Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan kesehatan adalah suatu
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan itu sendiri dapat
dicapai dengan adanya kesadaran, kemampuan untuk hidup sehat pada setiap
masyarakat. Salah satu upaya kesehatan adalah melakukan kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Para ahli kesehatan masyarakat sepakat bahwa lingkungan merupakan
determinan utama derajat kesehatan penduduk. Meskipun sakit bukan satu-
satunya variable pembentuk derajat kesehatan, namun tidak mungkin suatu
kelompok penduduk sehat kalau sakit-sakitan. Sehat tidaknya suatu kelompok
penduduk yang digambarkan ke dalam angka-angka morbiditas, mortalitas,
angka harapan hidup dan lain sebagainya merupakan unsure pokok dalam setiap
pembicaraan kesehatan masyarakat. Untuk itu proses kejadian penyakit dalam
sebuah komunitas harus dipelajari dengan seksama agar dapat dicarikan strategi
pencegahan dan pengendalian kejadian penyakit yang berbasis evidence, tepat
sasaran dan dilakukan dengan cara sebaik baiknya. Dengan kata lain evidence
yang dimaksud adalah determinan utama kejadian penyakit, yakni kompleksitas
hubungabn interaktif antara variable lingkungan dan kependudukan. (Achmadi,
2011)
Penyakit berbasis lingkungan merujuk kepada penyakit yang memiliki
akar atau hubungan yang erat dengan kondisi lingkungan dan kependudukan.
Istilah ini untuk mengintegrasikan pengertian dan pemahaman bahwa lingkungan
dan kesehatan bagaikan dua sisi koin tak terpisahkan. (Achmadi, 2011)
Malaria merupakan penyakit parasit tropis yang penting di dunia, dan
masih menjadi masalah kesehatan utama. Diperkirakan 41% penduduk dunia
bermukim di daerah berisiko tinggi terinfeksi penyakit malaria terutama di
negara tropis dan subtropics. Angka kejadian malaria 350 – 500 juta kasus setiap
tahun, dengan kematian lebih dari 1,1 juta, mayoritas kematian terjadi pada ibu
hamil dan anak usia kurang dari 5 tahun. Malaria merupakan penyebab kematian
nomor 4 di dunia setelah infeksi saluran pernapasan, HIV/ AIDS dan diare.
(Sucipto, 2014)
Penyakit malaria sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah klien serta semakin
luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh belahan dunia
terutama di negara–negara tropik dan sub tropik, baik sebagai penyakit endemik
maupun epidemik. Hasil studi epidemiologik menunjukkan bahwa malaria
menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur sekitar 15 tahun.
Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria biasanya terjadi di daerah endemik dan
berkaitan dengan datangnya musim hujan, sehingga terjadi peningkatan aktivitas
nyamuk anopheles pada musim hujan yang dapat menyebabkan terjadinya
penularan penyakit malaria pada manusia melalui gigitan nyamuk. (Sumarmo
dkk, 2010).
Diperkirakan 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah yang berisiko
tertular malaria. Di Indonesia terdapat 15 juta kasus malaria setiap tahun dan
30.000 diantaranya meninggal dunia. Dari 293 kabupaten/ kota di Indonesia, 167
kabupaten/ kota merupakan wilayah endemis malaria. Daerah dengan kasus
klinis tinggi dilaporkan dari wilayah timur Indonesia, seperti Provinsi Papua,
Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara. Kawasan
lain di Indonesia yang angka malaria dilaporkan juga masih cukup tinggi adalah
Provinsi Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bengkulu dan Riau. (Sucipto,
2014)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari
penelitian adalah bagaimanakah gambaran pengetahuan tentang penyakit malaria
pada masyarakat Desa Teluk Paningit?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang penyakit malaria pada
masyarakat Desa Teluk Paningit.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan definisi penyakit malaria.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan penyebaran dan cara penularan
penyakit malaria.
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan gejala klinis penyakit malaria.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan bagi peneliti serta memberikan pengalaman
dalam melaksanakan penelitian.
b. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi peniliti selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat berperilaku sehat dan ditandai peran serta dalam
pencegahan penyakit malaria.
3. Bagi Institusi Poltekes Kemenkes Palangka Raya
Sebagai bahan untuk pengembangan ilmu dan penelitian tentang penyakit
malaria khususnya gambaran masyarakat Desa Teluk Paningit tentang
penyakit malaria.

Anda mungkin juga menyukai