IMUNISASI
Pembimbing:
TUTORIAL KLINIK
IMUNISASI
Diajukan dalam Rangka Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Oleh:
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tutorial tentang “Imunisasi”. Tutorial ini disusun dalam rangka tugas
kepaniteraan klinik di Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. dr. Ika Fikriah, M. Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
2. dr. Soehartono, Sp. THT-KL, selaku Ketua Program Studi Profesi Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman.
3. dr. Hendra, Sp. A, selaku Kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman.
4. dr. Ahmad Wisnu W., Sp.A, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan saran selama penulis menjalani co-assistance di Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak,
terutama di divisi Gizi-Tumbang-Kardio.
5. Rekan-rekan dokter muda di Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD AWS/FK Universitas
Mulawarman.
Penulis menyadari terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan, sehingga penyusun
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnan tutorial klinik ini. Akhir kata, semoga
tutorial klinik ini berguna bagti penyusun sendiri dan para pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Imunisasi Wajib
1.1. Imunisasi Dasar
1.1.1 Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)
a. Fungsi
Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis
(TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama
Mycobacterium tuberculosis complex. Pada manusia, TBC terutama
menyerang sistem pernafasan (TB paru), meskipun organ tubuh lainnya juga
dapat terserang (penyebaran atau ekstraparu TBC). Mycobacterium
tuberculosis biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya
terinfeksi jika mereka menderita sakit paru-paru dan terdapat bakteria
didahaknya. Kondisi lingkungan yang gelap dan lembab juga mendukung
terjadinya penularan. Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat
terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung bakteri
tuberkulosis. Bakteri ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-
paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati,
atau selaput selaput otak (yang terberat). Infeksi primer terjadi saat seseorang
terjangkit bakteri TB untuk pertama kalinya. Bakteri ini sangat kecil
ukurannya sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus,
dan terus berkembang.
Komplikasi pada penderitaan TBC, sering terjadi pada penderita
stadium lanjut. Berikut, beberapa komplikasi yang bisa dialami:
1. Hemomtasis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang
dapat mengakibatkan kematian karena syok hipofolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
2. Lobus yang tidak berfungsi akibat retraksi bronchial.
3. Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat) pada proses pemulihan atau retraksi pada paru.
4. Pneumotorak spontan (adanya udara di dalam rongga pleura):
kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lainnya seperti otak, tulang,
persendian, ginjal dan sebagainya.
6. Insufiensi kardio pulmoner.
Menurut Nufareni (2003), Imunisasi BCG tidak mencegah infeksi TB
tetapi mengurangi risiko TB berat seperti meningitis TB atau TB miliar.
Faktor-faktor yang mempangaruhi efektifitas BCG terhadap TB adalah
perbedaan vaksin BCG, lingkungan, faktor genetik, status gizi dan faktor lain
seperti paparan sinar ultraviolet terhadap vaksin.
3. Imunisasi Khusus
Merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi
masyarakat terhadap penyakit tertentu.
2.1.7. Jadwal Imunisasi
Jadwal Imunisasi Depkes
2.1.8 Penyimpanan
Sarana Penyimpanan
a. Kamar dingin dan kamar beku
1. Kamar dingin (cold room) adalah sebuah tempat penyimpanan vaksin yang
mempunyai kapasitas (volume) mulai 5000 liter sampai dengan 100.000 liter.
Suhu bagian dalamnya mempunyai kisaran antara +2OC s/d +8OC. Kamar
dingin ini berfungsi untuk menyimpan vaksin BCG, campak, DPT, TT, DT,
Hepatitis B dan DPT-HB.
2. Kamar beku (freezer room) adalah sebuah tempat penyimpanan vaksin tang
mempunyai kapasitas (volume) mulai dari 5000 liter sampai dengan
100.000 liter, suhu bagian dalamnya mempunyai kisaran antara -15OC s/d -
25OC. kamar beku utamanya berfungsi untuk menyimpan vaksin polio.
Kamar dingin dan kamar beku umumnya hanya terdapat di tingkat
provinsi mengingat harus menampung vaksin dengan jumlah yang besar dan
dalam jangka waku yang cukup lama. Secara teknis system pendingin kamar
dingin dan kamar beku dibagi dalam tiga system, yaitu:
1. Sistem pendingin dengan menggunakan “Hermatic Compressor”;
2. Sistem pendingin dengan menggunakan “Semi Hermatic
Compressor”;
3. Sistem pendingin dengan menggunakan “Open type
Compressor”.
Aturan pengoperasian kamar dingin dan kamar beku:
1. Kamar dingin/kamar beku harus dioperasikan secara terus
menerus selama 24 jam.
2. Listrik dan suhu bagian dalam harus selalu terjaga.
3. Kamar dingin/ kamar beku hanya untuk menyimpan vaksin.
Setiap kamar dingin/kamar beku mempunyai atau dilengkapi dengan:
1. Dua buah cooling unit sebagai pendingin dan diatur agar cooling
unit ini bekerja bergantian.
2. Satu unit generator automatis atau manual yang selalu diap untuk
beroperasi bila listrik padam.
3. Alarm control yang akan berbunyi pada suhu di bawah +2oC atau
pada suhu diatas +8oC atau pada saat power listrik padam.
6. Freeze watch atau freeze tag yang harus diletakan pada bagian dalam
kamar dingin untuk mengetahui bila terjadi penurunan suhu dibawah 0oC.
1. Periksa suhu pada termograf dan thermometer setiap hari pagi dan sore.
Bila terjadi penyimpangan suhu segera laporkan pada atasan;
2. Jangan masuk kedalam kamar dingin atau kamar beku bila tidak perlu;
6. Membuka pintu kamar dingin atau kamar beku jangan terlalu lama;
8. Jangan membuat cool pack bersama vaksin di kamar beku, pembuatan cool
pack harus menggunakan freezer sendiri.
Lemari es dalah tempat menyimpan vaksin BCG, Td, TT, DT, hepatitits B,
Campak dan DPT-HB-Hib, pada suhu yang ditentukan +2oC s/d +8oC dapat juga
difungsikan untuk membuat cool pack. Freezer adalah tempat untuk menyimpan vaksin
polio pada suhu yang ditentukan antara -15oC s/d -25oC atau membuat cool pack.
Sistem pendinginan bisa dengan system kompresi atau system absorpsi.
Perbedaan antara system kompresi dan absorbs berdasarkan penggunaan di lapangan
dapat digambarkan seperti dibawah ini :
Bila terjadi kebocoran pada system Bila terjadi kebocoran pada system
mudah diperbaiki tidka dapat diperbaiki
Bentuk pintu lemari es/ freezer ada 2 yaitu buka ke depan dan buka ke atas.
Pada saat pintu dibuka ke depan maka Pada saat pintu dibuka ke atas maka
suhu dingin akan turun dari atas ke suhu dingin dari atas akan turun ke
bawah lalu keluar bawah dan tertampung
Bila listrik padam relative tidak dapat Bila listrik padam suhu relative akan
bertahan lama bertahan lebih lama
Jumlah vaksin yang dapat ditampung Jumlah vaksin yang dapat ditampung
sedikit lebih banyak
Susunan vaksin menjadi mudah dan Penyusunan vaksin agak sulit karena
vaksin terlihat jelas dari samping vaksin bertumpuk dan tidak jelas
depan dilihat dari atas
1. Bentuk buka dari depan (front opening): Lemari es/freezer dengan bentuk pintu buka
dari
depan banyak digunakan dalam rumah tangga atau pertokoan, seperti: untuk meyimpan
makanan, minuman, buah-buahan yang sifat penyimpanannya sangat terbatas. Bentuk
ini tidak dianjurkan untuk penyimpanan vaksin.
2. Bentuk buka keatas (top opening): Bentuk top opening pada umumnya adalah freezer
yang biasanya digunakan untuk menyimpan bahan makanan, ice cream, daging atau
lemari es untuk penyimpanan vaksin. Salah satu bentuk lemari es top opening adalah
ILR (Ice Lined Refrigerator) yaitu: freezer yang dimodifikasi menjadi lemari es dengan
suhu bagian dalam
+20C s.d. +80C , hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan volume
penyimpanan vaksin pada lemari es. Modifikasi dilakukan dengan meletakkan kotak
dingin cair (cool pack) pada sekeliling bagian dalam freezer sebagai penahan dingin dan
diberi pembatas berupa aluminium atau multiplex atau acrylic plastic.
1. Cold box adalah suatu alat untuk menyimpan sementara dan membawa vaksin.Pada
umumnya memiliki volume kotor 40 liter dan 70 liter. Kotak dingin (cold box) ada 2
macam yaitu terbuat dari plastik atau kardus dengan insulasi poliuretan.
atau tempat pelayanan imunisasi lainnya yang dapat mempertahankan suhu +2 oC s/d +8
o
C.
2. Kotak dingin cair (cool pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat yang diisi
dengan air kemudian didinginkan dalam lemari es dengan suhu +2oC s/d +8oC selama
minimal 24 jam.
Penyimpanan pelarut vaksin pada suhu 2oCs/d 8oC atau pada suhu ruang
terhindar dari sinar matahari langsung. Sehari sebelum digunakan, pelarut disimpan
pada suhu 2oC s/d 8oC.
Vaksin yang telah mendapatkan paparan panas lebih banyak (yang dinyatakan dengan
perubahan kondisi VVM A ke kondisi B) harus digunakan terlebih dahulu meskipun
masa kadaluwarsanya masih lebih panjang. Vaksin dengan kondisi VVM C dan D tidak
boleh digunakan.
b) Masa kadaluarsa vaksin Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka digunakan vaksin
yang lebih pendek masa kadaluwarsanya (Early Expire First Out/EEFO)
c) Waktu penerimaan vaksin (First In First Out/FIFO) Vaksin yang terlebih dahulu
diterima sebaiknya dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa
vaksin yang diterima lebih awal mempunyai jangka waktu pemakaian yang lebih
pendek.
d) Pemakaian Vaksin Sisa Vaksin sisa pada pelayanan statis (Puskesmas, Rumah Sakit atau
praktek swasta) bisa digunakan pada pelayanan hari berikutnya. Beberapa persyaratan yang
3) Belum kadaluwarsa
e) Monitoring vaksin dan logistik Setiap akhir bulan atasan langsung pengelola vaksin
melakukan monitoring administrasi dan fisik vaksin serta logistik lainnya. Hasil
monitoring dicatat pada kartu stok dan dilaporkan secara berjenjang bersamaan dengan
laporan cakupan imunisasi.
1. Kualitas Vaksin
Seluruh vaksin yang akan digunakan dalam pelayanan imunisasi harus sudah memenuhi
standard WHO serta memiliki Certificate of Release( CoR ) yang dikeluarkan oleh
Badan
Indikator :
c. Tindakan antiseptik
d. Kontra indikasi
27. Untuk vaksin oral apabila dalam 10 menit setelah pemberian anak muntah
sebaiknya diulang tetapi bila muntah lagi diberikan keesokan harinya.
DAFTAR PUSTAKA