Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sebuah gedung mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung kelancaran
dan kesinambungan operasi perusahaan atau proses kerja secara keseluruhan. Oleh karena
itu, semua pihak yang turut memanfaatkan gedung ini, baik individu ataupun badan
perusahaan, termasuk mitra kerja harus aktif memelihara dan menjaga kebersihan,
keselamatan dan kesehatan kerjanya. Salah satu perwujudan perusahaan dalam memelihara
dan menjaga keselamatan dan kesehatan kerjanya adalah melalui penerapan Manajemen
Penanggulangan Kebakaran.
Kebakaran pada bangunan gedung dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia,
harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan
terganggunya ketenangan masyarakat. Seiring meningkatnya ukuran dan kompleksitas
bangunan gedung, sudah seharusnya pula diiringi dengan peningkatan perlindungan terhadap
masyarakat.
Penanganan kebakaran di gedung masih mengandalkan kesiagapan dan peralatan dari
pemadam kebakaran setempat. Kesiagaan dari pemadam kebakaran gedung pun terkadang
masih kurang memadai. Salah satu kejadian nya adalah yang terjadi di Banda Aceh, salah
satu karyawan bertugas di bagian IT menjadi korban saat kebakaran terjadi di kantor pusat
Bank Aceh. Dari keterangan yang didapat korban meninggal karena terjebak di dalam
gedung tersebut. (sumber: http://news.detik.com/berita/2897707/korban-tewas-dalam-
kebakaran-gedung-bank-aceh-dapat-santunan-rp-100-juta). Dari kasus tersebut kita dapat
mengidentifikasi bahwa kemungkinan korban terjebak karena tidak ada pintu darurat yang
bisa digunakan sebagai akses keluar ketika terjadi keadaan darurat seperti kasus kebakaran
yang terjadi pada Bank Aceh tersebut.
Selain perlindungan secara aktif, kita juga memerlukan perlindungan pasif untuk menjaga
keamanan dari gedung tersebut. Salah satu sarana proteksi kebakaran pasif adalah sistem
tanggap darurat ERP (Emergency Response Paln). Bedasarkan kondisi tersebut perlu
dilakukan perencanaan ERP yang berfokus terhadap bahaya kebakaran, adapun alasan
untuk melakukan pembentukan sarana tanggap darurat yang berfokus pada kebakaran karena
kebakaran dalam Industri Rokok dapat mengakibatkan terhentinya proses dan aktivitas
produksi. Perancangan ini berguna untukpetunjuk dan arah penyelamatan diri apabila
terjadi keadaan darurat. Untuk itu perancangan sistem ERP pada pabrik rokok yang tepat
dan efektif akan sangat membantu sekali dalam melakukan pertolongan jalan keluar dari
dalam gedung jika nantinya timbul musibah kebakaran .
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas ini adalah :
1. Bagaimana cara melakukan perhitungan lebar pintu, lebar efektif (We), Calculated Flow
(Fc),dan Flow Time (Tf)?
2. Bagaimana cara melakukan perhitungan jumlah orang, dan jumlah unit exit pada Industri
Rokok?
3. Berapa jumlah dan letak meeting point yang dibutuhkan sebagai tempat evakuasi pada
Industri Rokok?

1.2 Tujuan
Tujuan dalam perancangan Emergency Response Plan adalah:
1. Melakukan perhitungan lebar pintu, lebar efektif (We), Calculated Flow (Fc),dan Flow
Time (Tf)
2. Melakukan perhitungan jumlah orang, unit exit, dan jumlah unit exit pada Industri Rokok
3. Untuk menentukan jumlah dan letak meeting point yang dibutuhkan sebagai tempat
evakuasi pada Industri Rokok
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dalam penelitian ini adalah:
13.1. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dalam penerapan ilmu K3 di perusahaan
dalam bidang kebakaran khususnya tentang ERP.
13.2. Bagi Industri Rokok
Sebagai masukan dan evaluasi untuk bahan pertimbangan dalam melakukan
penyediaan ERP di Industri rokok serta dapat meningkatkan upaya peningkatan
keselamatan kerja bidang kebakaran di lingkungan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai