AKUNTANSI PEMILIK
BPRS ALBARAKAH mendapatkan pengajuan pembiayaan ijarah dari sebuah perusahaan Rental
Mobil PT. RENCARINDO. Perusahaan tersebut bermaksud menambah 1 buah armada kendaraan
jenis Toyota All New Camry keluaran tahun 2008 untuk melayani konsumen kelas menengah atas di
jakarta. Adapun speesifikasi kendaraan yang dimaksud dan informasi lain berkaitan dengan akad
adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 2 januari 2008, BPRS ALBARAKAH membeli mobil sedan Toyota All New Camry
dengan harga dan biaya-biaya lain yang ditanggung (OTR) sebesar Rp 500.000.000,00. Atas
pembelian mobil tersebut BPRS ALBARAKAH mencatat dalam jurnal sebagai berikut:
Ilustrasi 2. Pada saat transaksi IjarahPada tanggal10 januari 2008, BPRS ALBARAKAH mnelakukan
transaksi ijarah dengan PT. RENCARINDO dan atas transaksi tersebut BPRS mencatat dalam jurnal
sebagai berikut:
Catatan: pencatan ini dilakukan untuk memberikan informasi dalam neraca bahwa rekening aset
ijarah hanya digunakan untuk aset ijarah yang belum disewakan kepadda pihak lain sedangkan
rekening aset yang diperoleh untuk ijarah digunakan untuk pencatatan pengakuan aset ijarah yang
sudah disewakan oleh pihak lain baik dengan akad ijarah maupun ijarah muntahiyah bittamlik.
Kas Rp 3.000.000,00
PSAK nomor 59 tentang akuntansi Perbankan Syariah khususnya paragraf 108 dijelaskan tentang
pengakuan obyek ijarah sebagai berikut:
Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan obyek sewa dan disusutkan sesuai
dengan:
1. Kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis jika merupakan transaksi ijarah; dan
2. Masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah bittamlik
Sedangkan ED PSAK 107 tentang akuntansi ijarah khususnya paragraf 12 menjelaskan bahwa:
Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang
diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari obyek ijarah. Umur ekonomis dapat berbeda
dengan umur teknis. Misalnya, mobil yang dapat dipakai selam 10 tahun diijarahkan dengan akad
ijarah muntahiyan bittamlik selama 5 tahun. Dengan demikian umur ekonomisnya adalah 5 tahun.
Berkaitan dengan kasus di atas akan diilustrasikan perlakuan akuntansi untuk akuntansi ijarah dan
ijarah muntahiyah bittamlik sebagai berkut:
1. Besar biaya penyusutan aktiva ijarah per bulan dihitung berdasarkan informasi harga perolehan dan umur
ekonomis obyek, yaitu: Rp 8.333.333
1. Jika menggunakan akad ijarah muntahiyah bittamlik dengan tambahan informasi bahwa nilai residu obyek
ijarah adalah Rp 20.000.000,00 dengan masa sewa selama 4 tahun, maka perhitungan penyusutan obyek
ijarah dan perlakuan akuntansinya adlah sebagai berikut:
Misal setiap tanggal 25 dibayarkan sewa jasa ijarah dari PT. RENCARINDO kepada BPRS
ALBARAKAH sebesar Rp 15.000.000,00 pada tanggal 25 januari 2008 dibayar sewa untuk bulan
pertama sehingga BPRS ALBARAKAH mencatatnya dalam jurnal sebagai berikut:
Sedangkan penerimaan dan pengakuan pendapatan sewa langsung ( tidak dari uang muka) maka
jurnal yang dicatat oleh BPRS ALBARAKAH adalah sebagai berikut:
Dalam transaksi ijarah, secara prinsip obyek ijarah merupakan milik LKS sehingga biaya
pemeliharaan dan perbaikan atas aset ijarah menjadi tnaggung jawab LKS. Sehubungan dengan hal
tersebut, PSAK nomor 59 tentang akuntansi ijarah sama-sama menjelaskan tentang pengakuan
biaya perbaikan dan pemeliharaan aset ijarah sebagai berikut:
a) Biaya perbaikan tidak rutin obyek sewa diakui pada saat terjadinya
b) Jika penyewa melakukan perbaikan rutin obyek sewa dengan persetujuan pemilik obyek sewa,
maka biaya tersebut dibebankan kepada pemilik obyek sewa dan diakui sebagai beban pada periode
terjadinya perbaikan tersebut.
c) Dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap biaya perbaikan obyek
sewa yang dimaksud huruf a dan b ditanggung pemilik obyek sewa maupun penyewa sebanding
dengan bagian kepemilikan masing-masing di dalam obyek sewa.
Ilustrasi berikut memberikan gambaran tentang perlakuan biaya perbaikan dan pemeliharaan aset
ijarah:
1) Berdasarkan perhitungan BPRS ALBARAKAH dan informasi dari dealer,biaya perbaikan rutin
dan pemeliharaan aset ijarah kendaraan Toyota All New Camry diperkirakan sebesar Rp 2.500.000
per bulan sehingga BPRS ALBARAKAH mencadangkan biaya tersebut dan dicatat dalam jurnal pada
tanggal 1 februari 2008 sebagai berikut:
2) Apabila pada tanggal 5 februari 2008 dilakukan perbaikan atas kendaraan tersebut dan
menghabiskan biaya sebesar Rp 1.250.000 maka BPRS ALBARAKAH mencatatnya dalam jurnal
sebagai berikut:
Kas Rp 1.250.000
Kas Rp 1.250.000
Ilustrasi 8. Perlakuan akuntansi perpindahan hak ijarah (hanya untuk aktiva ijarah dengan akad ijarah
muntahiyah bittamlik)
Ilustrasi berikut memberikan gambaran tentang perlakuan pemindahan kepemilikan obyek ijarah serta
informasi tentang kondisi dan status obyek ijarah
Nilai residu
1) Pada saat pengalihan obyek ijarah dalam akad ijarah muntahiyah bittamlik melalui hibah pada
saat seluruh pendapatan sewa telah diterima dan obyek ijarah tidak memiliki nilai sisa, maka BPRS
ALBARAKAH mencatatnya dalam jurnal:
2) Pada saat pengalihan obyek ijarah dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek
ijarah sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa.
1. Jika harga jual lebih tinggi dari nilai buku sehingga menghasilkan keuntungan dalam penjualan aset ijarah.
Misalnya oby6ek ijarah berhasil dijual Rp 50.000.000, maka jurnalnya:
1. Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, misal harga jual Rp 15.000.000 maka jurnalnya:
3) Pada saat pengalihan obyek ijarah dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek
ijarah dengan harga jual seekadarnya setelah seluruh penerimaan sewa diterima dan obyek ijarah
tidak memiliki nilai sisa. Misal harga jual Rp 25.000.000, maka jrnalnya:
4) Jika penyewa berjanji untuk membeli tapi kemudian membatalkan dan nilai wajar obyek ijarah
lebih rendah dari nilai buku dan dibebankan kepada penyewa, misal nilai wajar sebesar Rp
15.000.000 sedangkan nilai bukunya Rp 20.000.000 maka jurnalnya:
Misal terjadi penurunan nilai obyek sewa ijarah pada tahun ke-4 sebesar 20% sehingga
mengakibatkan penurunan nilai wajar sewa yang semula Rp 15.000.000 per bulan menjadi Rp
12.000.000 per bulan. Seluruh biaya sewa telah dibayar oleh PT. RENCARINDO khususnya 1 tahun
terakhir sehingga selisih nilai sewa menjadi Rp 3.000.000 x 12 = Rp 36.000.000, oleh karena selisih
tersebut maka pada akhir periode BPRS ALBARAKAH mengembalikan kelebihan biaya sewa,
dengan jurnal:
Pada saat jatuh tempo dan penyewa belum melunasi pembayaran sewa misal Rp 15.000.0000, maka
jurnalnya:
Kas Rp 15.000.000
Analisa kualitas aktiva produktif menyatakan bahwa penyisihan kerugian ijarah dari sewa yang tidak
terbayar sebagai aktiva produktif adalah sebesar misal Rp 200.000.000 (setelah dikurangi margin
keuntungan dengan memperhitungkan biaya seperti misal penyusutan dan lainnya).
Saat piutang penyewa dianggap non performing, sebelum menghapuskan piutang terlebih dahulu bank
harus menghapuskan keuntungan ijarah
AKUNTANSI PENYEWA
Ilustrasi kasus ini memberikan gambaran transaksi ijarah aset berwujud, LKS sebagai penyewa
obyek ijarah yang akan disewakan kembali pada pihak lain. Ilustrasi kasus selengkapnya sebagai
berikut: BPRS ALBARAKAH mendapatkan pengajuan pembiayaan ijarah dari sebuah perusahaan
eksportir kerjinan PT HANDICRAFT di Yogyakarta untuk menyediakan mobil ekslusif bagi manajer
perusahaannya. PT HANDICRAFT tidak ingin memiliki mobil tersebut sehingga hanya bermaksud
menyewa saja. Oleh karena itu BPRS ABARAKAH tidak memiliki mobil yang dimaksud, maka BPRS
menghubungi PT RENCARINDO.
Adapun spesifikasi kendaraan yang dimaksud dan informasi lain berkaitan dengan akad adalah
sebagai berikut:
Catatan: amortisasi dihitung dari total sewa dibayar dimuka dibagi masa sewa
3. Pada saat perbaikan aset ijarah atas beban pemilik obyek ijarah
Jika BPRS ALBARAKAH melakukan perbaikan atas aset ijarah yang disewa karena kerusakan
sehingga mengeluarkan biaya perbaikan sebesar Rp 20.000.000.
a. Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah dibayar dan obyek ijarah tidak memiliki
nilai sisa.
(i) Jika sumber pembayaran sewa aset ijarah berasal dari LKS
(ii) Jika sumber pembayaran sewa aset ijarah berasal dari investasi tidak terikat
Catatan: seluruh pendapatan harus dibagihasilkan juga kepada pemegang rekening investasi
mudharabah sesuai kesepakatan nisbah.
(iii) Jika sumber pembayaran sewa aset ijarah berasal dari investasi tidak terikat dan modal LKS
Aset ijarah (D) Rp 500.000.000
Catatan: pendapatan yang diakui sebagai pendapatan operasi utama lainnya harus dibagihasilkan
juga kepada pemegang rekening investasi mudharabah sesuai kesepakatan nisbah sedangkan
pendapatan lainnya menjadi hak sepenuhnya LKS.
b. Melalui pembelian obyek ijarah sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga beli sebesar sisa
cicilan sewa atau sekedarnya.
Catatan: jika nilai sisa cicilan dan nilai buku obyek ijarah sama
Jika penyewa membatalkan penjualan objek ijarah kepada penyewa dan nilai wajar obyek sewa lebih
rendah dari nilai buku dan dibebankan kepada penyewa/lessor, seperti yang diilustrasikan
sebelumnya.
Apabila masa sewa diketahui terjadi penurunan kualitas obyek sewa dan bukan disebabkan kelalaian
LKS sebagai penyewa yang mengakibatkan jumlah cicilan yang telah dibayar lebih besar dari nilai
sewa yang wajar. Misalnya obyek ijarah mengalami penurunan nilai wajar karena kerusakan
kendaraan sehingga mengakibatkan adanya selisih nilai sewa wajar dengan nilai sewa yang
dibayarkan yaitu terdapat kelebihan sebesar Rp 50.000.000, maka LKS akan mencatatnya dalam
jurnal sebagai berikut:
Catatan: pendapatan kelebihan pembayaran sewa merupakan offsetting account dari beban sewa
Jika suatu entitas menyewakan lebih lanjut kepada pihak lain atas asset yang sebelumnya disewa
dari pemilik, maka entitas tersebut menerapkan perlakuan akuntansi pemilik dan akuntansi penyewa
dalam PSAK ini.
Perlakuan akuntansi penyewa diterapkan untuk transaksi antara entitas (sebagai penyewa) dengan
pemilik dan perlakuan akuntansi pemilik diterapkan untuk transaksi antara entitas (sebagai pemilik)
dengan pihak penyewa-lanjut.
Jurnal pada saat amortisasi dari uang muka sewa obyek ijarah
Beban Sewa Rp. 15.000.000
Catatan:
* Beban sewa kepada pemilik merupakan amortisasi dari sewa dibayar di muka yang diakui sebagai
pengeluaran LKS pada periode tersebut
**Jika biaya pemeliharaan pada periode tersebut ditanggung LKS sesuai kesepakatan dengan pemilik
obyek ijarah