Angioedema terjadi dikarenakan pelepasan histamin di kulit menjadi pemicu
pembengkakan pada kebanyakan orang (angioedema) maka dibutuhkan antihistamin untuk
memblokir efek ini. Anti histamin juga berperan penting dan efektif menghambat peningkatan permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin pada angioedema. Oleh karena itulah mengapa angioedema sangat cepat pulih atau bisa cepat hilang dalam 15-30 menit hingga 1-2 jam. Pemberian secara oral atau intravena , AH-1 akan diabsorbsi dengan baik dalam saluran cerna. Efeknya dapat terlihat dalam 30 menit, mencapai konsentrasi puncak plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam, dan dapat bertahan 4-6 jam, sedangkan beberapa obat lainnya dapat bertahan lebih lama. Antihistamin H1 generasi I mempunyai waktu paruh bervariasi antara 9-24 jam, hampir semua diikat oleh protein dan dimetabolisme melalui sistem sitokrom P-450 (CYP) di hepar. Waktu paruh ini akan memanjang pada penderita yang lebih tua atau yang menderita sirosis hepatis. Hampir seluruh obat ini diekskresikan ke urin setelah 24 jam pemberian. Antihistamin golongan H1 seperti setirizin atau difenhidramin dapat diberikan untuk meredakan gejala pada kulit dengan angioedema. Setirizin memiliki onset kerja yang lebih cepat dibandingkan difenhidramin, tetapi pada kasus yang disertai dengan muntah, difenhidramin lebih aman untuk digunakan. Antihistamin H1 bekerja sebagai kompetitif inhibitor terhadap histamin pada reseptor jaringan, sehingga mencegah histamin berikatan pada reseptornya serta mencegah aktivasi dari reseptor tersebut. Ikatan antara AH dan reseptornya bersifat reversibel dan dapat digantikan oleh histamin dalam kadar yang tinggi. Dengan menghambat kerja dari histamin, terjadi berbagai pengaruh yang ditimbulkan histamin, yaitu menghambat vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler yang secara klinis berupa eritem, urtika dan rasa gatal. Obat ini lebih efektif jika diberikan sebelum terjadinya pelepasan histamin. Beberapa obat golongan AH-1 mempunyai kemampuan untuk menghambat reseptor adrenergik atau reseptor α muskarinik kolinergik, sedangkan obat lainnya seperti siproheptadin mempunyai efek antiserotonin.