.
24
Nilai normal IMT untuk pria dan Wanita usia lanjut berkisar antara 18,5 - 25.
L : (lebih) bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna merah
N : (normal) bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna hijau
K : (kurang) bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna kuning
3. Jelaskan pada lansia tentang hasil pengukuran IMT, kemudian catat pada KMS dan
Kartu Bantu Pemeriksaan
4. Tanyakan pada lansia aktifitas sehari-hari (kemandirian lansia), apakah masuk dalam
kategori A (ketergantungan total), Kategori B (ketergantuan sebagian), atau kategori C
(mandiri).
Yang dimaksud kegiatan sehari-hari atau kemandirian adalah kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti : makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya. Kegiatan melakukan pekerjaan diluar
rumah, seperti : berbelanja, mencari nafkah, mengambil pensiun, arisan, pengajian, dan
lain-lain.
Katagori A : apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu melakukan kegiatan
25
MEJA 3 : PENGUKURAN TEKANAN DARAH, PEMERIKSAAN STATUS
KEGIATAN :
1. Ukur tekanan darah lansia, selanjutnya catat pada KMS dan Kartu Bantu
Pemeriksaan
T : (tinggi) bila salah satu dari sistole atau diastole, keduanya diatas normal
N : (normal) bila sistole (atas) antara 120 -140 dan diastole (bawah) kurang
dari
90mmHg
Pertanyaan tahap 1 :
Pertanyaan tahap 2 :
1. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam
sebulan?
2. Apakah anda mempunyai masalah atau banyak pikiran?
3. Apakah anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga atau
orang lain?
4. Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter?
5. Apakah anda cenderung mengurung diri didalam kamar?
Bila 1 atau lebih jawaban ”ya” maka usia lanjut mempunyai masalah
emosional. Kemudian catat pada KMS dan Kartu Bantu Pemeriksaan.
3. Tanyakan keluhan yang dirasakan saat ini, catat pada KMS dan Kartu Bantu
26
Pemeriksaan
KEGIATAN :
e. dll.
Hb: Periksalah Hemoglobin dengan salah satu cara yaitu Talqvist, sahli atau cuprisulfat.
Bila menggunakan Talquist maka:
Gula Darah (Acak) : Kadar gula darah melalui pemeriksaan Gluko Test
Penentuan kadar gula darah acak : Tinggi, Normal atau Rendah adalah berdasarkan
pedoman pada jenis alat (merk) yang digunakan dan ditetapkan oleh petugas kesehatan.
Kadar asam urat dalam darah, kadar kolesterol dalam darah melalui pemeriksaan Asam
Urat Test dan Kolesterol Test. Penentuan Tinggi, Normal atau Rendah adalah berdasarkan
pedoman pada jenis alat (merk) yang digunakan dan ditetapkan oleh petugas kesehatan
2. Berikan pengobatan kepeda lansia sesuai dengan indikasi, catat pada KMS dan Kartu
Bantu Pemeriksaan.
27
4. Anjurkan lansia untuk memeriksakan lebih lanjut kepada dokter/Puskesmas bila keluhan
berlanjut.
KEGIATAN :
1. Catat kembali hasil pemeriksaan dan pelayanan masing-masing lansia pada Formulir
Pencatatan Hasil Kegiatan Posyandu Lansia, dengan menulis kembali atau mencontreng
pada kolom yang sesuai dengan hasil dan jenis pemeriksaan
2. Beri tanda tangan dan stempel pada kolom yang tersedia oleh ketua Posyandu Lansia dan
petugas Puskesmas yang hadir.
2. Rekapan hasil kegiatan dibuat rangkap 2. Rangkap ke-satu untuk diserahkan kepada
petugas Puskesmas dan rangkap ke-2 untuk arsip Posyandu lansia
28
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Umum
Identitas Posyandu
29
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan
Pandanwangi didapatkan bahwa jenis dinding terbuat dari batu bata
dan batako yang kuat dan kokoh.
4. Jenis Lantai
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan
Pandanwangi didapatkan bahwa jenis lantai terbuat dari keramik,
plester, ubin, dan tanah.
5. Ventilasi Ruangan
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan
Pandanwangi didapatkan bahwa setiap rumah/ruangan memiliki
ventilasi, namun jarang dibuka dan berukuran kecil.
6. Pencahayaan
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan
Pandanwangi didapatkan bahwa pencahayaan setiap rumah masih
kurang baik disebabkan karena posisi rumah yang berdempetan dan
posisinya dibawah.
7. Lingkungan Sekitar/Halaman
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan
Pandanwangi didapatkan bahwa halaman warga sempit dan
kebanyakan terdapat sampah rongsokan yang ditimbun (sebagai
sumber penghasilan warga), sehingga menyebabkan lingkungan
terlihat kumuh, kotor, sedikit bau, dan terdapat beberapa vektor.
b. Sanitasi
1. Penyediaan Air Bersih
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
didapatkan bahwa penyediaan air bersih menggunakan PDAM dan sumur
gali yang cukup dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga RW 06.
2. Pengelolaan Kamar Mandi
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
didapatan bahwa kamar mandi kondisinya berukuran cukup kecil,
sebagian besar lantainya licin, dan cukup bersih.
3. Pengelolaan Bak Air
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
didapatkan bahwa warga memiliki bak mandi dan penampungan air
bersih yang kondisinya bersih dan tertutup. Warga melakukan pengurasan
30
minimal 1 minggu sekali karena ukuran bak mandi dan penampungan air
bersih berukuran kecil. Tidak ada jentik nyamuk pada bak air warga.
4. Pembuangan Sampah
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
didapat bahwa warga membuang sampah pada tempat sampah. Warga
memiliki tempat sampah di dalam rumah maupun sekitar rumah. Kondisi
tempat sampah cukup baik dan tetutup. Namun sebagian warga masih
menimbun sampah rongsokan di lingkungan rumah.
c. Fasilitas
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
fasilitas yang ada di RW 06 Kelurahan Pandanwangi diantaranya adalah
fsilitas umum (jamban umum, TPA, Balai RW, dan Masjid) serta fasilitas
pendidikan (PAUD).
d. Keamanan dan Transportasi
- Keamanan
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
didapapkan bahwa masyarakat merasa aman karena tidak pernah terjadi
kasus kriminalitas, sehingga masyarakat berfikir tidak perlu mengadakan
siskampling atau pos ronda namun warga saling tolong menolong dan
saling menjaga ketertiban agar hidup mereka aman dan nyaman.
- Transportasi
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
didaptatkan bahwa mayoritas warga sudah memiliiki kendaraan (sepeda
motor dan sepeda) namun tidak jarang masyrakat menggunakan
transportasi umum (angkot) untuk melakukan aktfitas.
e. Komunikasi
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
didapatkan bahwa mayoritas warga memiliki alat komunikasi berupa
Handphone, selain itu masrayakat melakukan komunikasi bersama warga
RW dengan musyarawah mufakat, masyarakat juga saling berinteraksi
dalam kehidupan seharai hari melalui organisasi masyarakat.
f. Politik dan Pemerintahan
Berdasarkan hasil survei RW 06 masuk pada Kelurahan Pandanwangi di
kepalai oleh Lurah yang membawahi Ketua RW 06, Ketua RT 1—07 dan
warga Kelurahan Pandanwangi.
31
g. Rekreasi
Berdasarkan hasil survei pada komunitas RW 06 Kelurahan Pandanwangi
didapatkan bahwa mayoritas warga RW 06 melakukan rekreasi
sederhana, seperti mengunjungi saudara yang dekat dengan rumah
mereka, menonton TV, jalan-jalan bersama lansia dan berbincang dengan
tetangga.
TABULASI DATA
Tabel 1: Tabulasi Data Demografi Berdasarkan Usia
STATUS PERKAWINAN
No. RT
KAWIN JANDA/DUDA BELUM
1. 1 5 1 0
2. 2 2 1 0
3. 3 7 3 0
4. 4 15 0 0
5. 5 0 1 0
6. 6 0 0 0
7. 7 0 0 0
JUMLAH 29 6 0
PRESENTASE (%) 82.9% 17.1% 0%
32
Table 3: Tabulasi Data Demografi Berdasarkan Pekerjaan
PEKERJAAN
No. RT TNI/
PETANI/
SWASTA
BURUH
POLISI IRT
DLL
1. 1 0 3 0 3
2. 2 0 0 0 3
3. 3 2 2 0 6
4. 4 3 3 2 7
5. 5 1 0 0 0
6. 6 0 0 0 0
7. 7 0 0 0 0
JUMLAH 6 8 2 19
PRESENTASE (%) 17.1% 22.9% 5.7% 54.3%
1 3 1 0 1
2 2 0 1 0
3 8 1 1 0
4 8 4 0 0
5 0 1 4 0
6 0 0 0 0
7 0 0 0 0
JUMLAH 21 7 6 1
PRESENTASE (%) 60.0% 20.0% 17.1% 2.9%
HOBI
OLAH
RT BACA/TULIS MEMASAK TRAVELING
RAGA
1 0 6 0 0
2 1 1 0 0
3 0 9 1 0
4 3 13 1 2
5 0 1 0 0
6 0 0 0 0
7 0 0 0 0
JUMLAH 4 30 2 2
PRESENTASE (%) 11.4% 85.7% 5.7% 5.7%
33
Table 6: Tabulasi Data Berdasarkan Riwayat Penyakit
RIWAYAT PENYAKIT
RT GASTRITI OSTEOPOROS
HT DM JANTUNG STROKE IS
S
1 0 1 0 2 0 0
2 2 2 1 1 1
3 2 0 0 1 0 0
4 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 4 3 0 4 1 1
PRESENTASE (%) 11.4% 8.6% 0.0% 11.4% 2.9% 2.9%
34
Table 7: Tabulasi Data Berdasarkan Masalah Kesehatan
MATA PENDENGARAN PERNAFASAN JANTUNG PENCERNAAN
Cepat lelah
berdenging
Berkurang
perubahan
Berdebar
Berlebih
tengkuk
Normal
Telinga
Normal
Normal
Normal
Normal
uluhati
Pusing
Ma/mi
Kabur
Berair
Batuk
Sesak
Nyeri
Nyeri
Nyeri
Mual
BAB
RT
1 1 2 1 2 1 0 5 0 0 6 0 1 0 0 5 0 0 1 0 5
2 1 2 0 1 1 0 2 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
3 3 1 0 6 1 1 8 0 0 10 0 0 1 0 8 0 1 0 0 9
4 7 2 2 7 2 1 12 3 4 11 2 1 0 0 13 1 3 0 0 12
5 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 12 7 3 17 5 2 28 3 5 30 3 3 2 1 28 2 5 1 0 28
PRESENTASE (%) 34% 20% 9% 49% 14% 6% 80% 9% 14% 86% 9% 9% 6% 3% 80% 6% 14% 3% 0% 80%
PERGERAKAN SYARAF PERKEMIHAN
Kesemutan
pinggang
Bengkak
Gemetar
Lumpuh
Kontrol
Normal
Normal
Banyak
Normal
Hilang
Hilang
Sering
Sendi
Nyeri
Nyeri
Nyeri
BAK
BAK
RT
Rasa
kaki
1 0 0 2 2 1 1 0 0 0 6 0 1 1 4
2 0 0 2 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 3
3 2 0 2 4 0 4 0 0 0 10 0 0 0 10
4 4 1 7 2 3 5 0 0 0 15 0 1 0 14
5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 1 13 8 4 12 0 0 0 35 0 2 1 32
PRESENTASE (%) 17% 3% 37% 23% 11% 34% 0% 0% 0% 100% 0% 6% 3% 91%
35
Table 8: Tabulasi Data Berdasarkan Perilaku Kesehatan
Kadang
Kadang
Kadang
Kadang
pernah
pernah
pernah
pernah
Sering
Sering
Sering
Sering
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
RT
1 3 0 2 1 3 0 3 0 1 2 3 0 0 2 0 4
2 2 0 1 1 1 1 0 3 0 0 2 1 1 0 0 2
3 5 5 0 0 3 2 5 0 4 0 6 0 1 2 4 3
4 6 3 4 2 8 1 3 3 6 3 4 2 3 3 3 6
5 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 16 8 8 4 16 4 11 6 11 5 16 3 5 7 8 15
PRESENTASE (%) 46% 23% 23% 11% 46% 11% 31% 17% 31% 14% 46% 9% 14% 20% 23% 43%
36
Table 9: Tabulasi Data Berdasarkan Aktivitas Sehari-Hari
Pola Makan dan Minum
Frekuensi Jumlah Komposisi Jumlah cairan Jenis minum keluhan
RT
1 1/2 1/4 Kurang
Seimb >8 6-7 <5 air kopi/ Sakit Sakit
>3x 3x 2x 1x ang
cukup kurang
gelas
8 gelas
gelas gelas putih teh
nafsu menelan Gigi
alergi
porsi porsi porsi makan
1 0 6 0 0 2 0 3 5 1 0 0 0 1 5 5 1 0 1 1 1
2 0 2 0 1 3 0 0 0 3 0 0 1 0 2 2 1 1 0 0 0
3 0 5 6 0 9 2 0 0 6 3 2 0 5 3 10 2 0 0 1 0
4 3 6 5 1 10 4 1 4 11 0 4 0 9 1 15 2 1 0 3 1
5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 3 20 11 2 25 6 4 10 21 3 6 2 15 11 33 6 2 1 5 2
PRESENTAS 57 31
9% 6% 71% 17% 11% 29% 60% 9% 17% 6% 43% 31% 94% 17% 6% 3% 14% 6%
E (%) % %
Pola Makan dan Minum Pola BAK BAB
Jenis minum Keluhan frekuensi BAB frekuensi BAK Jumlah BAK
RT air kopi/ Kurang Sakit 1 hari 2 hari >2 hari
Sakit 800- 500-
nafsu menelan alergi 6x 4-5x >3x >1200
putih teh makan Gigi sekali sekali sekali 1200 800
1 5 1 0 1 1 1 5 1 0 0 3 3 1 1 4
2 2 1 1 0 0 0 3 0 0 2 1 0 0 3 0
3 10 2 0 0 1 0 9 1 0 1 7 3 2 6 2
4 15 2 1 0 3 1 12 1 2 3 11 1 5 8 2
5 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 33 6 2 1 5 2 30 3 2 6 23 7 8 19 8
PRESENTASE (%) 94% 17% 6% 3% 14% 6% 86% 9% 6% 17% 66% 20% 23% 54% 23%
37
Pola Istirahat-tidur Personal hygene
Jumlah Masalah Frekuensi mandi Frekuensi Ganti baju
insomnia
mudah
bangu
ramai
RT
tidur
sulit
5-6 jam 4 jam <4 jam 3x 2x 3x 2x
n
1 3 2 1 0 0 1 0 1 5 3 3
2 3 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1
3 7 1 2 0 0 1 0 3 7 3 7
4 9 5 1 1 2 2 2 4 11 4 11
5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 23 8 4 1 2 4 2 10 25 12 23
PRESENTASE (%) 66% 23% 11% 3% 6% 11% 6% 29% 71% 34% 66%
Table 10: Tabulasi Data Berdasarkan Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik
Tangga lantai sekitar
RT Lantai Kamar penerangan lantai sekitar ada selokan
tanpa rumah tidak
rumah licin mandi licin kurang rumah licin terbuka
pegangan rata
1 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 3 0 0 0
3 2 4 2 1 1 2 4
4 7 3 8 3 5 3 7
5 0 1 0 0 0 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 9 8 10 7 6 5 12
PRESENTASE (%) 26% 23% 29% 20% 17% 14% 34%
38
Table 11: Tabulasi Data Berdasarkan Sosial Ekonomi
PELAYANAN KESEHATAN
TERATUR
TERATUR
WARUNG
DOKTER
FASKES
JAMKES
KLINIK
ASKES
OBAT
LAIN
PKM
RT TDK
TDK
JPS
RS
1 0 6 0 0 0 3 0 0 6 0 4 2
2 0 2 0 0 1 1 2 0 3 0 0 3
3 1 3 0 3 3 3 7 3 3 4 1 9
4 1 6 2 2 6 7 8 0 8 7 4 11
5 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 2 18 2 5 10 15 17 3 21 11 9 26
PRESENTASE
6% 51% 6% 14% 29% 43% 49% 9% 60% 31% 26% 74%
(%)
HUBUNGAN SOSIAL
RT DIKUNJUNGI
PENGAJIAN ARISAN REKREASI
SANAK
1 6 0 3 1
2 2 0 2 0
3 10 1 10 10
4 5 4 15 11
5 1 0 1 0
6 0 0 0 0
7 0 0 0 0
JUMLAH 24 5 31 22
PRESENTASE
69% 14% 89% 63%
(%)
39
Visualisasi Data Demografi
16
14
12
10
TINGKAT USIA LANSIA
8 16 17
2
2
0
45—59 60—74 75—90
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 16 Jiwa Usia 45-59 Usia Pertengahan, 17 Jiwa Usia 60-74
Lanjut Usia, 2 Jiwa 75-90 Lanjut Usia Tua
STATUS PERKAWINAN
35
30
25
20
15 29
10
5
6 0
0
KAWIN JANDA/DUDA BELUM
40
Grafik 4 : Lansia Berdasarkan pekerjaan
20
PEKERJAAN
18 19
16
14
12
10
8
8
6
6
4
2
2
0
SWASTA PETANI/ BURUH TNI/ POLISI DLL IRT
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 6 JIWA pekerjaan swasta, 8 jiwa pekerjaan petani/buruh, 2
jiwa pekerjaan TNI/polisi, dan 19 jiwa pekerjaan IRT
TINGKAT PENDIDIKAN
25
21
20
15
10
7
6
5
1
0
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 21 JIWA TINGKAT PENDIDIKAN sd, 7 jiwa tingkat
pendidikan smp, 6 orang tingkat pendidikan SMA, dan 1 jiwa tidak bersekolah
41
Grafik 6 : Lansia Berdasarkan hobi
HOBI
HOBI
35
30
30
25
20
15
10
5
4 2 2
0
BACA/TULIS MEMASAK TRAVELING OLAH RAGA
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 4 jiwa memiliki hobi membaca/menulis, 30 jiwa memiliki hobi
memasak, 2 jiwa memiliki hobi traveling, dan 2 jiwa memiliki hobi olah raga.
RIWAYAT PENYAKIT
4.5
4
3.5 4 4
3
2.5 3
2
1.5
1
0.5 0 1 1
0
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 4 jiwa memiliki riwayat penyalit HT, 3 jiwa memiliki riwayat
penyakit dm, 0 tidak ada penyakit jantung, 4 jiwa memiliki riwayat penyaki gastritis, 1 jiwa
meiliki riwaya penyakit stroke, dan 1 jiwa memiliki riwayat osteoporosis
42
Grafik 8 : Lansia Berdasarkan masalah kesehatan mata
MASALAH KESEHATAN
MATA
20 17
12
10 7
3
0
Kabur Berair Nyeri Normal
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 12 jiwa mengelukan mata kabur, 7 jiwa mata berair, 3 jiwa
mata nyeri, dan 17 jiwa normal.
MASALAH KESEHATAN
PENDENGARAN
30 28
20
10 5
2
0
Berkurang Telinga Normal
berdenging
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 5 jiwa mengeluhkan pendengaran berkurang, 2 jiwa
mengeluhkan pendengaran berdenging, dan 28 jiwa normal
43
MASALAH KESEHATAN
PERNAFASAN
35
30
30
25
20
15
10
5
5 3
0
Batuk Sesak Normal
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 3 jiwa mengeluhkan batuk lebih dari 2 minggu, 5 jiwa
mengeluhkan sesak, dan 30 jiwa normal.
44
MASALAH PENCERNAAN
30 28
25
20
15
10
5
5 2 1 0
0
Mual Nyeri Ma/mi perubahan Normal
uluhati Berlebih BAB
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 2 jiwa mengeluhkan mual, 5 jiwa mengeluhkan nyeri ulu hati,
1 jiwa makan/minum berlebih, 0 jiwa tidak mengalami perubahan BAB, dan 28 jiwa
normal.
14 MASALAH
13 PERGERAKAN
12
12
10
8
8
6
6
4
4
2 1
0
Nyeri kaki Bengkak Kesemutan Nyeri Nyeri Sendi Normal
pinggang
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi terdapat6 jiwa nyeri kaki, 1 jiwa bengkak, 13 jiwa kesemutan,
8 jiwa nyeri pinggang, 4 jiwa nyeri sendi, dan 12 jiwa normal
45
25
21
20
16 16
15
12
11 11
10
5
5
0
PERILAKU KESEHATAN
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 16 jiwa sering makan asin, 16 jiwa sering makan manis, 11
jiwa sering makan gorengan, 5 jiwa sering makan tinggi purin, 12 jiwa sering minum kopi,
11 jiwa sering beli obat bebas di toko tanpa resep dokter, dan 21 jiwa sering melakukan
aktivitas olah raga.
FREKUENSI MAKAN
30
20
20
11
10
3 2
0
>3x 3x 2x 1x
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 3 jiwa makan lebih dari 3 kali sehari, 20 jiwa makan 3 kali
sehari, 11 jiwa makan 2 kali sehari, 2 jiwa makan 1 kali sehari
46
JUMLAH MAKAN
30
20
10
0
1 pors 1/2 porsi 1/4 porsi
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi, 25 jiwa makan 1 porsi, 6 jiwa makan ½ porsi sehari, dan 4
jiwa makan ¼ porsi sehari
KOMPOSISI MAKAN
30
20
10
0
seimbang cukup kurang
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 10 jiwa makan makanan seimbang, 21 jiwa makan makanan
cukup, dan 3 jiwa makan makanan kurang
47
JUMLAH CAIRAN
16
14
12
10
8
6
4
2
0
>8 gelas 8 gelas 6-7 gelas <5 gelas
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 6 jiwa minum lebih dari 8 gelas perhari, 2 jiwa minum 8 gelas
per hari, 15 jiwa minum 6-7 gelas per hari, dan 11 jiwa minum kurang dari 5 gelas per hari.
JENIS MINUMAN
40 33
Orang
20
6
0
air putih kopi/teh
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 33 jiwa inum air putih , dan 6 jiwa sering minum kopi/the.
48
KELUHAN
6
5
4
Orang
3
2
1
0
Kurang nafsu Sakit menelan Sakit Gigi alergi
makan
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 2 jiwa kurang nafsu makan saat makan, 1 jiwa sakit menelan
saat makan, 5 jiwa sakit gigi/ompong saat makan, dan 2 jiwa mempunyai alergi makan.
FREKUENSI BAB
40
30
Orang
20
10
0
1 hari sekali 2 hari sekali >2 hari sekali
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 30 jiwa BAB 1 kali dalam sehari, 3 jiwa BAB 2 kali dalam
sehari, dan 2 jiwa BAB kurang dari 2 kali dalam sehari.
49
50 FREKUENSI BAK PERHARI
0
6x 4-5x >3x
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 6 jiwa BAK 6 kali dalam sehari, 23 jiwa BAK 4-5 kali dalm
sehari, dan 7 jiwa BAK kurang dari 3 kali sehari.
JUMLAH BAK
20
15
Orang
10
5
0
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 8 jiwa jumlah BAK kurang dari 1200 cc perhari, 19 jiwa
jumlah BAK 800-1200 cc perhari, dan 8 jiwa jumlah BAK 500-800 cc perhari.
POLA ISTIRAHAT-TIDUR
23
8 4 4
1 2 2
5-6 jam 4 jam <4 jam ramai insomnia sulit tidur mudah
bangun
Jumlah Masalah
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 23 jiwa jumlah jam tidur 5-6 jam per hari, 8 jiwa jumlah jam
tidur 4 jam, dan 4 jiwa jumlah jam tidur kurang dari 4 jam. Dari maslah tidur terdapat, 1
jiwa terdapat masalah tidur karena ramai/berisik, 2 jiwa terdapat masalah tidur karena
insomnia, 4 jiwa terdapat masalah tidur karena sulit tidur, 2 jiwa terdapat masalah tidur
karena mudah terbangun ketika tidur.
50
KEBERSIHAN DIRI
25 23
10 12
3x 2x 3x 2x
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi 10 jiwa mandi 3 kali dalam sehari, 25 jiwa mandi 2 kali dalam
sehari. Dari data frekuensi ganti baju terdapat, 12 jiwa ganti baju 3 kali dalam sehari, dan
23 jiwa ganti baju 2 kali dalam sehari.
LINGKUNGAN FISIK
14
12
12
10
10 9
8
ORANG
8 7
6
6 5
4
2
0
Lantai rumah Tangga tanpa Kamar mandi penerangan lantai sekitar lantai sekitar ada selokan
licin pegangan licin kurang rumah licin rumah tidak terbuka
rata
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi. Dari data lingkungan fisik terdapat, 9 jiwa lantai rumah licin, 8
jiwa tangga tanpa pegangan, 10 jiwa kamar mandi licin, 7 jiwa penerangan kurang, 6 jiwa
lantai sekitar rumah licin, 5 jiwa lantai sekitar rumah tidak rata, dan 12 jiwa ada selokan
terbuka.
SOSIAL EKONOMI
30 25
25 21
20
15
10 7 5
5 0
0
Tidak Penghasilan Penghasilan 300- Penghasilan dukungan
berpenghasilan <300rb 500rb >500rb sumberdana
51
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi. Dari data social ekonomi terdapat, 21 jiwa tidak
berpenghasilan, 7 jiwa penghasilan kurang dari 300 ribu, 5 jiwa penghasilan 300-500 ribu,
0 jiwa penghasilan kurang dari 500 ribu, dan 25 jiwa dukungan sumber dana.
PELAYANAN KESEHATAN
30
25
20
15
10
5
0
Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas didapatkan dari 35 sampel lansia (RT 1—7) RW
06 Kelurahan Pandanwangi. Dari data pelayanan kesehatan terdapat, 2 jiwa ke rs, 18 jiwa
ke puskesmas, 2 jiwa ke klinik, 5 jiwa ke dokter, 15 jiwa teratur ke fasilitas kesehatan, 17
jiwa tidak teratur ke fasilitas kesehatan, 24 jiwa memiliki jaminan kesehatan, 11 jiwa tidak
memiliki jaminan kesehtan, 9 jiwa membeli obat di warung tanpa resep dokter, dan 26 jiwa
ke fasilitas kesehatan terdekat.
HUBUNGAN SOSIAL
40
31
30 24 22
ORANG
20
10 5
0
PENGAJIAN ARISAN DIKUNJUNGI SANAK REKREASI
52
3.2 Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan Komunitas
Data yang
No. Etiologi Rasional Mendukung
53
2. Nama Masalah : resiko peningkatan angka kesakitan maag
Data yang
No. Etiologi Rasional Mendukung
54
3. Nama Masalah: resiko peningkatan angka kesakitan kesemutan
55
a. Rencana Askep Komunitas
56
maag. mampu: makanan.
4. Meningkatnya 1. Lansia 3. Lansia dapat
angka mengerti menerapkan
kesakitan tantang perilaku
kesemutan. pentingnya kesehatan
menjaga terutama
perilaku mengkonsu
kesehatan. msi
2. Memahami makanan
pentingnya sehari-hari
perilaku
kesehatan.
3. Melaksanakan
perilaku
kesehatan,
terutama
permasalahan
konsumsi
makanan
sehari-hari.
57
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang
diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas
dengan sistem acak dan telah dikonsultasikan ke pembimbing komunitas akademik
serta disesuaikan dengan lembar pengkajian dari institusi. Setelah format pengkajian
siap, maka penanggung jawab masing-masing RT mempunyai hak otonom dalam
mekanisme pengumpukan datanya.
Selama melakukan pengkajian komunitas pada lansia RW VI Kelurahan
Pandanwangi Kota Malang, kami menemukan masalah:
1. Resiko peningkatan angka kesakitan hipertensi.
2. Resiko peningkatan angka kesakitan maag.
3. Resiko peningkatan angka kesakitan kesemutan.
Dari ketiga masalah yang ditemukan mahasiswa, maka diharapkan
lansia mampu dan mau merubah perilaku kesehatan terutama masalah konsumsi
makanan sehari-hari. Perumusan masalah tersebut mahasiswa mendapatkan beberapa
permaslah yang cukup berat, namun masih dapat di cegah, karena lansia kurang
menyadari pentingnya menjaga perilaku kesehatan terutama konsumsi makanan
sehari-hari telah dan kurang menyadari pentingnya kesehatan dalam hidup. Namun
terdapat beberapa hambatan saat menentukan hari untuk musyawarah masyarakat,
adanya konfirmasi satu arah dari pihak pembimbing, namun dari hambatan tersebut,
mahasiswa mampu menyesuaikan keadaan dengan baik dan bertanggung jawab.
58
2. Resiko peningkatan angka kesakitan maag berhubungan dengan adanya
penderita maag kronik/ lebih dari 6 bulan, sering mengalami nyeri ulu hati,
sering konsumsi kopi setiap minggunya, dan sering mengkonsumsi obat bebas
di warung tanpa resep dokter.
3. Resiko peningkatan angka kesakitan kesemutan berhubungan dengan
banyaknya lansia kesemuatan pada kaki dan tangan, suka makan manis, dan
sedah masuk katagori usia dengan kategori mendekati resiko tinggi.
4.3. Intervensi
Intervensi disusun sebagai alternativ pemecahan masalah, harus berorientasi
pada masalah, sumberdaya yang tersedia, dan dapat terjangkau dari hasil musyawarah
komunitas RW VI Kelurahan Pandanwangi pada tanggal 22 Februari 2018 dengan
mengemukakan data saat pengkajian, telah disepakati bahwa alternative yang dipilih
untuk memecahkan masalah dengan metode:
1. Penyuluhan tentang hipertensi.
2. Penyuluhan tentang maag.
3. Penyuluhan tentang kesemutan.
4. Melatih senam anti hipertensi pada lansia dan kader.
4.4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap pelaksana rencana intervensi, rencana
intervensi yang telah disusun dapat dilaksanakan sesuai rencana dengan peran aktif
masyarakat RW 06 Kelurahan Pandanwangi Kota Malang, dan dukungan pihak
Puskesmas Pandanwangi Kota Malang serta institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes
Malang, sesuai dengan kesepakatan dalam MMRW (Musyawarah Masyarakat RW)
RW 06 Kelurahan Pandanwangi Kota Malang maka kami telah melakukan berbagai
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia yang optimal.
Adapun lampiran kegiatan adalah sebagai berikut:
Jadwal Implementasi
No. Hari, Waktu Sasaran Jenis Kegiatan Tempat Penanggung Keterangan
tanggal Jawab
1. kamis, 08.30- Tokoh Melakukan Balai RW 06 TIM Terlaksana
22-02- 09.00 masyarakat musyawarah Kelurahan
2018 dan lansia masyarakat RW Pandanwangi
RW 06 06
59
2. kamis, 09.15- Lansia RW - Penyuluhan Balai RW 06 TIM Terlaksana
22-02- 10.00 06 Tentang Kelurahan
2018 Hipertensi. Pandanwangi.
- Penyuluhan
Tentang
Gastritis
- Penyuluhan
Tentang
Kesemutan
3. kamis, 10.00- Lansia RW - Tanya Jawab Balai RW 06 TIM Terlaksana
22-02- 10.20 06 Seputar Kelurahan
2018 Penyuluhan Pandanwangi
Dan
Kesehatan
4. kamis, 10.25- Lansia RW - Mengajarkan Balai RW 06 TIM Terlaksana
22-02- 10.45 06 Senam Kelurahan
2018 Hipertensi Pandanwangi
5. kamis, 10.45- Lansia RW - Penutupan Balai RW 06 TIM Terlaksana
22-02- 11.00 06 Dan Doa Kelurahan
2018 Pandanwangi
1.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai
keefektifan intervensi yang telah dilakukan.
60
waktu
pelaksaan ke
lansia
1. kamis, 09.15- Lansia RW - Penyuluhan - Situasi - Menyajikan
22-02- 10.00 06 Tentang pada saat power point
2018 Hipertensi. penyuluh dengan
- Penyuluhan an kurang penjelasan
Tentang kondusif, gambar-
Gastritis pembicar gambar,
- Penyuluhan a tidak supaya
Tentang menggun mudah
Kesemutan akan terbaca
pengeras - Memberikan
suara kesempatan
bertanya di
akhir sesi
- Memberikan
penyuluhan /
konsultasi
perorangan
di meja 5
ketika
posyandu
2. kamis, 10.00- Lansia RW - Tanya Jawab - Awalnya - Menyediakan
22-02- 10.20 06 Seputar peserta doorprize
2018 Penyuluhan tidak ada kepada
Dan yang peserta yang
Kesehatan bertanya bertanya
- Lansia - Memberikan
belum kesempatan
memaha beertanya
mi materi
yang
disampaik
an
61
3. kamis, 10.25- Lansia RW - Mengajarkan - Peserta - Melakukan
22-02- 10.45 06 Senam Anti yang senam anti
2018 Hipertensi mengikuti hipertensi /
senam senam lansia
belum setiap kali
sepenuhn pertemuan
ya posyandu
menghafa dengan target
l gerakan- 70%
gerakan kehadiran
senam, lansia
tetapi
sudah ada
gerakan
yang
sering
diajarkan
4. kamis, 10.45- Lansia RW - Penutupan - Belum - Menunjuk
22-02- 11.00 06 Dan Doa ditentuka tokoh agama
2018 n dari lansia
pembaca untuk
doa untuk memimpin
penutupa doa
n
sekaligus
tasyakura
n
Dari Kegiatan penyuluhan tentang Hipertensi, Gastritis, dan Paratesia lansia diberikan pertanyaan
62
50% lansia sudah menghafal gerakan-gerakan senam yang telah
diajarkan.
90% lansia mampu memperagakan gerakan senam anti hipertensi
63
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah Melaksanankan Pengkajian data komunitas lansia di RW VI Kelurahan
Pandanwangi Kota Malang, kami menemukan beberapa masalah, yaitu Resiko
peningkatan angka kesakitan hipertensi, Resiko peningkatan angka kesakitan maag
dan Resiko peningkatan angka kesakitan kesemutan.
Dari permasalahan tersebut kami menyusun beberapa intervensi, yaitu .
Penyuluhan tentang hipertensi, Penyuluhan tentang maag, Penyuluhan tentang
kesemutan dan Melatih senam anti hipertensi pada lansia dan kader.
Selama proses asuhan keperawatan terdapat beberapa kendala mulai dari
menentukan hari pelaksanaan implementasi, penyediaan sarana, petugas, dan tidak
semua responden ikut dalam pengkajian. Namun kendala tersebut dapat di atasi dan
kegiatan berjalan dengan baik.
Hasil dari implementasi di dapatkan bahawa 75% Lansia memahami materi
dengan baik dan 90% dapat mempraktikkan senam hipertensi.
5.2 Saran
1. Untuk Puskesmas Pandanwangi agar memantau kegiatan posyandu
dan memberikan sosialisasi kesehatan setiap bulan
2. Untuk kader agar mengefektifkan kegiatan posyandu lansia agar
dapat meningkatkan kesehatan lansia.
3. Untuk para lansia agar dapat menerapkan materi yang didapat dan
memperhatikan kesehatan serta meningkatkan perilaku keshatan
terutama pola makan.
4. Untuk Institusi Pendidikan agar menambah kegiatan pengabdian
masyarakat di posyandu RW 6 kelurahan Pandanwangi.
64
DAFTAR PUSTAKA
Dep.Kes RI. 2002. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.
Dirjen Binkesmas, Direktorat Kesehatan Keluarga, Sub.Dit KesehatanUsia
Lanjut, Jakarta
Dep.Kes.RI. 2005. Pedoman Puskesmas Santun Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.
Dirjen Binkesmas, Direktorat Kesehatan Keluarga. Jakarta
Dep.Kes. RI. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.
Jakarta
65
LAMPIRAN
66
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-IV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
DI RW 06 KELURAHAN PANDANWANGI
Kepada Yth:
Bpk/Ibu/Sdr/i ...................
Di tempat.
Assalamu’alaikum wr. wb
Dengan hormat,
Mengharap atas kehadiran Bpk/Ibu/Sdr/i, besok pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Februari 2018
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Balai RW 06 Kelurahan Pandanwangi Kota Malang
Agenda : Penyuluhan Kesehatan
Demikian surat undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadiran
Bpk/Ibu/Sdr/i kami mengucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua Pelaksana
67
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-IV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
DI RW 06 KELURAHAN PANDANWANGI
Kepada Yth:
Kepala Kelurahan Pandanwangi
Di tempat.
Assalamu’alaikum wr. wb
Dengan hormat,
Mengharap atas kehadiran Bapak, besok pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Februari 2018
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Balai RW 06 Kelurahan Pandanwangi Kota Malang
Agenda : Musyawarah Mufakat RW. 06 dan Penyuluhan Kesehatan
Demikian surat undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadiran Bapak
kami mengucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua Pelaksana
68
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-IV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
DI RW 06 KELURAHAN PANDANWANGI
Kepada Yth:
Ketua Rukun Warga 06
Di tempat.
Assalamu’alaikum wr. wb
Dengan hormat,
Mengharap atas kehadiran Bapak, besok pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Februari 2018
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Balai RW 06 Kelurahan Pandanwangi Kota Malang
Agenda : Musyawarah Mufakat RW. 06 dan Penyuluhan Kesehatan
Demikian surat undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadiran Bapak
kami mengucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua Pelaksana
69
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-IV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
DI RW 06 KELURAHAN PANDANWANGI
Kepada Yth:
Ketua Rukun Tetangga ......
Di tempat.
Assalamu’alaikum wr. wb
Dengan hormat,
Mengharap atas kehadiran Bapak, besok pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Februari 2018
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Balai RW 06 Kelurahan Pandanwangi Kota Malang
Agenda : Musyawarah Mufakat RW. 06 dan Penyuluhan Kesehatan
Demikian surat undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadiran Bapak
kami mengucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua Pelaksana
70
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-IV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
DI RW 06 KELURAHAN PANDANWANGI
Kepada Yth:
Kader Posyandu Lansia RW. 06
Di tempat.
Assalamu’alaikum wr. wb
Dengan hormat,
Mengharap atas kehadiran Bpk/Ibu/Sdr/i, besok pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Februari 2018
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Balai RW 06 Kelurahan Pandanwangi Kota Malang
Agenda : Musyawarah Mufakat RW. 06 dan Penyuluhan Kesehatan
Demikian surat undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadiran
Bpk/Ibu/Sdr/i kami mengucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua Pelaksana
71
DOKUMENTASI
72
73
74
75
76