Dasar-Dasar Ekologi/103G0103
SUKSESI
Nama : AFRADILLAH
Nim : G011181386
Kelompok : 1
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta nikmat-Nya kepada penulis sehingga kita bisa menyelesaikan laporan
praktikum tentang “ Suksesi”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, penulis perlu menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak.
Laporan praktikum ni sudah penulis susun dengan maksimal. Terlepas dari
segala hal tersebut, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya penulis dengan
lapang dada dan tangan terbuka menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan tentang Suksesi ini bisa
memberikan manfaat untuk pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada suatu ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dengan abiotik.
Suatu ekosistem dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan atau homeostatis
dalam lingkungan tersebut. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis, melainkan
dinamis dan selalu berubah. Perubahan kondisi tersebut terjadi secara alamiah,
maupun sebagai akibat perbuatan manusia.
TINJAUAN PUSTAKA
Suksesi terjadi akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem, dan terjadinya faktor persaingan di antara satuan-satuan vegetasi
menyebabkan perubahan ke arah tertentu (Master, 2016).
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem (Arianto, 2008).
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan kata lain, suksesi
dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju
ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik
dalam komunitas atau ekosistem. Tumbuhan pertama yang tumbuh di habitat yang
kosong disebut tanaman Pionir. Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan
kondisi lingkungan tertentu yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan
lainnya. Koloni tumbuhan pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan
lapisan tanah, memecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi organik
ketika terjadi pelapukan dari tumbuhan yang mati. Proses akan berkembang sesuai
dengan perubahan waktu dan akan menciptakan komunitas tumbuhan yang
semakin lama semakin padat dan kompleks, mengarah pada pematangan bentuk
komunitas tumbuhannya (Kadarsah, 2015)
Strategi suksesi sebagai suatu proses jangka pendek pada dasarnya sama
dengan strategi dalam perkembangan evolusi biosfer, yaitu pengendalian
bertambah, atau homeostatis bertambah, dalam lingkungan fisik di dalam proteksi
maksimum terhadap gangguan. Perkembangan ekosistem memiliki kesejajaran
dangan perkembangan biologis makhluk hidup (Fitri, 2012)
a. Suksesi primer (prisere) adalah perkembangan vegetasi mulai dari habitat tak
bervegetasi hingga mencapai masyarakat yang stabil dan klimaks. Suksesi primer
ini yang akan mengakibatkan terbentuknya hutan primer. Hutan primer terbentuk
dari daratan yang mengalami suksesi yang ideal berkembang mulai dengan
masyarakat tumbuh-tumbuhan Cryptogamae (tingkat rendah), tumbuhtumbuhan
herba (terna), semak, perdu, dan pohon, hingga tercapai hutan klimaks.
b. Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi apabila klimaks atau suksesi yang
normal terganggu atau dirusak, misalnya oleh kebakaran, perladangan,
penebangan, penggembalaan, dan kerusakan-kerusakan lainnya. Suksesi sekunder
ini yang akan mengakibatkan terbentuknya hutan sekunder. Contohnya jika hutan
hujan tropis mengalami kerusakan oleh alam atau manusia (penebangan atau
perladangan) maka suksesi sekunder yang terjadi biasanya dimulai dengan
vegetasi rumput atau semak. Apabila keadaan tanahnya tidak banyak menderita
kerusakan oleh erosi, maka sesudah 15 – 20 tahun akan terjadi hutan sekunder
muda, dan sesudah 50 tahun akan terjadi hutan sekunder tua yang secara
berangsur-angsur akan mencapai klimaks.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Suksesi
Dimana:
FM(i) = frekuensi mutlak spesies (i)
J(i) = jumlah plot yang terisi
K = total plot
d. Frekuensi Relatif (FR)
FR(i) = (FM(i) / ∑ FM) x 100%
Dimana:
FR(i) = frekuensi relatif spesies (i)
FM(i) = frekuensi mutlak spesies (i)
∑ FM = total FM
e. Dominansi Mutlak (DM)
DM(i) = n(i) / ∑ n
Dimana:
DM(i) = dominansi mutlak spesies (i)
n(i) = jumlah individu spesies (i)
∑ n = total individu
f. Dominansi Relatif (DR)
DR(i) = (DM(i) / ∑ DM) x 100%
Dimana:
DR(i) = dominansi relatif spesies (i)
DM(i) = dominansi mutlak spesies (i)
∑ DM = jumlah DM total
g. Indeks Nilai Penting (INP)
INP(i) = KR(i) + FR(i) + DR(i)
Dimana:
INP(i) = indeks nilai penting spesies (i)
KR(i) = kerapatan relatif spesies (i) (%)
FR(i) = frekuensi relatif spesies (i) (%)
DR(i) = dominansi relatif spesies (i) (%)
h. Summed Dominance Ratio (SDR)
SDR(i) = INP(i) / 3
Dimana:
SDR(i) = Summed Dominance Ratio spesies (i)
INP(i) = indeks nilai penting spesies (i)
3. Metode Belt Transek
a. Kerapatan Mutlak (KM)
KM(i) = n(i) / A
Dimana:
KM(i) = kerapatan mutlak
n(i) = jumlah spesies (i)
A = total luas plot
b. Kerapatan Relatif (KR)
KR(i) = (KM(i) / ∑ KM) x 100%
Dimana:
KR(i) = kerapatan relatif spesies (i)
KM(i) = nilai KM spesies (i)
∑ KM = jumlah KM total
c. Frekuensi Mutlak (FM)
FM(i) = J(i) / K
Dimana:
FM(i) = frekuensi mutlak spesies (i)
J(i) = jumlah plot yang terisi
K = total plot
d. Frekuensi Relatif (FR)
FR(i) = (FM(i) / ∑ FM) x 100%
Dimana:
FR(i) = frekuensi relatif spesies (i)
FM(i) = frekuensi mutlak spesies (i)
∑ FM = total FM
e. Basal Area (DM) (Dominansi)
DM = LBA / A
Dimana:
DM = basal area
LBA = luas basal daerah (m2) = 0,23d2
A = luas transek (m2)
f. Dominansi Relatif (DR)
DR(i) = (DM(i) / ∑ DM) x 100%
Dimana:
DR(i) = dominansi relatif spesies (i)
DM(i) = dominansi mutlak spesies (i)
∑ DM = jumlah DM total
g. Indeks Nilai Penting (INP)
INP(i) = KR(i) + FR(i) + DR(i)
Dimana:
INP(i) = indeks nilai penting spesies (i)
KR(i) = kerapatan relatif spesies (i) (%)
FR(i) = frekuensi relatif spesies (i) (%)
DR(i) = dominansi relati spesies (i) (%)
h. Summed Dominance Ratio (SDR)
SDR(i) = INP(i) / 3
Dimana:
SDR(i) = Summed Dominance Ratio spesies (i)
INP(i) = indeks nilai penting spesies (i)
4. Metode Loop
a. Kerapatan Mutlak (KM)
KM(i) = n(i) / L
Dimana:
KM(i) = kerapatan mutlak
n(i) = jumlah spesies (i)
L = total panjang tali
b. Kerapatan Relatif (KR)
KR(i) = (KM(i) / ∑ KM) x 100%
Dimana:
KR(i) = kerapatan relatif spesies (i)
KM(i) = nilai KM spesies (i)
∑ KM = jumlah KM total
c. Frekuensi Mutlak (FM)
FM(i) = J(i) / K
Dimana:
FM(i) = frekuensi mutlak spesies (i)
J(i) = jumlah plot yang terisi
K = total plot
d. Frekuensi Relatif (FR)
FR(i) = (FM(i) / ∑ FM) x 100%
Dimana:
FR(i) = frekuensi relatif spesies (i)
FM(i) = frekuensi mutlak spesies (i)
∑ FM = total FM
e. Dominansi Mutlak (DM)
DM(i) = n(i) / ∑ n
Dimana:
DM(i) = dominansi mutlak spesies (i)
n(i) = jumlah individu spesies (i)
∑ n = total individu
f. Dominansi Relatif (DR)
DR(i) = (DM(i) / ∑ DM) x 100%
Dimana:
DR(i) = dominansi relatif spesies (i)
DM(i) = dominansi mutlak spesies (i)
∑ DM = jumlah DM total
g. Indeks Nilai Penting (INP)
INP(i) = KR(i) + FR(i) + DR(i)
Dimana:
INP(i) = indeks nilai penting spesies (i)
KR(i) = kerapatan relatif spesies (i) (%)
FR(i) = frekuensi relatif spesies (i) (%)
DR(i) = dominansi relatif spesies (i) (%)
h. Summed Dominance Ratio (SDR)
SDR(i) = INP(i) / 3
Dimana:
SDR(i) = Summed Dominance Ratio spesies (i)
INP(i) = indeks nilai penting spesies (i)
BAB III
METODOLOGI
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum suksesi ini yaitu meteran, cangkul,
parang, korek api, alat hitung, dan alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum suksesi ini yaitu tali rafiah,patok,
lanel, dan pasir.
5. Mengikatkan tali rafiah pada patok yang telah tertancap dan kemudian
direntangkan mengelilingi plot.
8. Memberikan perlakuan pada setiap plot sesuai dengan metode pada P0 tanpa
pengerusakan tanah, P1 pengerusakan tanah dengan cara merusak vegetasi
yang ada, P2 penutupan dengan pasir dan P3 dengan pembakaran lahan.
9. Melakukan pengamatan setelah 7 hari dan selanjutnya 2 minggu sekali.
10. Mengamati dan mencatat jumlah dan jenis vegetasi yang tumbuh pada setiap
plot yang diberikan perlakuan yang berbeda (bedakan yang berdaun sempit
dan berdaun lebar)
a. Dominasi Jenis
c. Kepadatan Jenias
e. Frekuensi Jenis
P0
25,4 3,7 25,
15
Sebelum 2 5 42
Perlakuan 15,2 2,2 15, 1 1 50 50
P1 9
5 5 25
P2
33,8 33,
20 5
9 89
P3
25,4 3,7 25,
15
2 5 42
P0 17 42,5 4,25 42,5
Pengamatan 1 P1 5 12,5 1,25 12,5
P2 15 37,5 3,75 37,5 1 1 50 50
P3 3 7,5 0,75 7,5
P0 17 42,5 4,25 42,5
P1 5 12,5 1,25 12,5
Pengamatan 2
P2 15 37.5 3,75 37,5 1 1 50 50
P3 3 7.5 0,75 7,5
34,6
P0 17 34,69 4,25
9
14,2
P1 7 14,28 1,75
Pengamatan 3 8
1 1 50 50
44,8
P2 22 44,89 5,5
9
P3 3 6,12 0,75 6,12
34,6
P0 17 34,69 4,25
9
14,2
P1 7 14,28 1,75
Pengamatan 4 8
44,8 1 1 50 50
P2 22 44,89 5,5
9
P3 3 6,12 0,75 6,12
33,3
P0 15 33,33 3,75
3
15,5
P1 7 15,56 1,75
6
Pengamatan 5
44,4 1 1 50 50
P2 20 44,44 5
4
P3 3 6,67 0,75 6,67
P0 14 35 3,5 35
P1 6 15 1,5 15
P2 14 35 3,5 35 1 1 50 50
Pengamatan 6
P3 6 15 1,5 15
Sumber: Data Primer setelah Diolah, 2018
Grafik Populasi Vegetasi Sesuai Perlakuan
120
100
80
60 TOTAL
RATA-RATA
40
20
0
P0 P1 P2 P3
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terjadi pergsesran vegetasi pada daerah suksesi dan jumlah vegetasi yang
tumbuh pada pengamatan setiap minggunya dan menunjukkan laju penutupan
jenis vegetasi pada lahan mengalami perubahan menjadi semakin banyak.
2. Dari praktikum ini dapat diketahui faktor-faktor dan aspek-aspek suksesi
yang mempengaruhi jalannya proses suksesi tersebut secara langsung dan
tidak langsun, misalnya pemberian perlakuan yang berbeaa pada setiap plot
pengamatan.
5.2. Saran
Sebaiknya praktikan teliti dalam melakukan pengamatan setiap minggunya
dan menyimpan data hasil pengamatan dengan baik sehingga dalam mengolah
data tidak mengalami kebingungan. Asisten juga sebaiknya mendampingi daan
menjelaskan secara detail langkah-langkah dalam setiap pengamatan yang
dilakukan agar praktikan lebih mengerti alur pengamatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Tomi. 2016. Pengantar Ekologi. Bandung: Remadja Rosda Karya.
Fajriani, Nurul. 2013. Suksesi Sekunder. Bahan Ajar. Banada Aceh : Universitas
Syiah Kuala
Ningsih, Sri Susanti. 2008. Analisis Vegetasi. Medan : Universitas Sumatera Utara
Perhitungan
a. Pengamatan pada minggu ke-1
1. Dominasi jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 17
P0 = = = 17
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 5
P1 = = =5
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 15
P2 = = =15
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 3
P3 = = =3
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 1
2. Dominasi Relatif
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 17
P0= x 100%= x 100% = 42,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 5
P1= x 100%= x 100% = 12,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 15
P2= x 100%= x 100% = 37,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 3
P3= x 100%= x 100% = 7,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
3. Kepadatan Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 17
P0= = = 4,25
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 5
P0= = = 1,25
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 15
P0= = = 3,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 3
P0= = = 0,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
4. Kepadatan semua jenis = kepadatan jenis P0+P1+P2+P3
= 4,25+1,25+3,75+0,75
= 10
5. Kepadatan Relatif
𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 17
P0= x 100%= x 100% = 170%
𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 10
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 5
P1= x 100% = x 100%= 50%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 10
𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 15
P2= x 100%= x 100% = 150%
𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 10
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 3
P3= x 100% = x 100%= 30%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 10
6. Frekuensi Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun sempit = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun lebar = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
2. Dominasi Relatif
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 17
P0 = x 100%= x 100% = 42,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 5
P1 = x 100%= x 100% = 12,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 15
P2 = x 100%= x 100% = 37,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 3
P3 = x 100%= x 100% = 7,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
3. Kepadatan Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 17
P0 = = = 4,25
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 5
P0 = = = 1,25
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 15
P0= = = 3,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 3
P0= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡
= 4
= 0,75
6. Frekuensi Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun sempit = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun lebar = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
2.Dominasi Relatif
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 17
P0= x 100%= x 100% = 34,6%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 49
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 7
P1= x 100%= x 100% = 14,2%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 49
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 22
P2= x 100%= x 100% = 44,8%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 49
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 3
P3= x 100%= x 100% = 6,12%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 49
3.Kepadatan Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 17
P0= = = 4,25
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 7
P0= = = 1,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 22
P0= = = 5,5
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 3
P0= = = 0,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
2. Dominasi Relatif
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 17
P0= x 100%= x 100% = 34,6%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 49
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 7
P1= x 100%= x 100% = 14,2%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 49
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 22
P2= x 100%= x 100% = 44,8%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 49
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 3
P3= x 100%= x 100% = 6,12%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 49
3. Kepadatan Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 17
P0= = = 4,25
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 7
P0= = = 1,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 22
P0= = = 5,5
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 3
P0= = = 0,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
6. Frekuensi Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun sempit = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun lebar = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
2.Dominasi Relatif
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 17
P0= x 100%= x 100% = 37,7%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 45
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 7
P1= x 100%= x 100% = 15,5%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 45
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 20
P2= x 100%= x 100% = 44,4%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 45
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 3
P3= x 100%= x 100% = 6,66%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 45
3.Kepadatan Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 17
P0= = = 4,25
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 7
P1= = = 1,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 20
P2= = =5
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 3
P3= = = 0,75
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
6. Frekuensi Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun sempit = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun lebar = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
2. Dominasi Relatif
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 14
P0= x 100%= x 100% = 35%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 6
P1= x 100%= x 100% = 15%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 14
P2= x 100%= x 100% = 35%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 6
P3= x 100%= x 100% = 15%
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 40
3. Kepadatan Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 14
P0= = = 3,5
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 6
P0= = = 1,5
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 14
P0= = = 3,5
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 6
P0= = = 1,5
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
6. Frekuensi Jenis
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun sempit = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 4
Daun lebar = = =1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡 4