Anda di halaman 1dari 6

KETERANGAN :

= Area kerja SMAW

= Area kerja TIG

= Area Kerja MIG

= Area kerja Gerinda

= Area Kerja Gas Cutting

= Jalur Evakuasi

= Mesin Bor

= Meja Kerja

= Alat Pemadam Kebakaran

= Pintu Darurat
PENDAHULUAN

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan


peralatan di bengkel/laboratorium, sehingga bengkel/laboratorium tersebut
memenuhi persyaratan-persyaratan untuk beroperasi.
Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas,
yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu bengkel/laboratorium yang layak operasi
diperlukan penempatan peralatan yang tersusun rapih yang berdasar kepada
proses dan langkah-langkah penggunaan / aktifitas dalam bengkel/laboratorium
yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja (work stations) harus memiliki
luas yang memungkinkan pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan
nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke `
tempat kerja dengan mudah/lancar.

TUJUAN
Penataan peralatan di bengkel bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan
yang maksimal dengan cara mengatur peralatan/penempatan semua fasilitas pada
tempat/lokasi yang strategis dan posisi yang terbaik sehingga dapat mencapai
pemanfaatan yang berimbang dari faktor-faktor manusia, bahan, peralatan/mesin
dan pendanaan akan merupakan sesuatu yang sangat dominan dan selalu harus
menjadi perhatian dalam menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak terkecuali
dalam kegiatan penataan dengan maksud agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dengan perkataan lain bahwa penataan peralatan dalam bengkel, laboratorium
merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kelancaran di dalam berproduksi
dalam hal ini adalah kelancaran kegiatan Belajar Mengajar.
Lebih terinci lagi bahwa penataan memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
2) Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pekerja/operator
3) Memaksimalkan penggunaan peralatan
4) Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang
minimal
5) Mempermudah pengawasan
6) Menjamin keselamatan kerja

Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40


Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah
Kejuruan sebagaimana mencantumkan standar ruang praktik atau bengkel program
keahlian teknik las :
a. Ruang praktik program keahlian teknik las berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan logam dasar dan kerja
pelat, pemotongan dan pengelasan dengan pembakar las oksi-asetilin,
pengelasan dengan busur las.
b. Luas minimum ruang praktik program keahlian teknik las adalah 256 m2
untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi: area kerja bangku 64
m2, area kerja las oksi-asetilin 96 m2, area busur listrik 48 m2, ruang
penyimpangan dan instruktur 48 m2.
c. Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Las dilengkapi sarana

Berhubungan dengan itu, untuk sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan
berkapasitas 40 orang dalam sekali praktek harus mampu menyiapkan fasilitas
bengkel yang sesuai peraraturan yaitu :

JENIS PEKERJAAN RASIO DESKRIPSIP


Area kerja SMAW 6m²/peserta didik Kapasitas untuk 10 peserta
didik.
Luas minimum 60m²
Lebar minumum 6m
Area kerja TIG 6m²/peserta didik Kapasitas untuk 10 peserta
didik.
Luas minimum 60m²
Lebar minumum 6m
Area kerja MIG 6m²/peserta didik Kapasitas untuk 10 peserta
didik.
Luas minimum 60m²
Lebar minumum 6m²
Area kerja Mesin Gerinda 8m²/peserta didik Kapasitas untuk 2 orang
Luas minimum 16m²
Lebar minimum 8m
Area kerja Meja Kerja 8m²/peserta didik Kapasitas untuk 4 orang
Luas minimum 32m²
Lebar minimum 8m
Area kerja Bor 8m²/peserta didik Kapasitas untuk 4 orang
Luas minimum 32m²
Lebar minimum 8m
Area Gas Cutting 6m²/peserta didik Kapasitas untuk 1 orang
Luas minimum 6m²
Lebar minimum 6m
Ruang Penyimpanan dan 4m²/perinstruktur Luas minimum 48m²
Instruktur Lebar minimum 6m

Jadi luas keselurahan bengkel pengelasan yang harus dibuat oleh Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) untuk daya tampung 40 orang adalah 350m². Untuk luas area kerja
dan instruktur adalah 282m² dan untuk luas area bebas las 48m².

KESIMPULAN :

Jadi tujuan layout bengkel Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) adalah


meminimumkan biaya dan meningkatkat efisien dalam pengaturan segala fasilitas
praktik untuk proses belajar,. Sehingga proses praktik dapat berjalan dengan lancar,
efekif dan efisien. Selain itu juga layout bengkel juga sangat berpengaruh dalam
keselatan kerja siswa. Semakin setiap siswa memahami mengenai layout atau tata
letak bengkel makan semakin baik untuk mengurangi reskiko kecelakaan kerja
UJIAN AKHIR SEMESTER
TATA RUANG ATAU LAYOUT BENGKEL PENGELASAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURAN (SMK)

DISUSUN OLEH :

IGNATIUS NANDA PURNAMA

18508134037

D3 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


APD APD APD

KOTAK ALAT UKUR KOTAK ALAT


PENGAWAS
BANTU

PINTU UTAMA PINTU UTAMA

Anda mungkin juga menyukai