Anda di halaman 1dari 24

RUANG LINGKUP AKUNTANSI PERBANKAN

A. PENGERTIAN AKUNTANSI
Pada mulanya pengertian akuntansi menurut Committe on Terminology of the
American Institute of Certified Public Accountants bahwa akuntansi adalah seni
mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi dan peristiwa yang paling
tidak sebagai bersifat keuangan dengan suatu cara yang bermakna dan dalam satuan
uang, serta menginterpretasikan hasilnya. Akhir – akhir ini akuntansi selain dipandang
sebagai seni, juga dipandang sebagai bahasa dunia usaha, yaitu sebagai sarana untuk
mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan.
Akuntansi juga bisa didefinisikan sebagai konsep informasi, dimana
merupakan kegiatan jasa yang menyediakan informasi kuantitatif terutama yang
bersifat keuangan, tentang kesatuan – kesatuan ekonomi agar bermanfaat dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan, sebagai sistem informasi, akuntansi merupakan
proses yang menjalin sumber informasi, saluran kominikasi dan seperangkat penerima.
Pandangan ini menekankan pada konseptual dan empiris.
Dengan melihat berbagai definisi akuntansi, secara umum akuntansi bisa
didefinisikan sebagai seni, ilmu, sistem informasi yang di dalamnya menyangkut
pencatatan, pengklasifikasian dengan cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas
transaksi dan kejadian setidak – tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta
adanya penginterpretasian hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan.

B. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI


Kerangka konseptual akuntansi adalah suatu sistem pertalian yang erat
(koheren) dari tujuan dan konsep – konsep dasar yang saling berhubungan dan saling
mengarahkan terciptanya prinsip – prinsip yang konsisten serta menggambarkan sifat,
fungsi, dan keterbatasan akuntansi beserta laporan keuangan.
Kerangka konseptual dibangun dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah
tujuan pokok akuntansi, tingkatan kedua adalah konsep dasar pelaporan yang terdiri
dari karakteristik informasi dan elemen laporan keuangan. Tujuan pokok dari konsep
dasar palaporan tersebut selanjutnya digunakan pada tingkatan ketiga yaitu menyusun
pedoman pelaksanaan. Pedoman pelakasanaan harus memperhatikan asumsi, prinsip,
dan kendala.
1. Tujuan Pokok Akuntansi
Tujuan pokok akuntansi adalah tujuan umum laproan keuangan yaitu
memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi
para pemakainya. Secara khusus laporan keuangan harus mencapai tujuan
memberikan informasi keuangan yang didapat dipercaya mengenai posisi
aktiva, hutang dan modal beserta perubahannya, sehingga dapat digunakan
untuk menaksir prospek arus kas, kondisi keuangan, prestasi, dan potensi
perusahaan atau bank dalam menghasilkan laba serta dapat menjelaskan
bagaimana dana diperoleh dan digunakan.

1
Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
pengambil keputusan. Ini berarti dapat saja berubah sesuai dengan kebutuhan
pemakai, situasi dan kondisi ekonomi, politik, hukum maupun aspek
lingkungan bisnis. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa laporan keuangan
tersebut disusun dalam konteks untuk memenuhi semua pemakai yang berbeda
– beda atau bersifat umum.
2. Konsep Dasar Pelaporan
Konsep dasar pelaporan merupakan penghubung antara pedoman
pelaksanan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam konsep ini harus mampu
menjelaskan karakteristik atau mutu informasi dan elemen penyedia jasa
informasi dapat menentukan: kepada siapa informasi tesebut ditujukan, tipe –
tipe informasi yang dibutuhkan, dan bagaimana karakteristik informasi yang
bermanfaat bagi semua pihak dapat dipenuhi.
a. Karakteristik Mutu Informasi Akuntansi
Pemilihan metode akuntansi, tipe informasi, dan format
informasi yang diperlukan akan menentukan nilai kegunaan informasi
bagi pengambil keputusan. Sehingga informasi yang disajikan harus
informasi yang baik dan memberikan manfaat yang lebih besr daripada
biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh/menyajikan informasi
tersebut. Informasi yang dimengerti adalah informasi yang
mempunyai sifat relevansi dan reliabilitas, memiliki daya banding, dan
konsisten.
 Relevansi Informasi Akuntansi
Kualitas primer suatu informasi akuntansi ditentukan
oleh relevansi dan reliabilitasnya. Relevansi ini dapat dikur
melalui maksud penggunaan informasi tersebut. Relevansi
berarti memilih metode pengukuran dan pelaporan yang dapat
membantu setiap pemakai laporan keuangan yang akan
mengambil keputusan.
Informasi yang relevan adalah informasi yang
menimbulkan perbedaan. Perbedaan itu dapat memperlemah
atau memperkuat pengharapan yang ada. Relevansi selalu
dikaitkan dengan feedback dan nilai prediktif dari informasi
tersebut. Jika pengambil keputusan tidak merasa diperkuat atau
diperlemah oleh informasi yang disajikan, maka informasi itu
bisa dikatakan tidak mengandung relevansi, sebaliknya apabila
pengambil keputusan dapat memperhitungkan konsekuensi yang
akan timbul di kemudian hari atas dasar informasi, maka
informasi tersebut dikatan relevan. Informasi dikatakan relevan
kalau disajikan tepat waktu, sebab infomasi yang basi atau
disampaikan tidak tepat waktu akan tidak ada gunanya bagi
pengambil keputusan atau dengan kata lain tidak relevan.
 Realibilitas Informasi Akuntansi

2
Infomasi yang disampaikan harus andal, dalam arti bebas
dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
dipercaya pemakainya yaitu telah disajikan dengan benar dari
yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat
disajikan, sehingga mencerminkan secara tepat mengenai
keadaan atau peristiwa ekonomi yang akan disampaikan.
Keandalan informasi dapat ditentukan oleh daya uji atau uji
kebenaannya bersifat netral atas dasar pertimbangan sehat, serta
harus lengkap dan ada ketepatan dalam penyajian. Ketepatan
dalam menyajikan (jujur) merupakan kesesuaian antara infomasi
yang dilaporkan dengan hasil – hasil aktual dari aktivitas
ekonomi yang diukurnya.
 Komparabilitas atau Daya Banding
Informasi semakin bermanfaat apabila dapat dikaitkan
dengan standar ukuran tertentu. Satndar ukuran ini menjadikan
informasi dapat diperbandingkan. Perbadingan dapat dilakukan
terhadap data dari periode yang berbeda dalam satu perusahaan,
atau/dan dapat terhadap data atau informasi dari perusahaan lain
yang sejenis dalam satu periode yang sama. Perbadingan ini
untuk mengidentifikasikan kecenderungan atau tren posisi dan
kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan baik secara
absolut maupun relatif. Oleh karena itu pengukuran dan
penyajian informasi keuangan dari transaksi atau peristiwa lain
yang serupa harus dilakukan secara konsisten.
 Kosistensi
Menyajikan informasi keuangan atau akuntansi
dihadapkan pada berbagai alternatif metode akuntansi. Oleh
sebab itu agar informasi akuntansi bermanfaat, penggunaan
metode akuntansi harus konsisten agar kekontinuan dan
kekomparabelan laporan keuangan tercapai.
b. Elemen – elemen Laporan Keuangan
Elemen pokok laporan keuangan terdiri dari:
 Aktiva adalah manfaat ekonomi yang dinyatakan untuk sumber–
sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan, yang meliputi
barang dan hak–hak yang memberikan manfaat di masa yang
ajan datang dan didapat dari transaksi atau peristiwa yang terjadi
dimasa lalu.
 Hutang atau kewajiban adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang mungkin di masa yang akan datang yang timbul dari
kewajiban entitas tertentu pada saat ini, untuk menyerahkan
aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa
mendatang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa di masa
lampau.

3
 Modal adalah jumlah uang yang dinyatakan untuk sisa hak atas
aktiva perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajibannya.
 Pendapatan adalah jumlah kotor dari kenaikan aktiva atau
penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya). Pendapatan
timbul dari aktivitas penjualan barang atau jasa, penyerahan jasa
dan aktivitas lainnya yang mengakibatkan diperolehnya
pendapatan atau laba bagi perusahaan.
 Biaya adalah jumlah kotor dari penurunan aktiva atau kenaikan
kewajiban. Biaya ini timbul dari kegiatan pembuatan atau
mengadaan barang dan jasa, dan lain – lain kegiatan usaha untuk
memperoleh pendapatan dalam suatu periode.
 Laba adalah selisih lebih dari antara pendapatan di atas biaya
dalam suatu periode, dan rugi apabila terjadi sebaliknya.
3. Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi adalah dalil atau doktrin untuk mengawasi suatu
sistem atau aktivitas tertentu yang telah diterima kebenarannya. Pada
hakekatnya akuntansi selalu berkembang dan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan dan perubahan nilai – nilai yang terjadi di masyarakat. Prinsip
akuntansi dapat bersifat tertulis maupun tidak tertulis sebagai akibat yang
timbul dari pengalaman yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menyajikan informasi keuangan. Prinsip – prisnip tersebut adalah:
a. Prinsip Harga Perolehan
Dalam prinsip ini ditekankan bahwa aktiva, hutang, modal,
penghasilan dan biaya hendaknya dicatat sebesar harga perolehan yang
disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.
b. Prinsip Realisasi Penghasilan
Prinsip ini pada dasarnya mencakup pengertian, pengukuran,
dan pengakuan penghasilan. Penghasilan adalah setiap pertambahan
aktiva atau penurunan hutang yang timbul dari penjualan barang atau
jasa selama periode akuntansi.
Dalam kaitannya dengan pengakuan penghasilan, maka timbul
beberapa metode pengakuan penghasilan, yang pertama pada saat
penjualan barang atau jasa. Bila penjualan barang dan jasa sudah
tersedia dan dapat diukur secara pasti, maka metode ini dapat
diterapkan. Kedua adalah pengakuan penghasilan dapat dilakukan pada
saat sebelum melakukan penjualan. Metode ini dapat digunakan
kalau pemasaran barang dan jasa sudah terjamin misalnya sudah adanya
kontrak/ perjanjian tertentu dengan pihak lain, kemudian harganya
sudah relatif pasti dan sebagian besar kegiatan untuk memperoleh
penghasilan di maksud sudah dilaksanakan. Ketiga adalah pengakuan
penghasilan didasarkan pada saat penerimaan kas. Metode ini dapat
dilakukan kalau resiko terjadi piutang tidak tertagih atau jangka waktu
relatif lama. Metode ini digunakan bank terutama bila mengakui

4
pendapatan bunga yang berasal dari kredit bermasalah bahkan macet.
Untuk kredit macet, pendapatan bunga tidak akan akui menjadi rekening
nominal (pendapatan bunga) sebelum benar–benar direalisasi.
c. Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan Biaya
Pendapatan dan biaya harus sesuatu hal yang terjadi dalam waktu yang
sama. Untuk dapat mempertemukan pendapatan dan biaya dalam
periode yang sama maka diperlukan metode pengakuan pendapatan dan
biaya. Pengakuan tersebut menggunakan dasar waktu (accrual basis).
d. Prinsip Objektif
Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang
dihasilkan haruslah didasarkan pada data akuntansi yang didukung oleh
bukti-bukti transaksi yang objektif. Bukti transaksi yang objektif dapat
diperoleh bila transaksi yang dilakukan berdasarkan kesepakatan antara
pihak-pihak yang bertransaksi, serta didukung oleh pengawasan dan
pengendalian intern yang baik.
e. Prinsip Pengungkapan Penuh
Laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi baik
yang ebrsifat kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi
interpretasi dan pengambilan keputusan para pemakainya.
f. Prinsip Konsistensi
Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut
harus mempunyai daya banding. Daya banding laporan keuangan akan
ditentukan oleh konsistensi penggunaan teori, metode, dasar, pedoman,
dan praktik akuntansi yang sama dengan yang diterapkan sebelumnya.
Namun, pada suatu kasus tertentu ada metode yang tidak cocok dengan
kondisi saat ini, maka perusahaan dapat mengganti metode tersebut
dengan menjelaskan tentang perubahan metode tersebut dan pengaruh
penggunaan metode tersebut terhadap angka-angka dalam laporan
keuangan.
4. Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi
Konsep-konsep akuntansi yang digunakan dalam lingkungannya sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, kondisi sosial, kondisi ekonomi,
politik dan sebagainya. Konsep ini dapat juga dikatakan sebagai asumsi dasar
dalam akuntansi.
Asumsi dasar ini terutama dalam menyusun prinsip akuntansi. Prinsip
akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan laporan keuangan, keadaan
perekonomian, keadaan politik, perundangan-undangan. Konsep dasar
akuntansi meliputi:
a. Kesatuan Usaha (Business Entity)
Dalam konsep ini diasumsikan bahwa perusahaan merupakan
kesatuan usaha yang terpisah dari pemiliknya dan akuntansi memandang
dari segi perusahaannya. Adanya pemisahan ini merupakan faktor utama
yang dijadikan pertimbangan untuk membebankan pada kesatuan

5
ekonomi tersebut yaitu kewajiban mempertanggungjawabkan keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Kesinambungan (Going Concern)
Konsep ini menjelaskan bahwa perusahaan didirikan untuk
jangka waktu yang tidak terbatas dan akan berlangsung secara terus-
menerus. Asumsi ini akan memberikan dukungan yang kuat untuk
penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya dan bukan atas dasar
nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang direalisasikan pada saat
likuidasi.
c. Periode Akuntansi
Konsep ini menjelaskan bahwa rugi dan laba perusahaan baru
dapat diketahui setelah perusahaan dilikuidasi atau pada tingkat
kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat diketahui bila perusahaan
menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas.
Penyusunan laporan keuangan periodik ini beranggapan bahwa umur
kegiatan perusahaan yang tidak terbatas tersebut pada dasarnya
merupakan rangkaian kegiatan perusahaan dari beberapa periode.
Bagian-bagian periode dari periode yang tidak terbatas ini selanjutnya
disebut periode akuntansi.
d. Pengukuran dalam Nilai Uang
Penyelenggaraan akuntansi beranggapan bahwa mata uang
adalah alat pengukur yang berlaku umum terhadap semua kegiatan
ekonomi. Penggunaan satuan mata uang (rupiah) didasarkan
pemahaman bahwa mata uang mempunyai nilai yang tetap (stable of
price).
e. Penetapan Beban dan Pendapatan
Penentuan laba periodik dan posisi keuangan dilakukan
berdasarkan metode akrual, yaitu dikaitkan dengan pengukuran aktiva
dan kewajiban serta perubahannya pada saat terjadinya. Penentuan laba
periodik menyangkut dua masalah yaitu: pengakuan pendapatan selama
periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha
untuk menghasilkan pendapatan tersebut.
5. Kendala atau Keterbatasan Akuntansi
Kendala atau keterbatasan akuntansi dikelompokkan menjadi kendala
primer atau kendala sekunder misalnya asas konservatif dan keterbatasan dalam
dunia usaha. Kendala sekunder ini tidak begitu penting, namun perlu
dipertimbangkan dalam menyajikan informasi akuntansi.
a. Asas Manfaat dan Biaya
Untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi
akuntansi diperlukan biaya. Para pemakai harus mempertimbangkan
biaya untuk menghasilkan informasi tersebut. Kesulitannya adalah tidak
semua manfaat informasi dapat diukur atau dibuktikan. Manfaat
informasi tersebut dapat dirasakan oleh pihak penyaji dalam bentuk
efisiensi pengendalian dan oleh para pemakai dalam bentuk alokasi

6
sumber-sumber ekonomi, jumlah pajak yang dibayar, ketaatan terhadap
regulasi.
b. Asas Materialitas
Asas ini mengemukakan bahwa transaksi-transaksi dan lain-lain
peristiwa yang tidak penting/kurang berarti terhadap kegiatan ekonomi
perusahaan adalah tidak harus diperlakukan secara konsekuen dengan
prinsip-prinsip akuntansi. Kesulitan mengukur materialitas menjadi
kendala, mengingat materialitas sangat tergantung pada pengaruh atau
akibatnya kepada para pemakainya. Dengan demikian perlu adanya
batasan bahwa bila suatu item dalam hubungannya dengan laporan
keuangan dianggap material kalau mempunyai akibat-akibat yang cukup
berarti dalam pengambilan keputusan-keputusan yang dibuat
berdasarkan laporan keuangan tersebut.
c. Asas Konservatif
Asas ini erat kaitannya dengan risiko ketidakpastian di masa
yang akan datang. Asas ini mencerminkan kehati-hatian dalam hal
mengakui adanya pendapatan dan biaya sehingga terhindar dari
kemungkinan risiko yang akan timbul di masa yang akan datang.
Apabila dalam aktiva terdapat berbagai penilaian, maka nilai aktiva
yang paling rendah harus diakui, sebaliknya hutang yang paling besar
yang dicatat. Pendapatan dan biaya yang harus dipilih adalah
pendapatan dan biaya yang menghasilkan laba periodik paling rendah.
Dalam kaitannya dengan pengakuan dan penilaian pada asas ini
terdapat empat macam yaitu:
1. Pengakuan dan penilaian penghasilan.
Dalam hal ini penghasilan harus diakui pada saat realisasinya.
Penghasilan adalah setiap nilai yang menambah aktiva. Untuk
itu sangat erat dengan penilaian aktiva yang tidak boleh melebihi
harga perolehannya, maka penghasilan tidak boleh diantisipasi
terlalu besar atau terlalu kecil.
2. Dalam hubungannya dengan pengakuan biaya, maka biaya harus
dibebankan pada periode akuntansi sesuai dengan periode
pengakuan penghasilan yang diperoleh dengan biaya tersebut.
3. Dalam hubungannya dengan laba, maka laba harus diakui pada
saat realisasi.
4. Dalam hubungannya dengan pengakuan kerugian, menurut asas
ini bahwa perusahaan harus sudah mengakui semua kerugian dan
hutang yang diketahui baik yang sudah pasti maupun yang
belum pasti. Dalam hal terjadinya hutang ataupun kerugian yang
belum pasti maka kita kenal adanya hutang taksiran yang
biasanya ditampung dalam rekening kontinjensi.

d. Kebiasaan-kebiasaan dalam Dunia Bisnis

7
Dalam praktik akuntansi secara nyata lebih menginnginkan
kepraktisan dan aspek keguanaan, sehungga sering dijumpai
penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip-prinsip akuntansi. Hal
ini masih bisa diperkenankan karena setiap jenis usaha mempunyai
karakteristik dan spesifikasi tersendiri. Badan usaha tersebut tidak selalu
menerapkan akuntansi secara konseptual.

C. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERBANKAN


Persamaan dasar akuntansi dibangun pemahaman antara hak dan kewajiban.
Hak merupakan kekayaan atau aktiva atau aset. Hak ini ada karena telah timbul
kewajiban. Konsep akuntansi menghendaki keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Secara umum persamaannya adalah :
Hak = Kewajiban
Aktiva = Pasiva
Kewajiban Bank terdiri dari kewajiban terhadap pihak eksternal dan kewajiban
terhadap pihak internal. Kewajiban kepada pihak eksternal adalah kewajiban kepada
kreditur atau pemberi dana atau deposan. Sedangkan kewajiban terhadap internal
adalah kewajiban kepada pemilik modal. Sehingga persamaannya menjadi
Aktiva = Hutang + Modal
Bila Bank melakukan aktivitas, akan memperoleh pendapatan dan
mengeluarkan biaya. Selisih pendapatan dengan biaya merupakan laba bank. Laba bank
merupakan komponen modal bank. Sehingga persamaannya menjadi :
Aktiva = Hutang + Modal + Pendapatan – Biaya
atau
Aktiva + Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan

Maka, dapat disimpulkan bahwa :


a. Setiap pertambahan aktiva akan didebet dan pengurangan aktiva akan dikredit.
b. Setiap pertambahan biaya akan didebet dan setiap pengurangan biaya akan
dikredit.
c. Setiap peningkatan hutang akan dikredit dan setiap pengurangan/pelunasan
hutang akan didebet.
d. Setiap pertambahan modal akan dikredit dan penurunan modal akan didebet.
e. Setiap pertambahan pendapatan bank akan dikredit dan setiap penurunan
pendapatan akan didebet.
Aktiva bank misalnya berupa kas, Giro BI, penempatan pada bank lain,
sekuritas jangka pendek, kredit yang diberikan, penyertaan, dan aktiva tetap. Hutang
bank misalnya giro nasabah, tabungan, deposito, pinjaman diterima, sedangkan modal
berupa modal disetor maupun laba ditahan. Untuk pendapatan bank bisa berupa
pendapatan bunga dan pendapatan lainnya. Sedangkan biaya bank berupa biaya bunga
dan biaya lainnya.

D. SISTEMATIKA REKENING BANK

8
Penggunaan nama, struktur dan hubungan antarrekening perlu ada keseragaman
agar laporan yang dihasilkan mudah dipahami dan mudah diperbandingkan.
Sistematika rekening bank disusun dengan menggunakan digit tertentu. Digit pertama
berisi rubrik rekening, digit kedua berupa identifikasi jenis valuta, digit ketiga berisi
kelompok rekening grup. Digit keempat berisi kelompok rekening subgrup dan digit
kelima dan seterusnya berisi berupa rincian atau rekening individual. Contoh secara
skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
1 0 6 2 1

Rekening Individual

Pihak Tidak Terkait dengan Bank

Kredit yang Diberikan

Aktiva dalam Rupiah

Aktiva
Pengelompokkan rekening selanjutnya didasarkan pada sifat dan fungsi
rekening. Pengelompokkan ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan posisi aktiva,
kewajiban, modal, pendapatan, beban, komitmen, dan kontijensi.
Rubrik Rekening
Nomor Rubrik Rekening Rubrik Rekening
1 Aktiva
2 Kewajiban
3 Ekuitas
4 Pendapatan
5 Beban
6 Produktif
7 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
8 Komitmen
9 Kontinjensi

D. SISTEMATIKA REKENING BANK


Penjelasan Rekening Pada Laporan Keuangan Bank
Pada digit kedua 0 menunjukkan valuta rupiah sedangkan 1, menunjukkan valuta asing.
 10 AKTIVA DALAM VALUTA RUPIAH
101 KAS
Rekening ini digunakan untuk menampung seluruh uang kertas dan uang logam
rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang

9
sah. Termasuk di dalamnya adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran
dan masih dalam tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia.
102 GIRO PADA BANK INDONESIA
Rekening ini digunakan untuk menampung transaksi penarikan dan penyetoran
dana rupiah pada Bank Indonesia.
103 GIRO PADA BANK LAIN
Rekening ini digunakan untuk menampung semua transaksi penarikan dan
penyetoran dana baik dalam rupiah maupun valuta asing pada bank-bank lain
sebagai rekening giro.
104 PENEMPATAN PADA BANK LAIN
Rekening ini digunakan untuk menampung semua penanaman dana pada bank
lain baik dalam negeri maupun di luar negeri, dalam bentuk interbank call
money, tabungan, deposito berjangka, dan lain-lain yang sejenis, yang
dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.
105 SURAT-SURAT BERHARGA
Rekening ini digunakan untuk menampung semua surat pengakuan hutang,
wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dari sekuritas atau
kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal.
106 KREDIT YANG DIBERIKAN
Rekening ini digunakan untuk menampung semua persediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Termasuk dalam
pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan
bersama dan kredit dalam proses penyelamatan.
107 PENYERTAAN
Rekening ini digunakan untuk menampung semua penanaman dana bank dalam
bentuk saham perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang, baik
dalam rangka pendirian, ikut serta dalam lembaga keuangan lainnya,
penyelamatan kredit, atau lainnya.
108 PENDAPATAN YANG MASIH AKAN DITERIMA
Rekening ini digunakan untuk menampung semua pendapatan atau penghasilan
bank dari bunga, provisi, komisi yang diterima pada masa periode bulan
berikutnya.
109 AKTIVA LAIN-LAIN
Rekening ini digunakan untuk menampung semua pos yang dimaksudkan untuk
menampung aktiva-aktiva yang tidak dapat digolongkan ke dalam pos-pos
tersebut di atas dan tidak cukup material disajikan dalam pos tersendiri.
Misalnya emas batangan, commerative coin, warkat yang masih harus ditagih,
biaya yang ditangguhkan.
 KEWAJIBAN

10
Pada sistematika rekening, untuk rekening aktiva dapat dijelaskan bahwa pada
digit 0 menunjukkan valuta rupiah, sedangkan pada digit 1 menunjukkan valuta
asing. Secara umum nomor 20 memuat kewajiban dalam valuta rupiah terdiri
dari :
201 GIRO
Rekening ini digunakan untuk menampung simpanan pihak lain pada bank yang
dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan
setiap waktu dengan menggunakan cek, kartu ATM, sarana perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan antara lain dengan
bilyet giro.
202 KEWAJIBAN SEGERA LAINNYA
Rekening ini digunakan untuk menampung semua kewajiban bank kepada
pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perintah pemberi
amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Contoh kewajiban lainnya
adalah transfer, penerimaan pajak melalui bank yang masih harus disetor, dan
bunga yang masih harus dibayar.
203 TABUNGAN
Rekening ini digunakan untuk menampung semua simpanan pihak lain pada
bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang
dipersamakan dengan itu.
204 DEPOSITO BERJANGKA
Rekening ini digunakan untuk menampung semua simpanan pihak lain pada
bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpanan dengan bank yang bersangkutan.
205 SERTIFIKAT DEPOSITO
Rekening ini digunakan untuk menampung semua deposito berjangka yang
bukti simpanannya dapat diperdagangkan.
206 SURAT-SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Rekening ini digunakan untuk menampung semua surat pengakuan hutang yang
berjangka pendek yang diterbitkan oleh bank.
207 PINJAMAN YANG DITERIMA
Rekening ini digunakan untuk menampung semua fasilitas kredit yang diterima
bank dari bank lain atau pihak lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam
valuta rupiah maupun valuta asing, dan harus dibayar bila telah jatuh waktu.
Dalam pengertian kredit yang diterima tidak termasuk kredit atau pinjaman
subordinasi.
208 BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Rekening ini digunakan untuk menampung semua beban yang masih harus
dibayar sesuai dengan konsep akrual yang telah jatuh tempo namun belum
diselesaikan.
209 KEWAJIBAN LAIN-LAIN

11
Rekening ini digunakan untuk menampung saldo rekening pasiva lainnya yang
tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam salah satu pos yang telah
disebutkan di atas.
 EKUITAS
Dalam rekening ini, digit 0 menunjukkan valuta rupiah dan digit 1 menunjukkan
valuta asing. Sedangkat digit 30 menunjukkan ekuitas dalam valuta rupiah.
Secara terinci ekuitas suatu bank dibukukan pada rekening sebagai berikut:
301 MODAL DISETOR
Rekening ini digunakan untuk menampung semua bagian hak pemilik dalam
bank yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban bank ke pihak luar.
302 TAMBAHAN MODAL DISETOR
Rekening ini digunakan untuk menampung semua perkiraan tambahan modal
disetor selain telah disebutkan di atas misalnya agio atau modal
sumbangan/donasi.
303 SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP
Selisih penilaian kembali aktiva tetap yang didapat oleh bank akibat penilaian
kembali akan ditampung dalam rekening ini.
309 SALDO LABA
Rekening ini digunakan untuk menampung saldo laba bersih dari hasil usaha
periodik setelah memperhitungkan pajak, pembagian dividen, dan koreksi laba
rugi masa lalu.
 PENDAPATAN
Pada kelompok rekening pendapatan, terdapat beberapa digit yang menjadi
nomor rekening. Rekening pendapatan dengan digit kedua bernomor 0
menunjukkan valuta rupiah, sedangkan bila digit kedua bernomor 1 maka
pendapatan tersebut dalam valuta asing. Secara terinci sebagai berikut:
40 PENDAPATAN DALAM VALUTA RUPIAH
401 PENDAPATAN OPERASIONAL
Rekening ini digunakan untuk menampung semua pendapatan yang merupakan
kegiatan langsung dari usaha bank.
402 PENDAPATAN NON-OPERASIONAL
Semua pendapatan yang benar-benar telah diterima bank dan tidak berkaitan
langsung dengan usaha bank, harus ditampung dalam rekening ini.
4020 KEUNTUNGAN PENJUALAN AKTIVA TETAP
Rekening ini digunakan untuk menampung semua keuntungan dari
penjualan aktiva tetap dan inventaris.
4029 LAINNYA
Pendapatan lainnya selain yang masuk dalam kategori pendapatan di atas,
dibukukan dalam rekening ini.
 BEBAN ATAU BIAYA
Pada kelompok rekening beban atau biaya, terdapat beberapa digit yang
menjadi nomor rekening. Rekening pendapatan dengan digit kedua bernomor 0
menunjukkan valuta rupiah, sedangkan bila digit kedua bernomor 1 maka

12
pendapatan tersebut dalam valuta asing. Untuk beban dalam valuta rupiah
benomor 50. Secara terinci sebagai berikut:
501 BEBAN OPERASIONAL
Semua beban yang harus dikeluarkan dalam rangka kegiatan yang lazim
dilakukan sebagai usaha bank harus ditampung dalam rekening ini.
502 BEBAN NON OPERASIONAL
Semua beban atau biaya yang tidak lazim sebagai usaha bank, akan ditampung
dalam rekening ini.
 PENYISIHAN
Rekening ini mirip dengan rekening akumulasi atau cadangan aktiva tetap,
hanya saja rekening ini dikenakan pada rekening aktiva produktif. Rekening ini
menggunakan digit kedua bernomor 0 untuk menunjukkan valuta rupiah, dan
berdigit 1 untuk menunjukkan bervaluta asing. Secara rinci nomer rekeningnya
adalah sebagai berikut:
60 PENYISIHAN DALAM VALUTA RUPIAH
601 PENYISIHAN PENGHAPUSAN PENEMPATAN PADA BANK LAIN
Rekening ini digunakan untuk menampung semua kerugian akibat tidak
tertagihnya penempatan pada bank lain.
602 PENYISIHAN PENURUNAN NILAI SURAT BERHARGA
Rekening ini digunakan untuk menampung kerugian akibat tidak tertagihnya
penempatan surat berharga atau akibat penurunan nilai surat berharga yang
ditemapatkan.
603 PENYISIHAN PENGHAPUSAN KREDIT YANG DIBERIKAN
Untuk mencatat setiap penyisihan atas kerugian yang timbul akibat tidak
tertagihnya kredit yang telah diberikan. Semakin buruk kualitas kreditnya,
semakin besar penyisihan ini.
604 PENYISIHAN PENGHAPUSAN PENYERTAAN
Untuk menampung setiap penyisihan akibat tidak tertagihnya tagihan karena
penyertaan bank
 AKUMULASI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN INVENTARIS
Untuk digit kedua sama dengan 0 menunjukkan valuta rupiah dan untuk digit
kedua sama dengan 1 menunjukkan bervaluta asing. Rekening ini dimulai pada
digit 7. Secara terperinci adalah:
701 AKUMULASI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Rekening ini digunakan untuk menampung setiap akumulasi penyusutan akibat
pembebanan biaya terhadap penggunaan aktiva tetap. Besarnya akumulasi
ditentukan berdasarkan persentase tertentu menurut ketentuan perpajakan yang
berlaku.
702 AKUMULASI PENYUSUTAN AKTIVA SEWA GUNA USAHA
Rekening ini digunakan untuk menampung setiap akumulasi penyusutan akibat
pembebanan biaya terhadap penggunaan aktiva sewa guna usaha. Besarnya
akumulasi ditentukan berdasarkan persentase tertentu menurut ketentuan
perpajakan yang berlaku.
 KOMITMEN

13
Kelompok rekening ini dimulai dari digit 8 dan pada digit kedua bernomor 0
untuk menunjukkan valuta rupiah, dan berdigit 1 untuk menunjukkan bervaluta
asing. Secara rinci nomer rekeningnya adalah sebagai berikut:
801 TAGIHAN KOMITMEN
Rekening ini digunakan untuk menampung setiap tagihan terhadap kontrak
berupa janji yang tak dapat dibatalkan sepihak dan harus dilaksanakan selama
persyaratan dipenuhi.
802 KOMITMEN KEWAJIBAN
Rekening ini digunakan untuk menampung setiap transaksi komitmen
kewajiban terhadap setiap perikatan atau kontrak yang tak dapat dibatalkan
sepihak dan harus dilaksanakan bila syarat-syarat telah dipenuhi.
 KONTINJENSI
Prinsipnya untuk valuta rupiah pada digit kedua menggunakan nomor 0 dan
untuk valuta asing pada digit kedua menggunakan angka 1. Rekening
kontinjensi dimulai pada angka 9. Secara terinci adalah:
901 TAGIHAN KONTINJENSI DALAM RUPIAH
Rekening ini digunakan untuk menampung setiap tagihan yang timbul akibat
terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.
902 KEWAJIBAN KONTINJENSI
Rekening ini digunakan untuk menampung setiap kewajiban bersyarat atau
yang timbul akibat terjadi maupun tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa
yang akan datang.

LAPORAN KEUANGAN BANK

Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap


pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu.
Laporan keuangan bank harus memenuhi syarat mutu dan kualitatif sehingga para pengguna
laporan keuangan dapat menggunakannya tanpa keraguan, sementara bagi manajemen bahwa
laporan keuangan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan akuntansi.
Bank komersial baik bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat diwajibkan
memberikan laporan keuangan setiap periode tertentu. Jenis laporan keuangan tersebut adalah
Laporan Keuangan Bulanan, Laporan Keuangan Triwulanan, dan Laporan Keuangan Tahunan.
Secara umum dalam format laporan keuangan seperti dalam format neraca, pos-pos
yang dianggap sensitif seperti penempatan pada Bank Indonesia disajikan secara terperinci.
Giro pada bank lain dan penempatan pada bank lain disajikan dalam valuta asing dan rupiah
secara terpisah. Sedangkan surat berharga pada bank lain dan obligasi pemerintah disajikan
menurut lama kepemilikannya. Surat berharga juga disajikan secara terpisah menurut valuta
asing dan rupiah agar mudah dideteksi net open position.
Pos deposito berjangkan disajikan dengan memisahkan antara deposito untuk pihak-
pihak terkait dengan bank dan pihak lainnya. khusus untuk sertifikat deposito disajikan
berdasarkan jenis valuta. Begitu juga pada rekening surat berharga yang diterbitkan dan

14
pinjaman diterima disajikan secara terpisah menurut jenis valutanya. Penyajian penghapusan
aktiva produktif yang secara terpisah menurut jenis aktiva produktif.
Pada format laporan laba/rugi tampak bahwa laporan tersebut menggunakan bentuk
multiple step atau berjenjang. Pendapatan bunga bersih dapat dideteksi setelah
memperhitungkan pendapatan bunga dan biaya bunga. Jumlah pendapatan bunga bersih akan
mengindikasikan tingkat spread yang terjadi di bank yang bersangkutan. Dengan
memperhitungkan pendapatan dan beban operasional maka dapat ditentukan pendapatan
operasional bersih bank. Laba bersih harus menghitung laba kotornya terlebih dahulu baru
kemudian menghitung laba bersih dengan menghitung pendapatan dan biaya diluar bunga.
Format laporan komitmen dan kontijensi atau dikenal dengan rekenign administratif
disjaikan secara terpisah antara komitmen dan kontijensi, bahkan komitmen dan kontijensi
dirinci menurut tagihan dan kewajiban secara urut dengan memperhatikan kemungkinan
pengaruhnya terhadap neraca atau laba/rugi bank.
Dalam laporan keuangan bank juga harus disajikan para pengurus dan pemilik bank
tersebut, hal ini bertujuan agar masyarakat mengetahui para pengurus bank, kemudian sejauh
mana integritas para pengurus dan pemilik bank tersebut.
Mulai tahun 2001 laporan keuangan bank harus dilengkapi laporan kualitas aktiva
produktif dan informasi lainnya. Kualitas aktiva produktif akan terindikasi dari tingkat
kolektibilitasnya. Tingkat kolektibilitas adalah Lancar (L), Dalam Perhatian Khusus (DPK),
Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). Semakin rendah tingkat kolektibilitasnya
menunjukkan semakin banyak aktiva produktif yang bermasalah.
Format jenis laporan keuangan ini berlaku bagi laporan keuangan bulanan, triwulan,
bahkan tahunan. Perbedaannya terletak pada jumlah periode yang disajikan. Jika laporan
keuangan bulanan maka yang disajikan satu periode pada tiap akhir bulan, laporan keuangan
triwulanan disajikan dua periode sekaligus yaitu posisi tanggal laporan dan posisi sebelumnnya
baik untuk bank yang bersangkutan maupun untuk konsolidasinya. Yang membedakan pula
laporan keuangan bulanan dan triwulanan adalah laporan keuangan triwulanan perlu
ditambahkan laporan transaksi valuta asing dan derivatif, laporan kewajiban penyediaan modal
minimum dan laporan mengenai rasio keuangan bank.
Laporan keuangan tahunan disajikan lebih lengkap, sama seperti laporan keuangan
triwulanan, tetapi dilengkapi dengan laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan
atas laporan keuangan.

A. LAPORAN KEUANGAN BULANAN


1. Laporan bulanan bank umum yang disampaikan oleh bank kepada Bank
Indonesia untuk posisi bulan Januari sampai dengan Desember akan
diumumkan pada home page Bank Indonesia.
2. Format yang digunakan untuk laporan keuangan publikasi bulana tersebut
sesuai format pada laporan keuangan bulanan dibawah ini.
3. Laporan keuangan bulanan merupakan laporan keuangan bank secara individu
yang merupakan gabungan antara kantor pusat bank dengan seluruh kantor
bank.

B. LAPORAN KEUANGAN TRIWULANAN

15
Laporan keuangan triwulanan disusun antara lain untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja, atau hasil usaha bank serta informasi keuangan
lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perkembangan usaha bank.
Bentuk dan cakupan penyajian laporan keuangan bank didasarkan pada Pernyataan
Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) yang relevan untuk industry perbankan,
Pedomana Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), serta ketentuan dan pedomana yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia agar laporan keuangan bank dapat diperbandingkan.
Laporan keungan triwulanan yang wajib disajikan adalah laporan keungan
untuk posisi akhir Maret, Jumi, September, dan Desember. Laporan keuangan
triwulanan wajib diumumkan dalam surat kabar dan home page Bank Indonesia.
I. Laporan Keuangan Triwulanan Posisi Akhir Maret dan September
1. Pedoman Umum
a. Laporan keuangan triwulanan yang disajikan terdiri dari laporan
keuangan baik secara individu dan laporan keuangan bank secara
konsolidasi dengan anak perusahaan.
b. Laporan keuangan publikasi triwulanan wajib disusun dalam bahasa
Indonesia dan angka-angka yang disajikan dalam jutaan rupiah.
c. Format laporan keuangan triwulanan merupakan standar minimal yang
wajib dipenuhi. Apabila terdapat pos yang jumlahnya material dan tidak
terdapat dalam format tersebut, bank dapat menyajikan pos secara
tersendiri, namun apabilapos dimaksud jumlahnya tidak material dapat
digabungkan dengan pos lain yang sejenis.
d. Pos-pos yang memiliki saldo nihil dalam format laporan keuangan
publikasi triwulanan yang diumumkan di surat kabar tetap harus
dicantumkan dengan member garis pendek (-) pada pos yang
bersangkutan.
e. Penyajian laporan keuangan triwulanan
1. Laporan keuangan publikasi triwulan wajib disajikan sekurang-
kurangnya Dallam bentuk perbandingan dengan laporan pada
periode yang sama tahun sebelumnya.
2. Posisi pembanding hendaknya disajikan sesuai format yang sama
dengan posisi laporan keuangan triwulanan yang diumumkan.
3. Khusus untuk pengakuan akuntansi yang baru berlaku dalam posisi
laporan maka penyajian posisi pembanding hendaknya mengacu
kepada PSAK Nomor 25 tentang laba atau rugi bersih untuk periode
berjalan, kesalahan mendasar, dan perubahan kebijakan akuntansi.
f. Bagi bank yang tidak memiliki anak perusahaan, kolom konsolidasi
dapat ditiadakan.
g. Untuk pengisian pemilik bank dalam format laporan keuangan publikasi
triwulanan, nama pemegang saham yang wajib dicantumkan adalah
perorangan atau perusahaan yang memiliki saham sebesar 5% atau lebih
dari modal bank, bank melalui atau tidak melalui pasar modal.
2. Cakupan

16
Laporan yang wajib disajikan dalam laporan keuangan publikasi triwulanan
sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Neraca
2. Perhitungan laba rugi dan saldo laba
3. Daftar komitmen dan kontinjensi
4. Transaksi valuta asing dan derivatif
5. Kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya
6. Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
7. Rasio keuangan
II. Laporan Keuangan Triwulanan Posisi Juni
Format dan cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi Juni adalah sama
dengan format cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi Maret dan
September dengan beberapa tambahan yang ditetapkan sebagai berikut:
1. Bagi bank yang merupakan bagian dari dari suatu kelompok usaha, selain
menyajikan laporan keuangan bank secara individu dan laporan keuangan
secara konsolidasi dengan anak perusahan, bank wajib menyajikan neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan daftar komitmen dan
kontinjensi perusahaan induk di bidang keuanagn yang merupakan hasil
konsolidasi dari seluruh perusahaan di dalam kelompok bidang keuangan
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dalam hal kelompok usaha yang tidak memiliki perusahaan induk di bidang
keuangan, bank wajib menyajikan neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan daftar komitmen dan kontinjensi perusahaan induk
yang merupakan hasil konsolidasi dari seluruh perubahan di dalam
kelompok usaha sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
2. Neraca dan laporan laba ruggi perusahan induk di bidang keuangan atau
perusahaan induk wajib disajikan dalam bentuk perbandingan dengan posisi
yang sama pada tahun sebelumnya.
III. Laporan Keuangan Triwulanan Posisi Akhir Desember
Format dan cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi Desember
adalah sama dengan format cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi
Maret, Juni dan September dengan beberapa tambahan yang ditetapkan sebagai
berikut:
1. Tambahan format dan cakupan laporan keuangan triwulanan untuk posisi
Desember poin 1 sama dengan tambahan format dan cakupan laporan
keuangan triwulanan untuk posisi Juni poin 1.
2. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam poin 1 wajib diaudit oleh
Akuntan Publik. Dalam penyajian laporan keuangan triwulanan wwajib
dicantumkan nama Akuntan Publik yang bertanggung jawab (partner in
charge), nama kantor akuntan public, dan opini yang diberikan.
3. Format neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk di bidang keuangan
atau perusahaan induk disesuaikan dengan neraca dan laporan laba rugi
yang disajikan dalam laporan audit (audit report).

17
4. Neraca dan laporan laba rugi perusahaan induk di bidang keuangan atau
perusahaan induk wajib disajikan dalam bentuk perbandingan dengan posisi
yang sama pada tahun sebelumnya.

Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan

RASIO FORMULA (X 100%) KETERANGAN


I. PERMODALAN Perhitungan modal dan aktiva
1. CAR (Modal terhadap ATMR) Modal tertimbang menurut risiko dilakukan
ATMR berdasarkan ketentuan kewajiban
penyediaan modal minimum yang
berlaku.

a. Perhitungan modal dilakukan


2. Aktiva tetap terhadap modal Aktiva Tetap & Inventaris berdasarkan ketentuan
Modal kewajiban penyediaan modal
minimum yang berlaku,
b. Termasuk dalam aktiva tetap
adalah inventaris dan aktiva
sewa guna usaha.

II. AKTIVA PRODUKTIF


1. Aktiva produktif Aktiva Produktif Bermasalah a. Cakupan komponen aktiva
bermasalah Total Aktiva Produktif produktif sesuai ketentuan
(Aktiva produktif yang berlaku.
terhadap total aktiva Aktiva produktif bermasalah
produktif) adalah aktiva produktif dengan
kualitas kurang lancar,
diragukan, dan macet.
b. Aktiva produktif bermasalah
dihitung secara gross (tidak
dikurangi PPAP)
c. Angka dihitung per posisi
(tidak disetahunkan)

2. NPL Kredit Bermasalah a. Kredit merupakan kredit yang


(Kredit bermasalah Total Kredit diberikan kepada pihak ketiga
terhadap total kredit) (tidak termasuk kredit kepada
bank lain).
b. Kredit bermasalah adalah
kredit dengan kualitas kurang
lancar, diragukan, dan macet.
c. Kredit bermasalah dihitung
secara gross (tidak dikurangi
PPAP).
d. Angka dihitung per posisi
(tidak disetahunkan).
3. PPAP terhadap aktiva Penyisihan Penghapusan
produktif Aktiva Prod. yg Tlh Dibentuk a. Cakupan komponen aktiva
(Penyisihan penghapusan Total Aktiva Produktif produktif sesai ketentuan
aktiva produktif terhadap kualitas aktiva produktif yang
total aktiva produktif) berlaku.
b. Angka dihitung per posisi
4. Pemenuhan PPAP Penyisihan Penghapusan (tidak disetahunkan)
(Penyisihan penghapusan Aktiva Prod. yg Tlh Dibentuk
aktiva produktif yang Penyisihan Penghapusan Aktiva Prod. yg a. Perhitungan penyisihan
telah dibentuk terhadap Wajib Dibentuk penghapusan aktiva produktif
penyisihan penghapusan

18
aktiva produktif yang yang wajib dibentuk dilakukan
wajib dibentuk) sesuai ketentuan yang berlaku

III. RENTABILITAS
1. ROA Laba Sebelum Pajak a. Penghapusan laba sebelum
(Return On Assets) Rata-Rata Total Aset pajak disetahunkan.
Contoh:
Untuk posisi Juni: (akumulasi
laba per posisi Juni/6) x 12
b. Rata-rata total aset
Contoh:
Untuk posisi Juni:
(penjumlahan total aset
Januari-Juni)/6
2. ROE Laba Setelah Pajak
(Return on Equity) Rata-Rata Equity a. Rata-rata equity: rata-rata
modal inti (tier 1)
Contoh:
Untuk posisi Juni:
(penjumlahan modal inti
Januari-Juni)/6
b. Perhitungan modal inti
dilakukan berdasarkan
3. NIM Pendapatan Bunga Bersih ketentuan kewajiban
(Net Interest Margin) Rata-Rata Aktiva Produktif penyediaan modal minimum.

a. Pendapatan bunga bersih:


Pendapatan bunga – beban
bunga
b. Pendapatan bunga bersih
disetahunkan.
Contoh:
Untuk posisi Juni:
(akumulasi pendapatan bunga
bersih per posisi Juni/6) x 12
c. Aktiva produktif yang
4 BOPO (Beban operasi 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 diperhitungkan adalah aktiva
terhadap pendapatan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 produktif yang menghasilkan
operasi) bunga (interest bearing assets)

Angka dihitung per posisi


(tidak di setahunkan)
IV. Likuiditas 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 a. Kredit merupakan kredit yang
LDR (Kredit terhadap dana 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 diberikan kepada pihak ketiga
pihak ketiga) (tidak termasuk kredit kepada
bank lain).
b. Dana pihak ketiga mencakup
giro, tabungan, deposito (tidak
termasuk giro dan deposita
antarbaank)
V. Kepatuhan (Compliance) Perhitungan pelanggaran dan
1. a. Persentase Pelanggaran pelampauan BMPK dilakukan sesuai
BMPK ketentuan BMPK yang berlaku.
a.1. Pihak Terkait
a.2. Pihak Tidak Terkait Perhitungan persentase GWM pada
b. Persentase Pelampauan posisi laporan dilakukan sesuai
BMPK dengan ketentuan GWM yang
b.1 Pihak Terkait berlangsung
b.2 Pihak Tidak Terkait
2. GWM Rupiah

19
(Persentase Giro Wajib Perhitungan persentase PDN pada
Minimum Rupiah) posisi laporan dilakukan sesuaui
3. PDN (Persentase Posisi Devisa ketentuan PDN yang berlaku.
Neto)

C. Laporan Keuangan Tahunan


Laporan tahunan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi
berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan
usaha dan kinerja bank.Seluruh informasi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank kepada public dan menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan.
Selain disampaikan kepada pemegang saham dan Bank Indonesia,
laporan tahunan bank wajib pula disampaikan kepada lembaga lain yang
berkepentingan terhadap perkembangan usaha bank, seperti Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI), lembaga pemeringkat di Indonesia, asosiasi
perbankan di Indonesia, Institut Bankir Indonesia (IBI), 2 lembaga penelitian di
bidang ekonomi dan keuangan, dan 2 majalah ekonomi dan keuangan.
Selain kewajiban penyampaian laporan tahunan kepada pihak-pihak
tersebut, bagi bank yang telah memiliki home page wajib menginformasikan
laporan tahunan tersebut dalam home page bank.
Laporan tahunan bank disusun dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal
Laporan tahunan juga dibuat selain dalam Bahasa Indonesia, baik dalam
dokumen yang sama maupun terpisah, maka laporan tahunan dimaksud harus
memuat informasi yang sama. Angka-angka dalam laporan keuangan tahunan
wajib disajikan dalam mata uang rupiah.
I. Cakupan Laporan Tahunan
Laporan tahunan sekurang-kurangnya berisi:
1. Informasi Umum
Informasi umum dalam laporan tahunan sekurang-kurangnya mencakup:
a. Kepengurusan, meliputi susunan dewan komisaris, direksi, dan
pejabat eksekutif beserta jabatan dan ringkasan riwayat hidupnya;
b. Rincian kepemilikin saham, berupa nama pemiliki dan besaran
kepemilikan;
c. Perkembangan usaha bank dan kelompok usaha bank, yang memuat
data mengenai:
1) Ikhtisar data keuangan penting sekurang-kurangnya mencakup
pendapatan bunga bersih, laba operasi, laba sebelum pajak,
laba bersih, laba bersih per saham, aktiva produktif, dana pihak
ketiga, pinjaman diterima, total biaya dana (cost of fund),
modal sendiri, jumlah lembar saham yang ditempatkan dan
disetor; dan
2) Rasio keuangan yang wajib disajikan sekurang-kurangnya
mencakup rasio keuangan sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia tentang transparansi kondisi keuangan bank,

20
khususnya bab tentang laporan keuangan publikasi bank
umum.
d. Sasaran, strategi, dan kebijakan manajemen yang digunakan dalam
pengembangan usaha bank.
e. Laporan manajemen, yang menyajikan informasi mengenai
pengelolaan bank oleh pengurus atau manajemen dalam rangka good
corporate governance, dan sekurang-kurangnya mencakup:
1) Struktur organisasi;
2) Aktivitas utama;
3) Teknologi informasi;
4) Jenis produk dan jasa yang ditawarkan, termasuk penyaluran
Kredit Usaha Kecil (KUK);
5) Tingkat suku bunga;
6) Perkembangan perekonomian dan target pasar;
7) Jaringan kerja dan mitra usaha baik di dalam dan atau di luar
negeri;
8) Jumlah, jenis dan lokasi kantor
9) Kepemilikan direksi, komisaris, dan pemegang saham dalam
kelompok usaha bank;
10) Perubahan-perubahan penting yang terjadi di bank dan
kelompok usaha bank dalam tahun yang bersangkutan;
11) Hal-hal penting yang diperkirakan terjadi di masa mendatang;
12) Sumber daya manusia, meliputi jumlah, struktur pendidikan,
pelatihan dan pengembangan SDM.
2. Laporan Keuangan Tahunan
Laporan keuangan tahunan sekurang-kurangnya mencakup hal-hal
sebagai berikut:
a. Laporan keuangan bank, yang terdiri dari:
1) Neraca;
2) Laporan laba rugi;
3) Laporan perubahan ekuitas;
4) Laporan arus kas; dan
5) Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi mengenai
komitmen dan kontinjensi.
b. Laporan keuangan konsolidasi merupakan konsolidasi laporan
keuangan bank dan perusahaan anak, yang terdiri dari:
1) Neraca;
2) Laporan laba rugi;
3) Laporan perubahan ekuitas;
4) Laporan arus kas; dan
5) Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi mengenai
komitmen dan kontinjensi.
Laporan keuangan konsolidasi ini disertai dengan opini dari
Akuntan Publik.

21
c. Laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan yang telah
diaudit oleh Akuntan Publik, yang terdiri dari:
1) Laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan
merupakan hasil konsolidasi dari seluruh perusahaan di dalam
kelompok bidang keuangan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku dan meliputi:
1) Neraca;
2) Laporan laba rugi;
3) Laporan perubahan ekuitas;
4) Daftar komitmen dan kontinjensi.
2) Dalam hal kelompok usaha tidak memiliki perusahaan induk
di bidang keuangan maka laporan keuangan yang disampaikan
adalah laporan keuangan perusahaan induk.
d. Laporan keuangan perusahaan induk yang telah diaudit oleh
Akuntan Publik, yang merupakan hasil konsolidasi dari seluruh
perusahaan di dalam kelompok usaha sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku yang terdiri dari:
1) Neraca;
2) Laporan laba rugi;
3) Laporan perubahan ekuitas;
4) Daftar komitmen dan kontijensi.
3. Opini Akuntan Publik
Opini dari Akuntan Publik antara lain memuat pendapat Akuntan
Publik atas laporan keuangan konsolidasi.
4. Aspek Transparansi yang terkait dengan Kelompok Usaha
Untuk transparansi laporan keuangan, bank wajib pula memuat
informasi yang terkait dengan kegiatan di dalam kelompok usaha, yang
terdiri dari:
a. Struktur kelompok usaha bank, yang disajikan sampai dengan
pemilik terakhir (ultimate shareholder) serta struktur keterkaitan
kepengurusan dan pemegang saham yang bertindak atas nama
pemegang saham lain (shareholders acting in concert). Pengertian
pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham lain
adalah pemegang saham perorangan atau perusahaan/badan hukum
yang memiliki tujuan bersama yaitu mengendalikan bank,
berdasarkan atau tidak berdasarkan suatu perjanjian;
b. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(related party transaction), dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Informasi transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa disajikan baik yang dilakukan bank
maupun yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau badan
hukum di dalam kelompok usaha bank yang bergerak di bidang
keuangan;

22
2) Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah
pihak-pihak sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku;
3) Jenis transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, antara lain meliputi:
a) Kepemilikan silang (cross share holdings);
b) Transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak
untuk kepentingan kelompok usaha yang lain;
c) Pengelolaan likuiditas jangka pendek yang dipusatkan
dalam kelompok usaha;
d) Penyediaan dana yang diberikan atau diterima oleh
perusahaan lain dalam satu kelompok usaha;
e) Eksposur kepada pemegang saham mayoritas antara lain
dalam bentuk pinjaman, komitmen dan garansi;
f) Pembelian atau penjualan aset dengan perusahaan lain
dalam suatu kelompok usaha, termasuk yang dilakukan
dengan repurchase agreement.
c. Pemberian penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang
dapat dipersamakan dengan itu dari setiap perusahaan atau badan
hukum yang berada dalam satu kelompok usaha dengan bank kepada
debitur yang telah memperoleh penyediaan dana dari bank.
5. Aspek Transparansi Sesuai PSAK, Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI), dan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
Laporan keuangan tahunan wajib memenuhi seluruh aspek
pengungkapan (disclosure) sebagaimana ditetapkan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan dan PAPI yang berlaku. Pengungkapan
tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, dan
laporan perubahan ekuitas;
b. Komitmen dan kontinjensi;
c. Jumlah penyediaan dana kepada pihak terkait;
d. Kualitas aktiva produktif, kredit properti, dan kredit yang
direstrukturisasi;
e. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang telah dibentuk
dibandingkan dengan penyisihan penghapusan aktiva produktif
yang wajib dibentuk;
f. Persentase pelanggaran dan pelampauan Batas Maksimum
Pemberian Kredit;
g. Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital
Adequacy Ratio);
h. Transaksi spot dan transaksi derivatif;
i. Rasio posisi devisa neto;
j. Beberapa rasio keuangan bank;
k. Aktiva bank yang dijaminkan; dan

23
l. Kredit Usaha Kecil (KUK).
6. Eksposur dan Manajemen Risiko
Informasi mengenai eksposur dan manajemen risiko sekurang-
kurangnya mencakup informasi mengenai identifikasi risiko (risk
identification) dan pengukuran terhadap risk exposure yang dihadapi
bank (risk measurement) serta praktik manajemen risiko lainnya yaitu
pemantauan (risk monitoring) dan pengendalian risiko (risk controlling).
7. Informasi Lain
Cakupan dalam informasi lain terdiri dari:
a. Langkah-langkah dan rencana dalam mengantisipasi risiko pasar
atas transaksi mata uang asing baik karena perubahan kurs maupun
fluktuasi suku bunga, termasuk penjelasan mengenai semua
pinjaman dan ikatan tanpa proteksi, serta hutang yang suku
bunganya berfluktuasi atau yang tidak ditentukan terlebih dahulu;
b. Transaksi-transaksi penting lainnya dalam jumlah yang signifikan;
dan
c. Informasi kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan public
(subsequent event).

DAFTAR PUSTAKA

Taswan. 2013. Akuntansi Pebankan Transaksi dalam Valuta Rupiah Edisi III. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN

24

Anda mungkin juga menyukai