Anda di halaman 1dari 35

[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

BAB V
LIPID

A. PENGERTIAN LIPID
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar
seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi
dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti kloroform,eter, benzena.
Senyawa-senyawa lipid tidak mempunyai rumus struktur yang sama dan sifat
kimia serta biologinya juga bervariasi. Lipid berdasarkan sifatnya dapat
digolongkan menjadi kelompok utama yaitu:Lipid yang dapat disaponifikasi
(saponifikasi lipids), lipid yang tidak dapat disaponifikasi (nonsaponifikasi
lipids).

B. PENGGOLONGAN LIPID
1. Lipid Sederhana
a. Trigliserida
Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida)
adalah sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak.
b. Lilin
Lilin adalah senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak dengan
alkohol bukan gliserol. Pada umumnya asam lemaknya adalah palmitat
dan alkoholnya mempunyai atom C sebanyak 26-34. contohnya adalah
mirisil palmitat. Pada umunya malam merupakan ester asam lemah
dengan alkohol allifatik bermolekul besar, dan asamnya mempunyai
jumlah karbon berkisar antara C25 sampai C35.Jika melihat definisi ini
maka dapat dikatakan bahwa proses terjadinya lilin adalah merupakan
suatu proses esterifikasi antara asam lemak dan alkohol berantai
panjang.

2. Lipid Kompleks

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 71


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Jika
melihat definisi ini maka lipid kompleks dapat dikelompokan menjadi:
a. Fosfolid
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Kelompok
terbesar dari fosfolipid adalah turunan gliserol yang gugus hidroksil
ujungnya diesterkan dengan asam fosfat dan gugus hidroksil sisanya
digabungkan dengan asam lemak. Senyawa ini dikenal sebagai
fosfogliseraldehida.
b. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat,
biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi
istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan
gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari
gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai
spingolipida
c. Lipoprotein
Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya
menuju tempat penggunaannya. Ada beberapa jenis lipoprotein, antara
lain:
1) Kilomikron
2) VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
3) IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
4) LDL (Low Density Lipoprotein)
5) HDL (High Density Lipoprotein)
Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara:
a. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah
lipoprotein yang masuk ke dalam darah
b. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein
dari dalam darah
C. TURUNAN LIPID (DERIVAT LIPID)
Derivat lipid adalah seemua senyawa yang dihasilkan pada hidrolisis
lipid sederhana dan lipid majemuk yang masih mempunyai sifat-sifat seperti
lemak. Sehingga derivat lipid dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Asam Lemak
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat
berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Asam lemak merupakan asam

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 72


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak


adalah:

CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

Jumlah Nama Rumus


atom umum/molekul
karbon
Trivial sistematik
2 Asam asetat Asam binoat CH3(CH2)COOH

4 Asam butirat Asam tetranoat CH3(CH2)2COOH


6 Asam kaproat Asam hekdanoat CH3(CH2)4COOH
8 Asam kaprilat Asam oktanoat CH3(CH2)6COOH
10 Asam kaprat Asam dekanoat CH3(CH2)8COOH
12 Asam laurat Asam dodekanoat CH3(CH2)10COOH
14 Asam miristat Asam tetradekanoat CH3(CH2)12COOH
16 Asam palmitat Asam heksadekanoat CH3(CH2)14COOH
18 Asam stearat Asam oktadekanoat CH3(CH2)16COOH
20 Asam arakidat Asam eiokosnoat CH3(CH2)18COOH

b. Terpen
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan
oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya.
Senyawa dasar terpen merupakan satuan C5 disebut isoprena. Pada
awalnya terpen merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri
dari atom C dan dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C 5H8
(unit isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh
sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid. Terpenoid sama halnya
dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus
hidroksil, aldehid dan keton. Dimana baik terpen maupun terponoid
dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid). Contoh : Limoena
dalam buah jeruk, Geraniol dalam mawar. Terpena merupakan suatu

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 73


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan


terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada tumbuhan,
senyawa-senyawa golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid,
merupakan metabolit sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh
sejumlah hewan, terutama serangga dan beberapa hewan laut. Di samping
sebagai metabolit sekunder, terpena merupakan kerangka penyusun
sejumlah senyawa penting bagi makhluk hidup. Sebagai contoh, senyawa-
senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena; juga karoten
dan retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah tusam,
terpentin (turpentine).

D. STRUKTUR DASAR TERPENA


Terpene berasal dari unit isoprena, yang memiliki rumus molekul
C5H8. Rumus molekul dasar senyawa terpen merupakan kelipatan dari itu,
(C5H8) n di mana n adalah jumlah unit isoprena terkait. Ini adalah aturan
isoprena atau aturan C5. Isoprena unit dapat dihubungkan bersama-sama
"kepala ke ekor" untuk membentuk rantai linier atau mereka dapat diatur
untuk membentuk cincin. Satu dapat mempertimbangkan unit isoprena
sebagai salah satu blok bangunan umum alam.

ISOPRENE

Isoprena sendiri tidak menjalani proses pembangunan, melainkan


diaktifkan bentuk, isopentenyl pirofosfat (IPP atau difosfat juga isopentenyl)
dan pirofosfat dimethylallyl (DMAPP atau juga dimethylallyl difosfat),
adalah komponen pada jalur biosintetik. IPP dibentuk dari asetil-KoA melalui
intermediacy asam mevalonic di jalur HMG-KoA reduktase. Sebuah

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 74


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

alternatif, sama sekali tidak terkait jalur biosintesis IPP dikenal di beberapa
kelompok bakteri dan plastida tanaman, apa yang disebut MEP (2-Methyl-D-
erythritol-4-fosfat)-jalur, yang dimulai dari C5-gula. Dalam kedua jalur, IPP
adalah isomerized untuk DMAPP oleh enzim pirofosfat isomerase
isopentenyl.

Sebagai unit isoprena rantai yang dibangun, yang terpenes dihasilkan


secara berurutan diklasifikasikan berdasarkan ukuran sebagai hemiterpenes,
monoterpen, seskuiterpen, diterpenes, sesterterpenes, triterpenes, dan
tetraterpenes.
Terpenes tersebar luas di alam, terutama di pabrik-pabrik sebagai
konstituen dari minyak atsiri. Banyak terpenes hidrokarbon, namun oksigen
yang mengandung senyawa, seperti alkohol, aldehida atau keton (terpenoid)
juga ditemukan. blok bangunan mereka adalah isoprena hidrokarbon, CH2 =
C (CH3)-CH = CH2 (aturan isoprena, Wallach 1887). Oleh karena itu
hidrokarbon Terpena memiliki rumus molekul (C5H8) n, mereka
diklasifikasikan menurut jumlah unit isoprena:
Jumlah unit isoprena
1. monoterpen 2
2. seskuiterpen 3
3. diterpenes 4
4. triterpenes 6
5. tetraterpenes 8

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 75


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

MONOTERPENES
Acyclic  ocimene
 myrcene

Ocimene myrcene

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 76


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Monocyclic  dipentene
 iso-limonene
 limonene ( d
and l )
 a-phellandrene
 b-phelandrene
(d and l )
 sylvestrene iso-limonene limonene a-phelandrene
 a-terpinene
 b-terpinene
 g-terpinene
 terpinolene

b-phelandrene sylvestrene a-terpinene

b-terpinene g-terpinene terpinolene


Bicyclic  camphene ( d
and l )
 D3-carene ( d
and l )
 a-pinene ( d, l
and dl ) camphene D3-carene a-pinene
 b-pinene ( d
and l )
 sabinene ( d
and dl )

b-pinene sabinene

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 77


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

SESQUITERPENES
Acyclic a-farnesene

a-farnesene
bicyclic b-cadinene
b-caryophyllene
a-selinene

b-cadinene b-caryophyllene

a-selinene
Monocyclic a-bisabolene
b-bisabolene
g-bisabolene
zingiberene

a-bisabolene b-bisabolene

g-bisabolene zingiberene

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 78


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

DITERPENES
Camphorene

camphorene

c. Steroid
Suatu steroid adalah senyawa yang mengandung system cincin berikut yaitu
tiga cincin 6 dan 1 cincin 5. Steroid yang banyak terdapat dalam kehidupan
adalah sterol, suatu alkohol yang berintikan perhidroksisiklopentano
fenantren. Contohnya adalah kolesterol yang banyak terdapat dalam otak,
system saraf, membrane dan lain-lain. Dalam tanaman terdapat fitosterol,
misalnya stigmasterol dan sitostrol. Mikosterol adalah sterol yang terdapat
dalam jamur dan ragimisalnya elgosterol yang merupakan bahan baku
vitamin D.

E. SIFAT-SIFAT LEMAK
1. Sifat Fisik
a. Titik Cair
Titik cair lemak atau minyak sangat bergntung pada asam-asam lemak
penyusunnya. Oleh karena itu titik cair minyak/lemak dapaty
diperkirkan dari titik cair asam lemak penyusunnya. Titik cair asam
lemak berkorelasi dengan struktur, berat molekul dan panjang rantai
asam lemak. Korelasi tersebut dapat diringkas sebagai berikut :

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 79


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

b. Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik cairnya


c. Titik cair asam lemak berantai ganjil lebih rendah dari pada asam
lemak berantai genap dengan satu karbon diatasnya.
d. Titik cair menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap.
e. Semakin jauh letak ikatan rangkap dari gugus karboksil semakin
rendah titik cairnya
f. Asam lemak bentuk trans lebih tinggi titik cairnya debandingkan
dengan asam lemak bentuk cis.
g. Penambahan rantai metil dalam molekul asam lemak menurunkan titik
cairnya.
(Mappiratu, 25)
h. Panas Jenis
Panas jenis suatu lemak/minyak meningkat dengan meningkatnya
derajat ketidakjenuhan asam lemak.
i. Densitas
j. Titer
Titer merupakan ukuran kekeran lemak dan digunakan untuk
membedakan lemak yang tidak dapat dikonsomsi (grease) dengan
lemak hewan (tallow). Lemak hewan yang diketahui sumbernya dan
mempunyai nilai titer lebih besar atau sama dengan 40 disebut
“tallow” sedangkan lemak yang titernya lebih kecil dari 40 disebut
“grease”.
k. Cold Test
Cold test adalah waktu yang dibutuhkan lemak aatu minyak untuk
membentuk kristalisasi. Sehingga hal ini dilakukan untuk menguji
ketahanan minyak.
l. Titik Lunak
Titik lunak dari suatu lemak atau minyak merupakan kebalikan dari
sifat titer.
m. Slipping Point
Slipping point digunakan untuk mengenali minyak alam serta
pengaruh adanya komponen lain dalam lemak atau minyak.
n. Titik Asap, Titik Nyala dan Titik Api
Titik asap, titik nyala dan titik api merupakan parameter untuk
menguji minyak atau lemak yang digunakan menggoreng. Makin
tinggi nailai titik asap, titik nyala dan titik api minyak/lemak makin
baik kualitasnya. Titik asap adalah suhu terendah saat produk

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 80


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

terdekomposisi minyak/lemak berupa asap mulai terlihat. Titik nyala


adalah suhu saat campuran uap
o. Warna, Rasa, Bau
Warna minyak atau lemak disebabkan oleh adanya zat yang
terkontaminasi yang merupakan zat alam berupa karotenoid. Sehingga
kelarutan, larut dalam pelarut non-polar. Bau dan cita rasa pada
minyak terdapat secara alami atau disebabkan oleh terbentuknya
asam-asam berantai pendek hasil penguraian minyak/lemak.
Timbulnya bau tengik disebakan oleh adanya senyawa-senyawa yang
dihasilkan dari kerusakan oksidasi minyak, sedangkan bau amis pada
bahan pangan berlemak disebabakan oleh adanya interaksi antara
trimetil amin oksida dengan asam lemak tidak jenuh pada posisi ikatan
rangkapnya. Dapat dikatakan bahwa sifat-sifat fisik dari lemak ini
semuanya dipengaruhi oleh struktur kimia dari lemak itu sendiri.
2. Sifat Kimia
Sifat kimia minyak/lemak merupakan sifat yang dimilki oleh komponen
kimia minyak/lemak untuk berubah secara kimia, seperti bereaksi dengan
zat lain,terdegradasi dan teroksidasi dengan panas, serta pembaentukan
radikal oleh energi matahari. (Mappiratu, 37)
a. Esterifikasi
Esterifikasi adalah suatu reaksi ioni, yang mana gabungan dari reaksi
adisi dan reaksi penataan ulang eliminasi.
b. Hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi
asam-asam lemak bebasdan gliserol. Reaksi ini mengakibatkan
kerusakan lemak dan minyak. Hal ini disebabkan adanya sejumlah air
dalam lemak atau minyak tersebut. Proses ini berjalan menggunakan
asam, basa atau enzim tertentu.
c. Penyabunan
Sabun adalah merupakan logam alkali (biasanya gram natrium) dari
asam-asamlemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18
namun dapat juga mengandung bebrapa karboksilat dengan bobot
atom lebih rendah.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 81


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai
karbon asam lemak atau minyak. Pada asam lemak jenuh proses
hidrogenasi ini berpean dalam memutus ikatan rangkap.
e. Oksidasi
Oksidasi dapat brlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan
selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan
terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik.

F. FUNGSI LIPID
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:
1. Sebagai penyusun struktur membran sel. Dalam hal ini lipid berperan
sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material.
2. Sebagai cadangan energi. Lipid disimpan sebagai jaringan adipose
3. Sebagai hormon dan vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel,
sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis

G. JENIS-JENIS LIPID
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

H. KATEGORI LIPID
1. Asam lemak
Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan
untuk menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 82


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau


metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam
lemak Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran
dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul
ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan
hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur asam lemak
merupakan salah satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan
dipakai sebagai blok bangunan dari lipid dengan struktur yang lebih
kompleks. Rantai karbon, biasanya antara empat sampai 24 panjang
karbon, baik yang jenuh ataupun tak jenuh dan dapat dilekatkan ke
dalam gugus fungsional yang mengandung oksigen, halogen, nitrogen,
dand belerang. Ketika terdapat sebuah ikatan valensi ganda, terdapat
kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans, yang secara
signifikan memengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan
ganda-cis menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi
lebih mencolok apabila terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam
suatu rantai. Pada gilirannya, ini memainkan peranan penting di dalam
struktur dan fungsi membran sel.
Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki
konfigurasi cis, meskipun bentuk trans wujud di beberapa lemak dan
minyak yang dihidrogenasi secara parsial.
Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah
eikosanoid, utamanya diturunkan dari asam arakidonat dan asam
eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena, dan
tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester
lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia
yang penting seperti ester lilin, turunan-turunan asam lemak tioester
koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP, dan asam lemak
karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-asiletanolamina, seperti
penghantar saraf kanabinoid anandamida.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 83


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun


hidrokarbon yang panjang. Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat
10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar mempunyai peran
yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil.
Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan
mendominasi sifat molekul dan memberikan sifat polar kimiawi.
Walaupun demikian pada asam lemak, rantai alkanalah yang
mendominasi sifat molekul. Asam lemak terbagi menjadi:
a. Asam lemak jenuh
b. Asam lemak tak jenuh
c. Garam dari asam lemak
d. Prostaglandin

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 84


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

2. Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan
tri-, yang paling terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol
(triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai trigliserida. Di dalam
persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing
teresterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia
berfungsi sebagai cadangan makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian
besar lemak cadangan di dalam jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester
dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak dari jaringan
adiposa disebut "mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang
dikarakterisasi dengan keberadaan satu atau lebih residu monosakarida
yang melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh struktur di
dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di
dalam membran tumbuhan dan seminolipid dari sel sperma mamalia.
Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan
tiga gugus fungsional yang disebut gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 85


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

propantriol). Karena gliserol memiliki tiga gugus fungsional alkohol,


asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester sekaligus.
Gliserida dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis
asam lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak
berasal dari kelas asam lemak yang sama.

3. Fosfolipid

Fosfatidiletanolamina
(Glisero)fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid,
phosphoglycerides, glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida
dengan beberapa perkecualian. Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama
IUPAC, 1,2,3-propantriol) dengan dua gugus alkohol yang membentuk
gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi dari kelas yang berbeda), dan
satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat.
Gliserofosfolipid, juga dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup
banyak di alam dan merupakan komponen kunci sel lipd dwilapis, serta
terlibat di dalam metabolisme dan sinyal komunikasi antar sel. Jaringan
saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak gliserofosfolipid.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 86


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan


saraf.
Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran
biologis adalah fosfatidilkolina (juga dikenal sebagai PC, GPCho, atau
lesitin), fosfatidiletanolamina (PE atau GPEtn), dan fosfatidilserina (PS
atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan
tempat perikatan bagi protein intra- dan antarseluler, beberapa
gliserofosfolipid di dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan
asam fosfatidat adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua
yang diturunkan dari membran. Biasanya, satu atau kedua gugus
hidroksil ini terasilasi dengan asam lemak berantai panjang, meskit
terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil
(plasmalogen). Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.
Gliserofosfolipid dapat dibagi menurut sifat kelompok-kepala polar
pada posisi sn-3 dari tulang belakang gliserol pada eukariota dan
eubakteria, atau posisi sn-1 dalam kasus archaea.
Karena pada gugus ester asam fosforat masih mempunyai satu
ikatan valensi yang bebas, biasanya juga membentuk gugus ester dengan
alkohol yang lain, misalnya alkohol amino seperti kolina, etanolamina
dan serina. Fosfolipid merupakan komponen yang utama pada membran
sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:
a. Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina
b. Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau
etanolamina.
Sifat fosfolipid bergantung dari karakter asam lemak dan alkohol
amino yang diikatnya.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 87


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

4. Sfingolipid

Sfingomielin

Sfingolipid adalah keluarga kompleks dari senyawa-senyawa yang


berbagi fitur struktural yang sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid
yang disintesis secara de novo dari asam amino serina dan asil lemak
KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida,
fosfosfingolipid, glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 88


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Spinx, setengah


wanita dan setengah singa yang membinasakan siapa saja yang tidak
dapat menjawab teka-tekinya. Sfingolipid ditemukan oleh Johann
Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari
jaringan otak.
Sfingolipid adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam
membran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini
tidak mengandung gliserol, tetapi dapat menahan dua gugus alkohol pada
bagian tengah kerangka amina.
Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin
(seramida fosfokolina), sementara pada serangga terutama mengandung
seramida fosfoetanolamina dan pada fungi memiliki fitoseramida
fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa.
Basa sfingoid utama mamalia biasa dirujuk sebagai sfingosina.
Seramida (Basa N-asil-sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa
sfingoid dengan asam lemak yang terikat pada amida. Asam lemaknya
biasanya jenuh ataupun mono-takjenuh dengan panjang rantai dari 16
atom karbon sampai dengan 26 atom karbon.
Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul beraneka ragam yang
tersusun dari satu residu gula atau lebih yang terhubung ke basa sfingoid
melalui ikatan glikosidik.

5. Lipid sterol

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 89


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen


lipid membran yang penting, bersamaan dengan gliserofosfolipid dan
sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan dari struktur inti empat-
cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi seperti
hormon dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi
keluarga estrogen, sementara steroid C19 terdiri dari androgen seperti
testosteron dan androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga
glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid, terdiri dari bermacam
ragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari
struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan
konjugat-konjugatnya, yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol
yang dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa
yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan
brasikasterol; senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi
pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah
ergosterol.
6. Lipid prenol
Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5 isopentenil
pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan
melalui lintasan asam mevalonat (MVA). Isoprenoid sederhana (alkohol
linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5 yang terus
menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini.
Struktur yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai
politerpena. Karotenoid adalah isoprenoid sederhana yang penting yang
berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai prekursor vitamin A. Contoh
kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon dan
hidrokuinon yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti
kuinonoid yang tidak berasal dari isoprenoid. Vitamin E dan vitamin K,
juga ubikuinon, adalah contoh kelas ini. Prokariota mensintesis
poliprenol (disebut baktoprenol) yang satuan isoprenoid terminalnya

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 90


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

yang melekat pada oksigen tetap tak jenuh, sedangkan pada poliprenol
hewan (dolikol) isoprenoid terminalnya telah direduksi.
7. Sakarolipid

Struktur sakarolipid Kdo2-Lipid A. Residu glukosamina berwarna


biru, residu Kdo berwarna merah, rantai asil berwarna hitam, dan gugus
fosfat berwarna hijau.
Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid, glucolipid) adalah asam
lemak yang terikat langsung dengan molekul glukosa dan membentuk
struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada sakarolipid,
monosakarida mengganti ikatan gliserol dengan asam lemak, seperti yang
terjadi pada gliserolipid dan gliserofosfolipid.
Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina
terasilasi dari komponen lipid A lipopolisakarida pada bakteri gram-
negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah disakarida dari
glukosamina, yang diturunkan sebanyak tujuh rantai asil-lemak.
Lipopolisakarida minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli
adalah Kdo2-Lipid A, yakni disakarida berheksa-asil dari glukosamina
yang diglikosilasikan dengan dua residu asam 3-deoksi-D-mano-

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 91


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

oktulosonat (Kdo). Proses hidrolisis sakarolipid akan menghasilkan


amino gula.
8. Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder yang terbentuk melalui proses
polimerisasi dari asetil dan propionil oleh enzim klasik maupun enzim
iteratif dan multimodular yang berbagi fitur mekanistik yang sama
dengan asam lemak sintasi. Enzim yang sering digunakan adalah
poliketida sintase, melalui proses kondensasi Claisen.
Poliketida merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan secara
alami oleh bakteri, fungi, tumbuhan, hewan, sumber daya laut dan
organisme yang memiliki keanekaragaman struktural yang tinggi.
Banyak poliketida berupa molekul siklik yang kerangkanya seringkali
dimodifikasi lebih jauh melalui glikosilasi, metilasi, hidroksilasi,
oksidasi, dan/atau proses lainnya untuk menimba manfaat dari sifat
antibiotik yang dimiliki. Beberapa jenis poliketida bahkan bersifat anti
kanker, dapat menurunkan kolesterol serta menunjukkan efek imuno-
supresif.
Sejumlah senyawa antimikroba, antiparasit, dan antikanker
merupakan poliketida atau turunannya, seperti eritromisin, antibiotik
tetrasiklin, avermektin, dan antitumor epotilon.
9. Garam lemak
Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam
lemak yang terdapat di alam bebas. Sabun terbuat melalui proses
saponifikasi asam lemak. Biasanya digunakan natrium karbonat atau
natrium hidroksida untuk proses tersebut.
Secara umum, reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan:

asam lemak + NaOH ---> air + garam asam lemak

Jenis sabun yang dihasilkan bergantung pada jenis asam lemak dan
panjang rantai karbonny. Natrium stearat dengan 18 karbon adalah sabun

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 92


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

yang sangat keras dan tidak larut. Seng stearat digunakan pada bedak
talkum karena bersifat hidrofobik. Asam laurat dengan 12 karbon yang
telah menjadi natrium laurat sangat mudah terlarut, sedangkan asam
lemak dengan kurang dari 10 atom karbon tidak digunakan menjadi
sabun karena dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan berbau kurang
sedap.
10. Parafin
Parafin (bahasa Inggris: wax) adalah lemak yang terbentuk dari
esterisasi alkohol yang mempunyai rumus bangun yang panjang, dengan
asam lemak. Alkohol dapat mengandung 12 hingga 23 atom karbon.
Parafin dapat ditemukan di alam sebagai pelindung daun dan sel batang
untuk mencegah agar tanaman tidak kehilangan air terlalu banyak.
Karnuba ditemukan pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan
sebagai pelumas untuk lantai maupun mobil. Lanolin adalah parafin pada
bulu domba. Beeswax adalah cairan parafin yang disekresi lebah untuk
membangun sel tempat untuk madu dan telur lebah.
Parafin yang digunakan pada pembuatan lilin bukan melalui
esterisasi, melainkan merupakan campuran dari alkana dengan berat
molekul yang besar. Pelumas untuk telinga dibuat dari campuran
fosfolipid dan ester dari kolesterol.

I. METABOLISME LIPID
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari
lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).
Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol,
selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air,
gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak
rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 93


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam
air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak
dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul
berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava,
sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 94


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah


menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan
gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses
pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita
membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi
energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam
lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan
dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Secara ringkas,
hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam
lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak
tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik
asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida
jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan
asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam
siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan
energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi
asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam
lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat,
hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan
keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang
dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 95


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Metabolisme gliserol

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi


sumber energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme
karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus
fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk
ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk
antara dalam jalur glikolisis.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 96


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

J. OKSIDASI ASAM LEMAK (OKSIDASI BETA)


Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses
yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta,
asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan
adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh
enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai


panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam
mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-
CH2-CH(OH)-CH2-COO-.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 97


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan


sebagai berikut: Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA
dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-
KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang terdapat
pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi
asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil
karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam
dan karnitin keluar. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria
selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin
palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil
Koa dan karnitin dibebaskan. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria
ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi beta Dalam oksidasi beta, asam
lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada
setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA.
Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses
oksidasi ini, karbon β asam lemak dioksidasi menjadi keton.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 98


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 99


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan


terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi
sebesar 2P. (-2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-
tahap perubahan sebagai berikut:

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 100


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi


rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini
terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-
KoA yang telah kehilangan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total
energi satu kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak
memiliki banyak atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami
oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil
KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk
siklus asam sitrat.

K. PENGHITUNGAN ENERGI HASIL METABOLISME LIPID


Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh
oksidasi beta suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan
10 atom C, maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi
yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4
kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak
memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5 buah. Setiap
asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-masing akan
menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP.
Dengan demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir
dengan hasil -2 ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP
(hasil siklus Kreb’s) = 78 ATP. Sebagian dari asetil-KoA akan berubah
menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat
dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai badan-
badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton
dinamakan ketogenesis.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 101


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk
disintesis menjadi steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 102


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

L. SINTESIS ASAM LEMAK


Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme
dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan
sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA
dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan
degradasinya (oksidasi beta)
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier
protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis
terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH
digunakan untuk sintesis.
Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.

Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali. Asam-asam lemak


akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun
tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah: Asam lemak ditransportasikan dari
hati sebagai kompleks VLDL. Asam lemak kemudian diubah menjadi
trigliserida di sel adiposa untuk disimpan. Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk
membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa. Akibatnya, kita tak
dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 103


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka


simpanan trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah
menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat
metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk
memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 104


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, A. 1988. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesia

Wirahadikusuma, M. 1985. Biokimia; Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan


Lipid. Bandung: Penerbit ITB

KIMIA ORGANIK II - LIPID Page 105

Anda mungkin juga menyukai