PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Endometriosis dapat disebabkan oleh kelainan
g e n e t i k , gangguan sistem kekebalan yang memungkinkan sel
endometrium melekat dan berkembang, serta pengaruh-pengaruh dari
lingkungan. Sumber lain menyebutkan bahwa pestisida dalam makanan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Faktor-faktor lingkungan
seperti pemakaian wadah plastik, microwave, dan alat memasak
3
dengan jenis tertentu dapat menjadi penyebab endometriosis.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah referat ini
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan endrometriosis ?
2. Bagaimana klasifikasi endrometriosis ?
3. Bagaimana tingkatan endometriosis ?
4. Bagaimana etiologi endrometriosis ?
5. Bagaimana manifestasi klinis endrometriosis ?
6. Bagaimana patofisiologi endrometriosis ?
2
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang endrometriosis ?
8. Bagaimana penatalakasaan endrometriosis ?
9. Bagaimana prognosis endrometriosis ?
10. Bagaimana patwey endrometriosis ?
11. Bagaimana asuhan keperawatan endrometriosis ?
C. Tujuan
1. Untuk menegtahui pengertian endrometriosis.
2. Untuk menegtahui klasifikasi endrometriosis.
3. Untuk menegtahui tingkatan endometriosis.
4. Untuk menegtahui etiologi endrometriosis.
5. Untuk menegtahui manifestasi klinis endrometriosis.
6. Untuk menegtahui patofisiologi endrometriosis.
7. Untuk menegtahui pemeriksaan penunjang endrometriosis.
8. Untuk menegtahui penatalakasaan endrometriosis.
9. Untuk menegtahui prognosis endrometriosis.
10. Untuk menegtahui patwey endrometriosis.
11. Untuk menegtahui asuhan keperawatan endrometriosis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Endrometriosis
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan
keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan
endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk
uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R
James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:
Jakarta ).
Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormon
estradiol/estrogen berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai
perambatan pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim
(pertumbuhan ectopic) dan menyebabkan pelvic pain. Endometriosis adalah
suatu penyakit dimana bercak bercak jaringan endometrium tumbuh di luar
rahim. Padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di
dalam lapisan rahim (Henri, 2009: 1)
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan mirip dengan
dinding rahim (endometrium) ditemukan ditempat lain dalam tubuh
(Smeltzer, 2001). Endometriosis juga dapat berupa suatu keadaan dimana
jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri dan
di luar miometrium (Prawirohardjo, 2008).
Definisi lain tentang endometriosis yaitu terdapatnya kelenjar-kelenjar
dan stroma endometrium pada tempat-tempat di luar rongga rahim. Implantasi
endometriosis bisa terdapat pada ovarium, ligamen latum, Cavum Douglasi,
tuba Fallopii, vagina, serviks, pada pusat, paru-paru, dan kelenjar-kelenjar
limfa (Rayburn, 2001).
4
B. Klasifikasi Endrometriosis
Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai
berikut:
1. Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim
disebut Adenomiosis.
2. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut
”true endometriosis”
Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan,
yaitu :
1. Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di
dalam uterus.
2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding
belakang uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium.
3. Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di
pelvio peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing.
C. Tingkatan Endometriosis
Secara garis besar endometriosis ini dibagi menjadi empat tingkatan
berdasarkan beratnya penyakit :
1. Stage 1 : Lesi besrsifat superficial, ada perlengketan di permukaan saja
2. Stage 2 : Adanya pelengketan sampai di daerah cul-de-sac
3. Stage 3 : Sama seperti stage 2, namun disertai endometrioma yang kecil
pada ovarium dan ada perlengketan juga yang lebih banyak.
4. Stage 4 : Sama seperti stage 3, namun disertai endometrioma yang besar
dan perlengketan yang sangat luas.
D. Etiologi Endrometriosis
Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:
1. Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )
5
2. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
3. Menstruasi yang lama (>7 hari)
4. Spotting sebelum menstruasi
5. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
6. Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
7. Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
8. Terpapar Toksin dari lingkungan
9. Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan produk
kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.
6
b. Diare, konstipasi dan kolik
F. Patofisiologi Endrometriosis
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki
ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko
lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal
yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat
mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon
berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan
sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan
menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme
tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun
menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat
seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal. Jaringan
endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial.
Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infun dibulum tuba falopi
menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu,
ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai
endometriosis. Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan
limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti
aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat
dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin,
maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini
juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar
7
estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial
ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic. Perdarahan
di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan
nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah
di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan
pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada
daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat
melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di
uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba
fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa
ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan
terjadinya infertil pada endometriosis.
8
H. Penatalakasaan Endrometriosis
Terapi yang dilakukan ditujukan untuk membuang sebanyak mungkin
jaringan endometriosis, antara lain:
1. Pengobatan Hormonal
Pengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi,
sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati Obat-
obatan ini bersifat pseudo-pregnansi atau pseudo-menopause, yang
digunakan adalah :
a. Derivat testosteron, seperti danazol, dimetriose,
b. Progestrogen seperti provera, primolut
c. GnRH
d. Pil kontrasepsi kombinasi.
9
diantara 2 siklus, payudara mengecil,
perubahan suasana hati, kelainan fungsi
hati, sindroma terowongan
karpal
Agonis GnRH Hot flashes, vagina kering, Agonis GnRH
pengeroposan tulang, perubahan suasana
hati
2. Pembedahan
10
(kecil) yang dilakukan dibawah pembiusan total, atau pada beberapa
kasus-kasus dibawah pembiusan lokal. Ia biasanya dilakukan sebagai
suatu prosedur pasien rawat jalan. Laparoscopy dilakukan dengan pertama
memompa perut dengan karbondioksida melalui sayatan kecil pada pusar.
Sebuah alat penglihat (laparoscope) yang panjang dan tips kemudian
dimasukan kedalam rongga perut yang sudah dipompa untuk memeriksa
perut dan pelvis. Endometrial implants kemudian dapat dilihat secara
langsung.
Selama laparoscopy, biopsi-biopsi (pengeluaran dari contoh-contoh
jaringan kecil untuk pemeriksaan dibawah mikroskop) dapat juga
dilakukan untuk diagnosis. Adakalanya biopsi-biopsi yang diperoleh
selama laparoscopy menunjukan endometriosis meskipun tidak ada
endometrial implants yang terlihat selama laparoscopy.
4. Eksisi
5. Biopsi endometrium
6. Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan
rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat
dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk
hamil lagi. Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi
bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium
yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah
pembedahan.
I. Prognosis Endrometriosis
Endometriosis pada umumnya terjadi pada usia reproduksi, walaupun
demikian telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pasca
menopause. Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur
yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada
usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena
11
menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim. Endometriosis bisa
diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak
perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan resiko
terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan
pertama kali pada usia diatas 30 tahun dan kulit putih.
12
J. Patwey Endrometriosis
Jaringan endometirum
tumbuh di luar uterus
(endometrial extrauterine)
13
Nekrosis jaringan
endometrial
ENDOMETRIOSIS
Iritasi peritonium
Perdarahan di pelvic
MK : NYERI
AKUT Adhesi di Adhesi Adhesi di
dinding ke tuba
Perdarahan banyak
pelvic uterus fallopii
14
Sakit kepala, Gerakan
pusing ovum ke
uterus
lambat
Kelemahan
Ovum tertahan
di saluran
MK :
ekstra uterine
INTOLERANSI
AKTIFITAS
Infertil
MK :
GANGGUAN
KONSEP DIRI
15
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data demografi
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga
negara, bahasa yang digunakan, dan penanggung jawab yang meliputi
nama, alamat, dan hubungan dengan klien.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daerah
pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran
sampah medis dan sampah perkotaan.
c. Riwayat kesehatan sekarang
1) Dysmenore primer ataupun sekunder
2) Nyeri saat latihan fisik
3) Dispareun
4) Nyeri ovulasi
5) Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan
nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
6) Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan
seksual
7) Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
8) Hipermenorea
9) Menoragia
10) Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
11) Konstipasi, diare, kolik
d. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang
menderita endometriosis.
e. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah
menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau
di akhir menstruasi.
2. Diagnosa Keperawatan
16
c. Keletihan berhubungan dengan anemia
Diagnosa
No NOC NIC
keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajeman nyeri
berhubungan
keperawatan 1x24 jam dengan 1.1 lakukan pengkajian
dengan agens
cidera biologis indikator nyeri konprehensif yang
Nyeri yang dilaporkan meliputi lokasi,
(3) karakteristik, onset/durasi,
Ekspresi nyeri (3) frekuensi, kualitas,
Tidak bisa beristirahat intensitas, atau beratnya
(4) nyeri
17
mengenai nyeri
2. Intoleran aktifitas Setelah dilakukan tindakan 1.1 observasi respon
berhubungan keperawatan 1x24 jam dengan emosi, fisik,
dengan gaya indikator mental, sosial, dan
hidup yang Intoleransi terhadap aktifitas spiritual terhadap
kurang gerak kemampuan dalam aktifitas
melakukan aktifitas 1.2 bantui klien untuk
hidup seharian ( 4 ) mengindetifikasi
saturasi oksigen ketika aktifitas yang di
beraktifitas ( 4 ) inginkan
frekuensi nadi ketika 1.3 dorong keterlibatan
beraktifitas ( 4 ) dalam aktifitas
18
perencanaan dan
pemantauan
program aktifitas,
jika memang
diperlukan
3. Keletihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy
berhubungan
keperawatan 1 x 24 jam 3.1 kaji status fisiologis
dengan anemia
ditetapkan kriteria hasil : dengan pasien yang
menyebabkan
kualitas istirahat (4) kelelahan sesuai
kualitas tidur (4) dengan konteks usia
kesadaran (4) dan perkembangan
19
yang positif (4) mensurvey situasi dan
2. Mengungkapkan membuat rencana
keinginan untuk hidup kedepan
(4) 3.3 Lakukan review
3. Mengungkapkan (mengenai bagaimana)
harapan hidup (5) petunjuk tentang
4. Mengungkapkan hidup atau (
perasaan control diri bagaimana )
(5) mengenang (
sesuatu/seseorang)
Dengan skala : dengan cara yang
1. Tidak pernah cepat
menunjukkan 3.4 Berikan kesempatan
2. Jarang menunjukkan bagi pasien /keluarga
3. Kadang kadang untuk terlibat dalam
menunjukkan kelompok pendukung
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten
menunjukkan
5. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Pengurangan kecemasan
pola seksual keperawatan 1x24 jam dengan 5.1 gunakan pendekatan
berhubungan indikator yang tenang dan
dengan konflik pengaturan psikososial: menyakinkan
dengan orientasi perubahan kehidupan 5.2 kaji untuk tanda verbal
seksual menjaga harga diri (4) dan nonverbal kecemasan
verbalisasi optimism 5.3 dorong keluarga untuk
mengenai saat ini (4) untuk mendapingi klien
verbalisasi mengenai dengan cara yang tepat
masa depan (4) 5.4 berikan informasi
mengunakan strategi factual terkait diagnosis,
koping yang efektif(3) perawatan, dan prognosis
dengan indicator skala: 5.5 bantu klien
1. Tidak pernah menunjukan mengidentifikasi situasi
2. Jarang menunjukan yang memicu keecmasan
3. Kadang-kadang
menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten
menunjukan
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan mengetahui dan memahami penyakit endometriosis, penulis
sarankan kepada para wanita yang sudah menikah, untuk segera memiliki
anak untuk menghindari tejadinya penyakit tersebut. Dan bagi tenaga
kesehatan khusunya bidang keperawatan, hendaknya berbagi ilmu dan
informasi kepada kerabat dan saudara mengenai endometriosis, sehingga
banyak wanita usia produktif yang terhindar dari penyakit tersebut.
21
Daftar Pustaka
Utama: Jakarta
patriani.blogspot.com/2008/12/ulcus-endometriosis .html
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/12/ulcus-
endometriosis .html
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya
Medica:
Jakarta
keperawatan.blogspot.com/2011/03/askep-endometriosis_1709.html.
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/10/askep-endometriosis/. Diakses
Oktober 2011
22
Anonim. 2010. Endometriosis. http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis.
Diakses
23