Anda di halaman 1dari 3

https://www.jawapos.

com/nasional/hukum-kriminal/21/07/2017/gudang-penimbunan-digerebek-sita-
1161-ton-beras-subsidi

http://www.beritasatu.com/megapolitan/432472-kasus-dugaan-penimbunan-beras-di-kemayoran-
berhasil-dibongkar.html
BAB V KETERJANGKAUAN PANGAN

Pasal 52

(1) Dalam hal Perdagangan Pangan, Pemerintah menetapkan mekanisme, tata cara, dan jumlah
maksimal penyimpanan Pangan Pokok oleh Pelaku Usaha Pangan.
(2) Ketentuan mengenai mekanisme, tata cara, dan jumlah maksimal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan pada Peraturan Pemerintah.

Pasal 53
Pelaku Usaha Pangan dilarang menimbun atau menyimpan Pangan Pokok melebihi jumlah
maksimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.

Pembahasan :
Di dalam ketentuan Pasal 53 UU Pangan diatur bahwa Pelaku Usaha Pangan dilarang
menimbun atau menyimpan Pangan Pokok melebihi jumlah maksimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Demikian juga dalam ketentuan Pasal 29 ayat (1) UU Perdagangan diatur bahwa
Pelaku Usaha dilarang menyimpan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting dalam jumlah
dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu
lintas perdagangan barang. Larangan tersebut dimaksudkan untuk menghindari adanya
penimbunan barang yang akan menyulitkan konsumen dalam memperoleh barang kebutuhan
pokok dan/atau barang penting.
Apabila ada pelaku usaha yang melakukan penimbunan bahan pangan dan barang
kebutuhan pokok akan dilakukan tindakan tegas pelanggaran pidana pasal 133 UU 18 tahun 2012
tentang pangan dengan ancaman pidana paling lama 7 tahun atau denda Rp 100 miliar dan pasal
107 UU No 7 tahun 2012 tentang perdagangan dengan ancaman pidana penjara paling lama 5
tahun atau denda paling banyak Rp 50 miliar.
Selain upaya pengejaran yang bersifat represif melalui pengenaan sanksi pidana,
Pemerintah juga melaksanakan upaya pre-emptif dan preventif. Upaya pre-emptif dilakukan
dengan menghimbau kepada para Pelaku Usaha untuk tidak melakukan praktik penyimpanan atau
penimbunan barang, sedangkan upaya preventif dilakukan melalui pengawasan terhadap
pemenuhan ketersediaan dan/atau kecukupan pangan pokok. Pemerintah (dalam hal ini
Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan) dan Pemerintah Daerah terus melakukan
pemantauan, evaluasi, dan pengawasan secara berkala terhadap kegiatan atau proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran pangan oleh Pelaku Usaha.

Anda mungkin juga menyukai