Lapsus LSK
Lapsus LSK
Disusun Oleh :
Yaumil Khalida Putri, S.Ked
G1A217037
Preseptor :
dr. Elvi Roza, M.Kes
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME sebab karena
rahmat-Nya laporan kasus dengan judul Liken Simpleks Kronis ini dapat
terselesaikan. Laporan kasus ini dibuat sebagai tugas dalam menjalankan
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi.
Dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada dr.
Elvi Roza, M.Kes yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
memberikan ilmu yang sangat berguna ketika diskusi selama kepaniteraan
klinik di stase Ilmu Kesehatan Masyarakat ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena penulis masih dalam tahap belajar dan kurangnya
pengalaman serta pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran agar lebih baik kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah informasi dan pengetahuan kita.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... 1
HalamanPengesahan ............................................................................................. 2
Daftar Pustaka
4
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : An. E/ Perempuan / 16 tahun
b. Pekerjaan : Pelajar
c. Alamat : RT 01 Tanjung Johor
5
Bagian tengah rumah pasien
terdapat karpet, tempat dimana
pasien dan anggota keluarganya
sering tidur sambil menonton.
6
bintilnya pecah dan menimbulkan luka, lama kelamaan kulit di punggung kaki
mulai menebal dan bersisik. Rasa gatal semakin hebat 1 hari ini dan pasien
sering menggaruk nya hingga berdarah.
Gatal tidak bertambah pada saat pasien berkeringat. Gatal tidak
menyebar ke tempat lain khususnya di daerah lipatan – lipatan kulit. Tidak ada
riwayat gatal setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Tidak ada riwayat alergi
atapun digigit hewan tertentu. Pasien mengaku sering tiba-tiba merasa gatal
pada pergelangan kakinya dan gatal terasa memberat saat pasien sedang tidak
melakukan aktivitas tertentu. Pasien belum pernah berobat setelah keluhan
muncul.
VIII. Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang relevan
Pasien seorang pelajar. Keseharian pasien memakai sepatu dan kaos kaki.
IX. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
7
3. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
4. Pernafasan : 20x/menit
5. Nadi : 76x/menit
6. Suhu : 36,60 C
Pemeriksaan Organ
Kepala : Normocephal, Simetris
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Telinga : Dalam Batas Normal
Hidung : Napas cuping hidung -/-, Sekret -/-, Epistaksis -/-
Mulut : Dalam Batas Normal
Thoraks
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Krepitasi (-), stem fremitus sulit di nilai
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-
BJI dan II regular, BJ III (-), bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar,
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
8
Gambar 1. Regio cruris dekstra
X. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan
9
XIV. Manajemen.
a. Promotif :
Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya dan cara – cara
penularannya
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Makan makanan yang bergizi
Tidak menggaruk-garuk lesi
Menghindari stress untuk menghindari faktor pemicu munculnya gatal
b. Preventif :
Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
pasien
Tidak menggaruk-garuk lesi agar tidak memperberat lesi
Menghindari stress sebagai salah satu faktor pencetus terjadinya gatal
Mendiskusikan tentang bagaimana merubah kebiasaan menggaruk.
Memilih sabun yang lembut.
Menggunakan kaos kaki yang berbahan cotton sehingga mengurangi
iritasi.
Dapat ditutup dengan kasa basah, untuk mencegah penggarukan.
c. Kuratif :
Non Farmakologis
Menghindari garukan pada daerah yang gatal
Menghindari stress psikologis
Menjaga kebersihan kulit dan kelembaban kulit
Farmakologis :
Betametason 0,05 % zalf kulit 2 kali sehari selama 2 minggu
Sistemik oral :
10
- Cetirizin 1 x 10 mg sehari untuk mengurangi keluhan prurigo
Pengobatan tradisional :
Bersihkan kunyit secukupnya kemudian diparut, ditambah minyak
kayu putih secukupnya, campur kedua jenis bahan kemudian dioleskan pada
punggung kaki.
d. Rehabilitatif
Menjalankan pengobatan dengan teratur
Kontrol teratur ke Puskesmas dan berobat sampai sembuh.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Hindari stress agar tidak muncul rasa gatal yang berlebihan
Jangan menggaruk lesi untuk menghindari infeksi sekunder dan
sikatriks
Menggunakan pakaian yang longar dan menyerap keringat
11
Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Tahtul Yaman Puskesmas Tahtul Yaman
Dr. Yaumil Khalida P SIP : G1A217037 Dr. Yaumil Khalida P SIP : G1A217037
Jalan : Kelurahan Tanjung Johor Jalan : Kelurahan Tanjung Johor
Dr. Yaumil Khalida P SIP : G1A217037 Dr. Yaumil Khalida P SIP : G1A217037
Jalan : Kelurahan Tanjung Johor Jalan : Kelurahan Tanjung Johor
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Predileksi
Liken simpleks kronik ditemukan pada kulit di daerah yang mudah diakses
untuk digaruk. Pruritus memprovokasi garukan dan gosokan yang menghasilkan lesi
klinis, tetapi patofisiologi yang mendasari tidak diketahui. Beberapa jenis kulit lebih
13
rentan terhadap likenifikasi, seperti kulit yang cenderung menuju kondisi eczema
(yaitu dermatitis atopik, diatesis atopik).
Kelainan kulit pada liken simpleks kronik dapat timbul dimana saja,
biasanya lesi dijumpai pada satu tempat tetapi kadang-kadang dapat terjadi pada
beberapa tempat. Tempat yang biasa ditemukan adalah di scalp, tengkuk, samping
leher, punggung, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha
bagian medial, lutut dan tungkai bawah lateral, terutama ditemukan pada pergelangan
kaki bagian depan, dan punggung kaki.1,2,5
Pada penyakit liken simpleks kronik, penderita mengeluh gatal sekali, bila
timbul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus,
biasanya pada waktu tidak sibuk dan apabila muncul sulit ditahan untuk tidak
digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk, setelah luka rada gatal hilang untuk
sementara (karena diganti dengan rasa nyeri). Lesi biasanya tunggal, pada awalnya
berupa plak eritematosa, sedikit edema, lambat laun edema dan eritema menghilang,
bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya
hiperpigmentasi dan batas dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran klinis
dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi.1,4.
14
Diagnosis liken simpleks kronik didasarkan gambaran klinis, biasanya tidak
terlalu sulit. Namun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang
memberikan gejala pruritus.1
Diagnosis banding liken simpleks kronik pada kasus ini adalah dermatitis
atopik dan tinea corporis, dimana yang membedakannya adalah sebagai berikut:
1. Dermatitis atopik
Dermatitis atopi memiliki gambaran klinis yang sama dengan liken simpleks
kronik. Bedanya, predileksi dermatitis atopik pada dewasa tangan dan pergelangan
tangan, dapat pula ditemukan setempat, misalnya di bibir (kering, pecah, bersisik),
vulva, putting susu, atau scalp sedangkan pada liken simpleks kronik ditemukan pada
scalp, tengkuk, samping leher, punggung, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva,
skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut dan tungkai bawah lateral, terutama
ditemukan pada pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki.
15
2. Tinea Corporis
Tinea pedis merupakan dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari
dan telapak kaki dan dapat menimbulkan sedikit keluhan berupa gatal. Terdapat
bentuk moccasin foot pada tinea, yaitu pada seluruh telapak kaki, dari telapak, tepi
sampai puggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik, eritema biasanya ringan dan
terutama terlihat pada bagian tepi lesi. Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul dan
kadang-kadang vesikel.1,2
Tinea pedis pada bentuk moccasin foot terdapat persamaan lokalisasi dengan
liken simpleks kronik yaitu pada punggung kaki dan terdapat keluhan yang sama
yaitu kulit menebal dan bersisik. Bedanya pada tinea pedis menimbulkan sedikit
keluhan gatal sedangkan pada liken simpleks kronik pasien mengeluh gatal hebat
terutama saat beristirahat. Untuk menyingkirkan diagnosis tinea pedis dapat juga
dengan melakukan pemeriksaan KOH. Pada tinea pedis didapatkan hifa pada
pemeriksaan KOH sedangkan pada liken simpleks kronik pemeriksaan KOH negatif.
2.6 Tatalaksana
Pada pasien LSK diberikan tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana umum
meliputi menyarankan kepada pasien untuk tidak menggaruk kulit yang mengeras
serta edukasi mengenai penyakit kepada pasien. Tatalaksana khusus adalah dengan
terapi topikal dan sistemik, topikal dapat diberikan Betamethasone diproprionate
0,05% dalam bentuk salap dioleskan pada kulit yang mengalami kelainan 2 kali
sehari selama 2 minggu.
Betamethasone dipropionate merupakan kortikosteroid topikal. Terdapat tujuh
golongan besar kortikosteroid topikal berdasarkan anti-inflamasi dan antimitotik,
betamethasone dipropionate termasuk dalam golongan I yang paling kuat daya anti-
inflamasi dan anti-mitotiknya atau disebut juga superpoten. Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis kortikosteroid topikal adalah jenis penyakit
kulit, jenis vehikulum, kondisi penyakit, yaitu stadium penyakit, luas/tidaknya lesi,
16
dan lokalisasi lesi, perlu juga dipertimbangkan umur penderita. Pemberian
kortikosteroid topikal potensi kuat tidak lebih dari 2 minggu 7
Terapi khusus dengan sistemik diberikan Chlorpheniramin maleat tab 3 x 4
mg/hari. Pemberian antihistamin oral secara luas digunakan untuk mengurangi
keluhan pruritus.
2.7 Prognosis
Prognosis penyakit ini umumnya baik. Lesi dapat bersih sepenuhnya. Pruritus
dapat diatasi, tetapi dapat terjadi perubahan ringan seperti jaringan parut dan pigmen
pasca pengobatan. Kekambuhan mungkin saja terjadi karena stres psikis, udara panas,
kelembaban, maupun iritasi kulit atau alergi.2,6
17
BAB III
ANALISA KASUS
18
d. Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada
pasien ini
Faktor resiko atau etiologi pada pasien ini kemungkinan adalah
penyakit liken simpleks insiden terjadinya lebih sering pada wanita daripada
pria. Penyakit ini sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30 hingga 50
tahun. Gatal biasanya dikatakan lebih parah pada saat periode dimana pasien
tidak ada aktivitas, seperti pada waktu tidur dan pada saat malam. Sentuhan
dan stress emosional juga dapat memicu gatal. Faktor lingkungan seperti
panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dalam menyebabkan iritasi
yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi memudahkan seseorang
berkeringat sehingga dapat mencetuskan gatal.
19
f. Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga
o Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, cara penularan,
perjalanan penyakit dan tatalaksana yang dapat mengurangi keluhan
pasien
o Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta meningkatkan konsumsi
makanan bergizi
o Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari stress yang memicu
timbulnya rasa gatal dan penggarukan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21