BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
nukleasi homogen. Sebuah tipe kristal akan menjadi nidus atau sarang untuk
nukleasi kristal lain. Sebagai contoh, kristal asam urat akan menjadi sarang untuk
nukleasi kalsium oksalat (Stoller, 2008).
Jumlah komponen matriks pada batu saluran kemih bervariasi, tergantung
pada jenis batu. Komponen matriks biasanya hanya 2-10% dari berat batu tersebut.
Komponen matriks yang paling dominan adalah protein dengan sedikit hexose dan
hexosamine. Peran matriks pada inisiasi pembentukan batu saluran kemih masih
belum dimengerti dengan sempurna. Matriks dapat berperan sebagai sarang untuk
agregasi atau sebagai perekat alami komponen-komponen kristal kecil (Stoller,
2008).
Oleh karena itu, ada keadaan fisiologis, struvite tidak akan mengendap. Pada
keadaan patologis, dimana terdapat bakteri yang menghasilkan urease, urea akan
dipecah menjadi amonia dan asam karbonat. Selanjutnya, amonia akan bercampur
dengan air untuk menghasilkan ammonium hidroksida pada kondisi basa, dan akan
menghasilkan bikarbonat dan ion karbonat. Alkalinisasi urin oleh reaksi urease tadi
menghasilkan NH4, yang akan membentuk ion karbonat dan ion trivalent fosfat.
Zat inilah yang akan membentuk batu struvite (Sellaturay, 2011).
ringan. Nyeri sering muncul pada konsumsi cairan yang berlebihan. Obstruksi pada
renal pelvic dengan diameter batu lebih dari 1 cm biasanya terjadi pada
ureteropelvic junction. Nyeri akan muncul pada sudut costovertebra dan bervariasi
dari rasa tumpul sampai rasa tajam yang tidak tertahankan. Nyeri ini sering
merambat ke flank dan ke daerah kuadran ipsilateral abdomen (Stoller, 2008).
Obstruksi pada proksimal ureter akan menimbulkan nyeri pada sudut
kostobertebra yang intens dan merambat sepanjang dermatom dari saraf spinal yang
terpengaruh. Pada obstruksi ureter bagian atas, nyeri akan menjalar ke regio lumbal,
sedangkan obstruksi pada midureter akan menyebabkan nyeri yang menjalar ke
kaudal dan anterior menuju abdomen bagian tengah dan bawah.
Selain nyeri, pasien juga akan mengakui bahwa mereka mengalami
kencing darah atau urin berwarna seperti teh. Infeksi juga bisa terjadi pada pasien
batu saluran kemih. Batu yang mengobstruksi saluran kemih akan memicu
terjadinya pyonephrosis (Stoller, 2008).
Evaluasi awal pada pasien dengan batu saluran kemih harus mencakup
riwayat kesehatan lengkap dan pemeriksaan fisik. Gejalan khas kolik ginjal akut
adalah nyeri kolik pada punggung yang intermiten yang bisa menjalar ke abdomen
bagian bawah atau ke selangkangan. LUTS atau Lower Urinary Track Symptoms
sering muncul pada kasus batu yang sudah mencapai ureter (Miller et al., 2007).
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh adalah komponen yang penting
untuk mengevaluasi pasien yang dicurigai menderita batu saluran kemih. Pasien
biasanya mengeluh mengalami kolik ginjal aku yang berat. Kolik ginjal biasanya
mereda setelah pasien mengubah posisinya. Ini merupakan tanda untuk
mendiferensiasi pasien dengan peritonitis dimana pasien ini takut untuk mengubah
posisinya.
Pemeriksaan lanjutannya adalah pemeriksaan radiologi. CT scan
merupakan pilihan untuk pasien dengan kolik ginjal akut. Pemeriksaannya cepat
dan lebih murah dari IVP (Intravenous Pyelography). Pemeriksaan IVP juga
merupakan pilihan radiologi. IVP , selain memberikan gambaran adanya batu
saluran kemih, juga memberikan gambaran anatomis saluran kemih. Tomografi
ginjal menjadi pilihan jika tampilan miring (oblique view) tidak mampu membantu
spontan. Tapi ini tidak menjamin bahwa batu dengan ukuran 1cm tidak mungkin
untuk keluar spontan atau batu dengan ukuran 1-2mm dapat pasti keluar secara
spontan.
2.1.4.2 Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL)
Pemilihan metode terapi yang tepat merupakan hal yang kompleks, tidak
hanya berpengaruh pada angka bebas batu, juga pada kemungkinan terapi ulang,
dan juga komplikasi. Hasil terapi ESWL bergantung pada berbagai macam faktor
seperti ukuran, lokasi, komposisi batu, dan anatomi dari collecting system pasien.
ESWL umumnya sangat efektif untuk batu dengan diameter 1,5-2cm. ESWL tidak
dianjurkan untuk penatalaksanaan batu staghorn atau bercabang. Untuk terapi pada
kutub bawah ginjal, ESWL dibatasi untuk batu berukuran kurang dari 10mm. Batu
yang lebih besar seharusnya diterapi dengan ureteroscopy atau percutaneous
nephrolithotomy.
Kesuksesan ESWL memecah batu bervariasi tergantung komposisi batu.
Cystine dan brushite merupakan batu yang paling resisten terhadat ESWL, diikuti
dengan tingkat resistensi yang menurun yaitu kalsium oksalat monohidrat, struvite,
kalsium oksalat dihidrat, dan batu asam urat. Walaupun kandungan batu tidak dapat
diketahui sebelum pelaksanaan terapi, tetapi faktor ini harus menjadi pertimbangan
untuk pengambilan keputusan pada pasien yang sudah pernah dianalisis batunya
(Pearle, 2012).
2.1.4.3 Ureteroscopy Stone Extraction
Terapi ini sangat efektif untuk batu pada ureter bagian bawah. Penggunaan
ureteroscope kaliber kecil dan dilatasi balon meningkatkan angka bebas batu secara
dramatis. Angka bebas batu berkisar antara 66%-100% tergantung pada beban batu
dan lokasi, lamanya batu, riwayat operasi retroperitoneal, dan pengalaman operator.
Batu dengan ukuran kurang dari 8mm dapat dikeluarkan secara utuh.
menghasilkan sebuah aliran cairan yang sangat cepat untuk membersihkan pecahan
batu dan darah dari pandangan endoskop (Wong, 2009).
Gambar 2.7. Nefroskopi dan ekstraksi batu dengan C-arm fluoroskop sebagai
pengkonfirmasi pembersihan.
Sumber : The Hong Kong Medical Diary. Percutaneous Nephrolithotomy. Wong,
B. Vol.14. No.10;16