Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Endometriosis merupakan salah satu penyakit jinak ginekologi yang saat


ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di negara maju maupun
negara berkembang, telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap
endometriosis, namun hingga kini penyebab dan patogenesisnya belum
diketahui secara pasti. Namun dalam satu hal para ahli sepakat, bahwa
pertumbuhan endometriosis sangat dipengaruhi oleh hormon steroid, terutama
estrogen.1

Endometriosis adalah satu keadaan di mana jaringan endometrium yang


masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas
kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapatdi dalam miometrium atau pun di
luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium
disebut adenomiosis, dan bila di lua r uterus disebut
endometriosis. Pad a endometriosis jaringan endometrium ditemukan
di luar kavum uteri dan di luar miometrium. Daerah yang paling sering
terkena adalah organ pelvis dan peritoneum, organ lain seperti paru -
paru juga ikut terkena meskipun jarang. Penyakit ini berkembang dari
lesi yang kecil dan sedikit pada organ pelvis yang normal kemudian
menjadi massa keras infiltrat dan kista endometriosis ovarium
(endometrioma). Keberlangsungan endometriosis sering
disertai pembentukan fibrosis dan perlekatan luas menyebabkan gangguan
anatomi pelvis. 2

1
Endometriosis dapat disebabkan oleh kelainan
g e n e t i k , gangguan sistem kekebalan yang memungkinkan sel
endometrium melekat dan berkembang, serta pengaruh-pengaruh dari
lingkungan. Sumber lain menyebutkan bahwa pestisida dalam makanan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Faktor-faktor lingkungan
seperti pemakaian wadah plastik, microwave, dan alat memasak
3
dengan jenis tertentu dapat menjadi penyebab endometriosis.

Endometriosis merupakan penyakit yang hanya diderita kaum


perempuan. P r e v a l e n s i endometriosis cenderung meningkat
setiap tahun, wal aupun data p a s t i n y a belum dapat
diketahui. Menurut Jacoeb (2007), angka kejadian
d i Indonesia belum dapat diperkirakan karena belum ada studi epidemiologik,
tapi dari data temuan di rumah sakit, angkanya berkisar 13,6 -69,5%
pada kelompok infertilitas. Bila persentase tersebut dikaitkan dengan
jumlah penduduk sekarang, maka di negeri ini akan ditemukan sekitar
13 juta penderita endometriosis pada wanita usia produktif. Kaum
perempuan tampaknya perlu mewaspadai penyakit yang seringkali
ditandai dengan nyeri hebat pada saat haid ini.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah referat ini
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan endrometriosis ?
2. Bagaimana klasifikasi endrometriosis ?
3. Bagaimana tingkatan endometriosis ?
4. Bagaimana etiologi endrometriosis ?
5. Bagaimana manifestasi klinis endrometriosis ?
6. Bagaimana patofisiologi endrometriosis ?

2
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang endrometriosis ?
8. Bagaimana penatalakasaan endrometriosis ?
9. Bagaimana prognosis endrometriosis ?
10. Bagaimana patwey endrometriosis ?
11. Bagaimana asuhan keperawatan endrometriosis ?

C. Tujuan
1. Untuk menegtahui pengertian endrometriosis.
2. Untuk menegtahui klasifikasi endrometriosis.
3. Untuk menegtahui tingkatan endometriosis.
4. Untuk menegtahui etiologi endrometriosis.
5. Untuk menegtahui manifestasi klinis endrometriosis.
6. Untuk menegtahui patofisiologi endrometriosis.
7. Untuk menegtahui pemeriksaan penunjang endrometriosis.
8. Untuk menegtahui penatalakasaan endrometriosis.
9. Untuk menegtahui prognosis endrometriosis.
10. Untuk menegtahui patwey endrometriosis.
11. Untuk menegtahui asuhan keperawatan endrometriosis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Endrometriosis
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan
keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan
endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk
uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R
James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:
Jakarta ).
Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormon
estradiol/estrogen berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai
perambatan pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim
(pertumbuhan ectopic) dan menyebabkan pelvic pain. Endometriosis adalah
suatu penyakit dimana bercak bercak jaringan endometrium tumbuh di luar
rahim. Padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di
dalam lapisan rahim (Henri, 2009: 1)
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan mirip dengan
dinding rahim (endometrium) ditemukan ditempat lain dalam tubuh
(Smeltzer, 2001). Endometriosis juga dapat berupa suatu keadaan dimana
jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri dan
di luar miometrium (Prawirohardjo, 2008).
Definisi lain tentang endometriosis yaitu terdapatnya kelenjar-kelenjar
dan stroma endometrium pada tempat-tempat di luar rongga rahim. Implantasi
endometriosis bisa terdapat pada ovarium, ligamen latum, Cavum Douglasi,
tuba Fallopii, vagina, serviks, pada pusat, paru-paru, dan kelenjar-kelenjar
limfa (Rayburn, 2001).

4
B. Klasifikasi Endrometriosis
Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai
berikut:
1. Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim
disebut Adenomiosis.
2. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut
”true endometriosis”
Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan,
yaitu :
1. Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di
dalam uterus.
2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding
belakang uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium.
3. Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di
pelvio peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing.

C. Tingkatan Endometriosis
Secara garis besar endometriosis ini dibagi menjadi empat tingkatan
berdasarkan beratnya penyakit :
1. Stage 1 : Lesi besrsifat superficial, ada perlengketan di permukaan saja
2. Stage 2 : Adanya pelengketan sampai di daerah cul-de-sac
3. Stage 3 : Sama seperti stage 2, namun disertai endometrioma yang kecil
pada ovarium dan ada perlengketan juga yang lebih banyak.
4. Stage 4 : Sama seperti stage 3, namun disertai endometrioma yang besar
dan perlengketan yang sangat luas.

D. Etiologi Endrometriosis
Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:
1. Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )

5
2. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
3. Menstruasi yang lama (>7 hari)
4. Spotting sebelum menstruasi
5. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
6. Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
7. Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
8. Terpapar Toksin dari lingkungan
9. Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan produk
kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.

E. Manifestasi Klinis Endrometriosis


Tanda dan gejala endometriosis antara lain :
1. Nyeri
a. Dismenore sekunder
b. Dismenore primer yang buruk
c. Dispareuni / nyeri ovulasi
d. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan
nyeri pada bagian bawah abdomen selama siklus menstruasi.
e. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan
seksual
f. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter.
2. Perdarahan abnormal
a. Hipermenorea
b. Menoragia
c. Spotting sebelum menstruasi
d. Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum
menstruasi atau di akhir menstruasi
3. Keluhan buang air besar dan buang air kecil
a. Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar

6
b. Diare, konstipasi dan kolik

F. Patofisiologi Endrometriosis
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki
ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko
lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal
yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat
mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon
berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan
sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan
menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme
tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun
menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat
seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal. Jaringan
endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial.
Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infun dibulum tuba falopi
menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu,
ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai
endometriosis. Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan
limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti
aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat
dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin,
maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini
juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar

7
estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial
ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic. Perdarahan
di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan
nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah
di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan
pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada
daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat
melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di
uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba
fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa
ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan
terjadinya infertil pada endometriosis.

G. Pemeriksaan Penunjang Endrometriosis


Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini
antara lain:
1. Uji serum
a. CA-125 : sensitifitas atau spesifisitas berkurang
b. Protein plasenta 14 : mungkin meningkat pada endometriosis yang
mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.
c. Antibodi endometrial : sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan
a. Ultrasound : dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma
dengan sensitifitas 11%
b. MRI : 90% sensitif dan 98% spesifik
c. Pembedahan : melalui laparoskopi dan eksisi.

8
H. Penatalakasaan Endrometriosis
Terapi yang dilakukan ditujukan untuk membuang sebanyak mungkin
jaringan endometriosis, antara lain:
1. Pengobatan Hormonal
Pengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi,
sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati Obat-
obatan ini bersifat pseudo-pregnansi atau pseudo-menopause, yang
digunakan adalah :
a. Derivat testosteron, seperti danazol, dimetriose,
b. Progestrogen seperti provera, primolut
c. GnRH
d. Pil kontrasepsi kombinasi.

Namun pengobatan ini juga mempunyai beberapa efek samping.

Obat Efek Samping Obat


Pil KB Pembengkakan perut, nyari payudara, Pil KB
kombinasi peningkatan nafsu makan, kombinasi
estrogen pembengkakan pergelangan kaki, mual, estrogen
progestin perdarahan diantara 2 progestin
siklus menstruasi, trombosis vena dalam
Progestin Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, Progestin
perubahan suasana hati, depresi,
vaginitis atrofika
Danazole Penambahan berat badan, suara lebih Danazole
berat, pertumbuhan rambut, hot flashes,
vagina kering, pembengkakan
pergelangan kaki, kram otot, perdarahan

9
diantara 2 siklus, payudara mengecil,
perubahan suasana hati, kelainan fungsi
hati, sindroma terowongan
karpal
Agonis GnRH Hot flashes, vagina kering, Agonis GnRH
pengeroposan tulang, perubahan suasana
hati

2. Pembedahan

Bisa dilakukan secara laparoscopi atau laparotomi, tergantung luasnya invasi


endometriosis. Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan
pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali
dilakukan pada prosedur laparoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan pada
kasus berikut:

a. Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar


dari 3,8-5 cm
b. Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
c. Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
d. Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang
sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Untuk
membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atas
sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara,
karena
endometriosis sering berulang.
3. Laparoscopy
Laparoscopy adalah prosedur operasi yang paling umum untuk
diagnosis dari endometriosis. Laparoscopy adalah prosedur operasi minor

10
(kecil) yang dilakukan dibawah pembiusan total, atau pada beberapa
kasus-kasus dibawah pembiusan lokal. Ia biasanya dilakukan sebagai
suatu prosedur pasien rawat jalan. Laparoscopy dilakukan dengan pertama
memompa perut dengan karbondioksida melalui sayatan kecil pada pusar.
Sebuah alat penglihat (laparoscope) yang panjang dan tips kemudian
dimasukan kedalam rongga perut yang sudah dipompa untuk memeriksa
perut dan pelvis. Endometrial implants kemudian dapat dilihat secara
langsung.
Selama laparoscopy, biopsi-biopsi (pengeluaran dari contoh-contoh
jaringan kecil untuk pemeriksaan dibawah mikroskop) dapat juga
dilakukan untuk diagnosis. Adakalanya biopsi-biopsi yang diperoleh
selama laparoscopy menunjukan endometriosis meskipun tidak ada
endometrial implants yang terlihat selama laparoscopy.
4. Eksisi
5. Biopsi endometrium
6. Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan
rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat
dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk
hamil lagi. Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi
bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium
yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah
pembedahan.

I. Prognosis Endrometriosis
Endometriosis pada umumnya terjadi pada usia reproduksi, walaupun
demikian telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pasca
menopause. Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur
yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada
usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena

11
menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim. Endometriosis bisa
diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak
perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan resiko
terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan
pertama kali pada usia diatas 30 tahun dan kulit putih.

12
J. Patwey Endrometriosis

Gangguan menstruasi Faktor eksternal : Toksik Faktor


(hipermenorea dan Genetik
menoragia)
Mikroorganisme masuk
ke dalam tubuh
Gangguan sistem hormonal
ENDOMETRIOSIS
tubuh Mikroorganisme
menghasilkan makrofag
Gangguan sekresi, ↑estrogen dan
progesteron Respon imun ↓

Gangguan pertumbuhan sel


Pertumbuhan sel-sel
endometrium
abnormal meningkat

Terbentuk fragmen Merangsang


endometrial perkembangbiakan sel-
sel abnormal meningkat

Dari infundibulum Masuk peredaran darah


tuba falopi & Lumpa

Ovarium Mengikuti aliran regional


tubuh

Jaringan endometirum
tumbuh di luar uterus
(endometrial extrauterine)

13
Nekrosis jaringan
endometrial

ENDOMETRIOSIS

Iritasi peritonium

Perdarahan di pelvic

Nyeri saat menstruasi Penggumpalan


(dysmenorea) darah

MK : NYERI
AKUT Adhesi di Adhesi Adhesi di
dinding ke tuba
Perdarahan banyak
pelvic uterus fallopii

↓ jumlah eritrosit, ↓ Nyeri Retroversi Gerakan


Fe koitus spontan ujung-
uteri
ujung fimbriae
MK : ANEMIA
MK :
GANGGUAN
POLA
SEKSUAL

14
Sakit kepala, Gerakan
pusing ovum ke
uterus
lambat
Kelemahan

Ovum tertahan
di saluran
MK :
ekstra uterine
INTOLERANSI
AKTIFITAS

Infertil

MK :
GANGGUAN
KONSEP DIRI

15
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data demografi
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga
negara, bahasa yang digunakan, dan penanggung jawab yang meliputi
nama, alamat, dan hubungan dengan klien.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daerah
pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran
sampah medis dan sampah perkotaan.
c. Riwayat kesehatan sekarang
1) Dysmenore primer ataupun sekunder
2) Nyeri saat latihan fisik
3) Dispareun
4) Nyeri ovulasi
5) Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan
nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
6) Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan
seksual
7) Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
8) Hipermenorea
9) Menoragia
10) Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
11) Konstipasi, diare, kolik
d. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang
menderita endometriosis.
e. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah
menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau
di akhir menstruasi.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungang dengan agens cidea biologis

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup yang kurang baik

16
c. Keletihan berhubungan dengan anemia

d. Keputusasaan berhubungan dengan penurunan fisiologis

e. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan konflik dengan


orientasi seksual

3. Penetapan rencana keperawatan, tujuan, dan kriteria evaluasi

Diagnosa
No NOC NIC
keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajeman nyeri
berhubungan
keperawatan 1x24 jam dengan 1.1 lakukan pengkajian
dengan agens
cidera biologis indikator nyeri konprehensif yang
 Nyeri yang dilaporkan meliputi lokasi,
(3) karakteristik, onset/durasi,
 Ekspresi nyeri (3) frekuensi, kualitas,
 Tidak bisa beristirahat intensitas, atau beratnya
(4) nyeri

 Kehilangan nafsu makan 1.2 gunakan strategi

(4) komunikasi terpeutik

Dengan indicator : untuk mengetahui

1. Berat pengalaman nyeri dan

2. Cukup berat sampaikan penerimaan

3. Sedang pasien terhadap nyeri

4. Rinagn 1.3 gali bersama pasien

5. Tidak ada faktor-faktor yang dapat


menurunkan atau
memperberat nyeri
1.4 gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien

17
mengenai nyeri
2. Intoleran aktifitas Setelah dilakukan tindakan 1.1 observasi respon
berhubungan keperawatan 1x24 jam dengan emosi, fisik,
dengan gaya indikator mental, sosial, dan
hidup yang Intoleransi terhadap aktifitas spiritual terhadap
kurang gerak  kemampuan dalam aktifitas
melakukan aktifitas 1.2 bantui klien untuk
hidup seharian ( 4 ) mengindetifikasi
 saturasi oksigen ketika aktifitas yang di
beraktifitas ( 4 ) inginkan
 frekuensi nadi ketika 1.3 dorong keterlibatan
beraktifitas ( 4 ) dalam aktifitas

 frekuensi pernapasan kelompok maupun

ketika beraktifitas ( 4 ) terapi

 frekuensi tekanan darah 1.4 intruksikan klien

ketika beraktifitas ( 4 ) dan keluarga untuk

dengan indikator : mempertahankan

1. sangat terganggu fungsi dan

2. banyak terganggu kesehatan terkait

3. cukup terganggu peran dalam

4. sedikit terganggu beraktifitas secara

5. tidak terganggu fisik, sosial,


spiritual dan
kongnitif
1.5 kolaborasi dengan
ahli terapi fisik,
okupasi dan terapis
rekleasional dalam

18
perencanaan dan
pemantauan
program aktifitas,
jika memang
diperlukan
3. Keletihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy
berhubungan
keperawatan 1 x 24 jam 3.1 kaji status fisiologis
dengan anemia
ditetapkan kriteria hasil : dengan pasien yang
menyebabkan
 kualitas istirahat (4) kelelahan sesuai
 kualitas tidur (4) dengan konteks usia
 kesadaran (4) dan perkembangan

 saturasi oksigen (4) 3.2 bantu pasien

Dengan indicator : memproritaskan

1. sangat terganggu kegiatan untuk

2. banyak terganggu mengakomondasikan

3. cukup terganggu energi yang diperlukan

4. sedikit terganggu 3.3 anjurkan pasien untuk

5. tidak terganggu memilih aktivitas yang


membangun ketahanan
3.4 konsulkan dengan ahli
gizi mengenai cara
meningkatkan asupan
energy dari makanan
4. Keputusasaan Setelah dilakukan tindakan Inspirasi harapan :
berhubungan keperawatan 1 x 24 jam 3.1 Bantu pasien
dengan penurunan ditetapkan kriteria hasil : mengembangkan
fisiologis spiritualitas diri
1. Mengungkapan 3.2 Ajarkan pengenalan
harapan masa depan realitas dengan

19
yang positif (4) mensurvey situasi dan
2. Mengungkapkan membuat rencana
keinginan untuk hidup kedepan
(4) 3.3 Lakukan review
3. Mengungkapkan (mengenai bagaimana)
harapan hidup (5) petunjuk tentang
4. Mengungkapkan hidup atau (
perasaan control diri bagaimana )
(5) mengenang (
sesuatu/seseorang)
Dengan skala : dengan cara yang
1. Tidak pernah cepat
menunjukkan 3.4 Berikan kesempatan
2. Jarang menunjukkan bagi pasien /keluarga
3. Kadang kadang untuk terlibat dalam
menunjukkan kelompok pendukung
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten
menunjukkan
5. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Pengurangan kecemasan
pola seksual keperawatan 1x24 jam dengan 5.1 gunakan pendekatan
berhubungan indikator yang tenang dan
dengan konflik pengaturan psikososial: menyakinkan
dengan orientasi perubahan kehidupan 5.2 kaji untuk tanda verbal
seksual  menjaga harga diri (4) dan nonverbal kecemasan
 verbalisasi optimism 5.3 dorong keluarga untuk
mengenai saat ini (4) untuk mendapingi klien
 verbalisasi mengenai dengan cara yang tepat
masa depan (4) 5.4 berikan informasi
 mengunakan strategi factual terkait diagnosis,
koping yang efektif(3) perawatan, dan prognosis
dengan indicator skala: 5.5 bantu klien
1. Tidak pernah menunjukan mengidentifikasi situasi
2. Jarang menunjukan yang memicu keecmasan
3. Kadang-kadang
menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten
menunjukan

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Endometriosis merupakan suatu kondisi yang di cerminkan dengan


keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus, jaringan
endometrium tersebut bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligament
pembentuk uterus atau juga bisa tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis.
Penyebab dari endometriosis masih belum di ketahui secara pasti namun dapat
di sebebakan karena factor gen atau keturunan, factor hormonal yaitu estrogen
dan progesterone dan dapat di sebabkan karena faktor toksik.
Resiko yang paling tinggi dari kejadian endometriosis adalah wanita
dengan usia produktif, meskipun sering dijumpai pada masa reproduktif,
endometriosis juga dapat menyerang usia belasan tahun. Penanganan
endometriosis itu sendiri adalah dari pencegahan terjadinya endometriosis,
Observasi dan Pemberian Analgetika, terapi hormonal dan pembedahan.

B. Saran
Dengan mengetahui dan memahami penyakit endometriosis, penulis
sarankan kepada para wanita yang sudah menikah, untuk segera memiliki
anak untuk menghindari tejadinya penyakit tersebut. Dan bagi tenaga
kesehatan khusunya bidang keperawatan, hendaknya berbagi ilmu dan
informasi kepada kerabat dan saudara mengenai endometriosis, sehingga
banyak wanita usia produktif yang terhindar dari penyakit tersebut.

21
Daftar Pustaka

Alam, Syamsir dan Hardibroto Iwan. 2007. Endometriosis. Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta

Bobak. Lowdermik. Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.


Jakarta :

EGC. Disitasi dari http://asuhan-keperawatan-

patriani.blogspot.com/2008/12/ulcus-endometriosis .html

Doenges, Marilynn.E.2001.Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC. Disitasi dari

http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/12/ulcus-

endometriosis .html

Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya
Medica:

Jakarta

Nuary, derry. 2011. Asuhan Keperawatan Endometriosis. http://asuhan-


kebidanan-

keperawatan.blogspot.com/2011/03/askep-endometriosis_1709.html.

Diakses pada tanggal 10 Oktober 2011

Hidayat. 2009. Askep endometriosis.

http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/10/askep-endometriosis/. Diakses

pada tanggal 8 Oktober 2011

Anonim. 2009. Endometriosis. http://askep-

ners.blogspot.com/2009/02/endometriosis.html. diakses pada tanggal 8

Oktober 2011

22
Anonim. 2010. Endometriosis. http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis.
Diakses

pada tanggal 8 Oktober 2011

23

Anda mungkin juga menyukai