Anda di halaman 1dari 6

Sigit Nugroho Wicaksono

DEMAM

ANAMNESIS PEMFIS PEM. PENUNJANG PENATALAKSANAAN


DBD 1. Fase demam 2-7 hari, fase 1. Terdapat petekie pada 1. Leukosit dapat normal 1. Pada pasien rawat
kritis 2-3 hari inspeksi atau menurun diberikan resusitasi cairan
2. Demam menyerupai pelana 2. Apabila syok hipotensi 2. Trombositopenia 2. Pada peningkatan
kuda 3. Test Rumple Leed (+)  (<150.000) pada hari 3-8 hematokrit >20% berikan
3. Demam disertai 2 tanda >20 Petekie dalam 3. Peningkatan Hematokrit infus kristaloid
diameter 5 cm >20% dari kadar 10ml/kg/jam
atau lebih : sakit kepala,
sebelumnya (hari ke 3) 3. Pada perdarahan spontan
nyeri retro-orbital, mialgia  tranf. Darah
4. Perdarahan spontan (ex.
Epistaksis), mellena 
derajat 2
5. Kulit terasa dingin,
lembabdan gelisah 
derajat 3
6. Syok berat, TD dan Pulsasi
tdk terukur  derajat 4
MALARIA 1. Demam Periodik (episode 1. Anemia (konjungtiva 1. Pemeriksaan darah Tebal 1. Klorokuin Difosfat
demam berulang dengan anemis)  mencari parasit (250mg)
interval) 2. Splenomegali 2. Pemeriksaan darah tipis. 2. Sulfadoksin pirimetamin
2. Lesu, malaise, sakit 3. Hepatomegali 3. Test Antigen : PF Test (500mg sulfadoksin +
kepala, sakit punggung, 4. Ikterus 25mg pirimetamin)
merasa nyeri pada tulang 3. Kinasulfat (220mg)
dan sendi, anoreksia,
dispepsia, kadang-kadang
dingin
3. Trias MALARIA :
a. Periode Dingin (15-
60’)  menggigil
Sigit Nugroho Wicaksono

hebat
b. Periode Panas 
muka merah, nadi
cepat, panas badan
tinggi beberapa jam
c. Periode berkeringat 
berkeringat banyak
dan panas turun,
penderita merasa
‘sehat’
THYPOID 1. Demam, nyeri kepala, 1. Inspeksi  Lidah kotor 1. Sering ditemukan 1. Kloramfenikol
pusing, nyeri otot, dan tremor leukopenia, meski dapat 4x500mg/hari
anoreksia, mual muntah, 2. Perkusi  meteorismus pula leukositosis 2. Tiamfenikol
obstipasi, atau diare, 3. Palpasi  hepatomegali, 2. Anemia ringan dan 4x500mg/hari
dispepsia. splenomegali trombositopenia 3. Kotrimoksazol 2x2 tablet
2. Demam meningkat 4. Auskultasi  abnormal 3. SGOT & SGPT selama 2 mgg
perlahan-lahan terutama click and gurgles. meningkat 4. Ampisilin dan
pada sore hingga malam 4. Test Widal amoksisilin
hari 5. Uji Thypidot
6. Kultur darah

PERNAPASAN
Sigit Nugroho Wicaksono

ANAMNESIS PEMFIS PEM. PENUNJANG PENATALAKSANAAN


TBC 1. Demam subfebril kadang 1. Konjungtiva anemis 1. Pemeriksaan radiologis 1. Tergantung hasil pem.
mencapai 40-41. Kadang 2. Demam subfebris  tampakan berawan Penunjang
demam kadang tidak 3. Cachexia pada apeks
2. Batuk-batuk darah (stlh 4. Perkusi redup pada bagian 2. Pemeriksaan BTA pada
basal sputum
berbulan-bulan)
5. Auskultasi paru terdengar 3. Tes tuberkulin
3. Sesak napas  infiltrasi
bunyi ronchi basah, kasar
sebagian besar jaringan nyaring pada bagian basal
paru 6. Atrofi atau retraksi otot
4. Nyeri dada ICS. Terjadi atelektasis
5. Malaise pada paru yang sakit
7. Paru yang sehat menjadi
hiperinflasi
PENUMONIA 1. Mialgia, malaise, batuk 1. Perkusi toraks pekak 1. Pemeriksaan sputum 1. Pemberian Antibiotik
2. Demam tinggi 2. Auskultasi ronchi nyaring, 2. Terdapat infiltrat baru (tergantung jenis
3. Demam menggigil pernapasan bronchial pada pem. Rontgen dada patogen)
4. Sesak napas 3. Takipnue disertai
5. Nyeri dada pernapasan cuping hidung
6. Dahak purulen berbau 4. Napas pendek
(50% kasus)
ISPA 1. Kadang terjadi demam, 1. Vital Sign 1. Pemeriksaan sputum bila 1. Pemberian AB bila
biasanya hanya subfebris 2. Pemfis dasar ada dirasa perlu
2. Kesulitan menelan 3. Pemeriksaan Leher 2. Pemeriksaan darah rutin 2. Berikan obat yang
(tonsilitis) (limfonodi) 3. Endoskopi bersifat simptomatik
3. Sesak napas, batuk sampai patogen/etiologi
4. Pernah melakukan kontak diketahui.
dengan faktor resiko

ASTHMA 1. Sesak napas 1. Tampakan dada barrel- 1. Pemberian obat


2. Frekuensi kejadian chest Bronkodilator aerosol
Sigit Nugroho Wicaksono

tergantung tingkat 2. Auskultasi wheezing sesegera mungkin.


keparahan asthma 3. Perkusi hipersonor 2. Dapat juga diberikan
salbutamol oral (reaksi
lama)

ABDOMEN
Sigit Nugroho Wicaksono

ANAMNESIS PEMFIS PEM. PENUNJANG PENATALAKSANAAN


APPENDICITIS 1. Demam, kadang bisa 1. Bond and Tenderness 1. Pemeriksaan darah rutin, 1. Penanganan awal
sampai demam tinggi sign (+) leukositosis pemberian obat
2. Nyeri pada kuadran kanan 2. Obturatorius Sign (+) 2. USG simptomatik, analgesik,
bawah 3. Psoas Sign (+) analgesik kuat bila perlu,
3. Sebelumnya kadang nyeri 4. Rovsing Sign (+) antipiretik.
2. Appendictomi
terasa pada area umbilical
4. Mual, muntah
KOLESISTISIS 1. Nyeri pada perut kuadran 1. Murphy Sign (+), ketika 1. USG 1. Penanganan awal
kanan atas inspirasi 2. Pemeriksaan darah  pemberian obat
2. Demam bilirubin simptomatik, analgesik,
3. Dispepsia, nausea, analgesik kuat bila perlu,
terlebih setelah makan antipiretik.
makanan berlemak 2. Kolesistektomi
4. Intoleransi lemak
5. Nyeri kolik lokal
6. Ikterik
7. Urin berwarna teh pekat
8. Feses pucat
HEPATITIS 1. Nyeri pada perut kuadran 1. Perkusi  batas hati 1. Pemeriksaan HbS-Ag 1. Perawatan Rumah Sakit
kanan atas meningkat (+)
2. Demam 2. Palpasi  hepatomegali
3. Dispepsia dan kadang splenomegali
4. Ikterik ringan
5. Urin berwarna teh pekat 3. Nyeri tekan hepar
6. Feses pucat
7. Ada riwayat kontak
dengan penderita
Hepatitis atau faktor
resiko lainnya
8. Jaundice, malaise
Sigit Nugroho Wicaksono

Anda mungkin juga menyukai