Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Resti Nurmala Dewi, Ardy Mukti Setyono, Arbayu Candra Ardhi, Al ansor Siahaan,
Mahreni, M. M. Azimatun Nur*
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Yogyakarta, Jl. SWK 104 Condongcatur Sleman Yogyakarta, 55283, (0274) 486733, Indonesia.
ABSTRAK
Skim merupakan limbah cair hasi produksi VCO (virgin coconut oil). Skim mengandung unsur hara yang
berguna bagi pertumbuhan mikroalga. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh penambahan limbah
VCO terhadap biomassa dan kecepatan pertumbuhan yang dihasilkan oleh mikroalga Botryococcus braunii
dan Chlorella vulgaris serta penurunan COD (Chemical Oxygen Demand ) pada limbah. Pada percobaan
pertama, media divariasikan terhadap konsentrasi limbah VCO sebesar 20%, 40%, 60% dan 80% (v/v) dan
ditambahkan mikroalga 20% sedangkan selebihnya air dengan total volume 2 liter. Kemudian selama
kultivasi diamati tingkat pertumbuhannya. Pada percobaan ini diperoleh growth rateterbaik pada konsentrasi
limbah 20% untuk Botryococcus braunii sebesar 0.1185, biomassa sebesar 3,9876 g/l dan penurunan COD
87.45%. Sedangkan untuk Chlorella vulgaris growth rate terbaik sebesar 0.5383, biomassa sebesar 1,3196
g/l dan penurunan COD sebesar 85,02%. Kultivasi dilakukan pada suhu 30 °C, pH 6.8-7.2, intensitas cahaya
5000 lux dan salinitas 0.1%. Pengecekan pertumbuhan mikroalga dilakukan selama 1 x 24 jam dalam 14
hari menggunakan spektrofotometer Optima SP-300 panjang gelombang 680 nm. Biomassa diperoleh
dengan cara mengkonversi nilai optical density masing-masing mikroalga ke dalam kurva kalibrasi yang
telah dibuat. Dari hasil konversi diperoleh biomassa tertinggi pada konsentrasi limbah 20% untuk
Botryococcus barunii dan Chlorella vulgaris sebesar 3,9876 g/l dan 1,3196 g/l.
Kata kunci: limbah VCO; Botryococcus braunii; Chlorella vulgaris; penurunan COD; growth rate.
ABSTRACT
Skim is a wastewater from VCO ( Virgin Coconut Oil ) production. Skim contains nutrient useful for
microalgae’s growth. This research aims to learn the effect of adding skim to biomass and growth
rateproduced by microalgae Botryococcus braunii and Chlorella vulgaris as well as a COD (Chemical
Oxygen Demand) decrease. In the first experiment, the concentrations of skim varied by 20%, 40%, 60%
and 80% (v/v) and added microalgae 20% while the rest is water with a total volume 2 liters. During
cultivation observed growth rate. In this experiment obtained the best growth rateat a concentration 20% of
skim to Botryococcus braunii at 0.1185, the biomass 3.9876 g/l and 87.45% COD reduction. As for the best
Chlorella vulgaris growth rateamounted to 0.5383, the biomass 1.3196 g/l and 85.02% COD reduction.
Cultivation is carried out at a temperature of 30 ° C, pH 6.8-7.2, the light intensity 5000 lux and salinity
0.1%. Checking the growth carried out for 1 x 24 hours in 14 days using a spectrophotometer Optima SP-
300 wavelength of 680 nm. Biomass is obtained by converting the optical density value of each microalgae
into a calibration curve was created. The results is biomass was highest at a concentration of 20% skim to
Botryococcus barunii of 3.9876 g/l and Chlorella vulgaris of 1.3196 g/l
Keyword: VCO wastewater; Botryococcus braunii; Chlorella vulgaris; COD decrease; growth rate.
R² = 0,968
Biomassa (g/l)
0.6 4
0.4 3
0.2 2
0
1
0.40 0.2
0.6 0.8 1
Optical Density
0
Grafik 2. Hubungan antara Optical density dan 0 5 10 15
Biomassa Kering Chlorella vulgaris
Waktu (Hari)
Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam limbah 40% VCO 60% VCO
VCO berperan penting dalam pertumbuhan
mikroalga. Nutrisi adalah substansi yang dibutuhkan 80% VCO 20% VCO
untuk sintesis komponen organik sel (pertumbuhan
sel). Menurut Ambar (2009), penambahan nutrisi ke Grafik 4. Hubungan antara waktu dan biomassa
dalam media kultivasi mikroalga merupakan aspek
Chlorella vulgaris dalam Variasi Konsentrasi
yang paling berpengaruh terhadap kuantitas biomassa
Penambahan Limbah VCO
hasil kultivasi mikroalga.
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil
penelitian, keseluruhan suspensi mikroalga dalam
6 konsentrasi limbah VCO yang berbeda menunjukkan
tren pertumbuhan yang sama sesuai dengan fase
5 pertumbuhan kultur mikroalga, namun dengan
jumlah massa biomassa yang berbeda untuk setiap
konsentrasi limbah VCO. Hal ini mengacu pada
4
Biomassa (g/l)
Tabel 2.Growth ratedi berbagai konsentrasi limbah Berdasarkan Tabel 2 dan 3 bahwa nilai growth
VCO rateterbaik dicapai konsentrasi limbah 20% dan
growth ratetertinggi diperoleh oleh mikroalga
μ maks (hari-1) Chlorella vulgaris. Hal ini menandakan bahwa laju
Medium pertumbuhan Chlorella vulgaris lebih besar karena
B.braunii C.vulgaris dapat memanfaatkan kandungan nutrisi yang terdapat
dalam media lebih baik dibandingkan Botryococcus
kontrol 0.1897 0.5897 braunii. Sedangkan nilai biomassa tertinggi
20% 0.1185 0.5383 diperoleh oleh Botryococcus braunii hal ini
40% 0.0542 0.4946 menyebabkan laju penurunan COD Botryococcus
60% 0.0435 0.4948 braunii lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan
80% 0.0217 0.5190 Chlorella vulgaris. Tabel 4 dan 5 menunjukkan
bahwa selama 14 hari kultivasi kedua mikroalga
Tabel 3. Hasil Biomassa di berbagai konsentrasi mampu menurunkan kadar COD di dalam limbah
limbah VCO VCO. Hal ini membuktikan kandungan yang dimiliki
oleh limbah VCO khususnya senyawa organik dapat
digunakan sebagai nutrien dalam pertumbuhan
Biomassa (g/l) Botryococcus braunii dan Chlorella vulgaris. Pada
Medium hasil percobaan, diketahui limbah VCO ini dapat
B.Braunii C.vulgaris digunakan sebagai pengganti nutrien sintesis karena
masih mengandung unsur hara yang dibutuhkan
kontrol 5,67 2,47 mikroalga yang terdiri dari COD, nitrogen dan
20% 3,98 1,31 fospor.Yang, et al (2000) menyatakan senyawa
40% 2,07 0,77 organik juga bisa dimanfaatkan oleh mikrolaga
60% 1,83 1,11 sebagai sumber energi dan sumber karbon sekaligus
80% 1,63 1,21 mengurangi kebutuhan nutrisi tambahan bagi
mikrolaga tersebut.Nutrisi berperan penting dalam
pertumbuhan mikroalga sebagai sumber energi untuk Mixotrophic Condition as Feedstock of
menghasilkan biomassa.Sehingga, dengan Biofuel. International Seminar on
memanfaatkan limbah VCO, kita dapat Biorenewable Resources Utilization for
mengkultivasi mikrolaga dengan kebutuhan nutrisi Energy and Chemicals.10-11 Oktober 2013,
yang tercukupi dan juga dapat mengurangi biaya Bandung, Indonesia.
untuk nutrisi mikroalga. Disisi lain, kultivasi Azimatun Nur, M.M., Irawan,M.A., Hadiyanto.
mikroalga di dalam limbah VCO dapat menjadi 2015. Utilization of coconut milk skim
phycoremediator di dalam limbah. Dalam hal ini, effluent (CMSE) as medium growth for
parameter yang digunakan dalam penelitian ini Spirulinaplatensis. Proceedia Enviro.Sci.
adalah penurunan COD. 23:72-77.
Penurunan COD tertinggi untuk Botryococcus Banarjee A, Sharma R, Chisti Y, Benerjee U.C.
braunii dan Chlorella vulgaris ada pada konsentrasi 2002. Botryococcus brauni : A Renewable
limbah VCO 20% bertutut-turut sebesar 87,45% dan Source of Hydrocarbons and Other
85,02%. Hal ini karena, nilai biomassa tertinggi Chemicals. Crit. Rev. Biotechnol. 22(3):
diperoleh pada konsentrasi limbah 20%.Semakin 245-279
tinggi biomasaa, makan semakin besar pula Chisti Y. 2007. Biodiesel From Microalgae.
penurunan COD nya. Biotechnol. Adv. 25(3): 294-306
Dirjen Perkebunan. 2013. Produksi, Luas Areal, dan
Penelitian Terdahulu Produktivitas Perkebunan di Indonesia.
Tabel 6. Penurunan COD pada beberapa penelitian http://ditjenbun.pertanian.go.id/semua-
Medium Mikroalga Penurunan Sumber album.html (Diakses 5 September 2014)
COD Dragone, G., Fernandes, B., Vicente, A.A., and
Limbah Botryococcus 75.23 % Rahmat, Teixeira., 2010, Third generation biofuels
Tahu braunii 2013 from microalgae, Institute for
20% Biotechnology and Bioengineering, Centre
Limbah Chlorella sp. 63.63% Arinto, of Biological Engineering, University of
Tahu 2013 Minho, Campus de Gualtar, Portugal.
20% Faradilla dkk. 2011. Pemanfaatan Air Limbah
Pabrik Pupuk Kadar Amonia Tinggi Sebagai
Limbah Botryococcus 87.45 % Penelitian Media Kultur Mikroalga Untuk Perolehan
VCO braunii ini Sumber Minyak Nabati Sebagai Bahan
20% Bakar Biodiesel. Technical Report, Undip.
Limbah Chlorella 85,02% Penelitian Haryani, Sri., (2006), Pengaruh Waktu Pengadukan
VCO vulgaris ini Terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil
20% (VCO). Skripsi, FMIPA, UNNES,
Semarang.
Berdasarkan data Tabel 6, penurunan COD pada Hadiyanto., Maulana Azim. 2012. Mikroalga :
20% volume limbah whey hanya 72,73%. Sedangkan Sumber Pangan dan Energi Masa Depan.
pada limbah VCO sebesar 87.45% Botryococcus Semarang: Undip Press.
braunii dan 85.02% Chlorella vulgaris pada limbah Huifang, Zhang et al. 2011. Mixotrophic Cultivation
VCO lebih efisien dalam menurunkan COD. of Botryococcus braunii. Biomass and
Energy (35): 1710-1715.
Kokabian Bahareh, Blair Matthew & Gude Veera.
DAFTAR PUSTAKA 2014. Light and Growth Medium Effect on
Chlorella vulgaris vulgaris Biomass
Abdurrahman H.N., Mohammed F.S., Rosli M.Y., Production. Journal of Enviro. Chem. Eng.
Armen A. 2009. Demulsification of Virgin 2(1): 665-674.
Coconut Oil by Centrifugation Method: A Lee DU, Cha KH, Koo SY. 2008. Antiproliferative
Feasibility Study, International Journal of Effects of Carotenoids Extrated From
Chemical Technology, 1 (2): 59-64. Chlorella Ellipsoidea and Chlorella
Arinto, Dhika Joko., Hayu Pradipta Pramastri., vulgaris On Human Colon Cancer Cell. J.
Danny Soetrisnanto. 2013. Potensi Air Agric Foods Chem 56: 10521-10526.
Dadih (Whey) Tahu sebagai Nutrien dalam Leng, Melanie J. 2006. Isotopes in
Kultivasi Chlorella.sp Untuk Bahan Baku Palaeoenviromental Research. Springer
Pembuatan Biodiesel. Jurnal Teknologi (10). Nottinghem, UK.
Kimia dan Industri. Vol.2 No.4. Semarang, Luthfi Assadad. 2010. Pemanfaatan Mikroalga
Indonesia. 233-242 sebagai Bahan Baku Bioetanol. Squalen (5).
Azimatun Nur, M.M., Hadiyanto. 2013. Utilization Manahan, Stanley. 2009. Environmental Chemistry
of Palm Oil Mill Effluent for Chlorella Ninth Edition. CRC Press.
vulgaris Cultivation Medium under
Manjindes, Singh et al. 2011. Renewable Biomass Yue, Lu., et al. 2010. Biodiesel Production From
Production by Mixothropic Algae in The Algal Oil Using Cassava (Manihot
Presence of Various Carbon Source and Esculenta Crantz) as Feed Stock. Springer
Washwater. Applied Energy (88): 3425- Science (22): 573-578.
3431.
Matthew P. Coglianese. 2014.The Effectsof Salinity
on Copper and SilverToxicity to Embryos of
the PacificOyster. California Department
ofFish and Game, Marine
BioassayLaboratory, 2201 Garden
Road,Monterey, California
Phang SM, Ong KC. 1988. Algal
BiomassProduction in Digested Palm Oil
Mill Effluent. Malaysia : University of
Malaysia.
Prabowo, Danang AMbar. 2009. Optimasi
Pengembangan Media untuk Pertumbuhan
Chlorella sp pada Skala Laboratorium.
Institut Pertanian Bogor.
Rahmat, Tirna Adhika., Rosa Delima Dias W.S.,
Danny Soetrisnanto. 2013. Kultivasi
Botryococcus braunii Memanfaatkan Air
Dadih (Whey) Tahu sebagai Potensi
Biodiesel.Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri.Vol.2 No.4. Semarang, Indonesia.
72-83.
Setiaji Bambang, Setyopratiwi Ani & Cahyandaru
Nahar. (2002). Exploiting a Benefit of
Coconut Milk in Coconut Oil Process as
Nata de Coco Substrate. Indonesian
Journal of Chemistry, 2 (3): 167-172.
Sim, S.J, An,J.Y.,B.W. 2001. Two-Phase Extraction
Culture of Botryococcus braunii Producing
Long Chain Unsaturated Hydrocarbons.
Biotechno Let.23:201-205.
Tamarys Arroyo, Heredia., Wei Wei., Roger Ruan.,
Bo Hu. 2011. Mixotrophic Cultivation of
Chlorella vulgaris and Its Potential
Application for The Oil Accumulation from
Non-sugar Materials. Biomass and
Bioenergy 35: 2245-2253.
Tara. L, Walker et al. 2005. Microalgae as
Bioreactor. Springer-Verlog (24): 629-641.
VanderGheynst, J. 2008. The future of microalgae in
clean technologies.
http://www.ucop.edu/ott/industry/documents
/VanderGheynst-CleanTech.pdf. Diakses
pada tanggal 28 September 2010
Yanna, Liang et al. 2009. Biomass and Lipid
Productivites of Chlorella vulgaris Under
Authrophic, Heterothropic and Mixothropic
Growth Condition. Springer Science
Bussines Media(31): 1043-1049.
Yang, Chen et al. 2000. Energetics and Carbon
Metabolism During Growth of Microalgae
Cell Under Photoauthrophic, Mixothropic
and Cyclic Light-Authrophic/Dark-
Heterothrophic Condition. Biochemical
Engineering. (6): 87-102.