Anda di halaman 1dari 11

A.

Riwayat Hidup Ibnu Kaldun


IBNU KALDUN

Nama lengkap Ibnu Khaldun adalah Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin bin Khaldun.

Nama kecilnya Abdurrahman. Nama panggilnya Abu Zaid,gelarnya Waliuddin, dan


nama populernya Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun dikenal dengan Ibnu Khaldun karena dihubungkan dengan garis keturunan
kepada kakeknya yang kesembilan, yaitu Khalid bin Utsman, dan dia adalah orang pertama
dari marga ini yang memasuki negeri Andalusia bersama para penakluk berkebangsaan Arab.
Dia dikenal dengan nama Khaldun sesuai dengan kebiasaan orang-orang Andalusia dan
orang-orang Maghribi, yang terbiasa menambahkan huruf wawu dan nun di belakang nama-
nama orang terkemuka sebagai penghormatan dan takzim, seperti Khalid menjadi Khaldun.
Ibnu Khaldun di lahirkan di Tunisia pada awal Ramadhan tahun 732 H, atau tepatnya
pada 27 Mei 1333. Rumah tempat kelahirannya masih utuh hingga sekarang yang terletak di
jalan Turbah Bay. Dalam beberapa tahun terakhir ini rumah tersebut menjadi pusat sekolah
Idarah ‘Ulya, yang pada pintu masuknya terpampang sebuah batu manner berukirkan nama
dan tanggal kelahiran Ibnu Khaldun.
Bani Khalduniyah di Andalusia memainkan peran yang cukup menonjol, baik dalam bidang
ilmu pengetahuan maupun politik. Setelah menetap di Carmona, kemudian mereka pindah ke
Sevilla, dikarenakan situasi politik di Andalusia yang mengalami kekacauan, baik karena
perpecahan di kalangan Muslim maupun karena serangan pihak Kristen di Utara, maka Banu
Khaldun pindah lagi ke Afiika Utara. Al- Hasan Ibn Jabir adalah nenek moyang Ibnu
Khaldun yang mula-mula datang ke Afiika Utara, di mana Ceuta merupakan kota pertama
kali yang mereka pijak, sebelum pindah ke Tunis pada tahun 1223.

1
Di Tunis, di tempat barunya, Banu Khaldun tetap memainkan peran penting. Muhammad Ibn
Muhammad, kakek Ibnu Khaldun, adalah seorang ‘hajib’, kepala rumah tangga istana dinasti
Hafsh. la sangat dikagumi dan disegani di kalangan istana, berkali-kali Amir Abu Yahya al-
Lihyani (711 H), pemimpin dinasti al-Muwahhidun yang telah menguasai bani Hafz di Tunis,
menawarkan kedudukan yang lebih tinggi kepada Muhammad Ibn Muhammad, tetapi
tawaran itu ditolaknya, pada akhir hayatnya, kakek Ibnu suka menekuni ilmu-ilmu
keagamaan hingga wafatnya pada 1337 M.
Dari latar belakang keluarganya yang banyak bergerak dalam bidang politik dan pengetahuan
seperti inilah Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada awal Ramadhan 732 H. Menurut
perhitungan para sejarawan, hal ini bertepatan dengan 27 Mei 1333 M. Kondisi keluarga
seperti itu kiranya telah berperan dominan dalam membentuk kehidupan Ibnu Khaldun.
Dunia politik dan ilmu pengetahuan telah begitu menyatu dalam diri Ibnu Khaldun. Ditambah
lagi kecerdasan otaknya juga berperan bagi pengembangan karirnya.
Secara detail perjalanan hidup Ibnu Khaldun akan dipaparkan dalam tiga fase, yaitu:
1. Fase pertama ( masa pendidikan)
Fase pertama ini dilalui Ibnu Khaldun di Tunis dalam jangka waktu 18 tahun,
yaitu antara tahun 1332-1350 M. Seperti halnya tradisi kaum Muslim pada
waktu itu, ayahnya adalah guru pertamanya yang telah mendidiknya secara
tradisional, mengajarkan dasar-dasar agama Islam. Di samping ayahnya, Ibnu
Khaldun juga mempelajari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dari para
gurunya di Tunis. Tunis pada waktu itu merupakan pusat para ulama dan
sastrawan, tempat berkumpulnya para ulama Andalusia yang lari menuju
Tunis akibat berbagai peristiwa politik.
Seperti halnya Toto Suharto, menukilkan dari Fathiyah Hasan Slaiman bahwa
disebutkan beberapa gurunya yang berjasa dalam perkembangan
intelektualnya. Di antaranya adalah Abu Abdillah Muhrnas Ibn Sa’ad al-
Anshari dan Abu al-Abbas Ahmad ibn Muhammad al-Bathani dalam qira’at;
Abu Abdillah Ibn al-Qashar dalam ilmu gramatika Arab; Abu ‘Abdillah
Muhammad Ibn Bahr dan Abu Abdillah Ibn Jabir al-Wadiyasyi dalam sastra;
Abu Abdillah al-Jayyani dan Abu Abdillah ibn Abd al-Salam dalam ilmu fiqh;
dan masih banyak lagi gurunya. Walaupun dia mempunyai banyak guru dan
mempelajari berbagai disiplin ilmu, pendidikan yang diperoleh Ibnu Khaldun
sangatlah mendalam dan terkesan dalam dirinya.

2
Dilihat dengan banyaknya disiplin ilmu yang dipelajari oleh Ibnu Khaldun
pada masa mudanya, dapat diketahui bahwa beliau memiliki kecerdasan otak
yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa Ibnu Khaldun adalah orang yang
memiliki ambisi tinggi, yang tidak puas dengan satu disiplin ilmu saja.
Pengetahuan begitu luas dan bervariasi. Hal ini merupakan kelebihan yang
sekaligus juga merupakan kekurangannya.
2. Fase kedua (aktifitas politik praktis)
Fase kedua dilalui Ibnu Khaldun dalam berbagai tempat seperti di Fez,
Granada, Baugie, Biskara dan lain-lain, dalam jangka waktu 32 tahun antara
1350-1382 M. Karir pertama Ibnu Khaldun dalam bidang pemerintahan adalah
sebagai Sahib al-Alamah (penyimpan tanda tangan), pada pemerintahan Abu
Muhammad Ibn Tafrakhtn di Tunis dalam usia 20 tahun.
Awal karir ini hanya dijalani Ibnu Khaldun selama kurang lebih 2 tahun,
kemudian ia berkelana menuju Biskara karena pada tahun 1352 M Tunis
diserang dan dikuasai oleh Amir Abu Za’id, penguasa Konstantin sekaligus
cucu Sultan Abu Yahya al-Hafsh. Pada waktu Abu Inan menjadi raja Maroko,
Ibnu Khaldun mencoba mendekatinya demi mempromosikan dirinya ke posisi
yang lebih tinggi. Sultan Abu Inan bahkan beliau mengangkatnya sebagai
sekretaris kesultanan di Fez, Maroko. Di kota inilah Ibnu Khaldun memulai
karirnya dalam dunia politik praktis, yaitu pada tahun 1354 M.
Selama 8 tahun tinggal di Fez, banyak perilakuperilaku politik yang dia
lakukan. Sehingga belum lama menjabat sebagai sekretaris kesultanan, ia
dicurigai oleh Abu ‘Inan sebagai pengkhianat bersama pangeran Abu Abdillah
Muhammad dari bani Hafsh yang berusaha melakukan satu komplotan politik.
Iklim politik yang penuh intrik menyebabkan Ibnu Khaldun meninggalkan
Afrika Utara dan demi karirnya sebagai politikus dan pengamat, akhirnya ia
memantapkan pergi ke Spanyol dan sampai di Granada pada tanggal 26
Desember 1362 M.
Ibnu Khaldun diterima baik oleh raja Granada, Abu Abdillah Muhammad ibn
Yusuf. Setahun setelah itu Ibnu Khaldun diangkat menjadi duta ke istana raja
Pedro El Cruel, raja Kristen Castilla di Sevilla, sebagai seorang diplomat yang
ditugaskan untuk mengadakan perjanjian perdamaian antara Granada dan
Sevilla. Karena keberhasilannya, raja V memberi Ibnu Khaldun tempat dan
kedudukan yang semakin penting di Granada. Hal ini menimbulkan

3
kecemburuan di lingkungan kerajaan, akhirnya beliau memutuskan untuk
kembali ke Afrika Utara.

Setelah malang-melintang dalam kehidupan politik praktis, naluri


kesarjanaannya memaksanya memasuki tahapan baru dari kehidupannya yaitu
ber-khalwat. Dalam masa khalwat dari tahun 1374-1378 itu, beliau
menyelesaikan karya al-Muqaddimah yang populer dengan sebutan
Muqadimah Ibnu Khaldun, sebuah karya yang seluruhnya berdasarkan
penelitian yang baik. Pada tahun 178 M, selanjutnya beliau meninggalkan
Qal’at menuju Tunis. Di Tunis beliau mendapatkan tugas menuju Makkah 24
Oktober 1382 untuk ibadah haji dan singgah di Kairo. Sampai di sini,
berakhirlah petualangan Ibnu Khaldun dalam intrik-intrik politik yang kadang
membuatnya menjadi seorang oportunis.
3. Fase ketiga (aktivitas akademis dan kehakiman)
Masa mi merupakan fase terakhir dari tahapan perjalanan Ibnu Khaldun, fase
ini dihabiskan di Mesir kurang lebih 20 tahun antara 1382-1406 M. Tiba di
Kairo, Mesir pada 06 Januari 1983. Pada masa ini dinasti Mamluk sedang
berkuasa. Kemajuan peradaban dan stabilitas politik saat itu menjadikan Ibnu
Khaldun lebih tertarik dan karyanya al-Muqaddimah merupakan magnum
opus atau kedatangan karyanya lebih dahulu daripada pengarangnya sehingga
kedatangannya disambut gembira dikalarigan akademisi, disinilah tugas
barunya sebagai seorang pengajar dilakukan Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun
memberi kuliah di lembaga-lembaga pendidikan Mesir, seperti Universitas al-
Azhar, Sekolah Tinggi Hukum Qamhiyah, Sekolah Tinggi Zhahiriyyah dan
sekolah tinggi Sharghat Musyiyyah.
Mata kuliah yang disampaikan adalah fiqih, hadis dan beberapa teori tentang
sejarah sosiologi yang telah ditulisnya dalam Muqadimah. Selain berjuang
dalam dunia akademik, Ibnu Khaldun juga melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan dunia hukum.
Pada tanggal 8 Agustus 1384 M, Ibnu Khaldun diangkat oleh Sultan Mesir, al-
Zhahir Barqa, sebagai hakim Agung Madzab Maliki pada mahkamah Mesir,
jabatan yang diemban dengan penuh antusias ini dimanfaatkan oleh Ibnu
Khaldun untuk melakukan reformasi hukum. la berupaya membasmi tindak
korupsi dan hal-hal yang tidak beres lainnya di Mahkamah tersebut. Akan

4
tetapi, reformasi ini ternyata membuat orang-orang yang merasa dirugikan
menjadi marah dan dengki. Mereka kemudian berusaha memfitnah Ibnu
Khaldun dengan berbagai tuduhan, sehingga ia dicopot dari jabatan ini setelah
satu tahun memangkunya. Fitnah yang dialamatkan kepada Ibnu Khaldun
sebenarnya tidak dapat dibuktikan, tetapi ia tetap bersikeras untuk
mengundurkan diri dari jabatan tersebut Pada tahun 1387 M Ibnu Khaldun
melaksanakan ibadah haji kemudian dia diangkat lagi sebagai hakim agung
Mahkamah Mesir oleh Sultan Mesir Nashir Faraj, putera Sultan Burquq.

Pada masa ini, Ibnu Khaldun sempat berkunjung ke Damaskus dan Palestina
dalam rangka mempertahankan Mesir dari serangan Mongol. Dan pertemuan
selama 35 hari di Damaskus, Syria merupakan peristiwa penting terakhir bagi
Ibnu Khaldun dalam perjalanan hidupnya yang penuh ketegangan, penderitaan
di balik kesuksesanya. Setelah itu ia melanjutkan profesinyasebagai hakim
Agung Madzab Maliki hingga wafatnya pad tanggal 16 Maret 1406 M (26
Ramadhan 808 H) dalam usia 74 tahun di Mesir, jenazahnya dimakamkan di
pemakaman para sufi di luar Bab al-Nashir, Kairo.
B. Karya-Karya Ibnu Kaldun
Karya terbesar Ibn khaldun adalah Al-Ibar (Sejarah Dunia ).karya ini terdiri dari tiga
buah buku yang terbagi ke dalam tujuh volume, yakni Muqaddimah (satu volume), Al
ibar (4 volume) dan Al Ta’rif bi ibn Khaldun (2 volume). Secara garis besar ,karya ini
merupakan sejarah umum tentang kehidupan bangsa Arab ,Yahudi, Yunani, Romawi
,Bizantium, Persia, Gorth,dan semua bangsa yang di kenal masa itu. Ibn khaldun
mencampur pertimbangan-pertimbangan filosofis, sosiologis, etis dan ekonomis
dalam tulisan-tulisannya. Selain itu ia juga menulis banyak buku, antara lain: Syarh
Al Burdah, sejumlah ringkasan atas buku-buku karya Ibnu Rasyd, Sebuah catatan atas
buku Matiq, Mukhtasar kitab Al- Mahsul karya Fakhr al-Din al-Razi (Usul Fiqh),
sebuah buku tentang matematika.
C. Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun
Menurut Ibnu Khaldun Sebuah Negara berbudaya terbentuk melalui pembangunan
atau penaklukan kota-kota oleh masyarakat “primitif” yang memiliki solidaritas yang
kuat. Tujuan pembentukan Negara adalah untuk mewujudkan keinginan-keinginan
alamiah, dan mengaktualisasikan potensi-potensi dan kesempurnaan hidup mereka.
Seperti halnya pada aspek-aspek lain kebudayaan yang berperadaban (civilized

5
culture), begitu Negara berbudaya tercipta, maka niscaya ia mengikuti hukum alam
tentang pertumbuhan, kedewasaan, dan kemerosotan, Ibn Khaldun sering
mengibaratkan dengan siklus kehidupan manusia: Bayi, Anak-anak dan remaja,
dewasa, tua, renta dan mati.
1. Teori Produksi
Produksi Dalam pemikiran ekonominya Ibnu Khaldun menegaskan bahwa
kekayaan suatu Negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di suatu Negara,
tetapi ditentukan oleh tingkat produksi Negara tersebut dan neraca
pembayaran yang positif (konsekuensi alamiah dari tingkat produksi yang
tinggi) . Bisa saja suatu Negara mencetak uang sebanyak-banyaknya, tetapi
bila hal itu bukan merupakan refleksi pesatnya pertumbuhan sektor produksi,
uang yang melimpah itu tidak ada nilainya. Sektor produksilah yang menjadi
motor pembangunan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan
pekerja dan menimbulkan permintaan atas faktor produksi lainnya.
Bagi ibn khaldun produksi adalah aktivitas manusia yang diorganisasikan
secara sosial dan internasional.
a. Tabiat Manusiawi dari Produksi
Pada satu sisi ,manusia adalah binatang ekonomi ,Tujuannya adalah
produksi Manusia dapat didefinisikan dari segi produksi:
“Manusia di bedakan dari makhluk hidup lainnya dari segi upayanya
mencari penghidupan dan perhatiannya pada berbagai jalan untuk
mencapai dan memperoleh sarana-sarana (kehidupan).” (1:67)
Pada Sisi lainnya, faktor produksi yang utama adalah tenaga kerja
manusia:
“Laba (produksi) adalah nilai utama yang di capai dari tenaga kerja
manusia.(2;272).
“Manusia mencapai produksi dengan tanpa upayanya sendiri
,contohnya lewat perantara hujan yang menyuburkan ladang dan hal
hal lainnya. Namun demikian ,hal hal ini hanyalah pendukung saja.
Upaya m,anusia sendiri harus di kombinasikan dengan hal-hal
tersebut.(2;273).
Karena itu ,manusia harus melakukan produksi guna mencukupi
kebutuhan hidupnya, dan produksi berasal dari tenaga manusia.
b. Organisasi Produksi

6
Melakukan produksi juga penting bagi manusia. Jika manusia ingin
hidup dan mencari nafkah ,manusia harus makan. Dan ia harus
memproduksi makanannya. Hanya tenaganya yang mengizinkannya
untuk tetap dapat makan:
“Semua berasal dari Allah .namun tenaga manusia penting untuk
(penghidupan manusia).(2;274)
Namun demikian manusia tidak dapat sendirian memproduksi cukup
makanan untuk hidupnya. Jika ia ingin bertahan ia harus
mengorganisasikan tenaganya.
Setiap makanan memerlukan sejumlah kegiatan dan setiap kegiatan
memerlukan peralatan dan keahlian. Organisasi sosial dari tenaga kerja
ini harus di lakukan melalui spesialisasi yang lebih tinggi dari pekerja.
Upaya manusia menjadi berlipat ganda. Produksi agregat yang di
hasilkan oleh manusia yang bekerja secara bersama-sama adalah lebih
besar di bandingkan dengan jumlah total produksi individu dari setiap
orang yang bekerja sendiri-sendiri.
Oleh karena itu, Ibn Khaldun menganjurkan sebuah organisasi sosial
dari produksi dalam bentuk suatu spesialisasi kerja.
c. Organisasi Internasional dari Produksi
Pembagian kerja internasional ini tidak didasarkan kepada sumber daya alam
dari negeri-negeri tersebut, tetapi didasarkan kepada keterampilan penduduk-
penduduknya, karena bagi Ibn Khaldun, tenaga kerja adalah faktor produksi
yang paling penting:
“kota-kota tertentu memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh kota-kota
lainnya.” (2:265)
Karena itu, semakin banyak populasi yang aktif, semakin banyak
produksinya:
“Dalam hal jumlah kemakmuran dan aktivitas bisnisnnya, kota-kota besar
maupun kecil berbeda-beda sesuai dengan perbedaan ukuran peradabannya
(populasinya).” (2:234)
Sejumlah surplus barang dihasilkan dan dapat diekspor, dengan demikian
meningkatkan kemakmuran kota tersebut.
Pada pihak lain, semakin tinggi kemakmuran, semakin tinggi permintaan
penduduk terhadap barang dan jasa, yang menyebabkan naiknya harga-harga

7
barang dan jasa tersebut, dan juga naiknya gaji yang dibayarkan kepada
pekerja-pekerja terampil.
Ibn Khaldun menguraikan sebuah teori ekonomi tentang pembangunan yang
berdasarkan atas interaksi permintaan dan penawaran, serta lebih jauh,
tentang pemanfaatan dan pembentukan modal manusia. Landasan pemikiran
dari teori ini adalah pembagian internasional dan sosial yang berakibatkan
pada suatu proses komulatif yang menjadikan negeri-negeri yang kaya
semakin kaya dan menjadikan yang miskin semakin lebih miskin lagi.
Teori Ibn Khaldun merupakan embrio suatu teori perdagangan internas
ional, dengan analisis tentang syarat-syarat pertukaran antara negara-negara
kaya dengan Negara-negara miskin, tentang kecenderungan untuk
mengekspor dan mengimpor, tentang pengaruh struktur ekonomi terhadap
perkembangan , dan tentang pentingnya modal intelektual dalam proses
pertumbuhan.
2. Teori Nilai, Uang, dan Harga
1) Teori Nilai
Bagi Ibn Khaldun, nilai suatu produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang
dikandungnya:
“Laba yang dihasilkan manusia adalah nilai yang terealisasi dari tenaga
kerjanya.” (2:289)
2) Teori uang
Bagi Ibn khaldun, dua logam yaitu emas dan perak, adalah ukuran
nilai. Logam-logam ini diterima secara alamiah sebagai uang dimana
nilainya tidak dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif
Ibn Khaldun mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar
moneter. Baginya, pembuatan uang logam hanyalah merupakan sebuah
jaminan yang diberikan oleh penguasa bahwa sekeping uang logam
mengandung sejumlah kandungan emas dan perak tertentu.
Percetakannya adalah sebuah kantor religius, dan karenanya tidak
tunduk kepada aturan-aturan temporal. Jumlah emas dan perak yang
dikandung dalam sekeping koin tidak dapat diubah begitu koin tersebut
sudah dimulai (diterbitkan).
3) Teori harga
Bagi Ibn Khaldun, harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran.
Pengecualian satu-satunya dari hukum ini adalah harga emas dan perak, yang

8
merupakan standar moneter. Semua barang-barang lainnya terkena fluktuasi
harga yang tergantung pada pasar. Bila suatu barang langka dan banyak
diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu barang berlimpah, maka harganya
rendah.
Karena itu, Ibn Khaldun menguraikan suatu teori nilai yang berdasarkan
tenaga kerja, sebuah teori tentang uang yang kuantitatif, dan sebuah teori
tentang harga yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran.
3. Teori Distribusi
Harga suatu produk terdiri dari tiga unsur: gaji, laba, dan pajak. Gaji adalah imbal
jasa bagi produser, laba adalah imbal jasa bagi pedagang, dan pajak adalah imbal jasa
bagi pegawai negeri dan penguasa.
1) Pendapat Tentang Penggajian Elemen-Elemen Tersebut
a) Gaji
Karena nilai suatu produk adalah sama dengan jumlah tenaga kerja
yang dikandungnya, gaji merupakan unsur utama dari harga barang-
barang. Harga tenaga kerja adalah basis harga suatu barang.
b) Laba
Laba adalah selisih antara harga jual dengan harga beli yang
diperoleh oleh pedagang. Namun selisih ini bergantung pada hukum
permintaan dan penawaran, yang menentukan harga beli melalui gaji
dan menentukan harga jual melalui pasar.
Bagi Ibn Khaldun perdagangan adalah “Membeli dengan harga
murah dan menjual dengan harga mahal.” (2:297)
c) Pajak
Pajak bervariasi menurut kekayaan penguasa dan penduduknya.
Karenanya, jumlah pajak ditentukan oleh permintaan dan
penawaran terhadap produk, yang pada gilirannya menentukan
pendapatan penduduk dan kesiapannya untuk membayar.
2) Eksistensi Distribusi Optimum
Besarnya ketiga jenis pendapatan ini ditentukan oleh hukum permintaan dan
penawaran. Menurut Ibn Khaldun pendapatan ini memiliki nilai optimum.
a) Gaji
Bila gaji terlalu rendah, pasar akan lesu dan produksi tidak
mengalami peningkatan. Jika gaji terlalu tinggi, akan terjadi tekanan
inflasi dan produsen kehilangan minat untuk bekerja.“pekerja,
pengrajin dan para professional menjadi sombong.” (2:241)

9
b) Laba
Jika laba sangat rendah, pedagang terpaksa melikuidasi saham-
sahamnya dan tidak dapat memperbaruinya karena tidak ada modal.
Jika laba terlalu tinggi, para pedagang akan melikuidasi saham-
sahammnya pula dan tidak dapat memperbaruinya karena tekanan
inflasi.
c) Pajak
Jika pajak terlalu rendah, pemerintah tidak dapat menjalani
fungsinya:
“pemilik harta dan kekayaan yang berlimpah dalam peradaban
tertentu memerlukan kekuatan protektif untuk membelanya.” (2:250)
Jika pajak terlalu tinggi, tekanan fiskal menjadi terlalu kuat, sehingga
laba para pedagang dan produsen menurun dan hilanglah insentif
mereka untuk bekerja:
Oleh karena itu, Ibn Khaldun membagi pendapatan nasional menjadi
tiga kategori: gaji, laba dan pajak, dengan masing-masing kategori ini
memiliki tingkat optimum. Namun demiikian, tingkat optimum ini
tidak dapat terjadi dalam jangka panjang, dan siklus aktivitas
ekonomi harus terjadi.
4. Teori Siklus
Bagi Ibn Khaldun, produksi bergantung kepada penawaran dan permintaan terhadap
produk. Namun penawaran sendiri tergantung kepada jumlah produsen dan hasratnya
untuk bekerja, demikian juga permintaan tergantung pada jumlah pembeli dan hasrat
mereka untuk membeli.
Variabel penentu bagi produksi adalah populasi serta pendapatan dan belanja Negara,
keuangan publik.
1) Siklus Populasi
Produksi ditentukan oleh populasi. Semakin banyak populasi, semakin
banyak produksinya. Demikian pula, semakin besar populasi semakin besar
permintaannya terhadap pasar dan semakin besar produksinya.
Namun populasi sendiri ditentukan oleh produksi. Semakin besar produksi,
semakin benyak permintaan terhadap tenaga kerja dipasar. Hal ini
menyebabkan semakin tinggi gajinya, semakin banyak pekerja yang berminat
untuk masuk ke lapangan tersebut, dan semakin besar kenaikan populasinya.
Akibatnya, terhadap suatu proses kumulatif dari pertumbuhan populasi dan
produksi, pertumbuhan ekonomi menentukan pertumbuhan populasi dan
sebaliknya.

10
2) Siklus Keuangan Publik
Negara juga merupakan faktor produksi yang penting. Dengan
pengeluarannya, Negara meningkatkan produksi, dan dengan pajaknya
Negara membuat produksi menjadi lesu.
a) Pengeluaran Pemerintah
Bagi Ibn Khaldun, sisi pengeluaran keuangan publik sangatlah
penting. Pada satu sisi, sebagian dari pengeluaran ini penting bagi
aktivitas ekonomi. Tanpa infrastruktur yang disiapkan oleh Negara,
mustahil terjadi populasi yang besar. Tanpa ketertiban dan kestabilan
politik, produsen tidak memiliki insentif untuk berproduksi.
Oleh karenanya, semakin banyak yang dibelanjakan oleh pemerintah,
semakin baik akibatnya bagi perekonomian.
b) Perpajakan
Uang yang dibelanjakan oleh pemerintah berasal dari penduduk
melalui pajak. Pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya
hanya jika pemerintah menaikkan pajaknya, tapi tekanan fiskal yang
terlalu tinggi akan melemahkan semangat kerja orang. Akibatnya,
timbul siklus fiskal. Pemerintah harus menasionalisasi perusahaan-
perusahaan, karena produsen tidak memiliki insentif laba untuk
menjalankannya.
Jadi bagi Ibn Khaldun, terdapat optimum fiskal tapi juga mekanisme
yang tidak dapat dibalik, yang memaksa pemerintah untuk
membelanjakan lebih banyak dan memungut lebih banyak pajak,
yang menimbulkan siklus produksi. Dengan demikian, Ibn Khaldun
menguraikan sebuah teori dinamik yang berdasarkan hukum populasi
dan hukum keuangan publik. Menurut hukum yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi, suatu negeri tidak dapat tidak, ,harus melalui
siklus-siklus perkembangan ekonomi dan depresi.

11

Anda mungkin juga menyukai