Anda di halaman 1dari 39

Tugas Fisika Dasar 1

FLUIDA DINAMIK DAN PENERAPANNYA

KELAS 1B / KELOMPOK : 11
NAMA :
1. Ni Putu Eriawati 1313021009
2. Ayu Candra Dewi Wesnawati 1313021025
3. Kadek Bhayuh Nida Purwitha Sari 1313021036

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2013
PRA KATA

Om Swastyastu
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat Asung Kertha Wara Nugraha-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Fluida Dinamik dan Penerapannya” ini tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Anak
Agung Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd yang telah memberikan bimbingan
kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu penyusunan makalah ini sampai
selesai.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.
Namun penulis selalu berusaha semaksimal mungkin agar dapat makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Krtitik dan saran yang membangun sangat
diperlukan demi membangun kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis
ucapkan terimakasih.

Om Santih,Santih,Santih Om

Singaraja, 15 November 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Pra Kata ............................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | i


2.1 Pengertian Fluida ........................................................................ 4
2.2 Jenis-jenis Fluida ........................................................................ 5
2.3 Gerak dan Aliran Fluida Dinamik ............................................... 6
2.4 Persamaan Kontinuitas ................................................................ 13
2.5 Persamaan Bernoulli ................................................................... 16
2.6 Penggunaan Hukum-Hukum Dasar Fluida ................................. 19
2.7 Viskositas Fluida ......................................................................... 25
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan .....................................................................................36
3.2 Saran ........................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | ii


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam hidup di dunia ini, tanpa disadari ilmu fisika banyak sekali
diterapkan baik itu dari segi budaya masyarakat hingga kebiasaan-kebiasaan kecil
masyarakat. Masyarakat Bali tentunya mengenal konsep kesetimbangan hubungan
suatu areal menjadi wilayah pawongan, palemahan, dan parahyangan yang disebut
dengan konsep Tri Hita Karana. Selain itu konsep ini juga mengatur wilayah
berdasarkan hulu dan hilir. Wilayah hulu dinyatakan pada arah matahari terbit atau
dataran tinggi (sebagai contoh gunung, dan bukit). Sebaliknya wilayah hilir
diberikan pada arah dimana matahari terbenam dan pantai. Nordholt menyatakan
bahwa fluida inilah yang diyakini bersirkulasi dari pegunungan yang suci menuju
ke pantai, serta dari pantai akan kembali lagi ke gunung (sebagai angin dan
hujan). Hal ini sekaligus juga menunjukkan bahwa kehidupan di Bali merupakan
pergerakan yang konstan dan berkesinambungan antara hulu dan hilir.Saat ini
konsep tersebut masih diterapkan oleh masyarakat Bali.
Salah satu konsep fisika yaitu fluida. Fluida erat kaitannya dengan benda
cair. Fluida statis adalah fluida yang diam, sedangkan fluida dinamis adalah fluida
yang bergerak atau dalam hal ini fluida yang mengalir. Aliran fluida bisa mantap
atau tak mantap, merata atau tak merata, laminer atau turbulen, satu dimensi, dua
dimensi atau tiga dimensi, dan rotasional atau tak rotasional. Aliran satu dimensi
dari suatu fluida tak kompresibel terjadi bila arah dan besar kecepatannya di
semua titik sama. Akan tetapi analisis aliran satu dimensi bisa diterima bila
dimensi tunggalnya ditentukan di sepanjang garis arus tengah dari aliran, dan bila
kecepatan dan percepatan yang tegak lurus pada garis arus tersebut dapat
diabaikan. Dalam hal-hal seperti itu, harga rata-rata dari kecepatan dan percepatan
dan ketinggian dianggap menyatakan aliran sebagai suatu keseluruhan dan
penyimpangan-penyimpangan kecil bisa diabaikan.
Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena
berbagai sebab dari keadaan alam baik bentuk permukaan tempat mengalirnya air
juga akibat arah arus yang tidak mudah untuk digambarkan. Misalnya aliran
sungai yang sedang banjir, air terjun dari suatu ketinggian tertentu, dan

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 1


sebagainya. Contoh yang disebutkan di bagian depan memberikan gambaran
mengenai bentuk yang sulit dilukiskan secara pasti. Namun demikian, bila kita
kaji secara mendalam maka dalam setiap gerakan partikel tersebut akan selalu
berlaku hukum ke-2 Newton. Oleh sebab itu, agar kita lebih mudah untuk
memahami perilaku air yang mengalir diperlukan pemahaman yang berkaitan
dengan kecepatan (laju air) dan kerapatan air dari setiap ruang dan waktu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang akan


dibahas dalam makalah ini diantara adalah :
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan fluida?
1.2.2 Berapakah terdapat jenis fluida?
1.2.3 Bagaimanakah gerak dan aliran fluida dinamik?
1.2.4 Apakah yang dimaksud dengan persamaan kontinuitas?
1.2.5 Apakah yang dimaksud dengan persamaan Bernoulli?
1.2.6 Bagaimanakah penggunaan hukum-hukum dasar fluida pada beberapa
kasus sederhana?
1.2.7 Apakah yang dimaksud dengan viskositas fluida?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian fluida
1.3.2 Untuk mengetahui jenis fluida
1.3.3 Untuk mengetahui gerak dan aliran fluida
1.3.4 Untuk mengetahui persamaan kontinuitas
1.3.5 Untuk mengetahui persamaan Bernoulli
1.3.6 Untuk mengetahui penggunaan hukum-hukum dasar fluida pada beberapa
kasus sederhana
1.3.7 Untuk mengetaui pengertian viskositas fluida.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi Penulis
Manfaat yang didapat penulis dari pembuatan makalah ini adalah penulis
dapat menambah wawasan mengenai materi dalam makalah ini. Penulis juga
menjadi giat belajar dan semakin aktif mencari banyak materi-materi yang
berhubungan dengan materi makalah ini sehingga makalah ini bisa selesai

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 2


tepat waktu. Selain itu melalui makalah ini penulis dapat berbagi informasi
mengenai Fluida Dinamik kepada pembaca.

2. Bagi Pembaca

Manfaat yang didapat pembaca dari membaca makalah ini adalah pembaca
dapat memahami materi tentang fluida dinamik. Selain itu pembaca dapat
menambah wawasan dan mendapatkan informasi-informasi yang dibutukan
yang berkaitan dengan fluida dinamik serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fluida

Fluida adalah zat alir. Zat alir merupakan zat dalam keadaan bisa
mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk
ketika ditekan. Ada dua macam fluida yaitu cairan dan gas. Meskipun

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 3


keduanya termasuk fluida, zat cair dan gas memiliki beberapa perbedaan.
Misalnya zat cair termasuk fluida yang inkompresibel(tidak dapat
dimampatkan), yaitu pada tekanan yang tidak terlalu besar,volumenya tidak
berubah meskipun ditekan. Adapun gas termasuk fluida yang kompresibel
(dapat dimampatkan) sehingga volumenya akan berkurang jika ditekan.
Salah satu ciri fluida adalah kenyataan bahwa jarak antara dua
molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini disebabkan oleh
lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi.
Gaya kohesi pernah kita pelajari saat kita berada di bangku SMP gaya
kohesi sendiri tersebut adalah gaya tarik antar partikel sejenis. Dalam kasus
ini gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya
kohesi antar molekul zat cair. Ini menyebabkan molekul-molekul gas menjadi
relatif bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-
molekul zat cair terikat satu sama lainnya sehingga membentuk suatu
kesatuan yang jelas meskipun bentuknya sebagian ditentukan oleh wadahnya.
Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya untuk
dimampatkan.Gas bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit. Gas
jika dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan berubah manjadi
zat cair. Mekanika gas dan zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan
dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam keduanya mempunyai
perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam statika fluida.
Fluida terbagi atas dua jenis, yakni fluida tak mengalir (hidrostatika)
dan flida mengalir (hidrodinamika). Penerapannya dalam peralatan teknik di
kehidupan sehari-hari saat ini banyak sekali contohnya dari mulai yang
sangat sederhana seperti pompa angin hingga sistem pengeboran minyak
lepas pantai.

2.2 Jenis-jenis Fluida


Jenis-jenis fluida ada 2, yaitu :

2.2.1 Fluida Statis

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 4


Fluida statis bermakna fluida atau zat alir yang tidak bergerak. Fluida statis
adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak atau fluida dalam keadaan
bergerak namun tidak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut
(kecepatan partikel seragam) sehingga tidak ada gaya gaya geser. Hal-hal yang
dibahas dalam Fluida statis ini yaitu mengenai massa jenis, tekanan zat cair,
hukum Pascal, tekanan hidrostatis, bejana berhubungan, hukum Archimedes, gaya
apung, tegangan permukaan, kapilaritas. Eksperimen yang dilakukan bisa
menghubungkan zat cair antar pipa yang berbeda luas dan penampang,
menentukan massa jenis benda, mengukur massa gas dalam ruang atau tabung,
bahkan bisa digunakan menentukan tekanan udara yang semakin meningkat ke
atmosfer.
Satuan yang digunakan adalah satuan tekanan (pascal, N/m 2, atmosfer, psi),
satuan volume (liter, dm>sup>3,m3, mililiter), satuan gaya (newton, dyne).

2.2.2 Fluida Dinamis


Fluida statis adalah fluida yang diam, sedangkan fluida dinamis adalah
fluida yang bergerak atau dalam hal ini fluida yang mengalir. Aliran fluida secara
umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan
aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena setiap
partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan. Salah satu contoh aliran
laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik
secara teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara
teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan
adanya linkaran-lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan kerap disebut
sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah pusaran air.
2.3 Gerak dan Aliran Fluida Dinamik

Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena
keadaan alam seperti bentuk permukaan tempat mengalirnya air dan arah arus air.
Misalnya aliran sungai yang sedang banjir, air terjun dari suatu ketinggian
tertentu, dan sebagainya. Bila dikaji secara mendalam maka dalam setiap gerakan
partikel tersebut akan selalu memberlakukan hukum ke 2 newton. Oleh karena itu

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 5


agar lebih mudahnya memahami perilaku air yang mengalir diperlukan
pemahaman yang berkaitan dengan kecepatan (laju air) dan kerapatan air dari
setiap ruang dan waktu. Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam
banyak jenis seperti:
Aliran fluida melalui instalasi (pipa) terdapat dua jenis aliran yaitu :
1. Aliran laminer
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan–lapisan, atau lamina–lamina
dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton
yaitu : τ = µ dy/du
2. Aliran turbulensi
Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka
turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh
fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen.

Aliran yang dikelompokan sebagai fungsi dari tempat dan waktu dapat dibedakan
menjadi:
1. Aliran Steady (mantap) yaitu aliran yang apabila kelajuan air pada setiap titik
tertentu setiap saat adalah konstan. Meskipun kelajuan aliran secara
keseluruhan berubah. Aliran ini dijumpai pada aliran air yang memiliki
kedalaman yang cukup dan kecepatan yang kecil. Contoh : aliran laminier (arus
airnya tenang dan air yang memiliki kekentalan yang rendah).
2. Aliran Non Steady (Tidak mantap) yaitu aliran yang kecepatan (v) pada setiap
tempat tertentu dan setiap saat tidak konstan. Aliran ini banyak dijumpai pada
kecepatan air yang tinggi, kekentalan yang relatif tinggi dan memiliki dimensi
linear yang tinggi. Contoh : aliran turbulen.

Aliran berdasarkan perputaran partikel penyusunnya yaitu :

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 6


1. Aliran irrotational yaitu aliran yang tidak didikuti perputaran partikel
penyusunnya.
2. Aliran rotational yaitu aliran yang diikuti perputaran partikel penyusunnya.

Bila ditinjau dari perubahan massa jenis air yang mengalir di bedakan menjadi:
1. Aliran viscous yang berarti aliran dengan kekentalan (fluida pekat) dan aliran
non viscous yaitu aliran dengan kekentalan rendah.
2. Aliran termampatkan yaitu aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahn besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dll. Dan aliran tak termampatkan yaitu Aliran termampatkan adalah
aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan massa
(densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.

Dalam aliran air akan lebih di tekankan pada aliran air steady, aliran air
irrotational, aliran yang tidak termampatkan dan aliran air tanpa kekentalan.
Fluida dalam keadaan mengalir dapat meninjau kecepatan dari tiap-tiap
titik di dalam zat yang mengalir tersebut, dalam hal ini kita memerlukan beberapa
pengertian di antaranya adalah :
1. Garis aliran
Garis aliran adalah sebuah garis di mana pada tiap-tiap saat garis singgung
setiap titik sesuai dengan arah vector kecepatan. Ini disebut pula dengan stream
line.
2. Aliran stasioner
Aliran stasioner adalah aliran di mana setiap saat garis aliran berimpit
dengan jalan aliran, yakni bahwa aliran air tersebut akan membentuk gas alir yang
tertentu dan partikel penyusun air akan melalui jalur tertentu yang pernah dilalui
oleh pertikel penyusun air di depannya.

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 7


Gambar 1. Aliran stasioner
Pada aliran stasioner tersebut garis alirnya digambarkan dalam titik P, Q,
dan R. Hal ini berarti air akan lewat pada titik-titik P, selanjutnya Q dan R. Pada
aliran ini di setiap titik dalam pipa tersebut (titik P, atau titik Q atau titik R) tidak
bekerja gaya, dan beda tekanan pada masing-masing titik dapat ditiadakan. Oleh
sebab itu kecepatan aliran air di titik tertentu adalah sama. Namun demikian
kecepatan aliran pada titik P, titik Q, dan titik R dapat saja berbeda besarnya.
Gambar berikut adalah gambar yang memperlihatkan arus yang streamline dan
turbulen.

Gambar 2. Arus turbulen dan streamline


Garis-garis yang digambarkan dalam tabung 3 ini disebut sebagai garis alir atau
garis alur. Kecepatan titik A, B, dan C akan berbeda-beda.
3. Aliran tak stasioner
Aliran tak stasioner adalah merupakan kebalikan dari stasioner.
4. Tabung aliran (stream tube)
Tabung aliran adalah ruangan tabung yang dibatasi oleh suatu bidang yang
terdiri dari garis-garis stream line. Bila penampang dari stream tube sama dengan
nol, maka limitnya adalah garis stream line.
Bilangan reynold
Bilangan Reynold merupakan besaran fisis yang tidak berdimensi.
Bilangan ini dipergunakan sebagai acuan dalam membedakan aliran laminier dan
turbulen di satu pihak, dan di lain pihak dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk
mengetahui jenis-jenis aliran yang berlangsung dalam air. Hal ini didasarkan pada
suatu keadaan bahwa dalam satu tabung/pipa atau dalam satu tempat mengalirnya
air, sering terjadi perubahan bentuk aliran yang satu menjadi aliran yang lain.

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 8


Perubahan bentuk aliran ini pada umumnya tidaklah terjadi secara tiba-tiba tetapi
memerlukan waktu antara, yakni suatu waktu yang relatif pendek dengan
diketahuinya kecepatan kristis dari suatu aliran. Kecepatan kritis ini pada
umumnya akan dipengaruhi oleh ukuran pipa, jenis zat cair yang lewat dalam pipa
tersebut.
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan terdapat empat besaran yang
menentukan apakah aliran tersebut digolongkan aliran laminier ataukah aliran
turbulen. Keempat besaran tersebut adalah besaran massa jenis air, kecepatan
aliran, kekentalan, dan diameter pipa. Kombinasi dari keempatnya akan
menentukan besarnya bilangan Reynold. Oleh sebab itu, bilangan Reynold dapat
dituliskan dalam keempat besaran tersebut sebagai berikut.
Re = (ρ v D)/η
Keterangan:
Re : bilangan Reynold
ρ : massa jenis
η : viscositas/kekentalan
v : kecepatan aliran
D : diameter pipa
Hasil perhitungan berdasarkan eksperimen didapatkan ketentuan bahwa untuk
bilangan Reynold berikut ini:
 0 < Re ≤ 2000, aliran disebut laminier
 2000 < Re ≤ 3000, aliran disebut transisi antara laminier dan aliran
turbulen
 Re > 3000, aliran turbulen
Dalam pembahasan aliran air, baik aliran air yang lewat sungai maupun melalui
pipa oleh PAM, istilah debit air banyak dikenal.

Gambar 3. Aliran air lewat pipa.

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 9


Debit merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu
tempat atau yang dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu
tertentu. Satuan debit pada umumnya mengacu pada satuan volume dan satuan
waktu. Apabila Q menyatakan debit air dan v menyatakan volume air, sedangkan
∆t adalah selang waktu tertentu mengalirnya air tersebut, maka hubungan antara
ketiganya dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q = V/∆t

V : volume satuannya m3 (MKS) atau cm3 (cgs)

∆t : selang waktu tertentu satuannya second

Satuan Q adalah m3/sec (MKS) dan cm3 (cgs)

Gambar 4. Bak penampung air

Seperti telah diungkapkan di bagian depan bahwa aliran air pada umumnya
berkaitan dengan kecepatan pengalirannya, dan massa jenis air itu sendiri. Aliran
air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimampatkan
dan berpindah tanpa mengalami gesekan. Hal ini berarti bahwa pada gerakan air
tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan
geraknya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi di suatu tempat terhadap
partikel penyusun air tersebut. Namun demikian sifat seperti yang telah
diungkapkan di bagian depan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sering sulit
dijumpai dalam kenyataan, sehingga besarnya debit air yang mengalir pada
sembarang aliran tersebut juga tidak mudah. Oleh sebab itu dalam pembahasan

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 10


kita nanti ukuran debit didasarkan pada aliran idea l seperti yang telah
diungkapkan di bagian depan.

Gambar 5. Gerak zat cair dalam tabung dari posisi (a) dan (b)

Lihat gambar di atas, suatu pipa terbuka yang luas penampang ujung kiri adalah
A1 dan mengalir air dengan kecepatan V1, selanjutnya air mengalir melalui pipa
kanan yang memiliki luas penampang A2 dengan kecepatan pengaliran adalah V2,
maka berdasarkan sifat yang telah dikemukakan di depan akan berlaku hukum
kekekalan massa, yakni bahwa selama pengaliran tidak ada fluida yang hilang,
maka selama t detik akan berlaku persamaan:

A1 V1 g t = A2 V2 g t

A1 V1 = A2 V2 = konstan

Persamaan tersebut merupakan persamaan kontinuitas, dan sebagai konsekuensi


aliran semacam ini adalah bahwa lecepatan pengaliran air akan terbesar pada
suatu tempat yang memiliki luas penampang terkecil.

Di sini volume air yang mengalir V = A v t

Jadi selama t detik besarnya debit air yang dapat keluar adalah

Q = (A v t)/t

Q=Av

Seperti telah diungkapkan di bagian depan bahwa aliran air dalam suatu tabung
akan bergantung pada tingginya permukaan air di dalam tabung tersebut dan luas
penampang lubang yang terdapat dalam tabung. Hal ini berarti bahwa debit air
yang mengalir dalam tabung akan bergantung pada ketinggian permukaan air
dalam tabung dan luas penampangnya. Gambar di bawah ini memperlihatkan
bahwa tabung dengan ketinggian permukaan air yang sama tingginya tetapi luas

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 11


lubang pengaliran berbeda. Selanjutnya air dibiarkan mengalir dalam waktu yang
sama.

Gambar 6. Peluapan air melalui lubang yang memiliki diameter berbeda.

Dari gambar di atas nampak jelas bahwa banyaknya air yang meluah melalui
lubang tabung yang memiliki luas penampang yang lebih besar akan lebih banyak
dibandingkan dengan tabung yang memiliki luas penampang yang lebih kecil. Hal
ini disebabkan luas penampang lubang pengaliran air berbeda, yakni lubang yang
satu lebih besar dari yang lainnya.

Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini, di bawah ini terdapat dua tabung sama
besar, diberikan dua lubang yang sama besarnya dan lubang tersebut berada pada
ketinggian yang sama. Seterusnya pada tabung diisi dengan air yang berbeda
tingginya dan dibiarkan air mengalir melalui lubang tersebut.

Gambar 7. Peluapan air melalui lubang sama tetapi ketinggian air berbeda.

Dari aliran air dalam selang waktu yang bersamaan akan dapat diketahui bahwa
air dalam lubang tabung yang memiliki permukaan yang lebih tinggi akan
memberikan gambaran debit air yang lebih besar daripada tabung yang memiliki
ketinggian permukaan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan pada permukaan air
yang lebih tinggi gaya berat yang diberikan air semakin besar, sehingga memiliki
kecenderungan tekanan yang lebih besar daripada tabung yang memiliki
ketinggian permukaan air yang lebih rendah. Akibatnya aliran air akan lebih cepat
dari yang lainnya. Dengan demikian akan memiliki debit yang lebih besar dari

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 12


lainnya, semakin tinggi permukaan air dalam tabung akan semakin besar
kecepatan air yang keluar dari tabun.

2.4 Persamaan Kontinuitas

Dalam pembahasan tentang hukum-hukum dasar fluida dinamis terdapat


Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Bernoulli. Berikut akan dibahas persamaan
kontinuitas :

Gambar diatas menunjukkan aliran fluida di sebuah pipa yang memiliki

luas penampang berbeda. Dalam selang waktu ( ) tertentu, pada pipa dengan

luas penampang A₁, fluida menempuh jarak (v₁ ). Sedangkan pada pipa A₂,

fluida menempuh jarak (v₂ ).Jumlah massa yang mengalir dalam selang waktu
tersebut baik pada pipa A1 maupun pada pipa A2 adalah sama. Secara matematis
dituliskan m₁ = m₂
V₁ = V₂

Keterangan :
m = massa fluida
massa jenis fluida

V = volume fluida
Untuk fluida ideal (tidak kompresibel) tetap, sehingga

V₁ = V₂
A₁(v₁ t) = A₂(v₂ t)

Untuk t yang sama, maka :

A₁v₁= A₂v₂ (persamaan 1)

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 13


Persamaan 1 diatas dinamakan persamaan kontinuitas atau bisa disebuat
juga prinsip kekekalan massa. Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa fluida
tidak kompresibel. Hasil kali antara laju aliran(v) dan luas penampang aliran (A)
selalu memiliki nilai yang konstan. Hasil kali antara laju alir (v) dan luas
penampang aliran (A) dinamakan debit aliran. (Q).

Q = Av

Sehingga untuk persamaan 1 diatas, dapat ditulis menjadi :

Q₁ = Q₂
Keterangan:
Q₁= debit aliran pada pipa 1
Q₂= debit aliran pada pipa 2
Karena satuan luas penampang A adalah m² dan satuan dari kecepatan
aliran(v) adalah ms¯¹. Maka dapat diturunkan satuan dari debit aliran (Q) adalah
m³s¯¹ atau volume per satuan waktu.
Contoh Soal dan Pembahasan :

1. Menggunakan rumus A1V1 = A2V2 dan Q = VA (persamaan kontinuitas)


Contoh :
Sebuah pipa mempunyai diameter yang berbeda pada kedua ujungnya, d1 = 2d2.
Apabila kelajuan air yang melalui diameter d1 adalah 10cm/s, tentukan :
a. Kelajuan air melalui d2 ;
b. Debit air yang keluar apabila d1 = 4 cm
Penyelesaian:
Diketahui: d1 = 2d2
d1 = 4cm maka r1 = 2cm
v1 = 10 m/s
Ditanya: v2 =……?
Q =…….?
Jawab :
a. Terapkan persamaan kontinuitas

b. Debit air yang mengalir

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 14


s

2.5 Persamaan Bernoulli


Azas Bernoulli membahas tentang pengaruh kecepatan fluida terhadap
tekanan di dalam fluida tersebut. Daniel Bernoulli seorang ilmuan dari Belanda
yang mengemukakan azas ini memberikan kesimpulan bahwa pada fluida yang
mengalir dengan kecepatan lebih tinggi, akan diperoleh tekanan yang lebih kecil.

Gambar diatas menunjukkan aliran sebuah fluida. Usaha yang dilakukan


oleh gaya F₁ pada pipa dengan luas penampang A₁ adalah
Usaha = (gaya) x (jarak tempuh)
= (tekanan x luas penampang) x (kecepatan x waktu tempuh)
Sehingga didapatkan :
W =(p₁ x A₁) (v₁ x t ) = p₁ A₁ v₁ t

Usaha yang dilakukan oleh gaya F₂ pada pipa dengan luas penampang A₂
adalah
W₂= -( p₂ x A₂) (v₂ x t ) =- p₂ A₂ v₂ t

W₂ bertanda negative karena arah gaya F₂ melawan arah


gerak(perpindahan)fluida. Berarti usaha netto atau usaha bersih yang dialami
fluida antara pipa dan luas penampang A₁ dan pipa dengan luas penampang A₂
adalah
W netto = W1 + W2

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 15


W netto= p₁ A₁ v₁ t - p₂ A₂ v₂ t

Menurut hukum kekekalan energy, usaha yang dilakukan oleh fluida akan
memberikan tambahan energi mekanik pada fluida tersebut. Hubungan antara
energi mekanik dan usaha dapat diturunkan sebagai berikut :
E = Ep + Ek = (Ep₂ - E p₁) + (Ek₂ - Ek₁)

E = (mgh2 –mgh1) + (½mv₂² - ½mv₁²)

Oleh karena terjadinya perubahan energy mekanik fluida disebabkan oleh


usaha yang dilakuakn pada fluida, maka :
p₁ A₁ v₁ t - p₂ A₂ v₂ t = (mgh2 –mgh1) + (½mv₂² - ½mv₁²)

diketahui bahwa debit aliran A1v1 = A2v2 sehingga A1v1 t= A₂ v₂ t=

Persamaan ini dapat ditulis :p₁V- p₂V= (mgh2 –mgh1) + (½mv₂² - ½mv₁²)
Kedua ruas dibagi oleh V, sehingga didapatkan
p₁- p₂= (m ̸V gh2 - m ̸V gh1) + (½m ̸V2²- ½m ̸V1²)
massa (m)dibagi dengan volume (V) merupakan massa jenis ( ) sehingga

p₁- p₂= (pgh2-pgh1) + (½ v22- (½ v12)

jika besaran-besaran yang memiliki indeks yang sama ditempatkan pada


satu ruas, besaran dengan indekss (1) ditempatkan di ruas kiri dan besaran dengan
indeks (2) ditempatkan di ruas kanan, akan didapatkan

P1 + ½ 1 + gh1 = p2 + ½
2
2 + gh2
2

Persamaan diatas dinamakan Persamaan Bernoulli. Secara umum, Persamaan


Bernoulli dapat dituliskan menjadi

P+½ 2
2
+ gh = tetap

Jadi, dari Persamaan Bernoulli diketahui bahwa tekanan di dalam fluida yang
bergerak juga dipengauhi oleh kecepatan aliran fluida tersebut.
Contoh Soal dan Pembahasan :
1. Sebuah tangki berisi air. Sebuah lubang kecil berada pada jarak 1meter dari
permukaan air dan 4meter dari permukaan tanah. Hitunglah :

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 16


a. Kecepatan air saat keluar dari lubang
b. Letaj jatuhnya air di tanah

Penyelesaian:
a. Gunakan persamaan Bernoulli

Dalam hal ini, p1 = p2 dan v1>>v2 sehingga :

m/s
b. Letak jatuhnya air di tanah (x)
Jarak x = v1 dengan t = waktu yang diperlukan air sampai menyentuh tanah.
Waktu t dihitung dari gerak jatuh bebas setinggi h2

sekon

Dengan memasukkan m/s,


meter
Jadi air jatuh di tanah pada jarak

2.6 Penggunaan Hukum Bernoulli Pada Beberapa Kasus Sederhana

2.6.1 Gaya Angkat Pesawat Terbang


Penerapan dari asas Bernoulli adalah pada gaya angkat sayap pesawat
terbang. Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang
melalui sayap pesawat. Jika tidak ada udara maka pesawat terbang tidak akan
terangkat. Gaya angkat terbangkitkan karena ada perbedaan tekanan di
permukaan atas dan permukaan bawah sayap. Bentuk airfoil sayap diciptakan
sedemikian rupa agar tercipta karakteristik aliran yang sesuai dengan keinginan.
Singkatnya, gaya angkat akan ada jika tekanan dibawah permukaan sayap lebih

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 17


tinggi dari tekanan diatas permukaan sayap. Perbedaan tekanan ini dapat terjadi
karena perbedaan kecepatan aliran udara diatas dan dibawah permukaan sayap.
Sesuai hukum Bernoulli semakin cepat kecepatan aliran maka tekanannya makin
rendah. Besarnya gaya angkat yang dibangkitkan berbanding lurus dengan Luas
permukaan sayap, kerapatan udara, kuadrat kecepatan, dan koefisien gaya angkat.
Jadi, untuk pesawat udara, engine berfungsi memberikan gaya dorong agar
pesawat dapat bergerak maju. Akibat gerak maju pesawat maka terjadi gerakan
relatif udara di permukaan sayap. Dengan bentuk geometri airfoil tertentu dan
sudut serang sayap (angel of attack) tertentu maka akan menghasilkan suatu
karakteristik aliran udara dipermukaan sayap yang kemudian akan menciptakan
beda tekanan dipermukaan atas dan permukaan bawah sayap yang kemudian
membangkitkan gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang. Penampang sayap
pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian
atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
menyebabkan garis arus seperti gambar di bawah.

2.6.2 Karburator Motor atau Mobil

Fungsi karburator motor atau mobil adalah untuk menguapkan bensin


menjadi bentuk gas sehingga mudah terbakar. Sebelum terbakar, bensin yang
sudah berbentuk uap atau gas tersebut harus dicampur dengan udara bersih.
Terjadinya pencampuran udara dan uap bensin di dalam karburator dimulai
dengan udara dilewatkan pada sebuah pipa venturi yaitu pipa yang menyempit
seperti leher botol. Oleh karena adanya penyempitan. Luas penampang pipa maka
laju aliran udara akan turun sehingga bensin yang tekanannya lebih besar pada
tempat penampungan akan keluar bercampur dengan udara membentuk uap

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 18


bensin. Kemudian, uap bensin ini akan mengalir sampai tempat pembakaran yang
merupakan sumber energy penggerak motor atau mobil. Jadi, prinsip kerja
karburator adalah adanya perbedaan tekanan antara ruang venture dan ruang
pelampung tempat bensin. Hal ini sesuai dengan Azas Bernoulli.
Pada saat mobil berjalan kencang, pedal gas ditekan lebih dalam. Semakin
dalam pedal gas mobil ditekan,semakin cepat putaran kipas di dalam karburator
tersebut, dan semakin deras laju aliran udara di dalam venture sehingga semakin
banyak pula bensin yang tersedoot dari penampungnya.

2.6.3 Penyemprot Nyamuk


Jika penghisap pompa P ditekan pada penyemprot nyamuk, udara yang
melewati pipa venture V akan memiliki kelajuan yang besar. Oleh karena kelajuan
aliran udara pada pipa venture besar, tekanannya akan menjadi lebih rendah
sehingga cairan obat nyamuk yang bertekanan lebih tinggi yang ada pada tabung
T akan naik dan ikut keluar bersama udara.
Semakin besar gaya yang diberikan pada penghisap P. semakin besar laju
udara pada venture dan semakin banyak pula cairan obat nyamuk yang keluar
bersama udara.

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 19


2.6.4 Perahu layar
Sebuah perahu layar dapat melaju melawan angin merupakan salah satu
aplikasi dari hukum Bernoulli. Efek Bernoulli sangat membantu hal ini jika layar
diatur sedemikian sehingga kecepatan udara bertambah pada penyempitan antara
dua layar. Tekanan atmosfer normal di belakang layar utama lebih besar daripada
tekanan diperkecil di depannya(yang disebbakan oleh udara yang bergerak cepat
pada penyempitan antara layar-layar) dan hal ini mendorong perahu ke depan.
Ketika melaju melawan angin, layar utama dipasang pada suatu sudut yang kira-
kira di tengah-tengah antara arah angin dan sumbu perahu(lunas). Gaya total pada
layar (angin dan Bernoulli) bekerja hampir tegak lurus terhadap layar. Hal ini
membuat perahu cenderung untuk bergerak ke samping jika tidak ada lunas yang
hampir tegak lurus pada lunas. Resultan kedua gaya ini hampir lurus ke depan
sebagaimana diperlihatkan.

2.6.5 Naiknya Asap pada Cerobong Asap


Alasan asap dapat naik dalam cerobong asap karena udara panas
naik(udara panas memiliki massa jenis lebih kecil dan dengan demikian mudah
terapung). Selain itu prinsip Bernoulli juga memiliki peranan. Karena angin
bertiup melintasi puncak cerobong asap, tekanan udara di sana lebih kecil
dibandingkan tekanan udara di dalam rumah. Dengan demikian, udara dan asap
didorong ke atas cerobong. Bahkan pada malam yang tampaknya tenang,biasanya
ada cukup aliran udara di atas cerobong untuk membantu aliran asap ke atas.

2.6.6 Kebocoran pada Tanki Air


Salah satu penggunaan persamaan Bernoulli adalah menghitung kecepatan
zat cair yang keluar dari dasar sebuah wadah. Perhatikan gambar di bawah ini :

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 20


Gambar diatas menunjukkan sebuah tanki berpenampang luas yang diisi air
sampai kedalaman h1. Pada dinding tanki terdapat lubang kebocoran yang terletak
pada ketinggian h2 diukur dari dasar tanki. Gerakan turunnya air di dalam drum
(v1) sangat kecil jika dibandingkan dengan laju aliran air yang keluar dari lubang
v2. Jadi kita menganggap bahwa v1 = 0. Permukaan air dan lubang kebocoran
berhubungan dengan udara luar, sehingga P1 = P2 = P0
P1 + v12 + gh1 = P2 + v2
2
+ gh2
2
gh1 = v2 + gh2

gh1 = ( v22 + gh2)

Dibagi dengan massa jenis ( maka :

gh1 = v22 + gh2

v22 = gh1- gh2

v22 = 2g (h1-h2)

Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa aliran air pada lubang yang
bergerak h dari permukaan wadah sama dengan laju aliran air yang jatuh bebas
sejauh h (dibandingkan gerak jatuh bebas). Ini dikenal dengan Teorema Torricceli.
Teorema ini ditemukan oleh Torricelli, murid dari Gallileo satu abad sebelum
Bernoulli menemuka persamaannya.

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 21


2.6.7 Pipa Venturi
Pipa vanturi atau venturimeter dapat digunakan untuk mengukur laju aliran
fluida dalam sebuah pipa. Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa
manometer dan venturimeter dengan manometer.
2.6.7.1 Venturimeter tanpa Manometer

Pada pipa mendatar, fluida yang akan diukur kelajuannya mengalir pada
titik-titik yang sama ketinggiannya sehingga dalam hal ini persamaan Bernoulli
berbentuk :
P1 + ½ v12 = P2 + ½ v22 atau P1- P2 = ½ (v22 – v12) ….. (1)

Pada pipa vertikal berlaku :


P1 = P0 + gh1 dan P2 = P0 + gh2 (P0 merupakan tekanan udara luar)

Dengan demikian , diperoleh :


P1 – P2 = (P0 + h1) – (P0 + gh2)

= (h1-h2)

atau P1-P2 = ………(2)

berdasarkan persamaan kontinuitas, A₁v₁= A₂v₂ diperoleh v₂ = A₁v₁/ A2.


Dengan substitusi nilai v₂ = A₁v₁/ A2 kita peroleh laju aliran fluida di posisi satu :

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 22


2.6.7.2 Venturimeter dengan Manometer

Gambar diatas menunjukkan gambar venturimeter dengan manometer. Pada pipa


mendatar berlaku persamaan :
P1- P2 = ½ (v22 – v12) ….(1)
Berdasarkan prinsip hidrostika di titik a dan b , maka :
P1 + gh = P2 + gh …(2) dengan adalah massa jenis fluida pengisi

manometer.
Dengan menggabungkan persamaan 1 dan 2 dan persamaan kontinuitas diperoleh
laju fluida pada penampang A1 adalah

Dengan cara yang sama diperoleh laju fluida yaitu :

2.6.8 Pipa Pitot


Pipa pitot digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara dalam sebuah
pipa. Laju aliran fluida di lengan kanan manometer tegak lurus arah aliran fluida

sehingga = 0 dan asas Bernoulli memberikan :


= +½ v …..(1)

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 23


Tekanan hidrostatik di titik c dan d sama, = sehingga

= + ’gh ……(2)

Gabungan Persamaan (1) dan (2) dihasilkan :

Keterangan :
: laju aliran gas atau uadara dalam pipa
: massa jenis zat cair pengisi manometer
: massa jenis gas atau udara yang dikukur lajunya
: percepatan gravitasi
: selisih tinggi zat cair pada manometer.

2.7 Viskositas Fluida


Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan
apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu
menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida. Viskositas merupakan ukuran
kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.
Viskositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui
air yang tenang, tetapi juga merupakan alasan mengapa dayung bisa bekerja.
Semakin besar viskositas suatu fluida maka semakin sulit fluida tersebut mengalir
dan semakin sulit pula benda bergerak di dalam fluida tersebut. Pada zat cair,
viskositas terutama dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Pada gas,
viskositas muncul dari tumbukan antar molekul gas. Viskositas zat cair dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas.
Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s).
(Giancoli, 1998:347).
Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Fluida yang berbeda
memiliki besar viskositas yang berbeda: sirup lebih kental (lebih viskos) dari pada
air; minyak lemak lebih kental dari pada minyak mesin; zat cair pada umumnya
lebih kental dari pada gas. Viskositas fluida yang berbeda dapat dinyatakan oleh

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 24


kuantitatif (dapat diukur) oleh koefisien viskositas, η (huruf kecil dari abjad
Yunani eta), yang didefinisikan sebagai berikut.

Lempeng Bergerak
Fluida Gradien gambar penentuan viskositas
Kecepatan l
Lempeng Diam

Satu lapisan tipis fluida ditempatkan antara dua lempeng yang rata. Satu
lempeng diam dan yang lainnya bergerak dengan laju konstan terlihat pada
gambar. Fluida yang langsung bersentuhan dengan setiap lempeng ditahan pada
permukaan oleh gaya adhesi (gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda
jenisnya) antara molekul zat cair dan lempeng. Dengan demikian, permukaan atas
fluida bergerak dengan laju v yang sama seperti lempeng yang diatas, sementara
fluida yang bersentuhan dengan lempeng yang diam tetap diam. Lapisan fluida
yang diam menahan aliran lapisan yang persis diatasnya, yang juga menahan
lapisan berikutnya, dan seterusnya. Berarti kecepatan bervariasi secara kontinu
dari 0 sampai v, seperti digambarkan. Perubahan kecepatan dibagi dengan jarak
terjadinya perubahan ini, sama dengan v / l disebut gradien kecepatan. Untuk
menggerakkan lempeng yang atas dibutuhkan gaya, sebanding dengan luas fluida
yang bersentuhan dengan setiap lempeng, A, dan dengan laju, v, dan berbanding
terbalik dengan jarak, l , antar lempeng: F∞ vA/ l . Untuk fluida yang berbeda
makin kental fluida tersebut, makin besar gaya yang diperlukan. Konstanta
pembanding untuk persamaan ini didefinisikan sebagai koefisien viskositas η

F=ηA η=

Satuan untuk η adalah N = pas (pascal-sekon). Pada system cgs, satuan

tersebut dyne .

Berikut adalah contoh dari jenis fluida beserta masing – masing viskositasnya.
Fluida Viskositas
Uap Air 100°C 0,125 cP

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 25


Air 99°C 0,2848 cP
Light Machine Oil 20°C 102 cP
Motor Oil SAE 10 50–100 cP, 65 cP
Motor Oil SAE 20 125 cP
Motor Oil SAE 30 150–200 cP
Sirop Cokelat pada 20°C 25.000 cP
Kecap pada 20° 50.0 cP
Plasma darah pada 370 C 1,5 x Pa.s
Darah utuh pada 370 C 4x Pa.s
0
Ethyl alkohol pada 20 C 1,2 x Pa.s
0
Gliserin pada 20 C 1500 x Pa.s
0
Udara pada suhu 20 C 0,018 x Pa.s
0
Hidrogen pada suhu 20 C 0,009 x Pa.s
Keterangan 1 Pa.s = 10 P = 1000 cP

Viskositas dalam kehidupan sehari - hari


1. Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari
diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas
sering diartikan sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya disebabkan oleh kohesi
dan pertukaran momentum molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan pada
waktu berlangsungnya aliran, efek ini terlihat sebagai tegangan tangensial atau
tegangan geser di antara lapisan yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan,
akan menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan
akan diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh. Cairan
yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir didalam pipa
dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah. Sebuah benda yang
bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami gaya gesek
viskositas yang lebih besar daripada jika benda tersebut bergerak didalam fluida
yang viskositasnya lebih rendah. Tujuan mempelajari viskositas ini adalah
memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida akan mendapatkan
gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Selain itu, dapat
menentukan koefisien kekentalan dari fluida. Faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas antara lain adalah koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis
dari fluida tersebut, bentuk atau besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan
yang partikelnya besar dan berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang
partikelnya kecil dan bentuknya teratur. Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 26


cairan semakin kecil viskositasnya, semakin rendah suhunya maka semakin besar
viskositasnya.

2. Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin.


Pelumas mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan
bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin
kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan membutuhkan
kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting
sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya
untuk mengalir. Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus
diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe
mesin. Memilih dan menggunakan oli yang baik dan benar untuk kendaraan
bermotor merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan
agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan. Masyarakat umum
beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli
memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan
penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli akan membuat
gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus dengan cara masuk
kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu
kerja yang ideal. Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir
gaya gesek yang ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu
terhadap yang lain sehingga mencegah terjadinya keausan. Pada permesinan
bagian yang paling sering bergesekan adalah piston, ada banyak bagian lain
namun gesekannya tak sebesar yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli
memisahkan kedua permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston
diperkecil. Selain itu, oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas
ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang
lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat (sebagai pendingin). Pembersih
mesin dari sisa pembakaran dan deposit senyawa karbon yang masuk dalam ruang
bakar supaya tidak muncul endapan lumpur. Teknologi mesin yang terus
berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap, seperti penambahan anti
karat dan anti foam. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi
lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 27


atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu
tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah
sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk
itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau
temperatur terendah ketika mesin dioperasikan karena nilai viskositas masing-
masing oli akan berkurang jika suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti
makin rendahnya viskositas oli atau sebaliknya.
Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain :
1. Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang
bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.
2. Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.
3. Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan.
4. Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.
5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau
lumpur yanga terbentuk.
6. Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor.
Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume
maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan
semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi
pompa oli. Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau
relatif baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli
dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin
baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat
kecil, sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi.
Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada
dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah
timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama.
Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai
pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli. Oli jenis
mesin diesel ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk
menjaga oli tetap bersih karena menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran
yang tinggi. Sedangkan bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak
perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin
bahkan merusaknya. Tingkat kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran
kekentalan dan kemampuan oli untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 28


prioritas terpenting dalam memilih oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf
SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers.
Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat
kekentalan oli tersebut. Misalnya oli yang bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli
tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE
50 pada kondisi suhu panas. Semakin besar angka yang mengikuti kode oli
menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat
dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. Dengan kondisi seperti
ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi
ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan
bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.
Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran ketahanan
oli untuk mengalir dalam mesin kendaraan. Zat cair dan gas memiliki viskositas,
hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas. Viskositas oli didefinisikan
dengan nomor SAE’S (Society of Automotive Engineer’s). Contoh pada sebuah
pelumas tertulis :
API SERVICE SJ
SAE 20W – 50
Klasifikasi service minyak pelumas ini dikembangkan oleh API (American
Petroleum Institute) yang menunjukkan karakteristik service minyak pelumas dari
skala terendah (SA) sampai skala tertinggi (SJ) untuk mesin-mesin berbahan
bakar bensin. Selain itu penggunaan konsep viskositas fluida terdapat pada
mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena, proses penggorengan ikan
(semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng), dan
mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 29


larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan
sehingga manaikkan viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

2.7.1 Hukum Stokes


Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental,
misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam,
nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah
menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut.
Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris
dirumuskan sebagai Persamaan (1) (Sears, 1984).
Fs = 6πηrv
dengan η menyatakan koefisien kekentalan, r adalah jari-jari bola kelereng, dan v
kecepatan relatif bola terhadap fluida. Persamaan ini pertama kali dijabarkan oleh
Sir George Stokes tahun 1845, sehingga disebut Hukum Stokes. Adapun syarat
yang perlu diperhitungkan yaitu Ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding
ukuran bola. Tidak terjadi aliran turbulen dalam fluida.
Makna Fisis: Kecepatan v tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih bersifat
laminer. Sebuah bola padat memiliki rapat massa ρb dan berjari-jari r dijatuhkan
tanpa kecepatan awal ke dalam fluida kental memiliki rapat massa ρf, di mana ρb
> ρf. Telah diketahui bahwa bola mula-mula mendapat percepatan gravitasi,
namun beberapa saat setelah bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 30


kecepatan konstan. Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatan akhir vT atau
kecepatan terminal yaitu pada saat gaya berat bola sama dengan gaya apung
ditambah gaya gesekan fluida. Gambar 1 menunjukkan sistem gaya yang bekerja
pada bola kelereng yakni FA = gaya Archimedes, FS = gaya Stokes, dan W=mg =
gaya berat kelereng

Gambar 1. Gaya yang Bekerja Pada Saat Bola dengan Kecepatan tetap

Ketika dijatuhkan, bola bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatannya


bertambah, gaya stokes juga bertambah. Akibatnya, pada suatu saat bola mencapai
keadaan seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut
kecepatan terminal.

2.7.2 Kecepatan terminal


Kecepatan terminal adalah terbesar konstan yang dialami benda yang jatuh
bebas dalam suatu fluida sejati/kental.
Kecepatan terminal terjadi ketika gaya berat, gaya keatas fluida dan gaya gesekan
fluida berada dalam kesetimbangan.

Kecepatan Terminal dapat dirumuskan


Kecepatan Terminal untuk benda berbentuk bola dapat di rumuskan :

rumus ini diperoleh dari

∑ = F keterapungan + F viskositas + Fbenda

= =0

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 31


Makna Fisis : Untuk menentukan kecepatan terminal suatu benda terhadap fluida
maka kta dapat mmenggunakan rumus Gaya vertikal total benda saat bekerja
terhadap fluida seperti pada gambar 1. Yang mana gaya vertikal total benda
tersebut merupakan hasil penjumlahan dari gaya keterapungan, gaya viskositas
dan gaya benda dalam hal ini benda berbentuk bulat. Sehingga d peroleh turunan

rumus = . Kecepatan terminal berbanding lurus dengan 2 dikali

jari-jari bola yang dikuadratkan dikali dengan grafitasi dan massa jenis benda
yang dikurangi dengan massa jenis air atau fluida. Kecepatan terminal berbanding
terbalik dengan 9 dikalikan dengan koefisien fluida.

2.7.3 Hubungan antara Hukum Stokes dengan kecepatan terminal


Seperti contoh yang terdapat pada Hukum Stokes di atas yakni sebuah
kelereng yang di masukan ke dalam fluida seperti gambar 1, Maka akan ada

kaitannya antara Hukum Sokes yaitu dengan Kecepatan Terminal

yang mana
∑F = 0
+ =

Untuk benda berbentuk bola seperti pada Gambar , maka


persamaannya menjadi seperti berikut :

Keterangan :

R : jari-jari bola (m)


g : percapatan gravitasi (m /

: massa jenis bola (

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 32


: massa jenis fluida (

Contoh soal materi viskositas


2. Sebuah kelereng memiliki massa jenis 0,9 g/cm3 yang jari-jarinya 1,5 cm
dijatuhkan bebas dalam sebuah tabung yang berisi oli yang mempunyai massa
jenis 0,8 g/cm3 dan koefisien viskositas 0,03 Pa s. Tentukan kecepatan terminal
kelereng tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui :
ρkelereng = 0,9 g/cm3 = 900 kg/m3
r = 1,5 cm = 1,5 x10-2 m
ρoli = 0,8 g/cm3 = 800 kg/m3
η = 0,03 Pa s.
g = 10 m/s2
Ditanya : tentukan kecepatan terminal (v) bola tersebut?
Pembahasan :

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 33


Fluida adalah zat yang bisa mengalir. Zat gas dan zat cair termasuk fluida.
Fluida dibedakan menjadi 2 yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis
adalah fluida yang diam sedangkan fluida dinamis adalah fluida yang bergerak.
Dalam fluida dinamis dibagi menjadi beberapa aliran antara lain aliran menurut
instansinya, aliran menurut fungsi dari tempat dan waktu, aliran perputaran
partikel penyusunnya dan aliran yang ditinjau dari massa jenis yang mengalir.
Hukum dasar yang berlaku dalam fluida dinamik adalah persamaan Kontinuitas
dan persamaan Bernoulli. Dalam kehidupan sehari-hari, hukum dasar fluida
dinamik ini banyak diaplikasikan misalnya dalam gaya angkat pesawat terbang,
karburator motor atau mobil, penyemprot nyamuk, perahu layar, naiknya asap
pada cerobong asap, kebocoran pada tanki air, pipa venture,pipa pitot dan masih
banyak lagi. Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Viskositas fluida merupakan ukuran
kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.
Dalam viskositas ini terdapat konsep hukum stokes dan kecepatan terminal.

3.2 Saran
Berdasarkan pemaparan materi mengenai fluida dinamis ini dan kesimpulan
yang kami peroleh adapun saran yang dapat kami berikan sebagai penulis
diantaranya yaitu :
3.2.1 Agar mampu memahami lebih jelas mengenai fluida dinamis sebaiknya
terlebih dahulu mengenali konsep dan formula yang ada serta
mengaitkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
3.2.2 Untuk menguasai berbagai jenis formula yang terdapat di dalam materi ini
sebaiknya perlu memperbanyak latihan soal.
3.2.3 Bila dalam latihan mengalami kesulitan sebaiknya perlu diadakan diskusi
baik diskusi dengan rekan sebaya ataupun dengan dosen pengempu mata
kuliah Fisika Dasar 1.

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 34


Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 35
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D.C. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.


Jati, B.M.E. 2003. Fisika Dasar 1. Yogyakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi.
Giles, Ranalad.V. 1990. Mekanika Fluida dan Hidraulika. Erlangga :Jakarta
Streeter, Victor L dan Wylie. E. Benjamin. 1996. Mekanika Fluida. Erlangga :
Jakarta.
Lohat,A.S. 2008. “Fluida Dinamis Edisi Kedua”. Dalam
http://si.itats.ac.id/repository/MateriPerkuliahan/Fisika/Fluida
%20dinamis.pdf. Diunduh 17 Desember 2012.
Effendi,A.2010.“DinamaikaFluida”.http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/Asna
l/Fisika/BAB%2012%20%20DINAMIKA%20FLUIDA.pdf

Fisika Dasar 1-Fluida Dinamik dan Penerapannya | 36

Anda mungkin juga menyukai

  • Kumpulan Bahan
    Kumpulan Bahan
    Dokumen17 halaman
    Kumpulan Bahan
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Aljabar
    Aljabar
    Dokumen5 halaman
    Aljabar
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Sophie Paris
    Sejarah Sophie Paris
    Dokumen8 halaman
    Sejarah Sophie Paris
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Uji Friedman-1-1
    Uji Friedman-1-1
    Dokumen7 halaman
    Uji Friedman-1-1
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Aljabar
    Aljabar
    Dokumen5 halaman
    Aljabar
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Anava Satu Jalur
    Anava Satu Jalur
    Dokumen7 halaman
    Anava Satu Jalur
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Anava Satu Jalur
    Anava Satu Jalur
    Dokumen7 halaman
    Anava Satu Jalur
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah
    Jadwal Kuliah
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Kuliah
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kovarian (Anacova)
    Analisis Kovarian (Anacova)
    Dokumen8 halaman
    Analisis Kovarian (Anacova)
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • WORD
    WORD
    Dokumen39 halaman
    WORD
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Word
    Word
    Dokumen29 halaman
    Word
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Word
    Word
    Dokumen29 halaman
    Word
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat
  • Di Print (Repaired)
    Di Print (Repaired)
    Dokumen21 halaman
    Di Print (Repaired)
    tiyas sriningsih
    Belum ada peringkat