Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 1 Pendidikan Kewarganegaraan

Anggota :

1. AA Nanda Nadyan 8. Elsi Ramadhani


(16//396414/SV/10627) (17/410954/SV/12881)
2. Bagas Pranata N 9. Nabila Rizki Cahyani
(16/401306/SV/11810) (17/410970/SV/12897)
3. Ranaka Kusumaraya 10. Jatri Vivin Herviany
(16/401361/SV/11865) (17/410960/SV/12887)
4. Relina Putri 11. Aprillia Resti Cahyaningtyas
(16/401363/SV/11867) (17/410954/SV/12872)
5. Akbar Banu 12. Muhammad Faisal Abdullah
(17/410968/SV/12895)
6. Widyaningtiyas Purba N 13. Diah Saraswati
(17/410981/SV/12908) (17/410951/SV/12878)
7. Muchamad M Huda 14. Andini Retno Astriningrum
(17/410967/SV/12894) (17/410943/SV/12870)

Ideologi dan Filsafat Sosial

Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang
bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu
bangsa dan negara. Sedangkan bicara filsafat berarti bicara tentang suatu ilmu yang mempelajari
satu atau banyak hal dengan pemikiran dan perenungan yang mendalam.

Filsafat dan ideologi memiliki suatu keterkaitan. Sebelum lahirnya sebuah ideologi maka ada
filsafat terlebih dahulu. Filsafat berubah menjadi ideologi setelah filsafat tersebut digunakan untuk
cita-cita dan dikerjakan atau dipatuhi oleh sekelompok besar manusia. Filsafat sebagai pandangan
hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai kebenaran yang telah diyakini sehingga dijadikan
dasar atau pedoman bagi manusia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,
bangsa, dan negara, tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. “Hal itu berarti filsafat telah
beralih dan menjelma menjadi ideologi” (Kaelan, 2002, hlm. 117). Kesimpulannya, ideologi
bersumber pada suatu sistem filsafat dan merupakan pelaksanaan sistem filsafat. Atas dasar asas
teoritis, maka tidak mungkin suatu bangsa menganut dan melaksanakan sistem ideologi yang tidak
bersumber pada filsafat hidup atau filsafat negara mereka sendiri.

Filsafat sosial merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari persoalan sosial
kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif. Filsafat sosial merupakan pengetahuan
yang diambil dari fenomena komunitas (sosial). Karena filsafat sosial bersifat normatif dan empirik,
maka setiap orang dapat berfilsafat sosial. Cara manusia berfilsafat akan menentukan cara manusia
menentukan sikap. Secara umum, ada 3 sikap dalam filsafat sosial, Positivis (memperhatikan dan
memahami), Idealis (memiliki gambaran mengenai kondisi ideal menurut filsafat sosialnya), dan
Penggerak (menerapkan kondisi ideal untuk diri sendiri dan orang lain).

Kemudian, hubungan antara ideologi dan filsafat sosial adalah ideologi suatu negara
terbentuk dari adanya filsafat sosial. Sebagai contoh, Pancasila sebagai ideologi Indonesia dikatakan
sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa secara mendalam yang
dituangkan dalam suatu sistem. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan, sehingga Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar
pada pandangan hidup bangsa.

Anda mungkin juga menyukai