Anda di halaman 1dari 67

BAB II

ANALISA SITUASI

2.1 Analisa Data Umum


UPT Puskesmas Way Urang merupakan Puskesmas yang terletak di Kelurahan
Way Urang Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.
Wilayah kerja UPT PKM Way Urang dengan luas wilayah : + 10.141 Km2,
dengan batas wilayah kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :
Utara : Kecamatan Sidomulyo
Barat : Teluk Lampung
Selatan : Selat Sunda
Timur : Kecamatan Penengahan dan Palas

Adapun pembagian wilayah kerja dalam rangka pelayanan kesehatan di


Kecamatan Kalianda terbagi menjadi 2 Puskesmas Induk yaitu Puskesmas Kalianda
dan Puskesmas Way Urang. UPT Puskesmas Way Urang dibangun pada tahun
1991, dan mulai beroperasi pada tahun 1992, dengan luas wilayah 10.141 km2
yang terdiri 2 kelurahan dan 12 desa, adapun kelurahan/desa tersebut adalah sbb

Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Per Desa Wilayah UPT PKM Way Urang
Tahun 2017
NO DESA JML PENDUDUK
1 WAY URANG 10.739
2 TAJIMALELA 3951
3 MERAK BELANTUNG 3566
4 WAI LUBUK 1718
5 KEDATON 3565
6 CANGGU 5082
7 TAMAN AGUNG 4224
8 SUKATANI 2381
9 AGOM 2053
10 BULOK 2375
11 GUNUNG TERANG 3347
12 MUNJUK SAMPURNA 1811
13 MARGA CATUR 2894
14 HARA 3731
PKM 51.534
Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

3
Dari 2 kelurahan dan 12 desa yang ada diwilayah kerja Puskesmas Way Urang ,
Pustu Bulok merupakan pustu yang paling jauh dari Puskesmas induk Way
Urang. Desa Bulok dan Desa Merak Belantung yang sebagian wilayahnya berada
di pinggiran pantai yang merupakan potensial terjadinya penularan penyakit
malaria.

2.1.1 Keadaan Sumber Daya Tenaga Kesehatan


Sumber daya tenaga merupakan bagian yang penting dalam menjalankan kegiatan
atau program pada semua unit pelayanan baik langsung maupun tidak langsung.
Peningkatan derajat kesehatan yang ditanda dengan menurunnya jumlah kematian
ibu dan jumlah kematian bayi, menurunnya angka kesakitan pada masyarakat dan
tidak ditemukannya masalah gizi buruk di masyarakat, tentunya sangat dipengaruhi
oleh sumber ketenagaan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Adapun sumber
daya yang ada di UPT Puskesmas Way Urang dibandingkan dengan standard
kebutuhan tenaga berdasarkan rasio penduduk /100.000 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2
Keadaan Sumber Daya Tenaga Kesehatan UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
No. Jenis Tenaga JML Keterangan Standar
1 Dokter Umum 2 1 PNS, 1 TKS 10
2 Dokter Gigi 1 PNS
3 Sarjana Kesehatan 4 PNS 5
Masyarakat
4 Perawat 11 Skep :3 ,Akper : 6, 21
SPK : 2, Asisten
paramedis :1
5 Farmasi 2 D3:1 SAA :1 5
6 Nutrision 1 PNS 13
7 Epidemiologi 0 3
9 Sanitarian 1 PNS 13
10 Perawat Gigi 1 PNS 5
12 Bidan 41 D4 10, D3 31 10
13 D4 Analis 1 PNS 5
14 Pekarya Kesehatan 3 PNS -
15 SMA 2 1 PNS,1 HONDA -
16 SD 1 TKS -
Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

4
Dilihat dari distribusi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Way Urang pada
tahun 2017 secara kuantitatif dan kualitatif belum mencukupi , masih banyak tenaga
yang kurang seperti Dokter umum, perawat, tenaga farmasi, sanitarian, perawat
gigi,analis kesehatan dan belum adanya tenaga epidemiologi, sehingga diharapkan
tenaga yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan epidemiologi dapat untuk
alih fungsi menjadi tenaga epidemiologi di Puskesmas. Untuk mengatasi kurangnya
kebutuhan tenaga tersebut diatas, UPT PKM Way Urang telah beberapa kali
mengajukan permintaan penambahan tenaga-tenaga tersebut.

2.1.2 Analisis Pemenuhan Kebutuhan Obat


Penyediaan obat-obatan dan vaksin yang ada di Puskesmas Way Urang berasal dari
Dinas Kesehatan Kabupaten. Jenis obat terdiri dari obat PKD dan obat JKN.
Obat dan vaksin di amprah setiap 3 bulan sekali yang kemudian di distribusikan ke 9
Puskesmas pembantu dan semua Bidan Desa yang didasarkan atas permintaan obat
(LPLPO) yang mengacu pada cakupan pelayanan pengobatan yang dilaporkan oleh
Pustu dan Bides yang meliputi pelayanan dalam gedung dan luar gedung (Posyandu
Balita dan Bumil, Posyandu Lansia, Posbindu, pusling,P3K dan UKS). Persediaan
obat dan vaksin secara kuantitatif sudah mencukupi.
Dari total penduduk 51.534 jiwa dapat dihitung berapa perkiraan jumlah angka
kesakitan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Way Urang dengan rumus 25,25% x
jumlah penduduk, sehingga didapat 25,25% x 51.534 jiwa = 13.070 jiwa. Jadi
perkiraan angka kesakitan yang ada berjumlah 13.012 jiwa baik penyakit ringan
maupun sedang.
Dari perkiraan jumlah angka kesakitan diatas, kebutuhan obat untuk Puskesmas Way
Urang disesuaikan dengan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) yang disesuaikan dengan kebutuhan operasional obat untuk kebutuhan
perbulan setelah dianalisis telah dirasa cukup untuk pelayanan kesehatan di
Puskesmas induk, Pustu , dan Bidan desa.

Permintaan obat yang diusulkan puskesmas diolah di Dinas Kesehatan Kabupaten


dan GFK bersama dengan instansi terkait di kabupaten dengan mempertimbangkan
laporan pemakaian dari puskesmas dan pertimbangan lain seperti pola penyakit.

5
Berikut daftar 10 besar pemakaian obat terbanyak di UPT Puskesmas Way Urang :

Diagram 2.1
Distribusi Presentase Penggunaan Obat Puskesmas Way Urang
Berhubungan dengan 10 Besar Angka Penyakit
Tahun 2017

Sumber : Laboran SP2TP (LB2) UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

6
2.1.3 Keadaan Peralatan Kesehatan

Tabel 2.3
Keadaan Peralatan Kesehatan UPT Puskesmas Way Urang
tahun 2017
Kondisi / Keadaan Permin
No Nama Alat Jumlah Layak Rusak Rsk taan
Pakai Ringan Brt /Kbthn
1. Kendaraan roda 2 8 6 0 2 2
2. Kendaraan roda 4 2 2 0 0 0
3. Peralatan Puskes 261 217 0 44 0
4. Peralatan Gigi 80 80 0 0 0
5. Partus Set 5 Paket 5 Paket 0 0 0
6. Peralatan Lab 37 27 0 10 Box slide,reagen
7. Microskop Binokuler 1 Buah 1 0 0 0
8. Tensimeter 3 3 0 0 4
9. Stetoskop 3 3 0 0 2
10. Diagnostic Ear 0 0 0 0 0
11. PHN Kit 0 0 0 0 0
12. Komputer 8 unit 8 0 0 0
14. Laptop 4 unit 4 0 0 0
15. LCD 1 unit 1 0 0 0
16 Mesin Fogging 2 unit 0 2 unit 0 0

Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Catatan : Daftar Peralatan Kesehatan diatas hanya yang pokok-pokok saja untuk lebih
terinci dapat di lihat pada Buku Inventaris Puskesmas.
Jika dilihat dari tabel diatas maka beberapa sarana dan prasarana sudah mencukupi
akan tetapi beberapa sarana sudah tidak layak pakai sehingga pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat kurang maksimal, demikian juga masih kurang
kendaraan roda 2 untuk kebutuhan program dan administrasi, dan alat mesin fogging
ada 2 unit dalam keadaan rusak ringan sehingga diharapkan dapat bantuan alat segera
mungkin mengingat kasus penyakit DBD yang terus meningkat setiap tahun

2.1.4 Analisis Pembiayaan Sektor Kesehatan


Pembiayaan bidang kesehatan merupakan sumbangan yang sangat penting untuk
dapat berjalannya kegiatan-kegiatan yang ada di Puskesmas. Oleh karena itu yang
terpenting dalam pembiayaan adalah bagaimana memanfaatkan seoptimal dan
seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

7
Pembiayaan Bidang Kesehatan UPT Puskesmas Way Urang periode 3 (tiga) Tahun
terakhir 2015-2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.4
Pembiayaan Sektor Kesehatan UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015 s/d 2017
SUMBER
BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
ANGGARAN
N KESEHATAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
O Rupiah % Rupiah % Rupiah %

1 DAU 4.960.000 0.25 25.750.000 1,02 49.105.000 1,8447

1.842.489.500 81.06 1.877.755.000 74,67 1.825800.535 68,589


2 -JKN
268.200.000 11.79 236.775.000 9,41 218.262.500 8,1994
-JAMPERSAL

4 DANA BOK 158.757.000 6.9 374.123.000 14,87 568.767.500 21,367

JUMLAH 2.274.406.500 100 2.514.403.000 100 2.661.935.535 100

Sumber : Laporan SP2TP dan Keuangan UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015 s.d 2017

Pembiayaan kesehatan UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017 bersumber dari
dana DAU, JKN ,JAMPERSAL dan dana BOK Sumber dana terbesar adalah JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional )
Proporsi keuangan UPT Puskesmas Way Urang berdasarkan sumber pembiayaan
Tahun 2017 dapat dilihat pada diagram di berikut ini :
Diagram 2.2
Proporsi Keuangan UPT PKM Way Urang Berdasarkan Sumber Pembiayaan
Tahun 2017

Sumber : Laporan KeuanganUPT PKM Way Urang 2017


8
2.1.5 Keadaan fasilitas Kesehatan

Keadaan Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Way Urang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.5
Keadaan Fasilitas Kesehatan di UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
No Sarana Jlh Keterangan
1. Puskesmas Induk 1 Di kelurahan Way Urang
2. Pustu 9 Desa Merak Belantung, Munjuk.S, Sukatani,
Kenjuru, Cinta Jaya, Marga Catur,
Tajimalela , Agom & Bulok
Di PKM Way Urang
3. Lab.sederhana 1 Di puskesmas Induk
4. Gudang obat 1 Desa G.Terang, Taman Agung, Munjuk
5. Poskesdes 4 sampurna, Desa Agom
Tersebar diseluruh wilayah kerja
6 Posyandu 73 Di kel. Way urang
7 Klinik Swasta 2 Di kelurahan Way Urang
8 R. Bersalin Swasta 5

Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

2.1.6 Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan masyarakat dalam hal
pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif dalam
bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta bantuan moralitas sehingga
tercapai tingkat kesehatan yang optimal. Peran serta masyarakat memiliki makna
yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta
masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya
tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk
dirumuskan. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana
individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya ( Dep Kes RI,
1997, hal 5)
Indikator terhadap perilaku masyarakat dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan antara lain dapat diukur atau tergambar dengan seberapa
banyak kepesertaan masyarakat dalam jaminan pemeliharaan kesehatannya yaitu
JKN. Tercatat masyarakat di UPT Puskesmas Way Urang yang telah menjadi
anggota dalam pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2016 berupa
9
PBI sebanyak 24.374 orang, Non PBI sebanyak 3.765 orang. Perilaku masyarakat
dalam mencari pengobatan cenderung berobat ke sarana - sarana kesehatan
pemerintah seperti puskesmas, pustu, praktek swasta dokter, bidan maupun balai-
balai pengobatan dan hanya sebagian kecil yang mengobati sendiri. Salah satu
indikator keberhasilan tersebut dapat dilihat dari Peran serta masyarakat dalam
Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM), yang meliputi Poskesdes,
Polindes,Posbindu,dan Poskestren.Poskesdes di wilayah UPT PKM Way Urang
terdapat di 4 desa yaitu desa Taman Agung, Munjuk Sampurna, Gunung Terang dan
Desa Agom. Sedangkan Polindes tidak ada. Untuk Posbindu, terdapat di Kelurahan
Way Urang, Merak belantung dan Desa Agom, dan rencananya tahun 2018 akan
ditambah di Desa Taman Agung dan Gunung Terang. Untuk meningkatkan peran
Desa dalam menunjang program kesehatan, pemerintah telah menganggarkan Dana
Desa yang sebagian diperuntukkan untuk Dana pembangunan kesehatan di desa.
Data UKBM dapat dilihat pada tabel berikut ini;

Tabel 2.6
Data Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
UPAYA KESEHATAN BERSUMBER MASYARAKAT
NO DESA
POSKESDES POLINDES POSBINDU POSKESTREN
1 WAY URANG 0 0 1 0
2 WAI LUBUK 0 0 0 0
3 KEDATON 0 0 0 0
4 HARA 0 0 0 0
5 CANGGU 0 0 0 0
6 TAJIMALELA 0 0 0 0
7 M.BELANTUNG 0 0 1 0
8 G.TERANG 1 0 0 0
9 MUNJUK.S 1 0 0 0
10 BULOK 0 0 0 0
11 SUKATANI 0 0 0 0
12 MARGA CATUR 0 0 0 0
13 AGOM 1 0 1 0
14 T.AGUNG 1 0 0 0
JUMLAH 4 0 3 0
Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

10
Tabel 2.7
Keadaan UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
No. Jenis UKBM Jumlah

1. Posyandu Balita 73
2. Posyandu Usila 14
3. TOGA 465
4. Batra 133
5. Poskesdes 4
6. KPKIA 14
7. Poskestren 0
Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Gambaran keadaan UKBM wilayah UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017 adalah
sebagai berikut :

- Posyandu Balita
Jumlah Posyandu tahun 2017 sebanyak 73 posyandu. Dari jumlah posyandu yang
ada, semuanya adalah posyandu Purnama dan belum ada Posyandu mandiri .

Tabel 2.8
Posyandu Berdasarkan Strata di wilayah kerja Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
STRATA POSYANDU
NO DESA
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7
1 WAY URANG 0 0 13 0 13
2 WAI LUBUK 0 0 4 0 4
3 KEDATON 0 0 5 0 5
4 HARA 0 0 4 0 4
5 CANGGU 0 0 7 0 7
6 TAJIMALELA 0 0 7 0 7
7 M.BELANTUNG 0 0 3 0 3
8 G.TERANG 0 0 5 0 5
9 MUNJUK.S 0 0 5 0 5
10 BULOK 0 0 5 0 5
11 SUKATANI 0 0 4 0 4
MARGA
12 0 0 4 0 4
CATUR
13 AGOM 0 0 4 0 4
14 T.AGUNG 0 0 3 0 3
JUMLAH 0 0 73 0 73
Sumber : Laporan Program imunisasi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

11
- Posyandu Usila

Jumlah posyandu usila 14 posyandu. Setiap desa di wilayah PKM Way Urang

sudah memiliki Posyandu Usila dan semuanya sudah berjalan aktif. Kegiatan

Posyandu Usila meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan senam lansia

yang rutin dilaksanakan.

- Toga

Jumlah KK yang memiliki Toga 356 KK dari 12234 KK (2,9%)

Tabel 2.9
Jumlah Kepala Keluarga Yang Memiliki TOGA
Tahun 2016
NO DESA KK MEMILIKI TOGA
1 2 3
1 WAY URANG 17
2 WAI LUBUK 25
3 KEDATON 21
4 HARA 17
5 CANGGU 24
6 TAJIMALELA 19
7 M.BELANTUNG 29
8 G.TERANG 37
9 MUNJUK.S 31
10 BULOK 28
11 SUKATANI 33
12 MARGA CATUR 32
13 AGOM 22
14 T.AGUNG 21
JUMLAH 356
Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2016

- Batra

Batra atau Pengobat Tradisional adalah orang yang memberikan pengobatan


dengan menggunakan metode dan ramuan tradisional. Pengobatan dengan
menggunakan obat-obatan tradisional juga merupakan salah satu alternative dalam
bidang pengobatan. Ada berbagai jenis cara pengobatan tradisional yaitu dengan
menggunakan keterampilan dan dengan menggunakan ramuan.
12
Jumlah Batra di wilayah UPT PKM Way Urang seluruhnya 133 orang, yang
meliputi :

Tabel 2.10
Batra Berdasarkan Jenis Metode Dan Yang Terdaftar Atau Tidak Terdaftar
Di wilayah kerja Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

KETERAMPILAN RAMUAN TOTAL


PATAH DUKUN KECANTIKAN RAMUAN/ JAMU
NO DESA PIJAT REIKI AGAMA
TULANG BAYI KULIT JAMU GENDONG
D TD D TD D TD D TD D TD D TD D TD D TD D TD
1 WAY URANG 6 3 0 0 2 0 0 13 1 0 1 0 1 0 0 10 11 26
2 WAI LUBUK 0 1 0 0 0 5 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
3 KEDATON 0 5 0 0 1 0 1 2 0 0 1 0 1 1 0 0 4 8
4 HARA 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 CANGGU 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 2
6 TAJIMALELA 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
7 M.BELANTUNG 0 2 0 1 1 3 2 1 0 0 1 2 0 0 0 0 4 9
8 G.TERANG 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 5 1
9 MUNJUK.S 1 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2
10 BULOK 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
11 SUKATANI 2 2 0 0 2 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 1 4 8
12 M.CATUR 3 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 4 1 0 0 12 2
13 AGOM 1 3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 3 5
14 T.AGUNG 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
JUMLAH 13 20 2 1 20 17 4 24 1 0 6 4 7 2 0 12 53 80

Ket : D = Terdaftar
TD = Tidak Terdaftar
Dari jumlah Batra diatas, yang tidak terdaftar terdapat 80 batra, ini adalah
pekerjaan rumah bagi PKM Way urang untuk melakukan pendataan dan
merekomendasikan bagi pengobat tradisional untuk melakukan pendaftaran sesuai
dengan prosedur yang berlaku.

2.1.7 Demografi/Kependudukan

Kependudukan di Kecamatan Kalianda khususnya diwilayah kerja puskesmas Way


Urang secara umum dapat dijelaskan sbb :
 Jumlah Penduduk..................................... : 51.534 Jiwa
 Jumlah Rumah...........................................: 16.456 RT
 Jumlah Bayi ………………………....... : 1103 Jiwa

13
 Jumlah Balita ........................................... : 6.060 Jiwa
 Jumlah Ibu Hamil ……………..................... : 1200 Jiwa
 Jumlah Angka Pertumbuhan Penduduk….... : 2,3 %
 Distribusi Penduduk berdasarkan suku bangsa
o Suku Lampung ….............................. : 59 %
o Suku Jawa dll…………....................... : 40,3 %
o WNI Keturunan...........:..................... : 0.7 %
Sedangkan distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur
dapat dilihat pada grafik dibawah :
Diagram 2.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

6,80% 8,80%
12,70%
22,90%

48,80%

0-4 5 - 1 4 15-44 45-64 65+

Sumber : Kecamatan Dalam Angka Kec. Kalianda 2017

Angka ketergantungan hidup dilihat dari perbandingan umur produktif dan non
produktif sebesar 1 : 1,5. Tingkat mobilitas penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Way Urang khususnya di wilayah perkotaan (Kelurahan Way Urang) tergolong
sedang, disebabkan antara lain faktor pekerja (PNS) yang berasal dari daerah lain
(Bandar Lampung) dan lintas transportasi dari pulau Sumatera ke pulau Jawa dan
sebaliknya.
Mata Pencaharian penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Way Urang dapat
dilihat pada grafik berikut ini :

14
Diagram 2.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian
Di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

2,8 2,49 1,711,98

91,01

PETANI NELAYAN BURUH DAGANG PEG.NEGERI

Sumber : Kecamatan Dalam Angka Kec. Kalianda 2017

Dari grafik distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian di wilayah kerja UPT
Puskesmas Way Urang diatas dapat dijelaskan bahwa mata pencaharian penduduk
terbanyak adalah Petani yaitu sebesar 91,01 %.
Kehidupan kerukunan beragama masyarakat pada wilayah kerja Puskesmas Way
Urang pada umumnya baik yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari dengan
tidak adanya konflik agama .
Adapun distribusi penduduk berdasarkan Agama dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.11
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
NO A GAMA PERSENTASE
1 ISLAM 98,15
2 KATOLIK 0,25
3 KRISTEN 0,5
4 HINDU 0,15
5 BUDHA 0,95
Sumber : Propil Kecamatan kalianda 2017

Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam hal
ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang pernah
sekolah ,dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya . Tahun 2017, di

15
wilayah UPT PKM Way Urang penduduk usia 10 tahun keatas yang melek huruf
sebesar 74,10 %. Lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2.12
Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Melek Huruf
Dan Ijazah Tertinggi Yang diperoleh Menurut Jenis Kelamin
Puskesmas Way Urang Kec Kalianda
Tahun 2017
JUMLAH PERSENTASE
LAKI- LAKI-
N
VARIABEL LAKI- LAKI+ LAKI- LAKI+
O PEREMP PEREMPU
LAKI PEREMPU LAKI PEREMPU
UAN AN
AN AN
1 2 3 4 5 6 7 8
Penduduk Berumur
1 22.121 21.110 43.231
10 Tahun Ke Atas
Penduduk Berumur
2 10 Tahun Ke Atas 16.214 15.822 32.036 73,30 74,95 74,10
Yang Melek Huruf
Persentase
Pendidikan
3
Tertinggi Yang
Ditamatkan:
A. Tidak Memiliki
1.241 935
Ijazah Sd 2.176 5,61 4,43 5,03
B. Sd/Mi 23.917 17.419 41.336 108,12 82,52 95,62
C. Smp/ Mts 16.281 12.921 29.202 73,60 61,21 67,55
D. Sma/ Ma 13.102 974 14.076 59,23 4,61 32,56
E. Sekolah
Menengah 918 762
Kejuruan 1.680 4,15 3,61 3,89
F. Diploma I/
518 482
Diploma Ii 1.000 2,34 2,28 2,31
G.
Akademi/Diploma 517 492
Iii 1.009 2,34 2,33 2,33
H. Universitas/
497 362
Diploma Iv 859 2,25 1,71 1,99
I. S2/S3
183 95
(Master/Doktor) 278 0,83 0,45 0,64
Sumber Kantor Kecamatan Statistik 2017

16
2.1.8 Analisis Kesehatan Lingkungan

A. Penyehatan Lingkungan Pemukiman


Kegiatan pokok dari program kesehatan lingkungan pemukiman mencakup kesehatan
Sarana Air bersih, Jamban Keluarga,SPAL dan Tempat Pembuangan Sampah. Hasil
pelaksanaan kegiatan program kesehatan lingkungan, dapat dilihat pada pembahasan
berikut ini :

a. Sarana Air Bersih


Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga dapat dibedakan menjadi air
kemasan , air ledeng, air sumur pompa tangan ,air sumur gali,penampungan air hujan
dan lainnya.
Di wilayah PKM Way Urang terdapat 14.390 Sarana Air Bersih, yang diinspeksi
sebanyak 14 atau 96,5 % , sedangkan jumlah SAB yang sehat sebanyak 9876 atau
71,6% dari Jumlah SAB.

Tabel 2.12
Persentase Rumah Tangga Dengan Sarana Air Bersih Per Desa
Di Wilayah UPT PKM Way Urang
Tahun 2016
JML JML SAB SAB
NO DESA RUMAH SAB % DIINSPEKSI % SEHAT %
1 WAY URANG 6120 6120 95,01 6120 100 6036 98,627
2 WAILUBUK 940 864 91,915 864 100 648 75
3 KEDATON 983 983 100 983 100 780 79,349
4 HARA 435 328 75,402 328 100 252 76,829
5 CANGGU 632 537 84,968 537 100 348 64,804
6 TAJIMALELA 1245 668 53,655 668 100 600 89,82
7 M.BELANTUNG 1100 769 69,909 769 100 696 90,507
8 G.TERANG 585 486 83,077 486 100 508 104,53
MUNJUK
9 SAMPURNA
577 488 84,575 488 100 324 66,393
10 BULOK 624 397 63,622 397 100 276 69,521
11 SUKATANI 1015 1015 100 1015 100 396 39,015
12 MARGA CATUR 448 191 42,634 191 100 144 75,393
13 AGOM 794 794 100 794 100 684 86,146
14 T.AGUNG 960 750 78,125 750 100 600 80
PKM 16458 14390 86,2 14390 100 12292 85,42
Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2016

17
Diagram 2.5
Persentase Rumah Tangga Dengan Sarana Air Bersih
Di Wilayah UPT PKM Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

b. Jamban Keluarga (JAGA)

Jamban adalah tempat pembuangan kotoran manusia yang jika tidak dikelola

dengan baik akan menimbulkan penyakit. Jamban sehat adalah tempat buang air

besar yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan,antara lain

menggunakan tangki septik. Data tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah JAGA

tahun 2017 sebanyak 13.952 dan sebanyak 13.952 (100%) JAGA yang diinspeksi.

Dari jumlah JAGA yang ada, didapat bahwa sejumlah 11.436 ( 82,2%) JAGA yang

Sehat.

18
Tabel 2.13
Persentase Rumah Tangga Dengan Jamban Keluarga Per Desa
Di Wilayah UPT PKM Way Urang
Tahun 2017
JML JML JAGA JAGA
NO DESA RUMAH JAGA % DIINSPEKSI % SEHAT %
1 WAY URANG 6120 5921 96,748 5921 100 5232 88,363
2 WAILUBUK 940 732 77,872 732 100 648 88,525
3 KEDATON 983 887 90,234 887 100 720 81,172
4 HARA 435 338 77,701 338 100 300 88,757
5 CANGGU 632 496 78,481 496 100 348 70,161
6 TAJIMALELA 1245 834 66,988 834 100 660 79,137
7 M.BELANTUNG 1100 891 81 891 100 636 71,38
8 G.TERANG 585 423 72,308 423 100 312 73,759
9 Mj. SAMPURNA 577 396 68,631 396 100 288 72,727
10 BULOK 624 349 55,929 349 100 252 72,206
11 SUKATANI 1015 835 82,266 835 100 648 77,605
12 MARGA CATUR 448 395 88,17 395 100 288 72,911
13 AGOM 794 754 94,962 754 100 612 81,167
14 T.AGUNG 960 701 73,021 701 100 492 70,185
PKM 16458 13952 84,77 13952 100 11436 81,97
Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

Diagram 2.6
Persentase Rumah Tangga Dengan Jamban Keluarga
Di UPT PKM Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

19
c. Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL)

Pengolahan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (Ketentuan Program). Jumlah

keluarga yang memiliki SPAL sebanyak 13.136, sedangkan yang diinspeksi

sebanyak 12.178 (92,7%). Dan SPAL yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak

8.736 (71,7%)

Tabel 2.14
Persentase Rumah Tangga Dengan SPAL Per Desa
Di PKM Way Urang
Tahun 2017
JML JML SPAL SPAL
NO DESA RUMAH SPAL % DIINSPEKSI % SEHAT %
1 WAY URANG 6120 3129 51,127 3129 100 2676 85,523
2 WAILUBUK 940 936 99,574 936 100 768 82,051
3 KEDATON 983 983 100 983 100 672 68,362
4 HARA 435 503 115,63 503 100 336 66,799
5 CANGGU 632 632 100 632 100 456 72,152
6 TAJIMALELA 1245 1245 100 1245 100 888 71,325
7 M.BELANTUNG 1100 1100 100 1100 100 432 39,273
8 G.TERANG 585 960 164,1 960 100 576 60
MUNJUK
9 SAMPURNA
577 275 47,66 275 100 108 39,273
10 BULOK 624 794 127,24 794 100 684 86,146
11 SUKATANI 1015 1015 100 1015 100 660 65,025
12 MARGA CATUR 448 446 99,554 446 100 360 80,717
13 AGOM 794 794 100 794 100 684 86,146
14 T.AGUNG 960 960 100 960 100 576 60
PKM 16458 13772 83,68 13772 100 9876 71,71
Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

20
Diagram 2.7
Persentase Rumah Tangga Dengan SPAL Di Wilayah UPT PKM Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

d. Tempat Pembuangan Sampah (TPS)


Tempat sampah adalah tempat pembuangan sampah yang konstruksinya memenuhi
syarat –syarat kesehatan (ketentuan Program).
TPS yang ada di wilayah PKM Way Urang sebanyak 13.394 TPS, dan yang
diinspeksi sebanyak 13.394 (100%) dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak
8160 (60,9%)
Tabel 2.15
Persentase Rumah Tangga Dengan TPS Per Desa Di Wilayah UPT PKM Way Urang
Tahun 2017
JML JML TPS TPS
NO DESA RUMAH TPS % DIINSPEKSI % SEHAT %
1 WAY URANG 6120 3129 51,127 3129 100 2652 84,756
2 WAILUBUK 940 936 99,574 936 100 768 82,051
3 KEDATON 983 983 100 983 100 588 59,817
4 HARA 435 503 115,63 503 100 252 50,099
5 CANGGU 632 632 100 632 100 312 49,367
6 TAJIMALELA 1245 1245 100 1245 100 600 48,193
7 M.BELANTUNG 1100 1100 100 1100 100 480 43,636
8 G.TERANG 585 450 76,923 450 100 180 40
9 M.SAMPURNA 577 577 100 577 100 144 24,957
10 BULOK 624 624 100 624 100 240 38,462
11 SUKATANI 1015 1015 100 1015 100 396 39,015
12 MARGA CATUR 448 446 99,554 446 100 348 78,027
13 AGOM 794 794 100 794 100 684 86,146
14 T.AGUNG 960 960 100 960 100 516 53,75
PKM 16458 13394 81,38 13394 100 8160 60,92
Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

21
Diagram 2.8
Persentase Rumah Tangga Dengan TPS
Di Wilayah UPT PKM Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

e. Rumah tangga berPerilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

Rumah tangga ber –PHBS berarti mampu menjaga ,meningkatkan dan melindungi

kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan , ancaman penyakit dan

lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat

adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di

bidang kesehatan ,baik pada masyarakat maupun pada keluarga. Jumlah seluruh

rumah tangga 16458 dan yang dipantau sebanyak 8232 (50%) dan rumah tangga

yang ber-PHBS sebanyak 5488 (33,3 %).

Persentase rumah ber PHBS di PKM Way Urang pada data berikut ini :

22
Tabel 2.16
Persentase Rumah Tangga ber PHBS Di Wilayah UPT PKM Way Urang
Tahun 2017
RUMAH TANGGA
JUMLAH %
NO DESA JUMLAH %
JUMLAH BER- BER-
DIPANTAU DIPANTAU
PHBS PHBS
1 WAY URANG 6120 3060 50% 2.318 79,931
2 WAI LUBUK 940 470 50% 492 73,323
3 KEDATON 983 491 50% 547 67,117
4 HARA 435 218 50% 316 67,234
5 CANGGU 632 316 50% 279 61,726
6 TAJIMALELA 1245 623 50% 537 65,408
7 M.BELANTUNG 1100 550 50% 428 68,371
8 G.TERANG 585 293 50% 275 70,876
9 MUNJUK.S 577 288 50% 183 67,033
10 BULOK 624 312 50% 217 62,178
11 SUKATANI 1015 508 50% 328 58,053
12 MARGA CATUR 448 224 50% 301 65,152
13 AGOM 794 397 50% 479 67,087
14 T.AGUNG 960 480 50% 443 66,918
JUMLAH 16458 8232 50% 50% 70,25
Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

B. Tempat-Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan Sehat

Tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan merupakan sarana yang dikunjungi


oleh banyak orang ,dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit.
Tempat-tempat umum meliputi :hotel, restoran, bioskop, pasar ,terminal, dll.
Sedangkan TTU Sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi yang baik, luas lantai/luas ruang yang sesuai dengan banyaknya
pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
Data yang di dapat dari laporan Kesling tahun 2017 , jumlah seluruh TTU di wilayah
PKM Way Urang sebanyak 534 TTU, dan TTU yang diperiksa sebanyak 372 ( 69%),
dengan prosentase TTU yang sehat mencapai 58% atau sebanyak 219 TTU.

23
Diagram 2.9
Persentase TTU di UPT PKM Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

Sedangkan jumlah TPM sebanyak 165, dengan TPM yang diperiksa sebanyak 59
(90%) dan didapat TPM yang memenuhi syarat sebanyak 59 TPM (35 %)
Diagram 2.10
Persentase TPM di UPT PKM Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesling Tahun 2017

24
2.2 Analisa Data Khusus
2.2.1 Angka Kematian
A. Kasus Kematian Ibu
Kematian ibu (Maternal) merupakan indikator dari derajat kematian/mortalitas
disuatu wilayah. Di wilayah kerja UPT Puskesmas Way Urang Angka Kematian
Ibu selama 3 tahun mengalami perubahan, diawali pada tahun 2015 terjadi 2
kematian ibu maternal yaitu di Desa Munjuk Sampurna karena perdarahan dengan
partus ditolong dukun dan di Kelurahan Way Urang dengan kematian karena
infeksi penyakit penyerta sedangkan tahun 2016 dan 2017 tidak terjadi kematian
maternal.
Data kematian ibu maternal pada tahun 2015 - 2017 dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
Diagram 2.11
Kasus Kematian Ibu Maternal di Wilayah kerja UPT PKM Way Urang
Tahun 2015 – 2017

Sumber : Laporan Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015—2017

B. Kasus Kematian bayi


Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang
lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan
kabupaten, provinsi maupun nasional. Selain itu, program-program kesehatan di
Indonesia banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan AKB. Angka

25
Kematian Bayi merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara
kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.

Kasus Kematian Bayi di Wilayah UPT Puskesmas way Urang selama tiga tahun
terakhir adalah sebagai berikut : pada tahun 2015 tidak terjadi kasus kematian bayi,
tahun 2016 terjadi 5 kasus kematian bayi yaitu di Kelurahan Way Urang 1 bayi
dengan ikterus , Kelurahan Wai Lubuk 2 orang dengan BBLR dan Sepsis, dan Desa
Kedaton 2 kasus dengan BBLR dan kelainan kongenital, tahun 2017 terjadi 2
kematian bayi yaitu di Kelurahan Way Urang 1 kasus dengan penyebab kematian
kelainan kongenital dan 1 kasus di Desa Merak Belantung dengan penyebab
kematian kelainan kongenital.
Diagram 2.12
Kasus kematian bayi di Wilayah kerja UPT PKM Way Urang
Tahun 2015– 2017

Sumber : Laporan Program KIA UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Dalam upaya menghindari terjadinya kasus lahir mati, asfixia dan kelainan maupun
gangguan kesehatan pada bayi maka upaya peningkatan pelayanan ANC dari bidan
maupun persalinan didampingi tenaga kesehatan perlu lebih mendapatkan perhatian.
Juga peran serta kader kesehatan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil khususnya
bagi ibu hamil kategori keluarga miskin untuk memeriksakan kehamilannya ke
petugas kesehatan maupun bidan, penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih
memperhatikan ibu hamil baik perlakuan, motivasi dan intake gizi yang ideal. Untuk

26
mencapai semua tujuan tersebut, telah dilaksanakan kegiatan kelas ibu pada setiap
desa yang dilakukan setiap sebulan sekali dengan bidan desa.

2.2.2 Kunjungan Rawat Jalan

Cakupan rawat jalan selama 3 tahun terakhir adalah tahun 2015 sebanyak 32.664 atau
63 % dari jumlah penduduk setiap tahunnya, tahun 2016 sebanyak 35.741 atau 69%,
dan tahun 2017 sebanyak 35.983 atau 69,8%.
Diagram 2.13
Persentase Cakupan Rawat Jalan UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015-2017

Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015– 2017

2.2.3 Pola Penyakit

Pola penyakit penting diketahui untuk menganalisa besaran masalah kesehatan yang
dihadapi. Selain itu pola penyakit juga dapat dijadikan sebagai landasan dalam
penyusunan perencanaan, misalnya penyusunan rencana kebutuhan obat, rencana
upaya promotiv dan preventif dan sebagainya. Dengan melihat pola penyakit maka
rencana yang disusun tentu akan lebih berdaya guna dan tepat guna.

Pola penyakit dapat diketahui dengan melihat 10 penyakit terbanyak di fasilitas


pelayanan kesehatan. Berdasarkan Data Kesehatan UPT PKM Way Urang Tahun
2015 maka Pola penyakit di Wilayah UPT PKM Way Urang sebagai berikut :

27
Diagram 2.14
10 (Sepuluh) Besar Penyakit
Di Wilayah Puskesmas Way Urang Tahun
Tahun 2017

Sumber : Laporan LB 4 Puskesmas Way Urang 2017

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa penyakit Influensa (34,98%) masih


merupakan penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien yang berkunjung ke
puskesmas dan sarana kesehatan yang ada. Walaupun demikian penyakit tidak
menular juga banyak dalam 10 besar penyakit seperti gastritis 2.147 (15,16%) ,
hipertensi sebanyak 1.905 (13,40 %), Rhematoid Artritis 1.155(8,13%), Tension
Headache 451 (3,17%) dan Penyakit Diabetes Mellitus 393 (2,8%) , dan Penyakit
Gout 390 (2,7%).
2.2.4 Kejadian Luar Biasa
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia
untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit.
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91,
tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut
aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
 Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal
28
 Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
 Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
 Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.

Tahun 2017 tidak ada Kejadian Luar Biasa yang terjadi di PKM Way Urang.

2.2.5 Program Pelayanan Kesehatan


A. Pelayanan Kesehatan Keluarga (Kesga)
a. Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Indikator keberhasilan pelayanan ANC dapat dipantau melalui pelayanan Akses
kunjungan ibu hamil baru (K1) dan pelayanan ulang bumil sesuai standar minimal 4
kali (K4). Hasil cakupan K1 merupakan hasil yang menjadi indikator akses ibu hamil
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Sedangkan hasil cakupan K4 memberikan gambaran ibu hamil
yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar ,dengan frekwensi 1 kali
pada trimester pertama, 1 kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3. Angka ini
dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Manfaat dari kunjungan ibu hamil adalah :
1. Untuk mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil
2. Untuk mengukur atau menilai pengetahuan ,sikap dan perilaku ibu hamil
3. Untuk mengukur pelayanan KIA
Cakupan K1 Dan K4 di Puskesmas Way Urang, seperti terlihat pada tabel dan
diagram berikut ini :

29
Tabel 2.17
Cakupan K1 dan K4 Di Puskesmas Way Urang
Tahun 2015 – 2017
K1 K4
TAHUN
ABS % ABS %

2015 1.212 99,3 1159 94,9

2016 1.191 98,9 1.147 95,3

2017 1.164 97 1.129 94,08

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Diagram 2.15
Persentase Cakupan K1 dan K4 UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015 – 2017

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015 – 2017

Dari gambar diatas, tampak bahwa cakupan pelayanan kunjungan baru ibu hamil

(K1) Tahun 2017 sebesar 97%, Sedangkan untuk cakupan K4 tahun 2017 sebesar

94,08 % .Pencapaian cakupan K1 dan K4 masing-masing desa dapat dilihat

pada grafik berikut :

30
Diagram 2.16
Persentase Cakupan K1 Dan K4 per Desa Di UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

b. Pertolongan Persalinan

Hasil cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2015 sebanyak
1.127 atau 96.7% ,tahun 2016 sebanyak 1101 (94,7%) dan tahun 2017sebanyak 1096
( 94,6%)
Sedangkan persalinan yang dilakukan dukun tahun 2015 sebanyak 8 persalinan
(0,69%), tahun 2016 turun lagi menjadi 3 persalinan (0,26%) dan tahun 2017 tidak
ada lagi persalinan dengan dukun, hal ini disebabkan sudah mulai tingginya
kesadaran masyarakat untuk melahirkan dengan tenaga kesehatan.
Gambaran cakupan pertolongan persalinan di Puskesmas Way Urang tahun 2015-
2017 dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini :
Tabel 2.18
Persentase Cakupan persalinan Di UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015 - 2017
LINAKES LINDUKUN
TAHUN
ABS %
% ABS
2015 1.127 0,69
96,7 8
2016 1.101 0,26
94,7 3
2017 1096 0
94,6 0
Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

31
Diagram 2.17
Presentase Cakupan Pertolongan Persalinan
UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015– 2017

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015 – 2017

Dan untuk persalinan oleh dukun terlatih dari tahun ke tahun tampak mengalami

angka yang penurunan. Cakupan persalinan per Desa dilihat dapat pada diagram

dibawah ini :

Diagram 2.18
Persentase Persalinan Oleh Nakes Per Desa UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

32
Diagram 2.19
Persentase Persalinan Oleh Dukun UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

c. Kunjungan Neonatal ( KN 1 dan KN Lengkap)


Kunjungan neonatal merupakan kunjungan bayi yang dilakukan sejak masa setelah
persalinan sampai bayi berusia hingga 28 hari (kurang dari 1 bulan ). Adapun pada
fase ini kunjungan bayi lebih ditekankan karena bayi berusia kurang dari 1 bulan
merupakan masa kritis/ golongan umur yang memiliki resiko paling tinggi
mengalami gangguan kesehatan.
Upaya kesehatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi resiko tersebut antara
lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan dan pemberian pelayanan kesehatan minimal 3 kali
pada masa neonatus dengan rentang waktu yaitu 1 kali pada usia bayi 6 jam – 2
hari, 1 kali pada usia bayi 3 – 7 hari dan 1 kali pada usia bayi 8 – 28 hari.
Pada saat pemberian pelayanan kesehatan neonatus seyogyanya petugas kesehatan
melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan bayi, konseling terhadap perawatan
bayi baik kepada ibu maupun keluarga, dan konseling masalah pemberian ASI
secara ekslusif.
Gambaran cakupan pemeriksaan neonatal di Puskesmas Way Urang tahun 2015 –
2017 dapat dilihat pada gambar di berikut ini:

33
Tabel 2.19
Cakupan KN1 dan KN Lengkap Di Puskesmas Way Urang
Tahun 2015 – 2017
KN 1 KN LENGKAP
TAHUN
ABS % ABS %
2015
1.141 100 1.104 99.5
2016
1.113 100 1.064 95,9
2017
993 90,02 983 89,1

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Diagram 2.20
Persentase Cakupan KN1 dan KN Lengkap UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015– 2017

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Dari gambar diatas, tampak bahwa cakupan kunjungan neonatal baik KN1 maupun
KN Lengkap tahun 2017 menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
d. Deteksi Ibu Hamil resiko tinggi
Ibu Hamil resiko tinggi/komplikasi adalah keadaan penyimpangan/abnormal dari
suatu kehamilan. Kondisi ini akan menyebabkan kesakitan pada ibu maupun janin
yang akan berdampak pada kematian ibu dan bayi. Adapun yang termasuk dalam
kategori ibu hamil dengan resiko tinggi antara lain: ibu hamil dengan Hb kurang dari

34
8 gr%, tekanan darah tinggi (tekanan systole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih
dari 90 mmHg ), Oedema nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah
dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu, letak sungsang, infeksi
berat dan persalinan prematur. Pada tahun 2015 sebanyak 173 (70,9%), tahun 2016
terjaring 120 bumil (49,18%)dan tahun 2017 sebanyak 116 bumil resti (47,9%). Dan
untuk bumil resiko tinggi yang ditangani dan dirujuk dapat dihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.20
Cakupan Bumil Resti yang dijaring, ditangani dan dirujuk
Di Puskesmas Way Urang
Tahun 2015– 2017
DIJARING DITANGANI DIRUJUK
TAHUN
ABS % ABS % ABS %

2015 173 70,9 173 70,9 123 10,1

2016 120 49,18 120 49,8 110 45,1

2017 116 47,9 97 40,08 97 40,1

Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

e. DDTK Bayi, Balita dan Anpras


Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak menurut Depkes (2006) merupakan kegiatan
atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah,maka intervensi akan mudah dilakukan .
Disamping itu tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu atau keluarga.
Apabila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan
hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Di PKM Way Urang, kegiatan DDTK dilaksanakan di Posyandu dan sekolah-sekolah
yang meliputi PAUD dan TK. Adapun hasil cakupan kegiatan tahun 2017 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

35
Tabel 2.21
Cakupan DDTK Bayi,Balita dan Anpras
Di Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
BAYI BALITA ANPRAS
NO DESA ABS % ABS % ABS %
1 WAY URANG 236 100 2025 100 25 43
2 TAJIMALELA 81 95 792 100 196 91
3 M. BELANTUNG 67 88 451 100 142 73
4 WAI LUBUK 37 100 294 100 238 100
5 KEDATON 76 99 946 100 655 100
6 CANGGU 100 92 1090 100 104 37
7 TAMAN AGUNG 107 100 1212 100 341 100
8 SUKATANI 55 100 498 100 132 100
9 AGOM 41 91 463 100 252 100
10 BULOK 49 94 596 100 297 100
11 GUNUNG TERANG 76 100 968 100 392 100
12 M.SAMPURNA 41 100 467 100 374 100
13 MARGA CATUR 65 100 698 100 348 100
14 HARA 80 98 658 100 525 100
JUMLAH 1,111 96,9 11,158 100 4,021 88
Sumber : Laporan Program Kesga UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

B. Pelayanan Gizi
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia dan
sekaligus dalam pengentasan kemiskinan adalah dengan meningkatkan gizi anak
terutama anak balita. Keadaan gizi terutama pada masa balita akan sangat
mempengaruhi tingkat kecerdasan manusia dewasa, karena kecukupan gizi sangat
diperlukan dalam pertumbuhan otak terutama pada masa balita, dan nantinya akan
menghasilkan manusia produktif dan berkualitas. Masalah gizi yang utama adalah
Kurang Energi Protein (KEP), kekurangan vitamin A, Gondok Endemic dan anemia
zat besi.
a. Status Gizi Bayi
Hasil pemantauan Status Gizi bayi selama 3 tahun terakhir tidak ditemukan gizi
buruk. Untuk status gizi kurang pada tahun 2015 ditemukan 20 bayi gizi kurang,dan
tahun 2016 sebanyak 15 bayi dan tahun 2017 . Angka ini mengalami penurunan dan
diharapkan akan semakin membaik pada masa yang akan datang. Untuk kasus gizi
baik tahun 2014 sebanyak 1.087 bayi dengan status gizi yang baik, dan tahun 2015
sebanyak 1.004 bayi dengan status gizi yang baik, dan tahun 2016 sebanyak 2.424.
Sedangkan untuk status gizi lebih tahun tahun 2014 ditemukan 8 bayi dengan status

36
gizi lebih dan tahun 2015 tidak ditemukan bayi dengan gizi lebih dan tahun 2016
ditemukan 1 gizi lebih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 2.22
Status Gizi Bayi UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015-2017
STATUS GIZI
TAHUN
BURUK KURANG BAIK LEBIH
2015 0 41 1.087 8
2016 0 20 1.004 0
2017 0 15 2.424 1

Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2014-2016

Untuk keadaan gizi bayi dengan BGM dan 2 T per desa Tahun 2016 dapat dilihat
pada tabel berikut ini
Tabel 2.23
Distribusi Bayi Dengan BGM dan 2 T PKM Way Urang
Tahun 2017
BGM Anbal Kurus 2T
NO DESA ABS % ABS % ABS %
1 WAY URANG 4 0,16 4 0,16 7 0,28
2 WAI LUBUK 0 0 0 0 11 0,45
3 KEDATON 0 0 0 0 0 0
4 HARA 2 0,08 2 0,08 10 0.4
5 CANGGU 0 0 0 0 10 0,4
6 TAJIMALELA 1 0,04 0 0 76 3,1
7 M.BELANTUNG 4 0,16 0 0 12 0,49
8 G.TERANG 2 0,08 1 0,04 10 0,4
9 MUNJUK.S 0 0 1 0,04 11 0,45
10 BULOK 0 0 0 0 10 0,4
11 SUKATANI 0 0 0 0 9 0,36
12 MARGA CATUR 0 0 0 0 4 0,16
13 AGOM 0 0 0 0 0 0
14 T.AGUNG 2 0,08 0 0 4 0,16
PUSKESMAS 15 0,61 8 0,32 177 7,25
Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2016

b. Status Gizi Balita


Status Gizi balita selama tiga tahun berturut-turut tidak ditemukan gizi buruk.
Untuk status gizi kurang pada tahun 2015 ditemukan 119 balita dengan gizi kurang
dan tahun 2016 ditemukan 70 balita dengan gizi kurang dan tahun 2017 ditemukan

37
51 gizi kurang. Untuk kasus gizi baik tahun 2015 sebanyak 3.762 balita dengan gizi
baik, dan tahun 2016 sebanyak 5.345 balita gizi baik dan tahun 2017 ditemukan 6034
balita dengan gizi baik. Sedangkan untuk status gizi lebih tahun 2015 – 2017 tidak
ditemukan bayi dengan status gizi lebih dan tahun 2017 ditemukan 2 balita gizi lebih.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2.24
Status Gizi Balita UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015-2017
STATUS GIZI
TAHUN
BURUK KURANG BAIK LEBIH

2014 0 119 3.762 0

2015 0 70 5.345 0

2016 0 51 6.034 2

Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Untuk keadaan gizi balita dengan BGM , Anak Balita kurus dan 2T per desa Tahun
2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini;
Tabel 2.25
Distribusi Status Gizi Balita Dengan BGM , Kurus dan 2 T PKM Way Urang
Tahun 2016
BGM Anbal Kurus 2T

NO DESA ABS % ABS % ABS %


1 WAY URANG 1 0.027 1 0,027 21 0,57
2 WAI LUBUK 0 0 0 0 25 0,68
3 KEDATON 0 0 0 0 0 0
4 HARA 1 0,027 1 0,027 13 0,36
5 CANGGU 0 0 0 0 15 0,41
6 TAJIMALELA 1 0,027 1 0,027 77 2,1
7 M.BELANTUNG 4 0,11 0 0 19 0,52
8 G.TERANG 2 0,05 1 0,027 13 0,36
9 MUNJUK.S 0 0 0 0 10 0,27
10 BULOK 0 0 0 0 13 0,36
11 SUKATANI 0 0 0 0 14 0,38
MARGA
12 CATUR 0 0 0 0 12 0,32
13 AGOM 0 0 0 0 1 0,02
14 T.AGUNG 0 0 0 0 1 0,02
PUSKESMAS 22 0,5 4 0,11 234 6,41
Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017
38
c. Status Gizi Ibu Hamil
Kasus KEK pada Ibu Hamil di Puskesmas Way Urang pada tahun tahun 2015
ditemukan 16 bumil KEK dan 1 bufas KEK, dan tahun 2016 ditemukan 19 bumil
KEK dan tahun 2017 ditemukan 19 bumil KEK
Tabel 2.26
Data Status Gizi (KEK) pada Ibu Hamil dan Ibu Nifas
Puskesmas Way Urang
Tahun 2015– 2017

THN BUMIL KEK

2015 16

2016 19

2017 19

Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015– 2017

Untuk upaya perbaikan gizi bumil KEK telah dilakukan pemberian Makanan
Tambahan berupa biscuit sandwich.
Upaya perbaikan gizi di Puskesmas Way Urang diprioritaskan guna menanggulangi
masalah gizi yang timbul di wilayah kerja Way Urang seperti KEP, KVA, GAKI dan
AGB dengan melaksanakan kegiatan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita,
pemberian PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan, Pemberian Vitamin A dan Tablet
Besi terhadap balita dan ibu hamil.

Pemantauan Tumbuh Kembang Balita

Pemantauan Tumbuh Kembang Balita ini merupakan salah satu upaya dalam
menanggulangi Kekurangan Energi Kalori (KEK) pada Balita. Selama tahun
2017, hasil kegiatan pelaksanaan program gizi dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

39
Tabel 2.27
Hasil Kegiatan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
Di UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

2015 2016 2017


NO INDIKATOR KEGIATAN
BAYI BALITA BAYI BALITA BAYI BALITA
1 Jumlah Bayi / balita( S ) 1100 6082 1108 4977 1109 6227
2 Yang mempunyai KMS ( K ) 1024 4.401 1108 4899 1103 6194
3 Ditimbang ( D ) 1024 4.401 901 4004 871 5200
4 BB naik saat ditimbang ( N ) 919 4.229 811 3731 886 4789
5 K/S 93,09% 72,3% 100 98,4 100 99,5
6 D / S (SPM 80%) 93,09% 72,3% 81,3 78 89,2 83,5
7 D/K 100% 100% 81,3 81,7 87 85
8 N /S 83,5% 69,5% 73,2 75,0 76 78
9 N/D 89,7% 96,09% 90,0 93,2 90,0 92,1
10 BGM 4 24 4 20 0 1
11 Vitamin A 5.018 550 4084 524 5152
516
Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Pemberian Makanan Tambahan

Sasaran pemberian MP-ASI pada tahun 2017 yaitu sebanyak 45 bayi mendapat

bubur instan dan anak balita berumur 12 bln – 59 bln sebanyak 150 anak

mendapat biscuit.

Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A

Upaya penanggulangan KVA (kekurangan Vitamin A) di UPT Puskesmas Way

Urang masih bertumpu pada pemberian kapsul Vitamin A, baik anak balita dan

ibu nifas, serta monitoring (pencatatan dan pelaporan). Distribusi kapsul

vitamin A diintegrasikan dengan UPGK dan KIA di Posyandu dan Puskesmas.

Cakupan distribusi kapsul vitamin A pada tahun 2017 balita sebesar 100%,

dan distribusi vitamin A pada bayi 95 % . Cakupan distribusi vitamin A bagi

ibu nifas tahun 2016 mencapai 91,4 %.

40
Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama 3 tahun terakhir dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 2.28
Persentase Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Bayi,Balita dan Bumil
UPT PKM Way Urang
Tahun 2015 – 2017

2015 2016 2017

BAYI 93,14 95 93,4

BALITA 90,64 100 93

BUFAS 93,65 91,4 86,8


Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Cakupan Distribusi Tablet Besi

Upaya penanggulangan Anemia Gizi Besi difokuskan kepada sasaran ibu hamil

dengan suplementasi tablet besi (Tablet Fe). Cakupan ibu hamil yang

mendapatkan tablet besi (Fe1) di tahun 2016 adalah 92,9 % dan untuk Fe3

sebesar 89,1 %.

Gambaran pemberian Tablet Besi pada bumil selama 3 tahun terakhir dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.29
Persentase Pemberian Tablet FE Pada Bumil di UPT PKM Way Urang
Tahun 2015 – 2017
2015 2016 2017

FE 1 97,79 92,9 90,6

FE 3 93,28 89,1 94,4

Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

41
Hasil cakupan pelayanan Fe per Desa dapat dilihat pada diagram di bawah Ini :
Diagram 2.21
Persentase Distribusi Cakupan FE 1 Dan FE 3 Per Desa PKM Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Perilaku masyarakat terhadap gizi dalam hal ini diwakili oleh pemberian ASI
eksklusif. Dari jumlah bayi yang menjadi sasaran (bayi 0 – 6 bln ) yaitu sebanyak
549 bayi, yang diberi ASI eksklusif adalah sebanyak 167 bayi ( 30,4%) .Angka ini
menunjukkan cakupan ASI ekslusif di wilayah PKM Way Urang masih rendah.
Cakupan ASI Ekslusif perdesa dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.30
Cakupan ASI Ekslusif Per Desa di UPT PKM Way Urang
Tahun 2017

N0 DESA SASARAN ASI EKSLUSIF %


1 WAY URANG 115 35 30,435
2 WAI LUBUK 42 11 26,19
3 KEDATON 39 9 23,077
4 HARA 18 6 33,333
5 CANGGU 38 14 36,842
6 TAJIMALELA 54 16 29,63

7 M.BELANTUNG 45 11 24,444

8 G.TERANG 25 6 24

9 MUNJUK SAMPURNA 22 4 18,182

10 BULOK 25 7 28

11 SUKATANI 35 20 57,143
12 M.CATUR 19 11 57,895
13 AGOM 31 9 29,032
14 T.AGUNG 41 8 19,512
PKM 549 167 30,419
Sumber : Laporan Program Gizi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017
42
Dan dari 51.763 jiwa jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Way Urang
mempunyai pola makan sehari tiga kali, dengan konsumsi makanan yang masih
kurang memenuhi standar empat sehat lima sempurna, karena bila sudah makan nasi
dan lauk sudah dirasakan cukup.
Walaupun belum ada data yang pasti mengenai perilaku hidup sehat lainnya misalnya
tidak merokok, namun perilaku merokok dapat dikatakan cukup memprihatinkan
terutama di kalangan penduduk yang berpenghasilan lebih rendah., dimana rata-rata
penduduk diwilayah kerja UPT Puskesmas Way Urang mulai dari remaja sampai
dewasa yang didominasi oleh orang laki-laki masih mempunyai kebiasaan merokok
di dalam rumah. Hal ini berarti perilaku Hidup Bersih dan Sehat / PHBS masih
dianggap kurang.

C. Pelayanan Imunisasi

Upaya pemberian imunisasi meliputi pemberian TT dengan sasaran ibu hamil dan
WUS serta imunisasi dasar HB 0, BCG, Pentavalen, polio, campak, hepatitis kepada
bayi. DT, TT dan Campak dengan sasaran anak sekolah SD.

a. Ibu Hamil
Cakupan pelayanan TT1 s.d TT5 di wilayan kerja UPT Puskesmas Way Urang
selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.31
Persentase Hasil Cakupan Imunisasi Bumil
UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015- 2017
ANTIGEN 2015 2016 2017
TT 1 4,1 0 0
TT 2 6,2 0,2 0,2
TT 3 17,6 13,4 18,3
TT 4 20,1 19,9 23,1
TT 5 25,9 28,6 27,6
TT 2+ 7,8 62 59,2
Sumber : Laporan Program Imunisasi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015- 2017
b. Bayi
Target pemberian imunisasi pada bayi adalah cakupan campak 100% diseluruh
desa yang ada sehingga tercapai Imunisasi Dasar Lengkap(IDL) Hasil cakupan
imunisasi bayi periode 3 (Tiga) tahun terakhir di UPT Puskesmas Way Urang
adalah sebagai berikut

43
Tabel 2.32
Cakupan Imunisasi Bayi Puskesmas Way Urang
Tahun 2015– 2017
Cakupan Imunisasi
NAMA
NO TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
ANTIGEN
ABS % ABS % ABS %
1 HB 0 1083 97,7 1048 94,5 1038 94,1
2 BCG 1079 100 1046 96,2 1090 98,8
3 Pentavalen 1 1050 98,9 1020 93,8 1061 98,1
4 Pentavalen 2 1055 99,4 1024 94,2 1052 97,3
5 Pentavalen 3 1077 97,1 1046 94,3 1034 95,7
6 POLIO1 1074 100 1042 95,9 1061 98,1
7 POLIO2 1054 99,3 1020 93,8 1061 98,1
8 POLIO3 1060 99,9 1024 94,2 1052 97,8
9 POLIO4 1070 100 1021 93,9 1030 95,3
10 CAMPAK 1074 96,8 1077 97,1 1056 98,6
Sumber : Laporan Program Imunisasi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Tahun 2017 semua desa di wilayah UPT PKM Way urang sudah mencapai target
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
Tabel 2.33
Cakupan Desa IDL Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
NO DESA SASARAN DESA IDL

1 Way Urang 230 IDL

2 Wai Lubuk 85 IDL

3 Kedaton 76 IDL

4 Hara 37 IDL

5 Canggu 76 IDL

6 Tajimalela 109 IDL

7 M.Belantung 90 IDL

8 G.Terang 51 IDL

9 Munjuk.S 43 IDL

10 Bulok 51 IDL

11 Sukatani 72 IDL

12 Marga Catur 69 IDL

13 Agom 62 IDL

14 T.Agung 62 IDL

Puskesmas 1103 IDL

Sumber : Laporan Program Imunisasi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

44
c. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

Hasil cakupan program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) tahun 2017 dapat
dilihat pada table berikut ini :
Tabel 2.34
Cakupan Program BIAS UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017
DT Td CAMPAK
N0 DESA ABS % ABS % ABS %
1 WAY URANG 282 96,9 536 96,9 285 97,9
2 WAI LUBUK 63 92,6 130 93,5 63 92,6
3 KEDATON 88 81,4 147 72,4 87 81,3
4 HARA - - - - - -
5 CANGGU 45 93,75 134 95 48 100
6 TAJIMALELA 117 97,5 198 96,1 116 96,6
95,8
7 M.BELANTUNG 118 97,5 237 96,3 116
100
8 G.TERANG 24 96 34 89,4 25
95,6
9 MUNJUK.S 22 95,6 55 93,2 22
10 BULOK 63 95,4 146 96 63 95,4
11 SUKATANI 87 97,7 104 97,1 72 97,2
12 MARGA CATUR 32 94,1 46 93,8 34 100
13 AGOM 43 95,5 127 96,2 45 100
14 T.AGUNG 118 97 143 95,3 98 97
PKM 1082 95 2037 93,6 1074 95,6
Sumber : Laporan Program Imunisasi UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

D. Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)


a. ISPA dan Pneumonia bayi dan balita
- ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) adalah infeksi yang menyerang salah satu
bagian atau lebih dari saluran nafas mulai hidung sampai alveoli termasuk
adneksanya .Kasus penyakit ISPA seperti dapat dilihat pada grafik dibawah dapat
dijelaskan bahwa Jumlah kasus penyakit ISPA mengalami kecenderungan fluktuatif,
pada tahun 2015 sebanyak 5.821 kasus dan tahun 2016 sebanayak 4970 kasus dan
tahun 2017 sebanyak 4830

45
Diagram 2.22
Kasus penyakit ISPA di UPT PKM Way Urang
Thn 2015-2017

Sumber : Program P2 ISPA UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Penyakit ISPA terjadi di semua wilayah kerja Puskesmas Way Urang.Kasus ISPA
tetap menjadi urutan pertama dalam data kasus sepuluh besar penyakit terbesar
sampai dengan tiga tahun terakhir ini.
- Pneumonia Bayi dan Balita
Kasus Pneumonia terdiri dari kasus pada bayi dan balita, dapat digambarkan
pada grafik berikut :
Diagram 2.29
Kasus Pneumonia Bayi dan Balita di Wilayah kerja UPT Puskesmas Way Urang
Thn 2015-2017

Sumber : Program P2 ISPA UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

46
Kasus pneumonia pada tahun 2015 sebanyak 97 (IR 1,87) kasus, tahun 2016
sebanyak 250 (IR 4,82) kasus dan tahun 2017 sebanyak 253 kasus (IR 4,9)
Dengan Insidens Rate kasus Pneumonia dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2.36
Insiden Rate Pneumonia Bayi dan Balita
UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015– 2017
No Tahun Jumlah Keterangan
(kasus)

1 2015 97 IR =1,87

2 2016 250 IR= 4,82

3 2017 253 IR= 4,9

Sumber : Laporan P2M dan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Sedangkan Cakupan kasus Pneumonia Balita per Desa tahun 2016 dapat dilihat pada
diagram dibawah ini :
Diagram 2.30
Distribusi Kasus Pneumonia Berdasarkan Tempat
UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan P2 ISPA UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

47
b. Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk
Anopheles penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada daerah dengan
iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India. Termasuk juga di Indonesia.
Penyakit Malaria konfirmasi laboratorium di Puskesmas Way selama 3 tahun
tidak ditemukan kasus malaria.
seperti digambarkan pada grafik dibawah ini
Penurunan kasus ini dikarenakan sudah berjalannya secara efektif program
kelambunisasi dan meningkatnya kesadaran berperilaku hidup sehat masyarakat.

c. Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue atau disingkat DBD disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegipty atau Aedes albopictus
berkelamin betina. Nyamuk berkaki belang-belang putih ini menggigit manusia di
sianghari.
Virus dengue terdiri dari empat jenis (strain), yakni dengue tipe 1, 2, 3 dan 4.
Namun tipe yang dominan di Indonesia adalah tipe 3. Virus dengue menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga
mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian.
Biasanya, penyakit demam berdarah mewabah ketika pergantian musim dari
musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya.
Gejala penyakit DBD sampai sekarang memang tidak terduga. Namun secara
umum, penyakit ini memiliki ciri seperti panas tinggi, pusing, bahkan muntah
darah. Namun sayangnya, gejala yang sama sering ditemukan pada penyakit lain.
Akibatnya, sampai sekarang sering terjadi salah diagnosis.
Di Wilayah UPT Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan dalam
kurun waktu tiga tahun terakhir selalu terjadi kasus penyakit Demam Berdarah
Dengue seperti pada tabel berikut :

48
Tabel 2.35
Kasus DBD di UPT PKM Way Urang
Tahun 2015- 2017
No Tahun Jumlah Keterangan

(kasus)

1 2015 27 IR = 52,1 CFR = 0

2 2016 32 IR = 61,8 CFR = 0

3 2017 5 IR = 0,97 CFR = 0

Sumber : Laporan P2 DBD UPT Puskesmas Way Urangl tahun 2015- 2017

Sedangkan distribusi kasus penyakit demam berdarah di wilayah PKM Way Urang
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Diagram 2.24
Distribusi Kasus Demam Berdarah Berdasarkan Tempat
UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Surveylans UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Dilihat dari grafik di atas diketahui bahwa kejadian kasus DBD terjadi tidak
disemua wilayah PKM Way Urang, sedangkan Desa terbanyak kasus DBD adalah
Desa Agom dengan 2 kasus. Sedangkan distribusi kasus Demam Berdarah
berdasarkan waktu dapat dilihat pada gambar berikut ini :
49
Diagram 2.25
Distribusi Kasus Demam Berdarah Berdasarkan Waktu
UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Surveylans UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Di lihat dari grafik diatas kejadian kasus DBD tertinggi terjadi pada bulan November
Desember masing-masing sebanyak 2 kasus.
d. Diare
Program pemberantasan penyakit diare dilakukan dengan cara penemuan penderita
dan pengobatan penderita baik di Sarana Kesehatan maupun di luar sarana kesehatan
misalnya di kader kesehatan. Kasus Diare selama 3 tahun terakhir yaitu: tahun 2015
sebanyak 1.115 ( IR 21,5 ) dan tahun 2016 1.011 (IR 19,5) tahun 2017 sebanyak 982
(IR 19,5) per 1000 penduduk untuk semua golongan umur. Untuk lebih jelasnya
dapat kita lihat pada grafik di bawah ini:
Diagram 2.26
Insidens Rate Kasus Diare Semua Umur UPT PKM Way Urang
Tahun 2015– 2017

Sumber : Laporan Surveylans Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017


50
Diagram 2.27
Distribusi Kasus Diare Berdasarkan Waktu
UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Surveylans UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Dilihat dari grafik diatas kejadian kasus Diare tertinggi terjadi pada bulan Juni 2017
Sedangkan distribusi kasus penyakit diare per desa dapat dilihat pada grafik berikut
ini :
Diagram 2.28
Distribusi Kasus Diare Berdasarkan Tempat UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2017

Sumber : Laporan Surveylans UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Kasus penyakit diare terjadi di wilayah kerja Puskesmas Way Urang selama tiga
tahun terakhir fluktuatif.

51
Kasus penyakit Diare yang terjadi pada tahun 2017 tersebar diseluruh wilayah kerja
Puskesmas Way Urang, desa dengan kasus terbanyak adalah Kelurahan Way Urang ,
dan urutan kedua Desa Taman Agung.

e. TB Paru
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit
menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV.
Indonesia sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak
di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun
2012. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru dengan gejala utama berupa
batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari. Batuk juga terkadang
dapat mengeluarkan darah. Selain batuk, pengidap TB biasanya juga akan kehilangan
nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang disertai demam dan
kelelahan. Penyakit TB Paru BTA (+) diwilayah kerja Puskesmas Way Urang pada
tiga tahun terakhir mengalami kecenderungan fluktuatif. Kasus tahun 2015 sebanyak
46 kasus, tahun 2016 sebanyak 23 kasus dan tahun 2017 sebanyak 64 kasus.
Kasus TB Paru BTA Positif selama 3 tahun dapat digambarkan pada grafik dibawah
ini
Diagram 2.31
Kasus penyakit TB Paru BTA(+) UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015-2017

Sumber : Program P2 TB Paru UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

52
Tabel 2.37
Data Kasus Penyakit TB Paru UPT Puskesmas Way Urang
Tahun2015-2017
No Tahun Target Jumlah CDR
(kasus)
Sasaran
1 2015 82 46 88,86

2 2016 82 23 44,43

3 2017 92 64 69

Sumber : Laporan P2M dan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015-2017

Di tahun 2017, kasus TB Paru ditemukan yang tertinggi di Kel.Way Urang dan Desa
Tajimalela, dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Diagram 2.32
DISTRIBUSI KASUS TB Paru BTA(+) UPT PUSKESMAS WAY URANG
Tahun 2017

Sumber : Program P2 TB Paru UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Sedangkan cakupan penemuan suspek TB paru di wilayah UPT PKM Way Urang

dapat dilihat di grafik berikut :

53
Diagram 2.33
CAKUPAN PENEMUAN SUSPEK TB PARU DI UPT PKM WAY URANG
Tahun 2017

Sumber : Program P2 TB Paru UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

Sedangkan penemuan Suspek TB tahun 2017 sebanyak 231 suspek TB Paru


ditemukan yang tertinggi di Kel.Way Urang dan Desa Tajimalela
f. Penyakit Kusta
Tahun 2015 ditemukan 2 kasus di Desa Bulok dan Kelurahan Wai Lubuk, sedangkan
tahun 2016 ditemukan 2 kasus di Desa Munjuk Sampurna, tahun 2017 ditemukan 1
kasus di Desa Bulok

Diagram 2.34
CAKUPAN PENEMUAN KASUS KUSTA DI UPT PKM WAY URANG
Tahun 2015-2017

Sumber : Program Survailans UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015- 2017
54
g. Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3i )

Berdasarkan data dari Program P2M UPT Puskesmas Way Urang jumlah kasus PD3I
pada tiga tahun terakhir untuk kasus penyakit Campak mengalami kecenderungan
penurunan.
Kasus Campak pada tahun 2015 sebanyak 16 kasus, tahun 2016 sebanyak 12 kasus
dan tahun 2017 sebanyak 12 kasus.
Sedangkan kasus Lumpuh Layuh mendadak selama 3 tahun tidak ditemukan.
Kasus campak pada tahun 2017 terbanyak terjadi di Kelurahan Way Urang sebanyak
11 kasus.

Diagram 2.35
Data Kasus Penyakit Campak dan LLM
Di Puskesmas Way Urang
Tahun 2015–2017

Sumber : Laporan P2M dan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015—2017

Distribusi kasus penyakit campak di wilayah UPT PKM Way Urang dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

55
Diagram 2.36
DISTRIBUSI KASUS CAMPAK UPT PUSKESMAS WAY URANG
Tahun 2017

Sumber : Laporan P2M dan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

E. Survailans Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh
kuman penyakit dan tidak ditularkan kepada orang lain, termasuk cedera akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan. Umumnya bersifat kronis sehingga memerlukan
waktu cukup panjang untuk penyembuhannya. PTM dapat dicegah dengan
mengendalikan faktor resiko yang dapat mengakibatkan PTM. Penyakit yang
termasuk PTM utama di Indonesia yaitu : Penyakit Kardiovaskular,Kanker,Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Diabetes Mellitus serta cedera akibat Kecelakaan
dan tindak kekerasan. Di Indonesia, proporsi kejadian kematian yang diakibatkan
oleh PTM meningkat secara signifikan dari 41,7% tahun 1995,ditahun 2001 menjadi
49,9% dan 59,5% pada tahun 2007. Lebih dari setengah kematian di Indonesi yakni
63,6% disebabkan oleh PTM dan sepertiga dari kematian PTM disebabkan oleh
penyakit kardiovaskular.

Tujuan dari survailans Penyakit Tidak Menular adalah :

1. Mencari model menurunkan resiko PTM

2. Menurunkan angka PTM

56
3. Mendapatkan data dasar PTM

4. Mengidentifikasi faktor resiko PTM

5. Mengevaluasi sistem pengendalian PTM

Di PKM Way Urang telah dilaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut melalui beberapa kegiatan yaitu Posbindu, Pembentukan kekolah KTR
(Kawasan Tanpa Rokok), dan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan
pemeriksaan Sadarnis ( Periksa Payudara Sendiri).

Tabel 2.38
Kegiatan Penyakit Tidak Menular di PKM Way Urang
Tahun 2017
SEKOLAH IVA DAN SADARNIS
NO DESA POSBINDU
KTR SASARAN CAKUPAN
1 WAY URANG 1 1 314 304
2 WAI LUBUK - 108 105
-
3 KEDATON - 104 101
-
4 HARA - 50 46
-
5 CANGGU - 109 104
-
6 TAJIMALELA - 156 149
-
7 M.BELANTUNG 1 122 119
-
8 G.TERANG 1 68 65
-
9 MUNJUK.S - 60 57
-
10 BULOK - 68 65
-
11 SUKATANI - 98 95
-
12 MARGA CATUR - 52 49
-
13 AGOM 1 84 82
-
14 T.AGUNG - 112 109
-
JUMLAH 3 1 1.505 1450

Sumber : Laporan P2M dan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

57
Untuk tahun 2017 telah ada 4 buah Posbindu. Kawasan Tanpa Rokok dalam wilayah
UPT PKM Way Urang baru terdapat di satu Sekolah di SMAN 2 Kalianda. Sedangkan
kegiatan IVA dan Sadarnis tahun 2017 telah tercapai target yaitu sebesar 91 %.
Kegiatan Posbindu (Pos Bimbingan Terpadu) antara lain;
- Menghitung IMT/Indeks Massa Tubuh melalui Tinggi Badan,
Berat Badan,dan lingkar perut
- Mengukur Tekanan Darah
- Menghitung kadar Glukosa Darah
- Menghitung kadar Cholesterol
- Menghitung kadar Trigliserida
- Deteksi Dini Kanker
Adapun jumlah penderita yang termasuk dalam PTM dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.38
Cakupan Penyakit Tidak Menular di PKM Way Urang
Tahun 2017

NO PENYAKIT JUMLAH
1 HIPERTENSI 2186
2 DIABETES MELLITUS 380
3 JANTUNG KORONER 4
4 GAGAL JANTUNG 18
5 STROKE 38
6 KANKER SERVIKS 0
7 KANKER PAYUDARA 6
8 GAGAL GINJAL KRONIS 3
9 PPOK 0
10 THALASEMIA 0
11 PENYAKIT TYROID 12
12 ASTHMA BRONKIAL 276
13 OSTEOPOROSIS 0
14 LEUKEMIA 0
Sumber : Laporan P2M UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2017

58
F. Pelayanan Laboratorium sederhana
Kegiatan laboratorium di UPT Puskesmas Way Urang mempunyai peran yang
penting terutama dalam upaya pemberantasan penyakit TB Paru, Malaria dan
pencegahan penyakit –penyakit degeneratif. Kegiatan-kegiatan laboratorium ini
meliputi pemeriksaan Darah Malaria, TB paru, Glukosa darah, Golongan darah ,
kolesterol, pemeriksaan kadar asam urat, haemoglobin (Hb), PP test kehamilan,
Pemeriksaan HIV dan pemeriksaan DBD.
Tabel 2.39
Hasil Kegiatan Laboratorium UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015- 2017
No Jenis Pemeriksaan Thn 2015 Thn 2016 Thn 2017
1 Darah Malaria 16 85 107
2 Sputum BTA 350 234 231
3 Glukosa Darah 418 418 628
4 Golongan Darah 180 42 93
5 PP Test Kehamilan 3 0 33
6 Kolesterol 440 483 594
7 Pemeriksaan DBD 0 20 25
8 Asam Urat 493 453 672
9 HB 117 80 600
10 HIV - 11 1285
Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015- 2017

G. Cakupan Rawat Jalan Gigi


Cakupan rawat jalan gigi di UPT Puskesmas Way Urang tahun 2015 sebanyak 1.376
pasien (68 %) ,tahun 2016 sebanyak 1.623 pasien(80%) dan tahun 2017 sebanyak
1361(66,04%)
Diagram 2.37
Persentase Hasil Cakupan Rawat Jalan Gigi UPT Puskesmas Way Urang
Tahun 2015- 2017

Sumber : Laporan SP2TP UPT Puskesmas Way Urang Tahun 2015 - 2017
59
Pada tahun 2017 jumlah kasus rawat jalan gigi :
- Pencabutan gigi susu = 337
- Pencabutan gigi tetap = 58
- Penambalan gigi susu = 0
- Penambalan gigi tetap = 37
- Perawatan gigi lainnya = 1150
- Perawatan Gigi = 0
- Pulpitis = 563
- Gangguan Perkembangan dan erupsi gigi = 442
- Karies email = 20
- Karies Gigi = 107
- Stomatitis = 94
- Impaksi Gigi = 297
- Kalkulus Gigi = 19
- Periapikal Abses desinus = 0
- Periodentitis Akute = 2
- Periodentitis Kronis = 2
- Kebiasaan buruk/Oral habit = 0
- Abrasi Gigi = 4
- Pembesaran Gusi/Gingival Fibromatosis = 7
- Resesi Gusi = 1
- Erosi Gigi = 0
- Hilangnya gigi akibat kecelakaan = 0
- Karies gigi Spesifik = 6
- Penyakit Bibir = 1
- Abses Mulut = 3
- Pengobatan lain-lain = 1150
H. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)
Pelaksanaan Perkesmas bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mengupayakan terbinanya kesehatan masyarakat,

60
maka diharapkan 40 % keluarga rawan kesehatan memperoleh kunjungan rumah dan
pembinaan kesehatan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan perkesmas.
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan,
ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait
dengan masalah kesehatan prioritas daerah yaitu belum kontak dengan sarana
pelayanan kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut.
Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin yang rentan dan
keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga yang tidak mendapat pelayanan
perkesmas merupakan beban sosial dan ekonomi serta dapat berdampak buruk
terhadap masyarakat lainnya. Pemerintah memiliki tanggung jawab melindungi
kesehatan masyarakat dan memberikan akses ke pelayanan kesehatan terutama bagi
keluarga yang memiliki hambatan untuk mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan.
Penduduk rawan ini telah menjadi salah satu bagian sasaran program Perkesmas di
Puskesmas.
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka upaya perawatan kesehatan masyarakat (
PHN; Public Health Nursing )di UPT PKM Way Urang antara lain berupa kegiatan
perawatan keluarga, perawatan pada kelompok khusus ( Panti dan ponpes), Pusling
dan Perawatan komunitas/ Daerah binaan. Cakupan perawatan keluarga
diprioritaskan kepada keluarga rawan dengan berpenyakit kronis yaitu Tb. Paru dan
Gizi Buruk. Cakupan Kegiatan Pembinaan dan Perawatan pada kelompok khusus
seperti terlihat pada tahun 2017 adalah kegiatan Pusling dilakukan di 14 desa
sebanyak 8 kali dalam setahun, dan kegiatan pusling ini sudah mencapai target.
Untuk Cakupan asuhan perawatan pada keluarga rawan sebesar 351 keluarga atau
100% dari 351 keluarga rawan.
I. Program Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

61
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri menuju desa
sehat
Data desa Siaga yang ada di UPT PKM Way Urang berdasarkan strata dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.40
Desa Siaga Berdasarkan Strata di Wilayah Upt PKM Way Urang
Tahun 2017
NO DESA STRATA DESA
JML
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
1 2 3 4 5 6 7
1 WAY URANG 0 0 0 0 0
2 WAI LUBUK 0 0 0 0 0
3 KEDATON 0 0 0 0 0
4 HARA 0 0 0 0 0
5 CANGGU 0 0 0 0 0
6 TAJIMALELA 0 0 0 0 0
7 M.BELANTUNG 0 0 0 0 0
8 G.TERANG 0 0 0 0 0
9 MUNJUK.S 1 0 0 0 1
10 BULOK 0 0 0 0 0
11 SUKATANI 0 0 0 0 0
MARGA
12 0 0 0 0 0
CATUR
13 AGOM 0 0 0 0 0
14 T.AGUNG 1 0 0 0 1
JUMLAH 2 0 0 0 2
Sumber : Laporan Promkes Tahun 2017

Dari table di atas, desa siaga yang ada di wilayah UPT PKM Way Urang baru 2 desa
yaitu Desa Taman Agung dan DesaMunjuk Sampurna, diharapka tahun 2018 akan
ada pembentukan desa siaga baru.

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada remaja dilakukan pada 17 SLTA atau


100%, Penyuluhan HIV disekolah telah berjalan 50% dan penyuluhan HIV di desa
telah 100% atau sudah semua desa diberikan penyuluhan. sedangkan Penyuluhan
kesehatan pada masyarakat dilakukan sebanyak 73 kali dalam sebulan yang
dilaksanakan pada saat Posyandu Balita.
Program Cuci Tangan Pakai Sabun pada anak sekolah untuk meningkatkan kesadaran
sejak dini pada anak sekolah tentang pentingnya cuci tangan tahun ini tidak
dilaksanakan.
62
Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan kegiatannya adalah melalui beberapa
penentuan yaitu :
 Lokasi : Pukesmas, Pustu, Desa, Sekolah, Kecamatan, dll.
 Tenaga : Seluruh tenaga yang ada hubungannya dengan
Kesehatan.
 Media : Poster, Lembar Balik, Pamlet, Leaflet, Kaset, dll.
Dalam melakukan Promosi Kesehatan tersebut perlu pula ditentukan dan disesuaikan
dengan keadaan / situasi dan kondisi masyarakatnya yaitu :
- Materi : KB Kes, P2M, Kesling, Kesgilut, Kes. Jiwa, DS/ JPKM,
KIA dan KB, Gizi, Imunisasi, Toga, Kosalkes, Makmin, Kes
Kerja Dll.
- Sasaran : Bumil, Busui, Wus, Tokoh Masyarakat, Kader kesehatan,Usila, Dukun
Bayi, Kel. Remaja, Kel. Tani, Kel.Pengrajin, Anak Sekolah, dll.
J. Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional
Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi seluruh masyarakat Indonesia
diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 Pasal 28 dan UU Nomor 23/ 1992 tentang
Kesehatan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya dan negara bertanggung jawab mengatur agar
terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan
tidak mampu.
Penyelenggaraan JKN secara umum bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan terhadap seluruh masyarakat Indonesia agar tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara efektif dan efesien. Pelayanan JKN yang diberikan
antara lain pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap, serta rujukan rawat jalan
maupun rawat inap tingkat lanjutan dan pelayanan kegawat daruratan ditambah
pelayanan persalinan ibu hamil .
Di Wilayah UPT Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan tahun 2017
sejumlah 28.139 orang atau 54,4 % penduduk di wilayah UPT Puskesmas Way Urang
masuk menjadi peserta JKN, dengan alokasi dana sejumlah Rp 2.666.767.000,00 di
tahun 2017 (mencakup Pelayanan dasar dan Jampersal).
Data sasaran masyarakat miskin bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
yang masih berupa data rumah tangga, kemudian untuk jumlah per jiwa BPS

63
berkerjasama dengan BKKBN yang kemudian diolah oleh PT. BPJS sebagai pihak yang
ditunjuk Depkes bertanggung jawab dalam hal kepesertaan, menjadi data base
kepesertaan. Data itu kemudian menjadi dasar pelayanan kesehatan bagi Dinas
Kesehatan dan puskesmas serta rumah sakit kepada masyarakat miskin.

K. Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) Dan Musyawarah Masyarakat Desa


(MMD)
Survei mawas diri /Survey Berbasis Masyarakat adalah kegiatan pengenalan,
pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader
setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat di desa ( Depkes RI,
2007).
Tujuan Survey Mawas Diri (SMD)
a) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
b) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang paling
menonjol di masyarakat.
c) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi
masalah kesehatan.
d) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam
pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
Puskesmas Way Urang memandang perlu untuk melakukan SMD diwilayahnya dalam
mewujudkan visi UPT PKM Way Urang yaitu Terwujudnya peningkatan kesehatan
masyarakat Way Urang menuju Way Urang yang Unggul dan Sejahtera

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pengembangan desa siaga,dimana
masyarakat mampu menggali /mendeteksi hingga mengatasi masalah kesehatan di
wilayang masing – masing.Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan dari sector lain
seperti Pemerintah Kelurahan,Puskesmas setempat,Kader Kesehatan,Tokoh
Agama,Tokoh Masyarakat,Karang Taruna atau Ormas,bahkan LSM.
Kegiatan Survey Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa di wilayah UPT PKM
Way Urang telah dilakukan pada akhir tahun 2017 dengan hasil sebagai berikut:

64
NO SUMBER DATA HASIL ANALISA KEGIATAN PROGRAM PELAKSANA
KEGIATAN
Hasil Survey Mawas 1. Masih banyak rumah 1. Inspeksi Jamban 1. Promkes 1. Pelaksana
Diri tangga yang belum Keluarga 2. Kesling Program Promkes
memiliki jamban 2. Inspeksi SAB 3. KIA-KB 2. Pelaksana
keluarga 3. Pemicuan STBM 4. GIZI Program Kesling
2. Kurangnya pengetahuan ke desa-desa 5. P2 3. Pelaksanan
tentang jamban yang 4. OJT dengan Program KIA
sesuai dengan standar masyarakat tentang 4. Pelaksana
kesehatan (masih pembuatan kloset program Gizi
ditemukan nya jamban dan jamban sehat 5. Pelaksanan
cemplung yang tidak 5. Penyuluhan Rumah program P2
memenuhi syarat Tangga Sehat 6. Pelaksana
kesehatan) (RTS) Program Kespro
3. Masih banyak kebiasaan 6. Monitoring 7. Pelaksana
merokok (anggota surveilans berbasis Program PKPR
keluarga) dalam keluarga lingkungan 8. Pelaksana
4. Belum dilakukan 7. Penyuluhan tentang Program
pemilahan sampah sampah organik Imunisasi
organik dan non organik dan non organik
pada masyarakat 8. Penyuluhan tentang
5. Kurang nya pengetahuan PHBS
masyarakat tentang
PHBS 9. Pemeriksaan
kesehatan dan lab
6. Kurangnya kunjungan darah sederhana di
masyarakat ke Posyandu posyandu lansia
lansia 10. Sweeping balita
7. Kurangnya kunjungan yang datang dengan
balita yang sudah sasaran posyandu
lengkap imunisasinya (Sweeping D/S)

65
untuk datang ke 11. Kader Pendamping
posyandu 12. Inspeksi Jamban
8. Masih ditemukannya ibu Keluarga
hamil resti ( Menikah di 13. Inspeksi SAB
bawah usia 20 tahun ) 14. Konseling tentang
9. Masih terdapat balita kesehatan
dengan 2T dan balita reproduksi
kurang gizi 15. Pemberian PMT
10. Masih kurangnya program kepada
pengetahuan masyarakat balita dengan 2T
rentang usia pemberian dan balita kurang
imunisasi lanjutan gizi dan
pemantauan BB
setiap bulan
16. Refresing kepada
masyarakat tentang
IDL dan imunisasi
lanjutan

66
L. Kegiatan PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)

Dengan diterbitkannya Peraturan Kenteri kesehatan (Permenkes) RI nomor 39 tahun 2016

tantang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

,pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari program ini adalahPuskesmas.

Puskesmaslah ujung tombak dan penentu keberhasilan program ini.Adapun area prioritas

/sasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui program ini adalah penurunan angka

kematian ibu dab=n bayi (AKI dan AKB), penurunan prevalensi balita pendek (stunting),

penanggulangan penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular,

pelaksanaannya melalui pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

Salah satu bentuk pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh puskesmas adalah melalui

kegiatan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal. Dengan kunjungan rumah,puskesmas

dapat memperoleh data profil kesehatan keluarga (prokesga) yang berguna untuk mengenali

secara lebih menyeluruh (holistic) masalah-masalah kesehatan di keluarga. Selain itu,

kegiatan promotif dan preventif terhadap keluarga juga dapat terlaksana dengan kunjungan

rumah.

Di bawah ini dapat dilihat hasil pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah yang

dilakukan di wilayah Puskesmas Way Urang yang baru mencakup 9 desa dari 14 desa

wilayah binaan puskesmas. Dari data tersebut dapat dilihat IKS (Indeks Keluarga Sehat)

masing-masing desayang dapat menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat desa tersebut,

dengan indikator sbb :

 > 0.80 : Keluarga sehat

 0,50-0,80 : keluarga Pra Sehat

 < 0,50 : Keluarga Tidak Sehat

65
Tabel Hasil PIS-PK melalui kunjungan rumah di Wilayah UPT PKM Way Urang

BERSALIN ASI PANTAU JAMBAN


NO DESA KB DI IMUNISASI TB HT GJB ROKOK JKN SAB IKS
EKSLUSIF TUMBANG KELUARGA
FASKES
1 Way Urang 81,1 87,2 95 98,1 94,4 36,6 22,3 16,7 51 69,2 98,7 98,1 0,4
2 Tajimalela 25,2 93,2 94,2 91,7 92,3 20,6 6,2 20 20 51,2 86,7 76,1 0,5
3 Canggu 93,3 100 100 100 100 18,2 30,9 100 28,4 69,5 98,1 85,1 0,14
4 Hara 27,7 85,7 100 79,3 77,2 33,3 4 80 18,6 56,7 84,5 85,9 0,4
5 Bulok 69,7 100 93,8 81 78,5 11,1 16,3 10 31,1 63 76,7 75 0,14
6 Taman Agung 75,2 97,8 97,9 85 85 16,7 16,2 100 27,3 49 98 83,6 0,8

7 Agom 85,9 94,1 100 100 99,4 13 11,6 28,6 37,3 58,3 99,3 99,3 0,26
8 Gunung Terang 61 100 100 100 98,4 0 17,6 25 27,3 54,9 98,5 93,6 0,2
9 Munjuk.s 40,2 100 100 95,8 99,4 66,7 38,2 33,3 53 31,7 98,1 98,1 0,2

65
66

Anda mungkin juga menyukai