Anda di halaman 1dari 4

Etiologi Divertikulitis :

Penyebab terjadinya divertikulosis ada 2 yaitu :

1. Peningkatan tekanan intralumenDiet rendah serat menyebabkan terjadinya


peningkatan tekanan intralumenkolon sehingga menyebabkan herniasi mukosa
melewati lapisan dinding ototkolon yang menebal dan memendek (sebuah
kondisi yang disebut mychosis).

Menurut Painter dan Burkitt pada tahun 1960, penyebab terjadinyadivertikulosis


adalah kurangnya serat dan rendahnya residu dalam makananyang dikonsumsi
sehingga menyebabkan perubahan milieu interior dalamkolon. Pendapat ini diperkuat
oleh penelitian-penelitian selanjutnya dimana terbukti bahwa kurangnya serat dalam
makanan merupakan faktor utamaterjadinya divertikular sehingga disebut sebagai
penyakit defisiensi serat.Terdapat 2 jenis serat :

a. Serat yang larut dalam air, di dalam usus terdapat dalam bentuk
yangmenyerupai agar-agar yang lembut.
b. Serat yang tidak larut dalam air, melewati usus tanpa mengalamiperubahan
bentuk.
Kedua jenis serat tersebut membantu memperlunak feses sehingga
mudahmelewati usus. Serat juga mencegah konstipasi. Konsumsi makanan
yangberserat tinggi, terutama serat yang tidak larut (selulosa) yang terkandungdalam
biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-buahan akan berpengaruh padapembentukan tinja
yang padat dan besar sehingga dapat memperpendek waktutransit feses dalam kolon
dan mengurangi tekanan intraluminal yangmencegah timbulnya divertikel.
2. Kelemahan otot dinding kolonPenyebab lain terjadinya divertikulosis adalah
terdapat daerah yang lemahpada dinding otot kolon dimana arteri yang
membawa nutrisi menembussubmukkosa dan mukosa. Biasanya pada usia tua
karena proses penuaan yangdapat melemahkan dinding kolon.

Pathway Divertikulitis
Divertikulosis terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa kolon mengalami herniasi
sepanjang dinding muskuler tekanan intraluminal yang tinggi, volume kolon yang
rendah (isi kurang mengandung serat), dan penurunan kekuatan otot dalam dinding
kolon (hipertrofi muskuler akibat massa fekal yang mengeras) Divertikulum menjadi
tersumbat terinflamasi c menyebar ke dinding usus sekitar, mengakibatkan
spastitas kolon, Abses dapat menimbulkan peritoni, serosi pembuluh darah
(arterial) dapat menimbulkan perdarahan. (Divertikulanya sendiri tidak berbahaya.
Tetapi tinja yang terperangkap di dalam divertikulum, bukan saja bisa menyebabkan
perdarahan, tetapi juga menyebabkan peradangan dan infeksi, sehingga timbul
divertikulitisis).

Etiologi hirschsprung's disease :


Secara fungsional, karena bayi tumbuh dalam kandungan, kumpulan sel saraf (ganglia)
mulai terbentuk antara lapisan otot di bagian usus besar yang panjang. Proses ini
dimulai pada bagian atas dan berakhir di usus besar bagian bawah. Pada anak-anak
dengan penyakit Hirschsprung, proses ini tidak selesai dan tidak ada ganglion di
sepanjang seluruh panjang dengan dua titik. Kadang-kadang sel-sel yang hilang hanya
beberapa centimeter dari usus besar. Mengapa hal ini terjadi tidak diketahui secara
pasti. Hal ini dapat dikaitkan dengan beberapa mutasi gen. Hal ini juga dikaitkan
dengan beberapa kelenjar endokrin neoplasia, sebuah sindrom yang menyebabkan
noncancerous Tumors di lendir membranes dan adrenal glands (terletak di atas ginjal)
dan kanker dari thyroid gland (terletak di bagian bawah leher). Dalam beberapa kasus,
penyakit ini mungkin warisan, bahkan jika orang tua tidak memiliki penyakit.
Hirschsprung juga 10 kali lebih sering terjadi pada anak-anak dengan Down syndrome.

Pathway hirschsprung's disease


Tidak adanya ganglion yang meliputi pleksus Auerbach yang terletak lapisan otot dan
pleksus Meisneri pada submukosa serabut syaraf mengalami hipertrofi dan
didapatkan kenaikan kadar asetilkolinesterase pada segmen yang aganglionik
ganguan inervasi parasimpatis akan menyebabkan kegagalan peristaltik sehingga
mengganggu propulsi isi usus Obstruksi usus yang terjadi secara kronik akan
menyebabkan distensi abdomen yang sangat besar yang dapat menyebabkan
terjadinya enterokolitis (SPM sardjito). Aganglionis kongenital pada usus bagian distal
merupakan pengertian penyakit Hirschsprung.

Etiologi gastroenteritis
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
gastroenteritis, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans)
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan gastroenteritis seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada
bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
3. Faktor Makanan:
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun
dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
Pathway gastroenteritis
Makanan yang
terkontaminasi

Infeksi pada mukosa usus

Makanan yang tidak Menimbulkan Menimbulkan


dapat disrap rangsangan tertentu mekanisme tubuh
yaitu : menimbulkan untuk mengeluarkan
mekanisme tubuh toksin
untuk mengeluarkan
toksin

Tekanan osmotic Peningkatan sekresi air Peningkatan gerakan


dalam rongga dan elektrolit ke dalam usus (peristaltic)
mengecil rongga usus

Terjadi pergeseran air dan Berkurangnya kesempatan


eletrolit ke rongga usus usus menyerap makanan

Isi rongga usus yang


berlebihan akan merangsang
usus untuk menyalurkannya

gastroenteritis

Resiko kekurangan Gangguan rasa


cairan dan elektrolit nyaman

Anda mungkin juga menyukai