Anda di halaman 1dari 2

Dalam dunia yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin lebih

ketat. Para pelaku bisnis akan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan agar dapat
bertahan di dunia bisnis. Jika mereka tidak mempunyai cara mempertahankan perusahaannya,
maka kemungkinan besar perusahaan ini akan tersingkir dari persaingan bisnis. Namun,
terdapat perusahaan yang mempertahankan perusahaannya dengan cara yang salah. Salah
satunya dengan cara melanggar etika bisnis. Salah satu pelaku yang melanggar etika bisnis
dalam hal ini adalah Rumah Sakit Harapan Bunda.

Etika bisnis merupakan tindakan beretika dan tidak beretika yang dilakukan
perusahaan dalam pekerjaannya. Pelaku usaha memiliki kewajiban mematuhi etika bisnis
dalam setiap tindakan usahanya. Kasus-kasus pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan
perusahaan biasanya untuk keuntungan yang besar atau minimalisasi biaya. RS Harapan
Bunda melakukan pelanggaran etika bisnis yaitu tidak adanya tanggung jawab terhadap
konsumen. RS Harapan IBU melakukan pelanggaran etika bisnis yaitu penggunaan vaksin
palsu terhadap konsumen, dalam hal ini sering disebut pasien.

Vaksin merupakan bahan antigenetik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan


tubuh terhadap virus atau bakteri. Pemberian vaksin dilakukan terhadap balita agar di saat
dewasa memiliki kekebalan tubuh yang baik. Kebutuhan terhadap vaksin ini menjadi
sangatlah primer, dimana setiap anak perlu mendapatkannya. Vaksin yang menjadi kebutuhan
primer ini tentu saja banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jika masyarakat banyak
mengkonsumsi vaksin, maka penyedia vaksin tentunya akan menyediakan vaksin sesuai
jumlah yang diinginkan masyarakat.

Pemberian vaksin palsu yang dilakukan RS Harapan Bunda menuntut reaksi dari
berbagai pihak, terutama orang tua dari anak yang mendapatkan vaksin palsu. Tentu saja
pemberian vaksin palsu akan berdampak terhadap kesehatan anak. Kekebalan tubuh yang
merupakan fungsi utama pemberian vaksin menjadi tidak ada. Sejumlah anak yang tersuntik
vaksin palsu bahkan mengalami gatal-gatal pada tubuhnya. Hal ini tentu saja merugikan
konsumen pada khususnya.

Pada kasus ini pasien tidak mendapatkan produk yang aman dan layak dikonsumsi.
Pasien tidak tahu-menahu tentang vaksin palsu yang diberikan oleh RS Haparan Bunda
terhadap pasiennya, karena tidak semua pasien dapat membedakan antara vaksin yang palsu
dengan yang asli. Tentu saja sebagai pihak produsen, RS Harapan Bunda harus memberikan
barang yang terjamin dan aman. Namun, pelanggaran dilakukan oleh RS Harapan Bunda
yang sangat merugikan pasiennya.

Kepercayaan yang dilanggar oleh RS Harapan Bunda terhadap konsumen terutama


kepercayaan dalam kebenaran produk ini sebenarnya dapat menguntungkan pihak RS itu
sendiri. Namun keuntungan ini melanggar etika bisnis. Walaupun menguntungkan bagi pihak
RS Harapan Bunda, namun tidak menguntungkan bagi pihak lain yaitu pasien. Dalam dunia
bisnis seharusnya dapat menguntungkan kedua belah pihak, bukan menguntungkan salah satu
pihak saja. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar dapat menguntungkan kedua belah
pihak yaitu mematuhi etika bisnis.
Kasus vaksin palsu ini menjadi kasus yang disoroti oleh banyak pihak, karena dampak
yang timbul dari kasus ini sangatlah berdampak besar. Bukan hanya satu atau beberapa
pasien saja yang dirugikan, namun pasien dalam jumlah besar yang terkena dari dampak dari
vaksin palsu ini. Banyak pihak yang menuntut tidak adannya tanggung jawab dari RS
Harapan Bunda dan dianggap telah lalai dalam melayani pasiennya. Protes dari berbagai
pihak ini sangatlah wajar dan rasional. Dimana seharusnya generasi muda yang merupakan
penerus bangsa haruslah mendapatkan kesehatan yang memadai agar dapat berkonstribusi
terhadap Indonesia nantinya. Secara tidak langsung RS Haparan Bunda telah melenyapkan
harapan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai