3 Spesifikasi Model
Penurunan spesifikasi model dalam penelitian ini di adopsi dari penelitian
yang di lakukan Dilla (2014) yang meneliti hubungan exchange rate pass-through
(ERPT) dalam kerangakn inflation Targeting Framework di 16 negara dunia.
Dimana dalam penelitian tersebut pengaruh perubahan harga diambil variabel
inflasi domestik dari CPI dan inflasing asing yang dicerminkan dari VOI. Selain
itu, penelitian ini juga menguji fenomena pass-through di masing- masing negara.
Kemudian Aleem dan Lahiani (2014) yang meniliti kredibilitas kebijakan moneter
dan exchange rate pass-through (ERPT) dengan studi kasus negara emerging
countries. Dalam penelitian tersebut kredibilitas kebijakan moneter dicerminkan
dengan penurunan koefisien pass-through dan penggunaan variabel output
(RGDP) dalam penelitian. Model penelitian yang mendukung dalam penelitian ini
lainnya adalah model dari Tarigan dan Heriqbadi (2008) yang memfokuskan
ERPT pada beberapa variabel perubahan harga. Dalam penelitian tersbut
digunakan uji ECM dan Uji Kointegrasi untuk melihat hubungan jangka pendek
dan jangka panjang variabel yang diteliti.
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini maka spesifikasi
model dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode VAR
yang diadopsi dari penelitian Mishkin dan Hobbel (2007). Dalam penelitian
tersebut memasukan hubungan antar variabel nilai tukar, inflasi, output, dan harga
minyak, yang dimana ujuan dalam penelitiannya yakni mengetahui kondisi
inflation targeting. Sujianto (2017) yang menggunakan nilai tukar riil sebagai
variabel dependen juga menggunakan metode VAR dan VECM dalam
penelitiannya. Menurutnya perbedaan dari pengunaan VAR dan VECM yakni
lebih untuk mencari hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Sehingga
didapatkan model penelitian sebagai berikut:
Keterangan:
CPI = counsumer price index atau Inflasi domestik yang diproxy
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
NER = Nilai tukar nominal (nilai tukar donestik/ $)
IPI = Industrial Prodecer Index yang merupakan hasil proxy dari
output
VOI = Value of Impoer atau nilai impor
Perlu dijelaskan kembali bahwa metode dalam model VAR semua variabel harus
memenuhi syarat stasioneritas, dan model tersebut hanya dapat melihat hubungan
dalam jangka pendek saja. Sementara untuk mengestimasi dalam jangka panjang,
maka perlu dilakukan pendekatan dengan metode VECM (Vector Error
Correction). Formulasi untuk model VECM adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Γ Δ Xt-1 = Hubungan jangka pendek variabel
α0 = Koefisien intercept
α = Paramater
β’ = Koefisien keseimbangan jangka panjang
ΔCPIt = α10 +CPIt-1 + α11NERt-1 + α12IPIt-1 + α13VOIt-1 + α14ΔCPIt-1 + α15ΔCPIt-n +
Δα16NERt-1 + Δα17NERt-n + Δα18IPIt-1 + α19IPIt-n + Δα20VOIt-1 + α21VOIt-
n.......................................................................................................................................................................(3.9)
3.4.2 Prosedur Pengujian VECM (Vector Error Correction Model) atau Vector
Autoregressive (VAR)
Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam mengestimasi Model
VAR dan VECM yang terdiri dari uji stasioneritas data,uji kointegrasi, pemilihan
lag optimum, estimasi dengan model VAR, impulseresponse function (IRF) dan
variance decomposition (VD).
dimana:
p P
Π Ʃ=Ai – I dan-ƩAj Γ=
i= 1 j=i+1
Untuk mengetahui ada tidaknya kointegrasi dalam model tersebut dapat dilihat
melaui uji trace statistic. Formulasi dari uji statistik Trace adalah sebagai berikut
(Greene, 2012):
M
Trace test = -T =Ʃln [1-(r1*) ] .....................................................................................(3.14)
2
i+r+1