Hana Ratnawati
Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Abstrak
Meningkatnya permeabilitas mukosa intestin yang dikenal dengan istilah leaky gut merupakan
salah satu kunci dari berbagai teori penyebab Autism Spectrum Disorder (ASD). Permeabilitas mukosa
intestin memegang peranan penting bagi tubuh agar dapat mengabsorpsi nutrient secara adekuat tetapi
mem”blok” racun, bakteri, berbagai allergen dan molekul lainnya yang dapat merugikan tubuh bila masuk
ke dalam peredaran darah.
Struktur abnormal pada jaringan otak anak dengan autism dapat diakibatkan oleh efek racun yang
dihasilkan oleh mikroorganisme di dalam saluran pencernaan atau peptida abnormal dari gandum dan
susu. Molekul yang merugikan ini dapat masuk ke dalam sel epitel mukosa usus melalui tight junctions
diantara sel epitel (paracellular route) karena adanya hiperpermeabilitas mukosa usus dan kebocoran pada
mukosa usus (leaky gut). Kebocoran pada mukosa usus ini disebabkan yeast overgrowth di saluran
pencernaan, dimana yeast ini dapat memproduksi suatu enzim yang akan mencerna mukosa ususnya
sendiri, sel epitel menjadi rusak dan produk metabolit mikroba juga molekul-molekul gandum yang tidak
dicerna dengan sempurna akan diabsorpsi masuk ke dalam tubuh menyebabkan timbulnya reaksi allergi,
defisiensi zat-zat tertentu, dan bila telah menembus blood brain barrier dapat bermanifestasi berupa
gangguan perilaku.
Leaky gut dapat terjadi karena paparan substansi atau mikroorganisme yang dapat merusak
integritas mukosa usus diantaranya infectious agents (bakteri, virus, jamur), antibiotik, NSAIDS, fungal
mycotoxins, zat pewarna makanan dan obat-obatan sitotoksik.
Kata kunci : leaky gut, hiperpermeabilitas mukosa usus, Autism Spectrum Disorder
Abstract
The increased of intestinal permeability, which is known as leaky gut is key to many theories of
autism. The intestinal permeability plays a critical role in helping the body to adequatly absorb nutrients
and to block toxins, bacteria, various allergens, and other potentially harmful molecules penetrating into
the sistemic circulation.
The abnormal structures in the brains of children with autism may be due to the toxic effects of the
microbial metabolites or the abnormal peptides from wheat and milk. These harmful molecules could be
transported across tight junctions between epithelial cells (paracellular route) due to the hyperpermeability
of the intestine mucous and the damage of the mucous layer intestine (leaky gut). The damage of the
intestinal mucous layer caused by a yeast overgrowth of the gastrointestinal tract and the yeast could
produce enzymes which digest the lining of the intestinal tract itself. The microbial metabolites byproducts
and undigested wheat products absorbed from the intestinal tract into the body and elicit an allergic
response, nutritional deficiencies of key nutrients and may manifest as behavioral disorders if it broke
through the blood brain barrier.
Leaky gut usually provoked by exposure to substances which damage the integrity of the intestinal
mucosa, such as infectious agents (bacteri, virus, fungi), antibiotic, NSAID, fungalmycotoxins, food dyes
and cytotoxic drugs.
Keywords : leaky gut, hyperpermeability of the intestine mucous, Autism Spectrum Disorder
42
Leaky Gut sebagai Penyebab
Gangguan Gastrointestinal pada ASD
Hana Ratnawati
43
JKM.
Vol. 2, No. 2, Februari Juli 2003
44
Leaky Gut sebagai Penyebab
Gangguan Gastrointestinal pada ASD
Hana Ratnawati
Air melalui kedua rute transport zonulin. Saat ini zonulin complex
tersebut, tetapi tight junction protein dikatakan sebagai salah satu
impermeable terhadap molekul- regulator utama dari permeabilitas
molekul organik yang besar seperti usus, terutama untuk transport yang
asam amino dan glukosa. Kedua melalui paracellular route. Zonulin
molekul tsb ditransport secara akan membawa cairan keluar dari
khusus melalui transcellular route. sel dan menghanyutkan bakteri
Tight junctions adalah struktur patogen pada permukaan sel untuk
khusus pada permukaan lateral sel dikeluarkan dari tubuh. Jadi ini
epitel yang berfungsi memperkuat adalah suatu mekanisme pertahanan
perlekatan diantara sel-sel epitel. tubuh yang alamiah pada intestin.
Salah satunya yaitu occludens Ini juga yang menyebabkan pada
junctions / zonula occludens yang infeksi intestin (misalnya cholera)
berfungsi mengikat sel-sel epitel menyebabkan diare yang cair (watery
sehingga merupakan suatu barrier diarrhea). Sekitar 80 % dari anak-anak
impermeable. Pada zonula oclludens ASD dengan gangguan intestin di
terjadi fusi dari membran sel dan USA menderita Autistic Enterocolitis.
pada tempat fusi kedua lapisan Penting untuk diingat bahwa
membran sel diikat oleh epitel usus bukanlah lapisan sel-sel
transmembran junctional protein yang yang semuanya sama / monoton
melingkar seperti sabuk di bagian tapi pada setiap area mempunyai
apikal sepanjang keliling sel. sel-sel epitel yang karakteristiknya
Allessio Fasano berserta timnya dari berbeda-beda. Perbedaan phenotype
University of Maryland, mengatakan enterosit ini menyebabkan adanya
bahwa mikroorganisme di usus perbedaan fungsi sel, juga
halus dapat menyebabkan perbedaan dalam jumlah dan type
permukaan sel epitel mensekresi molekul transporter dan struktur
suatu protein yang dikenal sebagai dari tight junction yang dibentuknya.
45
JKM.
Vol. 2, No. 2, Februari Juli 2003
Bahkan dalam satu segmen usus bisa terhadap molekul asing tsb.
terdapat perbedaan yang menyolok. Umumnya, bahkan hampir semua
Misalnya enterosit di daerah crypta anak dengan ASD mengalami
intestine cara transportnya berbeda gangguan fungsi ( malfunction ) pada
dengan enterosit di ujung villi sistem imunnya. Gangguan fungsi
intestinalis. ini dapat berupa : salah
Pada intestin juga ada mengidentifikasi sel pada dirinya
perbedaan permeabilitas osmotik sendiri sebagai sel asing, sehingga
dari proksimal ke distal, makin ke akan menyerang terhadap sel
distal "effective pores" epitel usus dirinya sendiri. Hal ini
makin menurun. Ini berarti menyebabkan terjadinya reaksi
duodenum lebih permeabel radang pada saluran gastrointestinal,
terhadap air daripada ileum, dan dan selanjutnya akan menyebabkan
ileum lebih permeabel daripada berbagai gangguan gastrointestinal
kolon. Tetapi jangan yang sering didapatkan pada anak
diinterpretasikan bahwa makin dengan ASD.
menuju ke distal kemampuan Sistem imun mempunyai
mengabsorpsi air menurun; bermacam-macam sel pertahanan
melainkan hal ini berarti air (pertahanan selular), yaitu Natural
mengalir melalui epitel mukosa usus Killer Cells, cytotoxic T cells, helper T-
secara lebih "bebas" di proksimal cells, dan B-cells. Sel-T dapat
dibandingkan bagian distal usus mengidentifikasi adanya patogen,
karena "effective pores" lebih besar. sementara sel lainnya akan
Kenyataannya usus bagian distal membentuk dan melepaskan
mengabsorpsi air lebih baik antibodi. Sel-T dapat dikategorikan
daripada usus proksimal. Hal ini sebagai sel Th1 (sel Thymus 1) yang
karena ada perbedaan konduktivitas secara tidak langsung berpartisipasi
melalui bagian paracellular tight dalam sistem imun dan sel Th2 yang
junctions yang sangat bervariasi berperan dalam pembentukan
disepanjang usus. antibodi. Penelitian dalam bidang
imunologi mendapatkan bahwa sel
Th2 berperan pada infeksi jamur
Interaksi antara Sistem Imun dan kronis, dan penelitian pada anak
Sistem Gastrointestinal dengan ASD didapatkan banyak sel
Sistem imun berperan sebagai Th2, karena memang pada kultur
daya pertahanan tubuh terhadap faeces nya didapatkan koloni jamur
bakteri, virus dan jamur patogen. Candida. Gupta, mengatakan bahwa
Sistem imun dapat mengenal dan pada anak dengan ASD relatif lebih
membedakan antara sel normal dan banyak sel Th2 daripada sel Th1
molekul asing, sehingga akan dibandingkan anak-anak dengan
memerintahkan sel-sel pertahanan gangguan sistem syaraf lainnya.
melawan molekul asing tersebut, Berkurangnya sel Th1 pada ASD
juga akan dibentuk antibodi menjelaskan mengapa anak-anak
46
Leaky Gut sebagai Penyebab
Gangguan Gastrointestinal pada ASD
Hana Ratnawati
47
JKM.
Vol. 2, No. 2, Februari Juli 2003
48
Leaky Gut sebagai Penyebab
Gangguan Gastrointestinal pada ASD
Hana Ratnawati
49
JKM.
Vol. 2, No. 2, Februari Juli 2003
Gb. 4 Mukosa usus dengan tight junction yang telah rusak sehingga makromolekul dapat
masuk melalui paracellular route.
50
Leaky Gut sebagai Penyebab
Gangguan Gastrointestinal pada ASD
Hana Ratnawati
51
JKM.
Vol. 2, No. 2, Februari Juli 2003
dari liver berfungsi mengoksidasi mannitol di urine yaitu < 0,03. Ratio
dan akan dimasukkan ke yang lebih tinggi menandakan
empedu. Reflux dari “racun” adanya leaky gut akibat rusaknya
empedu ini akan masuk ke tight junction. Test lactulose /
pankreas menyebabkan chronic mannitol ini dilakukan dalam
pancreatitic disease. keadan puasa dan dilakukan dua
kali. Di R.S. St. Vincent de Pauldi
Diagnosis Leaky Gut Paris, test ini efektif dilakukan
Adanya gangguan terhadap bayi yang alergi untuk
permeabilitas intestinal pada mendeterminasi modifikasi diet apa
penderita leaky gut syndrome yang diperlukan ibunya sebagai
seringkali tidak terdeteksi. Ada pengganti asi, dan susu formula
suatu metoda yang aman, non- “hypoallergenic” mana yang harus
invasive dan juga tidak mahal untuk dihindari untuk memperbaiki
mengukur permeabilitas usus kecil. gejalanya.
Hal ini memungkinkan klinisi untuk Caranya : Pasien diberi
melihat adanya gangguan minuman berupa campuran 5 gr
permeabilitas intestinal sehingga mannitol dan 5 gr lactulose. Setelah 6
dapat menentukan terapi yang tepat. jam maka diukur jumlah laktulose
Memonitor permeabilitas intestinal dan mannitol yang ada di urine. Jika
pada penderita dengan leaky gut di urine didapatkan lactulose berarti
syndrome chronis dapat membantu usus telah mengabsorpsinya. Pada
memperbaiki gejala klinis. orang normal lactulose yang
Prinsip kerjanya : diabsorpsi < 215 mg, tapi pada leaky
Mengukur kemampuan dua gut syndrome dapat mengabsorpsi
molekul gula non metabolit yaitu sampai ± 500 mg.
mannitol dan lactulose . Mannitol Penelitian pada 21 anak autism
mudah diabsorpsi dan dipakai yang tidak memperlihatkan gejala-
sebagai marker / petanda dari uptake gejala klinis maupun kelainan
transcellular, sedangkan lactulose laboratorium yang berhubungan
hanya sedikit diabsorpsi dan dipakai dengan intestin ternyata 43 % ( 9
sebagai marker / petanda integritas pasien ) menunjukkan adanya leaky
mukosa. Mannitol gut syndrome setelah di test dengan
(monosakharida)secara pasif lactulose dan mannitol. Sedangkan
ditransport melalui epitel usus, rat- pada kelompok kontrol tidak
rata yang diabsorpsi yaitu 14 % dari satupun yang positif leaky gut
dosis yang diberikan dengan range 5 syndrome.
% - 25 %. Sebaliknya intestin
impermeabel terhadap laktulose Faktor Resiko dan Indikator Leaky
(disakharida), yang diabsorpsi hanya Gut Syndrome
< 1 %. Perbedaan ekskresi lactulose 1. Riwayat pemakaian antibiotik
dan mannitol di urine kemudian yang sering, diare rekurens, foul
diukur. Ratio normal lactulose / stools, mucousy stools, kembung
52
Leaky Gut sebagai Penyebab
Gangguan Gastrointestinal pada ASD
Hana Ratnawati
53
JKM.
Vol. 2, No. 2, Februari Juli 2003
54
Leaky Gut sebagai Penyebab
Gangguan Gastrointestinal pada ASD
Hana Ratnawati
55