Anda di halaman 1dari 6

VARICOCELE

Pembimbing :
dr. Aries Alpendri, Sp. U

Disusun Oleh :
Chrissa Maichel Kainama
( 112017139 )

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. ESNAWAN ANTARIKSA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Jika anda adalah seorang dokter umum yang bertugas di puskesmas atau di instalasi
gawat darurat salah satu rumah sakit maka anda harus selalu siap untuk menerima kasus atau
keluhan pasien yang kondisinya darurat maupun tidak. Tidak menutup kemungkinan seorang
pria akan datang ke rumah sakit atau puskesmas tempat anda bertugas dengan keluhan di
daerah urogenital. Keluhan di daerah urogenital bermacam – macam, mulai dari susah buang
air kecil, terasa nyeri saat buang air kecil, menempelnya kulit kelamin yang susah untuk
terbuka, keluar darah saat buang air kecil, trauma seperti terbentur pada daerah kelamin,
infeksi seperti kencing nanah atau sifilis, sampai keluhan yang cukup jarang terjadi yaitu
bengkaknya skrotum atau kantung buah zakar. Penyebab bengkaknya skrotum atau kantung
buah zakar ini bisa bermacam – macam, seperti trauma, radang testis, epididimitis, varikokel,
hernia inguinalis, torsio testis.
Dalam maskalah ini akan dibahas tentang salah satu penyebab dari bengkaknya
skrotum atau kantung buah zakar, yaitu varikokel. Varikokel merupakan dilatasi abnormal
pleksus pampiniformis, terjadi kira-kira pada 15% pria. Beberapa pasien mengalami nyeri
skrotal dan pembengkakan, dan menjadi suatu penyebab potensial infertilitas pada pria. Pada
varikokel didapatkan kelainan dilatasi vena dalam spermatic cord dan diklasifikasikan
menjadi klinis dan subklinis. Varikokel klinis didiagnosis melalui pemeriksaan fisik dan
digolongkan berdasarkan temuan fisik. Varikokel subklinis pada pemeriksaan fisik tidak
teraba dan memerlukan pencitraan radiologi untuk diagnosis. Selain itu, varikokel terbagi
atas varikokel ekstratestikuler dan varikokel intratestikuler. Varikokel lebih sering terdeteksi
pada populasi pria infertil dibandingkan dengan pria fertil. Adanya varikokel telah dikaitkan
dengan kegagalan fungsi testis, sering menyebabkan kelainan pada parameter semen.
Varikokel umum dijumpai pada anak remaja dan pria dewasa, terdiagnosis pada 20-40%
pasien infertil.
2. Isi dan Pembahasan
2.1 Anatomi Testis
Testis adalah sepasang organ genital pria berbentuk ovoid yang terletak di dalam
skrotum. Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15-25 ml.
Kedua buah testis dibungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis, di luar
tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri dari lapisan viseralis dan parietalis,
serta tunika dartos. Testis kiri terletak lebih inferior dibandingkan testis yang kanan. Testis
terdiri dari ± 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri dari tubuli seminiferi. Di dalam tubulus
seminiferi terdapat sel sertoli dan sel-sel spermatogonia, sedangkan diantara tubulus
seminiferi terdapat sel-sel leydig. Sel-sel spermatogonium pada saat proses spermatogenesis
akan menjadi spermatozoa. Sel-sel sertoli berfungsi untuk memberi makan pada bakal
sperma. Sedangkan sel-sel leydig atau disebut juga sel-sel interstisial testis berfungsi untuk
menghasilkan hormon testosterone.
Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubulus seminiferi testis disimpan dan
mengalami pematangan di epididimis. Setelah matang (dewasa), sel-sel spermatozoa
bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ampula vas
deferens. Sel-sel itu setelah bercampur dengan cairan-cairan di epididimis, vas deferens,
vesikula seminalis serta cairan prostat akan membentuk cairan semen dan mani.
Tetis mendapat darah dari beberapa cabang arteri, yaitu arteri spermatika interna yang
merupakan cabang dari aorta, arteri diferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan
arteri kremasterika cabang dari arteri epigastrika. Pembuluh darah yang meninggalkan testis
akan bekumpul membentuk pleksus pampiniformis. Pada beberapa orang, pleksus ini
mengalami dilatasi yang kemudian dikenal sebagai varikokel.
Sekitar 98% varikokel terjadi pada sisi kiri karena aliran balik di dalam vena
spermatika interna bertanggung jawab terhadap terjadinya dilatasi dan berkeloknya vena,
perbedaan dalam konfigurasi vena spermatika interna kiri dan kanan, serta perkembangan
embriologisnya berhubungan dengan predominannya varikokel pada sisi kiri. Vena testikular
sinistra masuk ke vena renalis sinistra, sedangkan vena spermatika interna dextra masuk ke
vena kava inferior secara oblique (kira-kira 30º). Sudut ini, bersamaan dengan tingginya
aliran vena kava inferior diperkirakan dapat meningkatkan drainase pada sisi kanan (Venturi
Effect) Insersi vena renalis sinistra 8-10 cm lebih kranial dari insersi vena spermatika interna
dextra. Oleh karena itu, vena spermatika interna kiri mempunyai tekanan 8-10 cm lebih besar,
sehingga aliran darah relatif lebih lambat. Vena renalis sinistra juga dapat terkompres di
daerah proksimal di antara arteri mesenterika superior dan aorta, distalnya diantara arteri
iliaka komunis dan vena. Fenomena nutcracker ini dapat meningkatkan tekanan vena
testikular sinistra.

2.2 Definisi Varikokel


Varikokel adalah pelebaran atau dilatasi pembuluh darah vena yang abnormal dari
pleksus pampiniformis di daerah funikulus spermatikus dan di testis/ epididimis akibat
gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Varikokel adalah kelainan anatomi yang
dapat mengganggu produksi dan fungsi sperma.

2.3 Etiologi

Varikokel sangat sering terjadi pada testis kiri disbanding pada testis sebelah kanan (80% -
90%), hal ini dikarenakan faktor anatomi dan beberapa hal yang mempengaruhi testis seperti
:
 Teori yang dikenal dengan “nutcracker effect” yang diperkirakan muncul ketika vena
testikuler tertekan diantara arteri mesenterika superior dan aorta. Peningkatan
tekanan hidrostatik dapat menyebabkan pembentukkan varikokel.
 Kemudian varikokel juga terjadi karena terjadinya peningkatan tekanan pembuluh
darah renalis yang dapat menyebabkan dilatasi abnormal pada vena testikularis, hal
ini dikarenakan adanya anastomosis langsung dari vena testikularis kiri dengan vena
renalis kiri.
 Menurunnya fungsi pada katup katup pembuluh darah vena testikularis sehingga
aliran darah balik ke jantung akan menurun sehingga menyebabkan dilatasi pada
pembuluh darah vena testikularis karena darah yang terhambat untuk kembali ke
jantung.

2.4 Epidemiologi

Varikokel terdeteksi lebih sering pada populasi pria infertil (40%) dibandingkan pria
fertil (15%). Sebagian besar varikokel terdeteksi setelah pubertas dan prevalensi pada pria
dewasa sekitar 11-15%. Pada 80-90% kasus, varikokel hanya terdapat pada sebelah kiri,
varikokel dapat bilateral hingga 20% kasus, meskipun dilatasi sebelah kanan biasanya lebih
kecil. Varikokel unilateral sebelah kanan sangat jarang terjadi.
2.5 Klasifikasi

Tabel 1. Klasifikasi Varikokel berdasarkan pemeriksaan fisik


Grade Temuan Pada Pemeriksaan Fisik
Grade I Varikokel yang teraba saat melakukan manuver valsava
(mengedan kuat) dalam posisi berdiri

Grade II Varikokel teraba saat dalam posisi berdiri tanpa melakukan


valsava

Grade III Terlihat jelas dalam posisi berdiri tanpa melakukan valsava

2.6 Patofisiologi

Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara,


antara lain:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia karena
kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan prostaglandin)
melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat
hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan
gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
Pleksus pampiniformis atau pembuluh vena yang meninggalkan testis pada beberapa
orang dapat mengalami dilatasi yang abnormal akibat adanya gangguan aliran balik vena
spermatika interna dan dikenal sebagai varikokel. Varikokel lebih sering mengenai testis kiri
dibanding testis kanan, oleh karena vena spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis
kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan vena spermatika interna kanan bermuara pada vena
cava yang agak miring. Faktor lain selain itu adalah vena spermatika kiri lebih panjang dari
kanan.
Varikokel mungkin juga disebabkan oleh terlambatnya aliran pembuluh vena renal
kiri, sperti tumor ginjal dan tekanan keras dari otot-otot perut. Timbulnya varikokel secara
tiba-tiba bisa menjadi petunjuk adanya masalah yang lebih serius, seperti penyumbatan ginjal
atau tumor lokal. Aliran darah yang tidak normal disebabkan oleh varikokel yang dapat
mempengaruhi konsentrasi kondisi testosteron di testis yang pada akhirnya menghambat
produksi sperma.
Varikokel dapat juga menyebabkan menurunnya jumlah oksigen dan zat makanan
yang diperlukan bagi pertumbuhan sperma. Sperma dengan varikokel mudah menyusut dan
hancur. Biasanya tidak ada gejala yang menyertai varikokel, namun beberapa pria terdapat
perasaan berat pada sisi yang terkena. Pada pemeriksaan fisik terdapat massa yang teraba
seperti kantung cacing dan tidak teraba pada posisi berbaring.

Anda mungkin juga menyukai