Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH SENI BUDAYA

RAF

KELOMPOK II
IX C

1. JOHRA SUTA
2. RANI SNAE
3. REGA TOY
4. APRIANA WEO
5. ITHONRY HERE
6. ANGFA MALIASEN
7. JUNAIDI LAZIMU
8. MELIANUS HIBU
9. RICHARD NALENAN
10. RAFICKI LAYLEO
Kamis, 02 April 2015
Makalah Pemanasan Global

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami
haturkan sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang
telah mengantarkan kita ke zaman yang terang benderang.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat
dorongan serta bantuan mereka kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan.
Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
sangat diperlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap
makalah ini dapat menjadi bahan informasi dan penunjang bagi kita semua.
Pelaihari, Maret 2015

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar ..........................................................................................1

Daftar Isi .....................................................................................................2

Bab I Pendahuluan ....................................................................................3

a. Latar Belakang ......................................................................................3


b. Rumusan Masalah .................................................................................3
c. Tujuan Penelitian ..................................................................................3
BAB II Landasan Teori .............................................................................4

BAB III Pembahasan ..............................................................................5

Pemanasan Global ........................................................................................5

a. Penyebab Terjadinya Pemanasan Global..............................................5


b. Dampak Pemanasan Global ..................................................................8
c. Cara Penanggulangan Pemanasan Global ........................................26
BAB IV Penutup ......................................................................................31

Kesimpulan ................................................................................................31

Saran ..........................................................................................................31

Daftar Pustaka .........................................................................................32

Bab I : Pendahuluan

a. Latar Belakang
Dari tahun ketahun kita dapat merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak
menentu bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari cuacanya
sangat panas, sedangkan pada sore sampai malam hari hujan melanda. Kejadian ini
sering disebut dengan nama pemanasan global atau global warming, dimana terjadi
peningkatan suhu di permukaan bumi. Selain itu sekarang juga telah terjadi El Nino
dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca
di sekitar laut Pasifik. El Nino dan La Nina sendiri sebenarnya adalah bentuk
penyimpangan pola cuaca.

Karena hal inilah maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang pemanasan
global dan penyimpangan pola cuaca seperti El Nino & La Nina, hal-hal yang
menyebabkannya, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasinya agar
dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Makalah ini disusun berdasarkan
informasi dari berbagai sumber di internet sebagai pendukung dan menyempurnakan
pembahasan yang terdapat di makalah ini.
b. Rumusan Masalah
a. Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
b. Apa saja dampak dari pemanasan global?
c. Bagaimana solusi mengatasi pemanasan global?
c. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi lebih dalam
mengenai pemanasan global serta penyimpangan pola cuaca yang terjadi saat ini.

Bab II Landasan Teori

Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata


atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun
terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan bahwa,
sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu global akibat pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yg lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yg ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi
(turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat pemanasan global yg lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis
hewan.
Bab III Pembahasan

Pemanasan Global

a. Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata


atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun
terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan bahwa,
sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yaitu sebuah


kelompok peneliti yang konsen meneliti dan mengamati tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan perubahan iklim, setiap beberapa tahun sekali
melakukan pertemuan dan diskusi untuk membahas berbagai hal yang
berhubungan dengan penemuan-penemuan terbaru terkait dengan perubahan
iklim khususnya pemanasan global. Dari berbagai diskusi ilmiah tersebut,
para peneliti yang tergabung dalam IPCC menyimpulkan bahwa peningkatan
rata-rata suhu global bumi disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi
gas-gas rumah kaca yang kemudian dikenal dengan istilah efek rumah kaca.

Pemanasan global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca. Rumah kaca
memiliki prinsip, menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari dan
menahannya, sehingga suhu udara di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa
menunjang pertumbuhan tanaman di dalamnya.

Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas yang
sampai ke Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi. Sebagian dari
panas tersebut di serap oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali. Namun,
sebagian besar panas tersebut tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh bumi akan diserap oleh
gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Akibatnya, energi
panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan
bumi pun meningkat.

Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat
diperlukan untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca juga akan berdampak pada semakin meningkatnya energi
panas di atmosfer bumi. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi
Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yg ditujukan
untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup
internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di
atmosfer pada tingkat yg akan mencegah gangguan antropogenik yg berbahaya dengan
sistem iklim.” Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di
Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191
negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.

Berikut ini beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain:

1. Polusi Karbondioksida Dari Pembangkit Listrik Bahan Bakar Fosil

Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit


listrik bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas
karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi
karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat.
Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha
penggunaan energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan.
Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk melakukan ini.

2. Polusi Karbondioksida Dari Pembakaran Bensin Untuk Transportasi.


Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan
bermotor. Apalagi, keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa
permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring
dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua
peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.

3. Gas Metana Dari Peternakan & Pertanian.

Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi


penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan
organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen,
misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan
ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan
peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.

4. Aktivitas Penebangan Pohon

Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah
pohon kita makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita
tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan perkebunan
seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai
paru-paru dunia dan dapat digunakan untuk mendaur ulang karbondioksida
yang terlepas di atmosfer bumi.

5. Penggunaan Pupuk Kimia Yang Berlebihan


Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia
untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan
nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai
perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah
pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari
sumber-sumber air minum kita.

b. Dampak Pemanasan Global


Para ilmuwan telah memprediksikan bahwa pemanasan global yang terus meningkat
ini, akan menimbulkan beberapa dampak negatif bagi alam khususnya kehidupan di
muka bumi. Pemanasan global diperkirakan akan mempengaruhi kestabilan cuaca,
populasi satwa, produktivitas hasil pertanian, air laut, bahkan hingga kondisi sosial
politik nantinya.

Berikut ini akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pemanasan global:

1. Kenaikan Permukaan Air Laut Seluruh Dunia

Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia


karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland.
Banyak negara di seluruh dunia akan mengalami efek berbahaya dari kenaikan
air laut ini. Inilah mungkin yang faktor penyebab tenggelamnya Ibu Kota
Jakarta beberapa tahun mendatang sesuai dengan yang diprediksi ilmuwan.

2. Peningkatan Intensitas Terjadinya Badai


Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh
bukti yang telah ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara
signifikan akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur udara dan
lautan. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin yang
dapat memicu terjadinya badai kuat.
3. Menurunnya Produksi Pertanian Akibat Gagal Panen

Diyakini bahwa, milyaran penduduk di seluruh dunia akan mengalami


bencana kelaparan karena faktor menurunnya produksi pangan pertanian
akibat kegagalan panen. Ini disebabkan oleh pemanasan global yang memicu
terjadinya perubahan iklim yang kurang kondusif bagi tanaman pangan.
4. Makhluk Hidup Terancam Kepunahan

Berdasarkan penelitian yang dipublikasin di Nature, pada tahun 2050


mendatang, peningkatan suhu dapat menyebakan terjadinya kepunahan jutaan
spesies. Artinya, di tahun-tahun mendatang keragaman spesies bumi akan
jauh berkurang. Namun, semoga saja tidak termasuk di dalamnya spesies
manusia
.
5. Terumbu Karang Menghilang
World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan bahwa pada kondisi terburuk,
pemanasan global bisa mengakibatkan populasi terumbu karang menghilang.
Diperkirakan hal itu bisa saja terjadi pada tahun 2100 terkait dengan meningkatnya
temperature dan tingkat keasaman lautan. Sekarang saja, dampaknya pada terumbu
karang sudah terlihat. Banyak terumbu karang yang mengalami pemutihan atau
bleaching. Jika terumbu karang kolaps (menghilang), maka ekosistem laut akan
terganggu. Banyak flora maupun fauna laut yang akan terancam punah.

6. Krisis Air Bersih


Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air bersih
merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena adanya
penggundulan hutan. Jika hutan terus menerus digunduli maka akan mengganggu
siklus hidrologi air yang menyebabkan krisis air bersih.

7. Wabah Penyakit
Penyakit tropis menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning
menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu,
penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah
manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang
belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.

8. Terjadinya Penyimpangan Pola Cuaca El Nino dan La Nina


El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang
mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk
penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu
permukaan laut di daerah katulistiwa bagian
tengah dan timur.

Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data


pengukuran suhu permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan lintang 5°LS –
5°LU, dimana anomali positif mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La
Nina ditandai dengan menurunnya suhu permukaan laut pada bujur 170°BB –
120°BB dan pada lintang 5°LS – 5°LU dimana anomali negatif, sehingga sering juga
disebut sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini memberikan
dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia

El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para
penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera
Pasifik bagian Timur menjelang hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena
alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut
di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan
secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.

Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan
(akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien
dari dasar) menjadi sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember.
Nama El Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, yang merujuk
pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama hari
Natal. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena
menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu
mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari
fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti
“anak perempuan”. Fenomena ini umumnya terjadi dalam jangka waktu 2-7 tahun.

El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur
meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian
ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di
sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat
sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur
Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang
jauh dari normal.

Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada
waktu-waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena
La-Nina. Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari
keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di
daerah sekitarnya. Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung
secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun
1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun
sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina,
sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti
El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino
8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang
terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang
dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.

Peristiwa El Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti
dan Darwin yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang
dikenal dengan istilah indeks Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka laut
dikawasan pasifik timur dan IOS oleh para ahli meteorologi dijadikan indikator untuk
mengenali aktifnya El Nino dan La Nina. Indeks Osilasi Selatan membuka IOS yaitu
Indeks yang diperoleh dari normalisasi pada tekanan udara antara Tahiti dan Darwin.
Jika bernilai tinggi (positif) menandai kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya
bertepatan dengan periode La Nina aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif)
bersesuaian dengan melemahnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan
aktifnya El Nino.
Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi
dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik,
La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi
setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak
mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga
sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan telah
mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.

Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik
menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang
terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik
Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut,
hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan
laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim
dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.

Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka laut
yang ada di tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan
lebih dingin. Ini mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih mendapatkan uap
air yang tinggi. Hal ini menyebabkan terjadi hujan lebat dan banjir terjadi di indonesia
dan asia tenggara, akan tetapi di pasifik timur mengalami kemarau dan kekeringan.

Secara sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La
Nina dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti fenomena
yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.

La-Nina terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut
atau SST (Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas sedang, dan
intensitas kuat.
1. Intensitas Lemah
Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
2. Intensitas Sedang
Ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3
bulan berturut-turut.
3. Intensitas Kuat
Ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.

Beberapa faktor penyebab El Nino La Nina adalah sebagai berikut :

Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.

Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan


pergerakan angin jauh dari normal.

Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari
perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim
panas.

Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.

Di bawah ini merupakan proses terjadinya El Nino La Nina :

Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat Normal


Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat terjadi El Nino

Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga
daerang lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan
arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran
oleh sinar matahari perairan di pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya
suhu dan kelembapan udara pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah
dan timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang
terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik barat
tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin
musoon, angin passat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih
kuat dari daratan Asia), menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara
yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara
dari pasifik barat bergerak ke pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan
awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.
Keadaan Samudera Pasifik saat terjadi La Nina

Sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di pasifik
tengah dan timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan
tekanan udara kawasan pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan.
Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur tinggi, yang menghambat
terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya rendah yaitu di
Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini
menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai petir. Karena sifat dari udara yang
bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari
pasifik tengah dan timur bergerak ke pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan
awan konvektif di atas pasifik ttengah dan timur bergeser ke pasifik barat.

El Nino dan La Nina memiliki beberapa dampak yaitu :

1. Pada Alam
Seperti pada saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya
suhu dan salinitas air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass)
dan terumbu karang (coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang
lamun dan terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan
(spawning ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan
(feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan terumbu karang bila
terkena sinar matahari berlebihan pertumbuhannya akan terganggu, rusak dan
mati. Padang lamun dapat hidup dengan suhu optimum sekitar 28-30°C,
kedalaman 0-22 m dan salinitas 25-35 ppt. Padang lamun memiliki nilai
prodiktivitas yang tinggi yang bermanfaat bagi komunitas yang hidup di habitat
tersebut. Ikan-ikan yang menghuni padang lamun, di antaranya: ikan-ikan
parrot (Scarus dan Sparisoma), ikan surgeon (Acanthurus), ikan-ikan ballyhoo
(Hemiramphus brasiliensis), ikan rudder (Kyphosus sectatrix), ikan trigger
(Melichthys radula), dugong (Trichechus manatus), juvenile ikan, mollusca,
echinoidea, dan crustacea. Sedangkan terumbu karang dapat tumbuh pada suhu
25-29°C, kedalaman 0-50 m dan salinitas 34-36 ppt. Pada saat El Nino, terjadi
peningkatan pemutihan (bleaching) pada karang yang menyebabkan
berkurangnya atau hilangnya ikan-ikan yang biasa hidup bergantung pada
terumbu karang, begitu juga dengan padang lamun. Karena suhu yang semakin
panas dan berkurangnya habitat, maka ikan-ikan akan melakukan migrasi ke
tempat yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan penurunan populasi ikan
di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan sardine (Sardinops sagax),
anchoveta (Engaulis ringens), ikan mackerel (Tranchurus murphyi dan
Scomber japonicuperuanus) berkurang karena sedikitnya makanan yang
tersedia. Hal ini semua dapat mengakibatkan berkurangnya hasil perikanan
tangkap.

Di sisi lain upwelling juga dapat menaikkan biomassa plankton, yaitu seperti yang
terjadi di wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
terdapat peningkatan jumlah klorofil, plankton dan massa air yang mengandung
banyak nutrien yang sangat bermanfaat bagi ikan. Pada saat inilah terdapat
banyak ikan yang dapat menguntungkan dalam sektor perikanan tangkap.

Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan
pembentukan awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang
tinggi di kawasan pasifik tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah
pasifik barat terjadi kekeringan yang jauh dari normal.

Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La Nina, menjadi
hambatan terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan.
Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat curah hujan sangat tinggi. Hal ini
menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.

2. Pada Manusia
Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan , mengakibatkan
perairan yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan
nelayan kesulitan mendapatkan ikan di perairan. Tidak hanya berpengaruh terhadap
para nelayan, El-Nino dan La-nina dampak menghambat aktivitas manusia. Seperti
pada tahun 1997 dan 1998, terjadi peristiwa El-Nino dan La-Nina yang paling kuat dan
mengakibatkan seringnya terjadi banjir, angin tornado, dan badai-badai aneh lainnya
yang menyerang California dan banjir di daerah Peru.
Pada tahun 1900 hingga tahun 1901 terjadi peristiwa El-Nino di India yang
menyebabkan kemarau panjang dan mengakibatkan penduduk India kelaparan, dan
menelan korban lebih dari satu juta jiwa.

Selain itu El-nino dan La-nina memiliki terhadap pengaruh terhadap pertanian yaitu
memiliki pengaruh terhadap besaran curah hujan dan ketersediaan air irigasi, anomali
iklim anomali iklim el nino dan la nina dapat mempengaruhi lamanya periode musim
hujan dan musim kemarau yang selanjutnya berimplikasi pada pergeseran musim
tanam.

Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir bagi areal sawah yang drainasenya
kurang baik hingga gagal panen, namun juga dapat memberikan hasil pertanian yang
baik pada daerah yang curah hujannya rendah mengingat sebelum La Nina ada
fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang di Indonesia. Curah hujan
yang tinggi adalah hal yang tidak diinginkan bagi perkebunan sawit, juga bagi
perkebunan tebu ketika waktunya panen, namun disukai oleh areal perkebunan di mana
pembibitan sedang dilakukan.

Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang begitu berarti, mengingat hutan di
Indonesia akan selalu hijau tanpa disentuh manusia. Yang berdampak mungkin adalah
ekosistem di dalamnya, seperti perilaku satwa liar dan daur hidrologi dalam areal
hutan. Satwa akan merespon udara dingin dengan berkoloni dan mengurangi aktivitas
perkembang biakannya. Bagi daur hidrologi, akan lebih banyak air yang akan diserap
oleh wilayah hutan karena hujan yang berlebih.

Selain itu, Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak el nino yang
umum terjadi. Sebaliknya kejadian la nina dapat menimbulkan kerusakan tanaman
akibat kelebihan air atau banjir di samping akibat meningkatnya populasi hama dan
tanaman penyakit. Dampak kekurangan atau kelebihan air tersebut terhadap kerusakan
tanaman umumnya lebih parah pada tanaman muda daripada tanaman dewasa., karena
resisitansi tanaman muda terhadap perubahan ketersediaan air dan cuaca umumnya
lebih rendah.

La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur akan turun hingga 20C) dan
hujan yang lebih banyak bagi Indonesia dari musim biasanya, sehingga jika ditelaah
efeknya bagi pertanian, perkebunan, dan kehutanan akan sangat banyak. Apalagi
komoditas pertanian dan perkebunan sangat banyak dan memiliki respon tertentu
terhadap cuaca.

Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga
dilaporkan menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi
ikan (plankton) juga berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami
keputihan (coral bleaching) akibat terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan
dari terumbu karang karena tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut.
Memanasnya air laut juga akan menggangu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif
terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke
perairan lain yang lebih dingin.

Cara Mengantisipasi & Penanggulangan Terhadap El Nino & La Nina

Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:

1. Meminta informasi secara teratur perkembangan dan arah terjadinya el-nino.


Informasi tersebut didistribusikan ke daerah agar segera diketahui perkembangannya
guna menyiapkan langkah yang diperlukan.

2. Memerlukan lokasi-lokasi rawan kekeringan dan kebakaran. Peta tersebut harus


selalu siap sehingga dapat dimanfaatkan dalam memepersiapkan upaya pencegahan
dan melaksanakan penanggulangan dampak el-nino.

3. Meminta petani untuk melakukan konservasi tanah dan air serta melakukan
tindakan pemanenan air limpasan dan membuat embung-embung air. Melakukan
pengaturan muka air tanah melalui manajemen air pada areal-areal gambut.

4. Meminta petani dan pekebun untuk mengurangi tindakan budidaya yang dapat
memperbesar penguapan tanaman, seperti pengurangan naungan dan pemangkasan,
serta menyesuaikan jadwal penanaman dengan prakiraan terjadinya el-nino.

5. Menyiapkan dana alokasi khusus untuk pencegahan penanggulangan dampak


el-nino, termasuk dana untuk pengadaan sarana dan pelatihan pemadam kebakaran,
bantuan pangan dan kesehatan serta dana untuk rehabilitasi.
6. Meminta dukungan aktif pihak terkait untuk memfasilitasi kegiatan sosialisasi
pencegahan dan penanggulangan kekeringan dan kebakaran kebun.

Jika prakiraan tentang kehadiran el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang
benar-benar terjadi, adapun langkah penanggulangan yang diperlukan hanya akan
terbatas pada mempertahankan kondisi tanaman. Namun untuk tanaman semusim dan
tanaman muda perlu diberikan perhatian khusus. Oleh karena itu, pemantauan lapangan
perlu terus dilaksanakan agar tindakan penanggulangan dapat di laksanakan pada
kesempatan paling dini.

Berikut adalah cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino dan
La-Nina terjadi:

1. Meningkatkan petani agar menjaga kondisi tanamannya melalui penggunaan


mulsa, pemutusan pipa kapiler tanah, dan tidak melakukan pemangkasan atau
pengurangan naungan.

2. Khusus untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu dipertimbangkan


pelaksanaan penyiraman.

Adapun tindakan rehabilitasi kerusakan setelah terjadinya peristiwa el-nino yaitu


sebagai berikut:

1. Melakukan pemupukan tambahan untuk memulihkan kondisi tanaman setelah


mengalami masa kekeringan yang panjang.

2. Melanjutkan pemantauan kondisi tanaman dan kondisi sosial ekonomi petani


guna mengetahui kerusakan pertanaman dan dampak negative el-nino untuk segera
melakukan tindakan rehabilitasi yang diperlukan.

Sedangkan beberapa pihak memprediksikan hal-hal yang kemungkinan akan


terjadi di masa depan, diantaranya:

1.HUTAN AMAZON AKAN BERUBAH MENJADI GURUN


Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan
Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Tetapi pemanasan global dan
penggundulan hutan membalikkan fungsi hutan sebagai penyerap karbon dan merubah
30 - 60 persen hutan menjadi padang rumput kering. Proyeksi - proyeksi menunjukkan
hutan ini bisa lenyap menjelang tahun 2050.

2. GREAT BARRIER REEF LENYAP DALAM 20 TAHUN

Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam 20 tahun akan


menenggelamkan gugusan karang ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti
di Australian Institute of Marine Science mengatakan pada The Times: "Tidak
ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi atau lebih. Sekali karbon
dioksida ( CO2 ) menyentuh level seperti yang diprediksi antara tahun 2030 dan
2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang dan
juga semua organisasi terkait lainnya. Ini sudah kritis dan beginilah
kenyataanya."

3. GURUN SAHARA AKAN MENGHIJAU

Para ilmuwan melihat tanda - tanda bahwa gurun Sahara dan wilayah di sekitarnya
menghijau akibat makin meningkatnya curah hujan. Hujan ini mampu merevitalisasi
wilayah gersangnya sehingga menarik komunitas petani. Kecenderungan menyusutnya
gurun ini dijelaskan oleh model-model iklim, yang memprediksi kembalinya ke kondisi
yang merubah Sahara menjadi padang rumput subur seperti sekitar 12 ribu tahun yang
lalu.

4. ANGIN TOPAN BERTIUP LEBIH DAHSYAT


Belum bisa dijelaskan apakah Global Warming bertanggung jawab atas terjadinya
badai Katrina. Tetapi ada indikasi - indikasi bahwa Global Warming akan menciptakan
badai - badai berkategori 5 -badai Katrina sendiri berkategori 4 saat
menghantam Lousiana. Kekuatan badai dimulai dari adanya air hangat dan model -
model ramalan menunjukkan badai di masa depan akan menjadi lebih dahsyat seiring
dengan naiknya temperatur lautan. Global Warming juga membuat badai - badai itu
lebih destruktif dengan naiknya permukaan laut yang memicu banjir yang lebih besar di
wilayah pesisir.

5. HEWAN - HEWAN MENYUSUT

Studi baru menyebutkan bahwa bahwa spesies - spesies hewan mengalami


penyusutan rata - rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya dalm 30 tahun terakhir.
Penelitian awal terhadap domba menduga bahwa musim dingin yang lebih pendek dan
ringan membuat domba - domba itu tidak menambah berat badannya untuk bertahan
hidup pada tahun pertama hidupnya. Faktor seperti ini dapat juga mempengaruhi
populasi ikan. Para peneliti menyebutkan perubahan iklim ini bisa mengganggu rantai -
rantai makanan, dimana predator di puncak rantai makanan yang paling terpengaruhi
karena menyusutnya mangsa.

6. KOTA LONDON TENGGELAM PADA TAHUN 2100

Tidak hanya karang dan pulau - pulau landai yang terancam Global Warming.
Faktanya sebuah ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di wilayah pantai
yang beresiko tenggelam di bawah air akibat naiknya permukaan laut. Lusinan kota -
kota dunia termasuk London dan New York bisa saja lenyap tenggelam menjelang
akhir abad ini, menurut penelitian yang menyebutkan Global Warming akan
mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat dari yang diprediksi
sebelumnya. London termasuk kota besar yang beresiko tinggi seperti digambarkan
dalam sebuah film tahun 2007 berjudul "Flood". Menurut para ahli kota ini akan
tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi.

7. INDONESIA KEHILANGAN RIBUAN PULAU – NYA

Akibat Global Warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan


Indonesia mungkin akan hilang sebelum yahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai
konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain yang merusak lingkungan. Indonesia
hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.500 pulau - pulau di wilayahnya.

8. GLOBAL WARMING AKAN MEMICU TERORIS

Global Warming bisa menciptakan kondisi ketidakstabilan di negara - negara


miskin, sehingga memicu terjadinya migrasi dan menjadi tempat subur berkembangnya
terorisme. Kondisi negara yang tidak stabil akibat iklim yang keras dan tidak menentu
menyebabkan banyak orang meninggalkan negaranya dan karena tekanan beberapa di
antaranya bisa melakukan tindakterorisme. Belum lagi masalah akibat penolakan dari
negara yang didatangi para imigran ini.

9. PEGUNUNGAN ALPEN MENCAIR

Tahun - tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah -


wilayah rendah, menyusutnya volume glacier ( sungai es ), dan juga meningkatnya
cairnya wilayah es beku. Hal ini berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim
dingin. Diprediksi glacier - glacier itu akan hilang antara tahun 2030 dan
2050. Italia dan Swiss telah memutuskan untuk menggambar ulang batas - batas
wilayah mereka akibat berkurangnya glacier - glacier di Alpine dan menyapu tanda
batas - batas wilayah dua negara itu.

10. TENGGELAMNYA KEPULAUAN MALDIVA

Wilayah kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan
ditenggelamkan oleh lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan berita buruk
bagi para penghuninya dan juga bagi dunia pariwisata yang mengandalkan pantai -
pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para peneliti memberi waktu tidak lebih
dari seratus tahun sebelum kepulauan ini bebar - benar lenyap ditelan samudera.
c. Cara Penanggulangan Pemanasan Global

Melihat luasnya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh isu pemanasan global ini,
maka ada baiknya manusia mulai memikirkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi pemanasan global. Baik secara individu, kelompok maupun
masyarakat.Ada beberapa cara ampuh mengurangi dan mengatasi pemanasan global
yaitu :

1. Program Menanam Pohon


Kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar
pun sudah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk
menanam pohon.

Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar
menggalakan menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon
gratis untuk di tanam setiap rumah. Kini banyak pihak yang sepakat bahwa menanam
pohon adalah satu cara untuk mencegah pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik
lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

2. Kurangi Bangunan Rumah Kaca


Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa
derajat celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang
tegas tentang pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida
bisa).

Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda kepada
pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang
dampak lingkungan dalam proyek mereka.

3. Cerdas Dalam Berkendara

Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas
sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata
dengan rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke
kantor atau ke sekolah.

Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat
respon yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus
penaik sepeda, tapi tidak. Dengan kendaraan ini. Disamping sehat. kita juga bisa
mengurangi dari dampak Polusi yang telah tercemar.

Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki.
Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga
bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki,
maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama –
sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari
bahan bakar kendaraan bermotor.

4. Hemat Listrik

Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian
alangkah bijaknya untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah,
ketika siang hari mematikan alat listrik yang tidak digunakan lagi.

Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat
disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari.
Dalam hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat.

Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan seterusnya.
Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaaan
listrik.
5. Saluran Ventilasi Rumah Yang Cukup

Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda lakukan
selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah. Supaya angin
bisa masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya angin tetap

banyak masuk kerumah


Anda, maka jangan lupa
Anda menanam pohon di

pekarangan rumah Anda.

6. Jangan Tebang Pohon Sembarangan (ilegal loging)


Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak
terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak
bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon
untuk tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.

Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat
negara. Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi
pohon yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan
baik, apatah lagi di musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan sembarangan.

Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak penebangan
pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan bersama, jangan
hanya karena kepentingan seelompok orang, membuat masalah bagi bangsa dan
negara.

7. Membersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

8. Kurangi penggunaan AC. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama
AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C) & alihkan panas limbah
mesin AC tadi untuk mengoperasikan water-heater.

9. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai
mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Kurangilah penggunaan sampah plastik. Hampir semua sampah plastic


menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu
mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali. Lebih baik bawa tas yang bisa dipakai
ulang untuk mengurangi penggunaan plastik.

12. Kurangilah konsumsi daging.Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg


daging, sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan
bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari kekurangan pangan jika kita
bervegetarian.

13. Hindari makan makanan fast food. Fast food merupakan penghasil sampah
terbesar di dunia.

14. Jangan membeli bunga potong.Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias,
maka bisa dipastikan bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan menghasilkan
“jejak karbon” yang besar.

Bab IV Penutup

Kesimpulan

Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata


atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun
terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan bahwa,
sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Berikut ini beberapa hal-hal yang
menyebabkan pemanasan global, antara lain gas metana pada peternakan &
pertanian,polusi karbondioksida ,aktivitas penebangan pohon & penggunaan
pupuk kimia yang berlebihan. Akibat-akibat pemanasan global diantaranya adalah
wabah penyakit, penurunan hasil pertanian, naiknya permukaan air laut, dan punahnya
berbagai jenis hewan. Beberapa cara untuk mengurangi pemanasan global adalah
menghemat listrik, mengurangi bangunan kaca, mengurangi penggunaan plastik, &
menanam pohon.

Saran
Kita harus menjaga kelestarian bumi kita agar dapat mengurangi pemanasan global.
Dengan cara yang sederhana pun sebenarnya kita telah membantu mengurangi
pemanasan global. Contohnya lebih memilih naik sepeda untuk ke warung yang
jaraknya dekat dengan rumah, mematikan listrik yang tidak digunakan & menanam
pohon. Hal hal kecil inilah justru dianggap sepele oleh sebagian orang. Jika kebiasaan
ini terus menerus dilakukan maka akan membuat pemanasan global semakin parah.

Daftar Pustaka

http://informasitips.com/pemanasan-global-penyebab-proses-terjadinya-dampak-dan-
penanggulangannya

http://informasitips.com/dampak-dari-pemanasan-global

https://pustakafisika.wordpress.com/2012/11/24/penyebab-pemanasan-global-dan-aki
batnya-bagi-bumi/

Setyaningsih Puput, Indah Purnamaasri & Tri Haryanto. 2014. Geografi Peminatan
Ilmu Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X Semester 2. Klaten: PT Intan Pariwara

http://www.hijauku.com/2012/09/21/luas-wilayah-es-di-antartika-terus-menciut/

http://www.belantaraindonesia.org/2012/02/10-dampak-pemanasan-global.html

http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-pemanasan-global-global.html

https://serdaducemara.wordpress.com/2013/02/07/el-nino-dan-la-nina/

http://abdulrohim030994.blogspot.com/2014/05/peristiwa-el-nino-dan-la-nina-makala
h.html
http://silontong.com/2014/05/28/6-cara-ampuh-mengatasi-bahaya-pemanasan-global-
dunia/

http://informasitips.com/8-bahaya-dari-pemanasan-global-yang-mengancam-kehidupa
n

http://sanundy.blogspot.com/2014/03/makalah-efek-rumah-kaca.html

Anda mungkin juga menyukai