KELAS 1B / KELOMPOK : 11
NAMA :
1. Ni Putu Eriawati 1313021009
2. Ayu Candra Dewi Wesnawati 1313021025
3. Kadek Bhayuh Nida Purwitha Sari 1313021036
Om Swastyastu
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat Asung Kertha Wara Nugraha-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Fluida Dinamik dan Penerapannya” ini tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Anak
Agung Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd yang telah memberikan bimbingan
kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu penyusunan makalah ini sampai
selesai.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.
Namun penulis selalu berusaha semaksimal mungkin agar dapat makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Krtitik dan saran yang membangun sangat
diperlukan demi membangun kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis
ucapkan terimakasih.
Om Santih,Santih,Santih Om
Penulis
DAFTAR ISI
Pra Kata ............................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN
Dalam hidup di dunia ini, tanpa disadari ilmu fisika banyak sekali
diterapkan baik itu dari segi budaya masyarakat hingga kebiasaan-kebiasaan kecil
masyarakat. Masyarakat Bali tentunya mengenal konsep kesetimbangan hubungan
suatu areal menjadi wilayah pawongan, palemahan, dan parahyangan yang disebut
dengan konsep Tri Hita Karana. Selain itu konsep ini juga mengatur wilayah
berdasarkan hulu dan hilir. Wilayah hulu dinyatakan pada arah matahari terbit atau
dataran tinggi (sebagai contoh gunung, dan bukit). Sebaliknya wilayah hilir
diberikan pada arah dimana matahari terbenam dan pantai. Nordholt menyatakan
bahwa fluida inilah yang diyakini bersirkulasi dari pegunungan yang suci menuju
ke pantai, serta dari pantai akan kembali lagi ke gunung (sebagai angin dan
hujan). Hal ini sekaligus juga menunjukkan bahwa kehidupan di Bali merupakan
pergerakan yang konstan dan berkesinambungan antara hulu dan hilir.Saat ini
konsep tersebut masih diterapkan oleh masyarakat Bali.
Salah satu konsep fisika yaitu fluida. Fluida erat kaitannya dengan benda
cair. Fluida statis adalah fluida yang diam, sedangkan fluida dinamis adalah fluida
yang bergerak atau dalam hal ini fluida yang mengalir. Aliran fluida bisa mantap
atau tak mantap, merata atau tak merata, laminer atau turbulen, satu dimensi, dua
dimensi atau tiga dimensi, dan rotasional atau tak rotasional. Aliran satu dimensi
dari suatu fluida tak kompresibel terjadi bila arah dan besar kecepatannya di
semua titik sama. Akan tetapi analisis aliran satu dimensi bisa diterima bila
dimensi tunggalnya ditentukan di sepanjang garis arus tengah dari aliran, dan bila
kecepatan dan percepatan yang tegak lurus pada garis arus tersebut dapat
diabaikan. Dalam hal-hal seperti itu, harga rata-rata dari kecepatan dan percepatan
dan ketinggian dianggap menyatakan aliran sebagai suatu keseluruhan dan
penyimpangan-penyimpangan kecil bisa diabaikan.
Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena
berbagai sebab dari keadaan alam baik bentuk permukaan tempat mengalirnya air
juga akibat arah arus yang tidak mudah untuk digambarkan. Misalnya aliran
sungai yang sedang banjir, air terjun dari suatu ketinggian tertentu, dan
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian fluida
1.3.2 Untuk mengetahui jenis fluida
1.3.3 Untuk mengetahui gerak dan aliran fluida
1.3.4 Untuk mengetahui persamaan kontinuitas
1.3.5 Untuk mengetahui persamaan Bernoulli
1.3.6 Untuk mengetahui penggunaan hukum-hukum dasar fluida pada beberapa
kasus sederhana
1.3.7 Untuk mengetaui pengertian viskositas fluida.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi Penulis
Manfaat yang didapat penulis dari pembuatan makalah ini adalah penulis
dapat menambah wawasan mengenai materi dalam makalah ini. Penulis juga
menjadi giat belajar dan semakin aktif mencari banyak materi-materi yang
berhubungan dengan materi makalah ini sehingga makalah ini bisa selesai
2. Bagi Pembaca
Manfaat yang didapat pembaca dari membaca makalah ini adalah pembaca
dapat memahami materi tentang fluida dinamik. Selain itu pembaca dapat
menambah wawasan dan mendapatkan informasi-informasi yang dibutukan
yang berkaitan dengan fluida dinamik serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Fluida adalah zat alir. Zat alir merupakan zat dalam keadaan bisa
mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk
ketika ditekan. Ada dua macam fluida yaitu cairan dan gas. Meskipun
Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena
keadaan alam seperti bentuk permukaan tempat mengalirnya air dan arah arus air.
Misalnya aliran sungai yang sedang banjir, air terjun dari suatu ketinggian
tertentu, dan sebagainya. Bila dikaji secara mendalam maka dalam setiap gerakan
partikel tersebut akan selalu memberlakukan hukum ke 2 newton. Oleh karena itu
Aliran yang dikelompokan sebagai fungsi dari tempat dan waktu dapat dibedakan
menjadi:
1. Aliran Steady (mantap) yaitu aliran yang apabila kelajuan air pada setiap titik
tertentu setiap saat adalah konstan. Meskipun kelajuan aliran secara
keseluruhan berubah. Aliran ini dijumpai pada aliran air yang memiliki
kedalaman yang cukup dan kecepatan yang kecil. Contoh : aliran laminier (arus
airnya tenang dan air yang memiliki kekentalan yang rendah).
2. Aliran Non Steady (Tidak mantap) yaitu aliran yang kecepatan (v) pada setiap
tempat tertentu dan setiap saat tidak konstan. Aliran ini banyak dijumpai pada
kecepatan air yang tinggi, kekentalan yang relatif tinggi dan memiliki dimensi
linear yang tinggi. Contoh : aliran turbulen.
Bila ditinjau dari perubahan massa jenis air yang mengalir di bedakan menjadi:
1. Aliran viscous yang berarti aliran dengan kekentalan (fluida pekat) dan aliran
non viscous yaitu aliran dengan kekentalan rendah.
2. Aliran termampatkan yaitu aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahn besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dll. Dan aliran tak termampatkan yaitu Aliran termampatkan adalah
aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan massa
(densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
Dalam aliran air akan lebih di tekankan pada aliran air steady, aliran air
irrotational, aliran yang tidak termampatkan dan aliran air tanpa kekentalan.
Fluida dalam keadaan mengalir dapat meninjau kecepatan dari tiap-tiap
titik di dalam zat yang mengalir tersebut, dalam hal ini kita memerlukan beberapa
pengertian di antaranya adalah :
1. Garis aliran
Garis aliran adalah sebuah garis di mana pada tiap-tiap saat garis singgung
setiap titik sesuai dengan arah vector kecepatan. Ini disebut pula dengan stream
line.
2. Aliran stasioner
Aliran stasioner adalah aliran di mana setiap saat garis aliran berimpit
dengan jalan aliran, yakni bahwa aliran air tersebut akan membentuk gas alir yang
tertentu dan partikel penyusun air akan melalui jalur tertentu yang pernah dilalui
oleh pertikel penyusun air di depannya.
Q = V/∆t
Seperti telah diungkapkan di bagian depan bahwa aliran air pada umumnya
berkaitan dengan kecepatan pengalirannya, dan massa jenis air itu sendiri. Aliran
air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimampatkan
dan berpindah tanpa mengalami gesekan. Hal ini berarti bahwa pada gerakan air
tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan
geraknya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi di suatu tempat terhadap
partikel penyusun air tersebut. Namun demikian sifat seperti yang telah
diungkapkan di bagian depan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sering sulit
dijumpai dalam kenyataan, sehingga besarnya debit air yang mengalir pada
sembarang aliran tersebut juga tidak mudah. Oleh sebab itu dalam pembahasan
Gambar 5. Gerak zat cair dalam tabung dari posisi (a) dan (b)
Lihat gambar di atas, suatu pipa terbuka yang luas penampang ujung kiri adalah
A1 dan mengalir air dengan kecepatan V1, selanjutnya air mengalir melalui pipa
kanan yang memiliki luas penampang A2 dengan kecepatan pengaliran adalah V2,
maka berdasarkan sifat yang telah dikemukakan di depan akan berlaku hukum
kekekalan massa, yakni bahwa selama pengaliran tidak ada fluida yang hilang,
maka selama t detik akan berlaku persamaan:
A1 V1 g t = A2 V2 g t
A1 V1 = A2 V2 = konstan
Jadi selama t detik besarnya debit air yang dapat keluar adalah
Q = (A v t)/t
Q=Av
Seperti telah diungkapkan di bagian depan bahwa aliran air dalam suatu tabung
akan bergantung pada tingginya permukaan air di dalam tabung tersebut dan luas
penampang lubang yang terdapat dalam tabung. Hal ini berarti bahwa debit air
yang mengalir dalam tabung akan bergantung pada ketinggian permukaan air
dalam tabung dan luas penampangnya. Gambar di bawah ini memperlihatkan
bahwa tabung dengan ketinggian permukaan air yang sama tingginya tetapi luas
Dari gambar di atas nampak jelas bahwa banyaknya air yang meluah melalui
lubang tabung yang memiliki luas penampang yang lebih besar akan lebih banyak
dibandingkan dengan tabung yang memiliki luas penampang yang lebih kecil. Hal
ini disebabkan luas penampang lubang pengaliran air berbeda, yakni lubang yang
satu lebih besar dari yang lainnya.
Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini, di bawah ini terdapat dua tabung sama
besar, diberikan dua lubang yang sama besarnya dan lubang tersebut berada pada
ketinggian yang sama. Seterusnya pada tabung diisi dengan air yang berbeda
tingginya dan dibiarkan air mengalir melalui lubang tersebut.
Gambar 7. Peluapan air melalui lubang sama tetapi ketinggian air berbeda.
Dari aliran air dalam selang waktu yang bersamaan akan dapat diketahui bahwa
air dalam lubang tabung yang memiliki permukaan yang lebih tinggi akan
memberikan gambaran debit air yang lebih besar daripada tabung yang memiliki
ketinggian permukaan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan pada permukaan air
yang lebih tinggi gaya berat yang diberikan air semakin besar, sehingga memiliki
kecenderungan tekanan yang lebih besar daripada tabung yang memiliki
ketinggian permukaan air yang lebih rendah. Akibatnya aliran air akan lebih cepat
dari yang lainnya. Dengan demikian akan memiliki debit yang lebih besar dari
luas penampang berbeda. Dalam selang waktu ( ) tertentu, pada pipa dengan
luas penampang A₁, fluida menempuh jarak (v₁ ). Sedangkan pada pipa A₂,
fluida menempuh jarak (v₂ ).Jumlah massa yang mengalir dalam selang waktu
tersebut baik pada pipa A1 maupun pada pipa A2 adalah sama. Secara matematis
dituliskan m₁ = m₂
V₁ = V₂
Keterangan :
m = massa fluida
massa jenis fluida
V = volume fluida
Untuk fluida ideal (tidak kompresibel) tetap, sehingga
V₁ = V₂
A₁(v₁ t) = A₂(v₂ t)
Q = Av
Q₁ = Q₂
Keterangan:
Q₁= debit aliran pada pipa 1
Q₂= debit aliran pada pipa 2
Karena satuan luas penampang A adalah m² dan satuan dari kecepatan
aliran(v) adalah ms¯¹. Maka dapat diturunkan satuan dari debit aliran (Q) adalah
m³s¯¹ atau volume per satuan waktu.
Contoh Soal dan Pembahasan :
Usaha yang dilakukan oleh gaya F₂ pada pipa dengan luas penampang A₂
adalah
W₂= -( p₂ x A₂) (v₂ x t ) =- p₂ A₂ v₂ t
Menurut hukum kekekalan energy, usaha yang dilakukan oleh fluida akan
memberikan tambahan energi mekanik pada fluida tersebut. Hubungan antara
energi mekanik dan usaha dapat diturunkan sebagai berikut :
E = Ep + Ek = (Ep₂ - E p₁) + (Ek₂ - Ek₁)
Persamaan ini dapat ditulis :p₁V- p₂V= (mgh2 –mgh1) + (½mv₂² - ½mv₁²)
Kedua ruas dibagi oleh V, sehingga didapatkan
p₁- p₂= (m ̸V gh2 - m ̸V gh1) + (½m ̸V2²- ½m ̸V1²)
massa (m)dibagi dengan volume (V) merupakan massa jenis ( ) sehingga
P1 + ½ 1 + gh1 = p2 + ½
2
2 + gh2
2
P+½ 2
2
+ gh = tetap
Jadi, dari Persamaan Bernoulli diketahui bahwa tekanan di dalam fluida yang
bergerak juga dipengauhi oleh kecepatan aliran fluida tersebut.
Contoh Soal dan Pembahasan :
1. Sebuah tangki berisi air. Sebuah lubang kecil berada pada jarak 1meter dari
permukaan air dan 4meter dari permukaan tanah. Hitunglah :
Penyelesaian:
a. Gunakan persamaan Bernoulli
m/s
b. Letak jatuhnya air di tanah (x)
Jarak x = v1 dengan t = waktu yang diperlukan air sampai menyentuh tanah.
Waktu t dihitung dari gerak jatuh bebas setinggi h2
sekon
v22 = 2g (h1-h2)
Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa aliran air pada lubang yang
bergerak h dari permukaan wadah sama dengan laju aliran air yang jatuh bebas
sejauh h (dibandingkan gerak jatuh bebas). Ini dikenal dengan Teorema Torricceli.
Teorema ini ditemukan oleh Torricelli, murid dari Gallileo satu abad sebelum
Bernoulli menemuka persamaannya.
Pada pipa mendatar, fluida yang akan diukur kelajuannya mengalir pada
titik-titik yang sama ketinggiannya sehingga dalam hal ini persamaan Bernoulli
berbentuk :
P1 + ½ v12 = P2 + ½ v22 atau P1- P2 = ½ (v22 – v12) ….. (1)
= (h1-h2)
manometer.
Dengan menggabungkan persamaan 1 dan 2 dan persamaan kontinuitas diperoleh
laju fluida pada penampang A1 adalah
= + ’gh ……(2)
Keterangan :
: laju aliran gas atau uadara dalam pipa
: massa jenis zat cair pengisi manometer
: massa jenis gas atau udara yang dikukur lajunya
: percepatan gravitasi
: selisih tinggi zat cair pada manometer.
Lempeng Bergerak
Fluida Gradien gambar penentuan viskositas
Kecepatan l
Lempeng Diam
Satu lapisan tipis fluida ditempatkan antara dua lempeng yang rata. Satu
lempeng diam dan yang lainnya bergerak dengan laju konstan terlihat pada
gambar. Fluida yang langsung bersentuhan dengan setiap lempeng ditahan pada
permukaan oleh gaya adhesi (gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda
jenisnya) antara molekul zat cair dan lempeng. Dengan demikian, permukaan atas
fluida bergerak dengan laju v yang sama seperti lempeng yang diatas, sementara
fluida yang bersentuhan dengan lempeng yang diam tetap diam. Lapisan fluida
yang diam menahan aliran lapisan yang persis diatasnya, yang juga menahan
lapisan berikutnya, dan seterusnya. Berarti kecepatan bervariasi secara kontinu
dari 0 sampai v, seperti digambarkan. Perubahan kecepatan dibagi dengan jarak
terjadinya perubahan ini, sama dengan v / l disebut gradien kecepatan. Untuk
menggerakkan lempeng yang atas dibutuhkan gaya, sebanding dengan luas fluida
yang bersentuhan dengan setiap lempeng, A, dan dengan laju, v, dan berbanding
terbalik dengan jarak, l , antar lempeng: F∞ vA/ l . Untuk fluida yang berbeda
makin kental fluida tersebut, makin besar gaya yang diperlukan. Konstanta
pembanding untuk persamaan ini didefinisikan sebagai koefisien viskositas η
F=ηA η=
tersebut dyne .
Berikut adalah contoh dari jenis fluida beserta masing – masing viskositasnya.
Fluida Viskositas
Uap Air 100°C 0,125 cP
Gambar 1. Gaya yang Bekerja Pada Saat Bola dengan Kecepatan tetap
= =0
jari-jari bola yang dikuadratkan dikali dengan grafitasi dan massa jenis benda
yang dikurangi dengan massa jenis air atau fluida. Kecepatan terminal berbanding
terbalik dengan 9 dikalikan dengan koefisien fluida.
yang mana
∑F = 0
+ =
Keterangan :
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Berdasarkan pemaparan materi mengenai fluida dinamis ini dan kesimpulan
yang kami peroleh adapun saran yang dapat kami berikan sebagai penulis
diantaranya yaitu :
3.2.1 Agar mampu memahami lebih jelas mengenai fluida dinamis sebaiknya
terlebih dahulu mengenali konsep dan formula yang ada serta
mengaitkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
3.2.2 Untuk menguasai berbagai jenis formula yang terdapat di dalam materi ini
sebaiknya perlu memperbanyak latihan soal.
3.2.3 Bila dalam latihan mengalami kesulitan sebaiknya perlu diadakan diskusi
baik diskusi dengan rekan sebaya ataupun dengan dosen pengempu mata
kuliah Fisika Dasar 1.