Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 2 :

-abdul ghani

-halimah muhdastiani

-sela nurbaiti

-shifa wulandari

Kelas : 12 ips 2

Smart city merupakan sebuah konsep kota cerdas yang dapat membantu masyarakat mengelola
sumber daya yang ada dengan effisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat
atau lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tek terduga
sebelumnya

Smart city merupakan sebuah impian dari hampir semua Negara di dunia. Dengan Smart City,
berbagai macam data dan informasi yang berada di setiap sudut kota dapat dikumpulkan melalui
sensor yang terpasang di setiap sudut kota, dianalisis dengan aplikasi cerdas, selanjutnya
disajikan sesuai dengan kebutuhan pengguna melalui aplikasi yang dapat diakses oleh berbagai
jenis gadget. Melalui gadgetnya,secara interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber data,
mereka mengirim informasi ke pusat data untuk dikonsumsi oleh pengguna yang lain.

Ada 6 Dimensi smart city, yaitu

1. smart economy

smart economy atau ekonomi cerdas mencakup inovasi dan persaingan, jika semakin
banyak inovasi-inovasi baru yang dikembangkan maka akan menambah peluang usaha baru dan
meningkatkan persaingan pasar usaha/modal. Meningkatnya jumlah pelaku usaha
mengakibatkan persaingan pasar menjadi semakin ketat. Sehingga inovasi-inovasi baru perlu
diciptakan untuk mempertahankan eksistensi bisnis pelaku usaha tersebut.

2. smart mobility

Smart mobility termasuk pada transportasi dan pembangunan infrastruktur.


Pembangunan infrastruktur diwujudkan melalui penguatan system perencanaan infrastruktur
kota, pengembangan aliran sungai, peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih,
pengembangan system transportasi, pengembangan perumahan dan permukiman, dan
peningkatan konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur.
Dengan ketersediaan sarana/prasarana transportasi dan infrastruktur yang memadai akan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.

3. smart environment (lingkungan)

Lingkungan pintar berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan, keberlanjutan


sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak,bagi masyarakat dan
public. Menurut undang-undang tentang penataan ruang, mensyaratkan 30 % lahan perkotaan
harus difungsikan untuk ruang terbuka hijau baik privat maupun public. Lingkungan yang bersih
tertata merupakan contoh dari penerapan lingkungan yang pintar.

4. smart people (kreativitas dan modal)

Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic


capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social capital). Kemudahan akses
modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
mereka dalam mengembangkan usahanya.

Modal sosial termasuk seperti kepercayaan, gotong royong, toleransi, penghargaan,


saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar
terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa
tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi,
menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan. Tata nilai ini perlu
dipertahankan dalam kehidupan sosial masyarakat smart city.

5. smart living (kualitas hidup)

Berbudaya, berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya).
Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya
sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan
hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya,
dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.

6. smart governance (pemberdayaan dan partisipasi)

Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pemerintahan adalah Good Governance.


Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang
mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi,
transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya
nilai dan prinsip “desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih, bertanggung
jawab, dan berdaya saing”.

Faktor keberhasilan smart city yaitu :

1. Manajemen dan Organisasi

Suatu organisasi harus memiliki manajemen yang terstruktur agar organisasi tersebut
berjalan baik, seimbang dan lancar. Dalam hal ini factor organisasi dan manajemem
merupakan factor yang menentukan kemajuan terciptanya smart city, karena manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.

2. Teknologi

Sebuah smart city sangat bergantung pada smart computing. Smart computing
mengacu pada generasi baru hardware, software dan jaringan teknologi yang menyediakan
system IT yang real-time. Dengan analisis yang baik dan secara mendalam dapat membantu
penduduk membuat keputusan yang lebih pintar yang diiringi dengan tindakan yang dapat
mengoptimalkan proses bisnis.

3. Pemerintahan

Beberapa kota di Negara berkembang sudah memulai proyek pembangunan smart city
yang inisiatif. Proyek ini disebut inisiatif smart city untuk melayani warga dan untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian, beberapa kota telah merasakan
peningkatan kebutuhan pemerintahan untuk mengelola proyek. Dukungan dari pemerintah
juga merupakan salah satu factor yang penting untuk kemajuan smart city. Karena tanpa
dukungan pemerintah impian untuk mewujudkan smart city akan sulit untuk diwujudkan.

4. Kebijakan

Perpindahan dari sebuah kota biasa menjadi smart city memerlukan interaksi
komponen teknologi dengan politik dan kelembagaan. Komponen politik mewakili berbagai
elemen dan tekanan eksternal, seperti kebijakan politik yang mungkin mempengaruhi ide
dari pembuatan smart city. Konteks kebijakan sangat penting bagi pemahaman dari
penggunaan system informasi. Pemerintah yang inovatif yang ikut serta dalam membangun
smart city menekankan perubahan dalam suatu kebijakan.

5. Masyarakat
Masyarakat merupakan bagian penting dari terciptanya smart city, karena dengan
demikian kebiasaan-kebiasaan yang dulu mulai ditinggalkan. Proyek smart city berdampak pada
kualitas hidup warga dengan tujuan menjadikan sebuah kota menjadi lebih efisien.
Masyarakat juga dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
kota, serta menjadi pengguna kota yang aktif.

INDIKATOR SMART CITY

Konsep smart city sendiri pertama kali dikemukakan oleh IBM, perusahaan komputer ternama di
Amerika. Perusahaan tersebut memperkenalkan konsep smart city untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat perkotaan. Untuk menyukseskan konsep kota pintar ini, IBM menelurkan enam indikator
yang harus dicapai. Keenam indikator tersebut adalah masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana,
ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.

Dengan mengoptimalkan keenam indikator tersebut, konsep smart city bukan lagi sebuah wacana
belaka. Namun, perlu diingat, keenam indikator ini bisa lebih difokuskan atau dimaksimalkan salah
satunya. Misalnya, kota Copenhagen. Kota yang ada di Denmark ini memfokuskan diri untuk
pengoptimalan bidang lingkungan. Karena hal ini, Copenhagen dianggap sebagai salah satu kota pintar di
dunia. Predikat smart city juga dimiliki oleh Seoul. Ibu Kota Korea Selatan tersebut fokus pada pelayanan
publik pada bidang teknologi informasi. Tidak aneh jika kota ini memiliki jaringan internet tercepat di
dunia.

PENERAPAN SMART CITY DI INDONESIA

Konsep smart city ini kini menjadi impian banyak kota besar di Indonesia. Konsep ini dianggap sebagai
solusi dalam mengatasi kemacetan yang merayap, sampah yang berserakan, ataupun pemantau kondisi
lingkungan di suatu tempat. Perjalanan menuju konsep smart city ini juga sudah mulai berjalan pelan-
pelan. Dukungan aplikasi yang terus berkembang serta terciptanya ekosistem kreatif di bidang teknologi,
merupakan langkah awal yang baik menuju kota pintar. Setidaknya, hal tersebut dapat dilihat di kota
semacam Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. Bahkan, dalam waktu dekat, kota
Bandung akan menjadi percontohan sebagai kota pintar pertama lewat konsep Bandung Technopolis.

Kota Amsterdam Sebagai Kota Acuan Smart City


Sebagai kota yang sangat ‘sibuk’ Amsterdam menghasilkan banyak sekali karbondioksida (Co2).
Maka pemerintah pun menargetkan mengurangi 40 % emisi karbondioksida hingga 2025.
Dengan melibatkan semua elemen masyarakat, mulai dari masyarakatnya, pemerintah, pelaku
dunia usaha, hingga pengembang teknologi. Alhasil sejak 2009, pemerintahnya bernazar
menjadikan ibukota Belanda ini sebagai kota yang hemat energi, berudara bersih, tapi
masyarakat urbannya tetap tidak berjarak dengan teknologi. Maka lahirlah sebuah inisiatif
Amsterdam Smart City yang dipelopori oleh Amsterdam Innovation Motor, pemerintah
Amsterdam, dan Liander.

Bagaimana caranya ngajak orang-orang dengan beragam kepentingan untuk bisa ikutan diproyek
ASC? Gampang, kaitkan saja reduction Co2 emssion dengan kata berhemat. Orang Belanda yang
displin dan efisien tentu menyukai ide-ide yang berhubungan dengan berhemat.

Hasil pemetaan masalah disimpulkan ada 4 aspek yang berkontribusi langsung menciptakan
emisi karbondioksida. Jadi 4 aspek yang harus di- ‘facelift’ habis-habisan yaitu living, working,
mobility, dan public facilities. Sampai hari ini sudah ada 16 proyek dilakukan dengan melibatkan
70 lembaga pemerintah, swasta, dan komunitas. Beberapa proyek itu adalah :

LIVING → Untuk area ini targetnya membuat orang Amsterdam menghemat energi di tataran
rumah tangga. Contohnya proyeknya adalah Energy Management Haarlem.Proyek ini memiliki
software khusus untuk menghubungkan semua alat listrk yang ada di rumah. Pemilik rumah bisa
melihat bagaimana pola konsumsi energinya selama 24 jam melalui website. Mereka akan
mengetahui alat-alat mana saja yang boros listrik dan enaknya alat tersebut bisa dimatikan secara
jarak jauh. Cukup klik tombol swich off via website. Jadi kalau lupa mematikan lampu kamar
mandi misalnya, sekali klik lampu pun mati.
WORKING → Salah satu proyek besar di area ini melibatkan gedung perkantoran seluas
38.000m2. Gedung itu adalah ITO Tower. Gedung ini ‘dijejali’ oleh beragam perusahaan dengan
berbagai kebutuhan energi. Maka dibuatlah teknologi sensor cerdas yang dapat membaca
kebutuhan setiap ruangan terhadap penerangan lampu, penghangat atau pendingin ruangan.
Alhasil pemakaian energinya lebih efisien.

MOBILITY → Survei ngebuktiin 30% waktu orang Amsterdam dihabiskan di JALAN karena
MACET! Selain bikin bete, macet juga bikin polusi dan ngabisin lebih banya bahan bakar.
Dibuatlah proyek Smart Work Center di Ijburg yang membuat kantor ‘bayangan’ di dekat rumah
warga. Jadi tidak semua orang numplek di jalanan. Segala macam fasilitas tersedia agar nyaman
bekerja dan bisa dipakai secara GRATIS!!!

Public Facilities → Fasilitas umum seperti kolam renang, lapangan sepakbola atau lapangan
hockey juga ambil bagian. Didesain manajemen penggunaan energi seperti mengganti lampu-
lampu dengan lampu LED yang ber-watt kecil tapi sangat terang. Alhasil penggunaan energinya
pun lebih efisien.
Dan keseriusan Amsterdam untuk membuat proyek-proyek cerdas lainnya terus berlanjut.
Bahkan keseriusannya telah menyabet gelar “City Star Award 2011” dari European
Commission’s annual Regio Star Awards. Amsterdam dinilai berhasil secara stimultan
melibatkan semua elemen kota berperan aktif dalam memelihara bumi.

Anda mungkin juga menyukai