Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Setiap manusia memiliki berbagai macam organisme didalam lingkungan

mulutnya, salah satunya yaitu Candida albicans. Candida albicans dapat dijumpai

dalam rongga mulut hampir 50% dari populasi yang merupakan flora normal yang

bersifat komensial.1

Keseimbangan flora rongga mulut dapat berubah menimbulkan suatu keadaan

patologis karena beberapa faktor seperti kesehatan mulut yang buruk, obat

immunosupresan, penyakit sistemik yang menurunkan daya tahan tubuh, usia lanjut,

antibiotika tertentu seperti tetrasiklin diberikan maka Canida albicans akan

meningkat karena jamur tak dapat dipengaruhi oleh antibiotika ini. Menurut Ritchie

dkk, kadar karbohidrat yang tinggi dalam saliva merupakan faktor yang mendukung

pertumbuhan jamur. Terganggunya keseimbangan dapat menyebabkan timbulnya

penyakit dan infeksi.2

Bila kesehatan mulut terpelihara, ada keseimbangan pertumbuhan antara

host/pejamu dan parasit, sehingga tidak timbul penyakit.2 Diantara jenis Candida,

Candida albicans telah diasumsikan sebagai spesies patogen dan dianggap sebagai

salah faktor penyebab terjadinya angular cheilitis.1

Angular cheilitis adalah inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang

ditandai dengan adanya flsur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna


kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada

sudut mulut dan penyebabnya multifaktorial, dapat terjadi karena Candida albicans,

Staphylococcus aureus atau Sterptococcus beta-hemoliticus. Dapat mengenai orang

tua, dewasa dan sering terjadi pada anak-anak.3,4

Prevalensi terjadinya anglar cheilitis menurut beberapa penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan angka yang cukup tinggi. Almeida MG, Leite MM, dan

Carvalho IMM di RS Rehabilitasi Kelaian Craniofacial, USP, Bauru pada 219 pasien

yang dibagi menjadi dua grup. Grup 1-100 adalah pasien dewasa dan grup 2-119

pada anak-anak dengan usia 7-12 tahun. Pada pasien dewasa, angular cheilitis terjadi

pada 12 pasien, dengan 4 bilateral dan 8 unilateral. Dan pada anak-anak, angular

cheilitis terjadi pada 5 pasien, 3 bilateral dan 2 unilateral, dan hanya ditemukan satu

pada pasien wanita. Hal ini berati angular cheilitis pada pasien dewasa adalah 12%

dan 4,2% pada pasien anak-anak umur 7-12 tahun.5

Pada kesempatan ini, peneliti akan melakukan penelitian di Rumah Sakit Gigi

dan Mulut Halimah Daeng Sikati Kandea Bagian Penyakit Mulut. Alasan peneliti

memilih temoat ini karena berdasarkan hasil data rumah sakit bahwa dalam setahun

pasien penderita angular cheilitis adalah 210 orang yang semuanya adalah anak-

anak yang duduk di bangku sekolah dasar.

Berdasarkan fakta diatas, maka penulis mengangkat sebuah penelitian dengan

judul “Identifikasi Spesies Candida albicans pada Penderita Angular cheilitis.”


I.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut yaitu

“Identifikasi spesies candida albicans pada penderita angular cheilitis.”

I.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu untuk:

1. Mengetahui distribusi angular cheilitis berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan

Indeks OHI_S.

2. Mengetahui distribusi angular cheilitis yang disebabkan oleh Candida albicans.

3. Mengetahui prevalensi angular cheilitis berdasarkan kelompok umur dan jenis

kelamin pada anak-anak

I.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan wawasan tambahan pada rumah sakit tempat dilakukannya penelitian

ini.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai persentase

angular cheilitis yang disebabkan oleh Candida albicans.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk mengadakan

penelitian-penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai