1 Kepuasan pasien
(kesehatan), aspek psikolgis (kepuasan), aspek sosial ekonomi (papan, sandang, pangan
dan afiliasi sosial) serta aspek budaya (Nursalam 2015). Kepuasan atau ketidakpuasan
diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan dan setelah pemakaian kinerja aktual jasa
(Tjitono, 2008). Jadi dapat di simpulkan bahwa pasien merupakan makhluk dengan
Harapan konsumen terhadap jasa atau produk yang diterima tentunya harus
sesuai dengan apa yang di inginkan sehingga dapat memberikan kepuasan. Kepuasan
antara persepsi hasil keja seseorang dan harapan-harapan yang telah dibangun (Priyoto,
2014). Kepuasan adalah perasaan senang atau bahkan kecewa dari individu yang timbul
ketika membandingkan antara persepsi terhadap kinerja, hasil suatu produk dan
harapan-harapannya (Kotler, 2008). Maka kualitas dari produk atau jasa yang diterima
yang seharusnya dengan kinerja yang diterima pelanggan (Woodruff dan Gardial dalam
pasien sendiri merupakan rasio kualitas dari semua pelayanan yang di rasakan oleh
pasien.
terdiri dari RATER yaitu kenyataan (Tangible) adalah wujud langsung meliputi
fasilitas fisik, mencakup peralatan dan materi dan komunikasi yang menarik, kondisi
sarana, kondisi sumber daya manusia dan hubungan antara fasilitas fisik dan jenis
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yaitu kesesuaian pelaksanaan pelayanan
dengan rencana. Selain itu dalam pemberian pelayanan keperawatan perawat memiliki
merupakan inisiatif para pegawai untuk membantu para penerima layanan secara
tanggap terhadap kebutuhan klien dengan tujuan membantu klien bahkan sebelum
klien menyadari atau meminta. Ketepatan dan kecepatan dalam melayani administrasi
serta perilaku yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh perawat sebagai pemberi
tulus dan bersifat individual yang diberikan kepada pasien dengan upaya memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien, dibagian inilah terjadi kemudahan untuk membangun
hubungan antar perawat dan pasien. Dari kelima karakteristik diatas membuktikan
Faktor yang menentukan puas atau tidak puasnya pasien terhadap pelayanan
keperawatan menurut Satrianegara (2014) yaitu faktor karaktristik pasien seperti usia,
pendidikan, sosial ekonomi dan diagnosa penyakit. Faktor psikososial yang meliputi
faktor perilaku tim kesehatan yaitu dokter, perawat dan tim kesehatan lainnya, perilaku
yang di maksud disini adalah keterampilan perawat, sikap dan tindakan perawat serta
terlepas dari pelayanan administrasi disaat klien masuk dan saat dirawat yang
mencakup pelayanan makan bagi pasien rawat inap, pelayanan laboratoirum dan
pemeriksaan penunjang lainnya. Terakhir yaitu kondisi fisik yang terdiri dari
Selain itu ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien
menurut (Nursalam, 2011) dimana aspek – aspek ini mampu mempengaruhi perasaan
puas individu yaitu yang pertama, sikap pendekatan staf pada pasien ketika pasien
pertama kali datang ke rumah sakit. Kedua adalah kualitas perawatan yang diterima
oleh pasien termasuk apa saja yang telah dilakukan oleh pemberi layanan kepada
penyakit yang dialami pasien serta kelangsungan perawatan pasien selama berada di
rumah sakit. Ketiga yaitu prosedur administrasi yang berkaitan dengan pelayanan
administrasi pasien yang dimulai sejak pasien masuk rumah sakit selama perawatan
berlangsung hingga pasien keluar dari rumah sakit. Keempat adalah waktu tunggu
yaitu berkaitan dengan waktu untuk berkujung maupun untuk penjaga dari keuarga
maupun orang lain yang memperhatikan ruang tunggu yang memenuhi standar yaitu
ruang tunggu yang bersih, nyaman, dan memiliki fasilitas yang memadai. Kelima,
yaitu fasilitas umum seperti kualitas pelayanan makanan dan minuman dimana
fasilitas ini lebih menunjuk pada pemenuhan kebutuhan pasien. keenam, meliputi
fasilitas ruang rawat inap untuk pasien yang harus dirawat fasilitas yang disediakan
treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien selama perawatan yang
bertujuan untuk kesembuhan pasien baik itu berupa operasi, atau kunjungan dokter
atau perawat.
dengan kebutuhan dan harapan pasien. untuk mengukur kepuasan pelanggan menurut
(Kotler, 2007) yaitu pertama dengan sistem keluhan dan saran dimana organisasi
memberikan kesempatan bagi pengguna jasa untuk mengungkakan keluhan serta saran
terkait dengan pelayanan jasa yang diterima contohnya dengan menggunakan kotak
saran, kartu komentar, layanan telefon langsung. Kemudian bisa diukur melalui survey
kepuasan pelanggan dimana peneliti dapat melakukan survey lewat pos, telepon
bahkan wawancara. Selain itu analisis kehilangan pelanggan yang dapat dilihat dari
yaitu memerlukan beberapa teknik untuk mengukur kepuasan pasien meliputi yang
pertama adalah teknik Rating (Rating Scale) teknik yang menggunakan directly
reported satisfaction, simple rating, smatic difference technique atau disebut dengan
terhadap atribut. Pengukuran secara objektif dan subkektif dilakukan dalam teknik
pengukuran langsung ini. Dimana dikatakan objektif bila stimulasi jelas, langsung dan
bisa diamati bahkan dapat diukur. Sebaliknya dikatakan subjEktif bila stimulasi sulit
ditentukan sehingga lebih dikenal dengan pengukuran persepsi. Dalam instrumen ini
kepuasan yang dinyatakan dalam teknik skala. Yang ketiga, yaitu teknik berpasangan
yang memiliki beberapa objek didalamnya yang harus dinilai, kemudian individu
memilih pasangannya. Metode ini sering dipakai karena sangat mempermudah dalam
penentuan pilihan antar kedua objek pada waktu yang bersamaan. Semuanya
tergantung dari peneliti untuk menentukan metode mana yang paling efektif untuk
digunakan.
keperawatan merupakan definisi dari perawat (UU. Kesehatan No. 36 Tahun 2009).
yang telah lulus pendidikan keperawatan baik dalam negeri atau diluar negeri sesuai
perawat.
kinerja sendiri merupakan penampilan kerja dari seseorang yang dalam melakukan
tanggung jawab yang dikategorikan dalam bentuk kinerja yang baik dan tidak baik
karya personal baik kualitas maupun kuantitas dari suatu organisasi. Kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang mampu di lakukan oleh seseorang sesuai
tanggungjawab.. Sehingga hasil kerja, hasil tugas, dalam kurun waktu tertentu dapat
berbagai pengertian yang ada dapat dirumuskan bahwa kinerja merupakan suatu hasil
kerja yang dapat ditampilkan oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya
dengan tugas perawat yang mematuhi kode etik, standar profesi, hak pengguna
ditentukan oleh kinerja para perawat, sehingga penilaian atau evaluasi terhadap kinerja
para perawat harus selalu dilakukan (Kuntoro 2010). Oleh karena itu kinerja perawat
merupakan tolak ukur bagi kualitas pelayanan keperawatan dimana kinerja perawat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, faktor- faktor tersebut adalah faktor
dalam diri perawat itu sendiri maupun faktor dari luar diri perawat. Faktor dalam diri
pekerjaannya, kepuasan kerja, motivasi kerja sedangkan faktor dari luar diri perawat
meliputi beban kerja dan gaya kepemimpinan yang sangat mempengaruhi kinerja
Kualitas dari suatu hasil kinerja yang di lakukan oleh seseorang dapat di
Motivation = attitude + situation, serti ability = knowledge + skill. Kinerja perawat yang
dinilai baik akan tercipta bila ke tiga hal tersebut berada pada rentang nilai yang tinggi
dikalangan karyawan imbalan yang akan didapatkan sesuai dengan prestasi yang telah
dalam kinerja (Nursalam, 2015). Disimpulkan bahwa prestasi dari suatu kinerja yang
di hasilkan oleh karyawan juga terpengaruh oleh kemampuan dan sesuatu yang
(Nursalam, 2011). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi yaitu bisa
berasal dari dalam maupun dari luar (Mangkunegara, 2007). Jadi faktor dari dalam yang
dapat mempengaruhi kinerja seperti gaji, keamanan saat bekerja, dan kondisi kerja.
kesempatan untuk berkembang. Selain itu Kemampuan atau (Ability) faktor yang dapat
kapasitas dalam diri seseorang atau individu untuk menjalankan tugas dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja perawat sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Winardi, Ma’ruf & Musnadi (2012) terdapat beberapa faktor yang
mampu mempengaruhi kinerja perawat yaitu pertama, Faktor personal atau individual
serta komitmen yang dimiliki oleh setiap individu. Kedua, yaitu faktor kepemimpinan
yang terdiri dari kualitas dalam memberikan dorongan semangat, arahan serta
dukungan yang diberikan manejer dan team leader. Ketiga, Faktor tim yaitu mencakup
kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim,
kepercayaan antara sesama anggota tim serta kekompakan dalam tim. Selanjutnya
adalah faktor sistem yaitu meliputi sistem kerja , fasilitas dan infastruktur yang
disediakan oleh organisasi, proses dalam organisasi serta kultur kinerja dalam
organisasi tersebut. Dan yang terakhir adalah faktor kontekstual (situasional) dimana
yang termasuk didalamnya yaitu tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan
internal.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perawat menurut Robbin
& Judge (2015) yang menjelaskan bahwa ada tiga faktor yaitu faktor Individu yang
keluarga, tingkatan sosial, serta demografi. Yang kedua, faktor psikologi meliputi
peran, persepsi, sikap, motivasi, kepribadian, dan kepuasan dalam bekerja. Ketiga,
yaitu faktor organisasi didalamnya terdiri dari struktur organisasi, sistem penghargaan,
Kinerja perawat sendiri dapat dinilai melalui beberapa indikator yaitu kualitas
hasil kerja, kuantitas hasil kerja, efisiensi dalam melakukan tugas, kedisiplinan dalam
bekerja, ketelitian, inisiatif, kejujuran, dan kreativitas (Marquis & Huston, 2013).
kebutuhan asuhan yang berkualitas bagi pasien dan ini merupakan tantangan bagi
perawat untuk mempersiapkan secara matang dan menangani kasus pasien secara
oleh Putra (2015) yaitu berhubungan dengan karakteristik kualitas dan kuantitas kerja
dan keselamatan kerja. Dimana kualitas kerja merupakan tingkatan proses atau
penyesuaian pada cara yang ideal untuk melakukan aktivitas sehingga dapat
kuantitas kerja yaitu terwujudnya jumlah yang dihasilkan berdasarkan nilai mata uang,
jumlah unit atau jumlah dari siklus aktivitas yang telah dilakukan. Kemudian
penyesuaian pekerjaan yang merupakan keadaan dimana seseorang karyawan memiliki
kepercayaan diri, memiliki keinginan yang baik untuk maju serta berkembang hingga
mampu bekerja sama dengan rekan kerja. Setelah itu pengetahuan yang dimiliki oleh
pekerjaan yang diemban. Sama halnya dengan keandalan yang merupakan tingkatan
atau bimbingan dari rekan kerja maupun atasannya. Dan yang terakhir adalah hubungan
kerja dan keselamatan kerja dimana adanya kemampuan dari karyawan sendiri untuk
bekerja sama dengan orang lain dan memprioritaskan keselamatan dalam bekerja.
dalam menilai pelayanan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien. Tujuan
asuhan keperawatan, dan melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawab serta melindungi pasien dari tindakan malpraktek dan tidak
terapeutik.
standar paraktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi para perawat dalam
pemberian Asuhan Keperawatan yang telah dijabarkan oleh PPNI yaitu meliputi
medis, dan catatan lain kemudian data fokus yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi
status kesehatan pasien masa lalu, status kesehatan klien saat ini, status biologis,
patologis sosial dan spiritual, respon pasien terhadap terapi yang di berikan, harapan
untuk kesembuhan, resiko tinggi masalah. Kelengkapan data dasar dimana data tersebut
saat pengkajian untuk menemukan diagnosa keperawatan yang tepat. Kriteria proses
penentuan diagnosa yaitu proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data,
keperawatan sendiri terdiri atas Masalah (P), penyebab (E), tanda dan gejala (S), atau
terdiri atas masalah dan penyebab (PE). Dalam memvalidasi diagnosa keperawatan
dapat dilakukan dengan cara bekerja sama dengan klien dan petugas kesehatan lainnya.
(Nursalam, 2011).
sebagai tujuan dari pelayanan keperawatan perawat harus membuat rencana tindakan
masalah, tujuan, dan rencana tindakan keperawatan. Membangun kerja sama dengan
individual sesuai kondisi dan kebutuhan pasien, yang pada akhirnya dilakukan
perawat harus mampu bekerja sama dengan klien dan mampu berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain dengan tujuan mengatasi masalah kesehatan klien. Selain itu perawat
mampu memberikan pendidikan kesehatan keada pasien maupun keluarga pasien
mengenai konsep, keterampilan dan asuhan diri. Perawat juga harus mengkaji ulang
klien.(Nursalam, 2011).
yang diberikan dalam mencapai tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan.
berkesinambungan. Perawat melihat respon klien sebagai data dasar untuk mngukur
perkembangan klien dalam mencapai tujuan. Selain itu dalam melakukan evaluasi
keperawatan perawat bekerja sama dengan teman sejawat dalam menganalisis dan
memvalidai data baru. Akhir dari hasil evaluasi didokumentasikan dan memodifikasi
Tujuan Rumah sakit sebagai institusi asuhan keperawatan yaitu memberikan pelayanan
keperawatan dan mengasuh pasien. Pelayanan keperawatan harus memiliki falsafah dan