Anda di halaman 1dari 14

Irama Sirkardian

Chrissa Maichel Kainama


102012363
Chrissa.kainama@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11510
Telp. (021) 56942061. Fax (021) 5631731

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat kompleks dan memiliki banyak
sekali aktivitas sehingga manusia dapat merasakan apa yang disebut masa kejenuhan atau
kelelahan, sehingga manusia membutuhkan waktu untuk istirahat agar bisa mengembalikan
energi yang telah habis pada saat berakifitas. Tidur adalah fenomena alami dan merupakan
kebutuhan hidup manusia yang utama. Menurut berbagai penelitian, Tanpa tidur manusia
tidak akan mampu bertahan lama. Oleh sebab itu yang disebut dengan cara manusia
beristirahat adalah dengan tidur. Manusia tergolong makhluk pagi, sehingga malam
merupakan waktu manusia untuk beristirahat. Meskipun malam adalah waktu manusia untuk
beristirahat, namun ada sebagian orang yang tidak dapat beristirahat pada malam hari,
mungkin akibat tugas kantor, pembagian shift jaga malam, dan lain sebagainya. Hal ini dapat
menyebabkan gangguan pada pola hidup manusia sehingga manusia tidak dapat melakuka
aktivitas sebagaimana meskinya. Jika seseorang mengalami hal tersebut, maka orang itu
mengalami gangguan pada irama sirkardian atau yang biasa disebut irama tidur jaga dan jam
biologi. Dalam makalah ini akan membahas tentang apa itu irama sirkardian, beserta faktor
dan mekanisme dari irama sirkardian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Lemas dan lelah serta tidak menunjukan adanya kelainan.


2. Bekerja selama satu bulan di New York dan kembali ke Indonesia.

1.3 Sasaran Pembelajaran

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan apa itu irama sirkardian.

1
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan apa saja faktor yang
mempengaruhi irama sirkardian.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan apa itu fase dan mekanisme
irama sirkardian.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tentang koordinasi sinkardian
secara makro dan mikro.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengetahui akibat terganggunya irama
sirkardian.

1.4 Hipotesis

Lemas dan lelah diakibatkan karena kurang istirahat yang disebabkan karena
terganggunya irama sinkardian.

2. Isi

2.1 Skenario 3

Seorang laki – laki datang ke klinik Ukrida dengan keluhan lemas dan lelah. Dari
anamnesa diketahui bahwa laki – laki tersebut bekerja sebagai manager dan baru kembali dari
tugas selama sebulan di New york. Hasil pemeriksaan fisik tidak menunjukan adanya
kelainan.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Irama Sirkadian dan Faktor yang Mempengaruhinya


Sirkadian (Circadian) berasal dari kata circum, yang dapat diartikan “kira-kira” dan
dies untuk “hari”. Irama sirkadian adalah irama yang dihasilkan tubuh kita secara spontan
dan berlangsung kira-kira selama 1 hari (24 jam).1 Atau dengan kata lain dapat disebut
sebagai irama biologis tubuh (endogen) karena dapat dihasilkan dalam tubuh. Irama
sirkadian sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari dan turut mempengaruhinya.
Pada saat tidur – bangun, makan – minum, pengeluaran urin, sekresi hormon, dan masih
banyak aktivitas lain mempunyai irama sirkadian. Irama sirkadian yang berlangsung
selama 1 hari merupakan suatu siklus yang terjadi pada diri kita dan suatu mekanisme
yang kuat sehingga akan terus berlangsung secara spontan mekipun jika suatu saat orang
tersebut kekurangan sesuatu hal. Selain dihasilkan dari dalam tubuh (nukleus
suprachiasmaticus di hipotalamus), irama sirkadian juga dipengaruhi dari faktor eksternal

2
(entrainment), meliputi rotasi bumi, faktor iluminasi matahari (faktor yang palinng kuat
sebagai penentu irama sirkadian), musim, suhu, isyarat/petunjuk waktu dan jadwal
kegiatan.1 Sebagai contoh, ketika malam hari seseorang tentunya akan merasa mengantuk,
hal ini dipengaruhi dari selama perkembangannya orang tersebut sudah terbiasa untuk
tidur pada malam hari, disini terjadi proses entrainment (yang tentunya turut
mempengaruhi fungsi indera dan SSP), selain itu, iluminasi matahari yang sudah lemah
pada malam hari, kegiatan yang sudah mulai tidak ada ketika malam, suhu yang menurun
pada malam hari seolah menjadi penanda bagi tubuh untuk beristirahat atau tidur. Oleh
karena itu, penentu irama sirkadian (faktor endogen) akan bersinkronisasi dengan
penanda-penanda terbut sehingga akan terjadi respon, yaitu semakin lama akan semakin
mengantuk dan akhirnya tidur. Sebaliknya ketika siang hari, akan orang tersebut sulit
untuk tidur, karena peristiwa sinkronnya faktor internal penentu irama sirkadian dengan
faktor eksternal akan sulit terjadi.
Irama sirkadian berbeda pada setiap individu, terutama pada orang yang tinggal dalam
tempat dan waktu yang berbeda. Beberapa orang bangun lebih awal, menjadi produktif
lebih cepat dan menjadi kurang waspada seiring waktu berjalan menuju malam hari. Tipe
ini biasa disebut “morningness”. Sedangkan yang lain (evening type atau owl) lebih aktif
pada sore hingga malam hari. Mereka lebih dapat mentolerir bangun semalaman daripada
orang tipe pagi. Sirkadian, secara umum dapat berlangsung 20-28 jam (dengan disesuaikan
menurut suhu tubuh). Atau dapat juga dikatakan, irama inheren osilator endogen ini
berlangsung sedikit lebih lama daripada 24 jam. Karena itu, setiap hari irama sirkardian
tubuh harus disinkronkan atau disesuaikan untuk menyamai sinyal-sinyal lingkungan
sehingga irama internal tetap sinkron dengan siklus gelap-terang eksternal.1,2

2.2.2 Struktur Makro


Hipotalamus sebagai penentu irama sirkadian yang berasal dari dalam tubuh, terletak
dalam susunan saraf pusat. Hipotalamus lebih tepatnya terletak pada cerebrum (otak
besar) bagian diensefalon. Diensefalon berarti “diantara otak”, terletak di antara serebrum
dan otak tengah serta tersembunyi dibalik hemisfer serebral, kecuali pada sisi basal. Di
sebelah lateral dibatasi oleh crus posterius capsulae interna, septa nuceli caudati dan stria
terminalis. Ventrikulus tertius memisahkan kedua belahan diensefalon kanan dan kiri yang
simetris. Bagian ini terdiri dari seluruh struktur yang berada di sekitar ventrikel ketiga.
Diensefalon dibagi menjadi 4 bagian, yaitu epitalamus, talamus, hipotalamus, subtalamus.3
Dalam makalah ini hanya akan dibahas bagian talamus dan hipotalamus(khususnya).

3
2.2.2.1 Talamus
Talamus terdiri dari dua massa oval substansi abu-abu yang sebagian tertutup
substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk sisi dinding
ventrikel ketiga. Talamus merupakan stasiun pemancar sensorik utama untuk serabut
aferen dari medulla spinalis ke serebrum. Jauh di dalam otak dekat nukleus basal
terletak diensefalon, suatu struktur garis tengah yang membentuk dinding-dinding
rongga ventrikel ketiga, salah satu ruangan yang dialiri CSS. Diensefalon terdiri dari
dua bagian utama, talamus dan hipotalamus. Talamus adalah stasiun pemancar
sensorik dan penting dalam kontrol motorik.2,3
2.2.2.2 Hipotalamus
Hipotalamus terletak di sisi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian
bawah sisi ventrikel ketiga. Hipotalamus merupakan bagian dari systema nervosum
centrale yang paling kompleks karena kaya hubungan dengan telencefalon, sistem
limbic dan batang otak. Atau untuk lebih jelasnya hipotalamus merupakan struktur
yang menjadi dasar ventrikel ketiga otak. Struktur ini tampak pada pembelahan
sagital otak, terdiri dari badan mamillari, kiasma opticum, dantuber cinereum yang
bergabung dengan infundibulum dari hipofisis. Pada bagian
posterior,hipotalamus berbatasan dengan tegmentum mesensefalon. Pada
bagian anterior berbatasan dengan kiasma opticum dan bersatu dengan
membran basal area olfaktori. Dan pada bagian lateral, hipotalamus, berbatasan
dengan jaras optic dan crura cerebri serta bergabung dengan daerah subtalamus tanpa
garis batas yang jelas. 3,4
Hipotalamus berperan dalam pengontrolan fungsi viseral, autonom, endokrin dan
tingkah laku afektif. Sebagai pusat primer sistem autonom, stimulasi hipotalamus di
bagian anterior dan medial menyebabkan aktivitas parasimpatik meningkat. Sedangkan
stimulasi di bagian posterior dan lateral menyebabkan aktivitas simpatik meningkat.
Fungsi lainnya adalah sebagai pengaturan suhu yaitu dibagian anterior dan posterior
dari hipotalamus, pusat makan (nukleus ventromedialis dan nukleus hipotalamikus),
pusat akspresi emosi (nuklei ventromedialis dan lateralis), pusat tidur dan jaga yaitu
pada lesi bilateral hipotalamus anterior dan posterior, pusat hadiah dan hukuman
(nukleus ventromedialis dan nucleuspreopticus), pusat keseimbangan air (nukleus
supraopticus). 3

4
2.2.2.3 Sistem limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat
dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tidak sadar.
1. Girus singulum, girus hipokampus, dan lobus piriformis merupakan bagian
dari sistem limbik dalam korteks serebral.
2. Forniks dan area septum pada bagian frontal otakdekat bagian radiks bulbus
olfaktori adalah bagian sub-kortikal sistem limbik.
3. Bagian-bagian hipotalamus, badan mamilari, nucleus amigdaloid, dan
beberapa nukleus talamius anterior tertentu juga masuk dalam sistem limbik.3

Gambar.1 Letak hipotalamus. Cerebrum dipotong secara medial.2

2.2.3 Struktur Mikro


Otak terdiri atas Serebrum, serebellum, dan batang otak (midbrain, pons, dan medulla
oblongata). Serebrum dibagi atas hemisfer kiri dan kanan. Serebrum dibagi lagi menjadi
ensefalon dan diensefalon. Pada diensefalon terdapat hipotalamus yang mengatur kontrol
otonom tubuh. Secara histologis, serebrum terdiri atas 6 lapisan, yaitu lapisan molekular,
lapisan granular luar, lapisan sel-sel piramid, lapisan granular dalam, lapisan
pyramid/ganglioner, lapisan sel-sel multiform atau polimorf. Sel-sel di serebrum terdiri
dari sel pyramid, sel granuler, sel horizontal, sel mortinotti.5
Jaringan saraf sendiri disusun oleh sel saraf (neuron yang terdiri dari badan sel, akson
dan dendrit) dan sel penyokong saraf (neuroglia) yang berfungsi untuk komunikasi. Jenis-
jenis neuron berdasarkan polaritasnya adalah, unipolar, bipolar (dalam epitel olfaktori

5
hidung), pseudounipolar (ganglion kraniospinal), multipolar (kebanyakan neuron, SSP).
Neuron stelata, sel purkinye, sel pyramid. Sel pyramid terdapat pada serebrum. Neuron
motorik, mengawasi organ efektor seperti otot dan kelenjar. Inti SSP adalah substansia
kelabu (terdapat badan-badan sel neuron, dendrit, bagian proksimal akson, ujung terminal
akson dari daerah lain).5
Kelompok badan sel yang secara fungsional berhubungan dengan substrat kelabu
disebut Nuklei (tidak sama dengan nukleus sel). Substansia alba, zona bebas badan sel
saraf, tetapi terdapat akson dari perikarion/soma dalam substrat kelabu atau dalam ganglia
SST. Berwarna putih, karena akson dibungkus myelin yang berwarna putih dalam keadaan
segar. Berkas akson dalam substrat putih disebut traktus. Neuron bervariasi (bentuk,
ukuran, posisi perikarion, jumlah, panjang, model percabangannya) dalam SSP. Neuron
dapat mempunyai akson yang panjang, menembus substansia alba dan berakhir jauh dari
bagian substansia kelabu. Ganglia, mirip kumpulan neuron yang letaknya diluar SSP. Ada
dua macam ganglia, ganglia kranio-spinal, ganglia autonom.
Ganglia autonom :
 Sel ganglion berukuran lebih kecil daripada ganglion kraniospinal, berbentuk
multipolar, beberapa dendrite dan satu akson tak bermielin.
 Disekitar perikarion terdapat beberapa sel kapsul
 Akson tidak berkelompok membentuk berkas-berkas (pada ganglio kraniospinal
membentuk berkas)
Terminologi dari sistem saraf pusat:

(A) nuclei adalah zona kelompok histologi yang berbeda dari sel-sel di SSP

(B) daerah zona dengan fungsi didefinisikan secara eksperimental, tetapi zona ini tidak
dibedakan sebagai entitas anatomi

(C) saluran adalah "saraf" dalam SSP - yang terdiri dari kelompok akson saraf tidak
termielin.5,6

2.2.4 Fungsi dan mekanisme

Hipotalamus dan talamus merupakan bagian otak yang dikenal dengan


dienchepalon,tempat ventrikel ketiga. Talamus berfungsi sebagai “stasiun pemancar”
dan pusat integrasi sinaps untuk pemrosesan awal semua input sensorik dalam
perjalanannya ke korteks. Bagian ini menyaring sinyal tak signifikan dan meneruskan

6
impuls sensorik penting ke daerah korteks somatosensorik yang sesuai, serta ke bagian
lain otak. Bersama dengan batang otak dan daerah asosiasi korteks, talamus penting dalam
2,7
kemampuannya mengarahkan perhatian ke rangsangan yang menarik. Sebagai contoh,
orang tua dapat tidur nyenyak di tengah kebisingan lalu lintas di luar rumah tetapi cepat
terjaga oleh rintihan halus bayi mereka. Talamus juga mampu mengetahui secara kasar
berbagai jenis sensasi tetapi tidak dapat membedakan lokasi atau intensitas sensasi
tersebut. Di sini juga sedikit banyak terletak kesadaran. Seperti dijelaskan sebelumnya,
talamus juga berperan penting dalam kontrol motorik dengan memperkuat perilaku
motorik volunter yang dimulai di korteks.

Hipotalamus yang merupakan dasar ventrikel ketiga , adalah kumpulan


nukleus-nukleus spesifik dan serat-serat terkait yang terletak di bawah talamus. Ini adalah
pusat integrasi bagi banyak fungsi homeostatik serta berfungsi sebagai penghubung
penting antara sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Secara spesifik, hipotalamus (1)
mengontrol suhu tubuh; (2) mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin; (3)mengontrol
asupan makanan; (4) mengontrol sekresi hormon hipofisis anterior; (5) menghasilkan
hormon-hormon hipofisis posterior; (6) mengontrol kontraksi uterus dan ejeksi air susu;
(7) berfungsi sebagai pusat koordinasi sistem saraf otonom utama, yang pada gilirannya
mempengaruhi semua otot polos, otot jantung, dan kelenjar eksokrin; (8) berperan dalam
pola emosi dan perilaku; dan (9) ikut serta dalam siklus tidur-terjaga. 2-4

Hipotalamus adalah bagian otak yang paling terlibat dalam pengaturan langsung
lingkungan internal. Sebagai contoh, ketika tubuh dingin, hipotalamus memulai respon
internal untuk meningkatkan produksi panas (misalnya dengan menggigil) dan
mengurangi pengeluaran panas (misalnya konstriksi pembuluh darah kulit untuk
mengurangi aliran darah hangat ke permukaan tubuh, tempat panas dapat hilang ke
lingkungan eksternal). Bagian-bagian otak lain, misalnya korteks serebri, bekerja secara
tak langsung untuk mengatur lingkungan internal. Bahkan perilaku sadar ini sangat
dipengaruhi oleh hipotalamus yang, sebagai bagian dari sistem limbik, berfungsi bersama
dengan korteks dalam mengontrol emosi dan perilaku yang termotivasi. Hipotalamus,
mengeluarkan sembilan hormon peptida, seperti vasopresin dan oksitosin. Hormon-
hormon ini disekresikan secara independen dari hipofisis posterior ke dalam darah sebagai
respons terhadap potensial aksi yang berasal dari hipotalamus. Hipotalamus juga
berperan sebagai "transducer" yang mengkonversikan atau mengubah aktivitas saraf
menjadi sekresi hormonal. Ini sama halnya seperti kepala ganglion ("head ganglion") dari

7
sistem saraf otonom. Hipotalamus khususnya berperan pada (dengan) cardiovascular,
respiratory, GI, dan reproductive control. Hipotalamus menentukan denyutan, irama
sirkadian dalam sekresinya. Hipotalamus juga berasosiasi dengan emosi, seperti takut,
geram, kesenangan, dan penghargaan.2,3,6
Sistem limbik bukanlah suatu struktur terpisah tetapi suatu struktur cincin struktur-
struktur otak depan yang mengelilingi batang otak dan saling berhubungan melalui jalur-
jalur neuron rumit. Struktur ini mencakup bagian dari yang berikut: lobus-lobus korteks
serebri (terutama korteks asosiasi limbik), nukleus basal, talamus, dan hipotalamus.
Anyaman interaktif kompleks ini, berkaitan dengan emosi, mempertahankan kelangsungan
hidup , dan pola perilaku sosioseksual, motivasi, dan belajar.

2.2.5 Gangguan terhadap irama sirkadian

2.2.5.1 Jet lag

Terganggunya irama sirkadian yang disebabkan oleh penyimpangan atau melewati


zona-zona waktu, dikenal sebagai jet lag. Orang-orang yang bepergian sering mengeluh
karena mengantuk pada siang hari, tidak mengantuk saat malam, depresi, dan kurang
dapat berkonsentrasi. Semua masalah tersebut berakar dari ketidakcocokan antara jam
biologis (irama sirkadian) sebagai faktor internal dan waktu eksternal.1 Kebanyakan
orang yang bepergian baik dari negara barat ke timur atau sebaliknya, mengaku susah
untuk tidur sebelum waktu mereka yang biasanya dan susah untuk bangun pagi
keesokannya.
Menyocokkan jet lag seringkali menimbulkan stress. Stress menaikkan tekanan
darah yang dipicu oleh hormon adrenal cortisol, dan banyak penelitian telah
menunjukkan bahwa kenaikan kortisol yang diperpanjang akan mengganggu atau
melukai neuron-neuron.1

2.2.5.2 Shift work (Giliran kerja)


Orang-orang yang tidur tidak teratur – seperti pilot, praktisi medis, dan pekerja
dengan giliran kerja (shift) di pabrik – mengetahui bahwa durasi atau lamanya mereka
tidur tergantung dari kapan mereka akan tidur. Ketika mererka harus tidur pada pagi
hari atau pada awal sore hari, mereka hanya tidur sekedarnya, meskipun jika mereka
telah terjaga untuk jam-jam yang lama (Frese & Harwich, 1984). Orang-orang yang
bekerja pada shift malam, misalnya dari tengah malam sampai jam 8 pagi, tidur selama

8
siang hari, paling tidak mereka berusaha untuk tidur. Meskipun setelah berbulan-bulan
atau beberapa tahun pada jadwal tersebut, banyak pekerja yang tidak dapat melakukan
penyesuaian sepenuhnya. Mereka menjadi berkelanjutan untuk merasa canggung atau
groggy pada saat bekerja, mereka tidur dengan kualitas yang buruk di siang hari, dan
suhu tubuh mereka terus-menerus meningkat selama mereka tidur di siang hari
dibandingkan ketika mereka bekerja di malam hari.1 Pada umumnya, pekerja giliran
malam dapat mengalami lebih banyak kecelakaan daripada pekerja giliran siang.
Bekerja pada malam hari tidak selalu menjadi satu-satunya yang bertanggung jawab
mengubah irama sirkadian, sistem penerangan di bangunan-bangunan kantor juga turut
diperhitungkan. Kebanyakan bangunan atau gedung-gedung menggunakan penerangan
lampu dengan rentang 150-180 lux, yang hanya cukup efektif untuk me’reset’ atau
mengulang dari awal irama tersebut. Orang-orang yang bekerja malam dapat
menyesuaikan irama mereka dengan baik jika mereka tidur di ruangan yang sangat
gelap selama siang hari dan bekerja dibawah sinar yang terang pada saat malam hari,
yang hampir setara dengan sinar matahari ketika siang (Czeisler et al.,1990). Irama
sirkadian bertahan stabil meskipun kekurangan air atau makanan, adanya penyinaran X-
ray, alkohol, pembiusan, kekurangan oksigen, hampir semua jenis gangguan pada otak,
atau pengangkatan organ-organ endokrin. Faktanya, jam biologis adalah mekanisme
yang kuat. 1
Dalam kasus, diketahui bahwa jaga malam yang dilakukan oleh laki-laki tersebut,
menyebabkan terganggunya irama sirkadian. Tubuhnya belum dapat melakukan
sinkronisasi irama dengan faktor eksternal. Tentu saja hal ini akan mengakibatkan
gangguan-gangguan, khususnya dalam hal ini gangguan dalam hal kinerja psikomotor,
yaitu gangguan gastrointestinal, tepatnya perutnya terasa kembung. Waktu penyesuaian
irama sirkadian yang dialaminya belum cukup untuk ia dapat menyesuaikan irama
sirkadiannya dengan waktu kerja yang didapatkannya. Hal itulah yang menyebabkan ia
dapat merasa kembung, sebagai gangguan kinerja psikomotor yang didapatnya dengan
terganggunya irama sirkadian.

2.2.6 Mekanisme jam biologis


Bagaimana tubuh dapat menghasilkan irama sirkadian? Curr Richter (1967)
mengenalkan suatu konsep bahwa otak menghasilkan iramanya sendiri – suatu jam biologis –
dan jam biologis tersebut adalah tidak sensitif terhadap banyak macam gangguan.

9
Gambar. 2 Irama sirkadian yang dikontrol hipotalamus, dipengaruhi juga dari faktor luar
(Drosophila).1

2.2.7 Peran protein jam


Para ilmuwan telah berhasil mengungkap mekanisme molekular yang mendasari
osilasi sirkardian SCN, gen-gen spesifik di dalam neuron SCN yang aktif sendiri memicu
serangkaian proses yang menyebabkan terbentuknya protein jam di sitosol yang mengelilingi
nukleus. Seiring dengan berjalannya hari, protein-protein jam ini terus menumpuk, akhirnya
mencapai jumlah kritis, saat protein tersebut diangkut ke dalam nukleus. Di sini protein-
protein tersebut menghambat proses genetik yang menyebabkan produksinya. Kadar protein
jam ini secara perlahan menurun karena mengalami penguraian di dalam nukleus sehingga
pengaruh inhibitoriknya pada perangkat protein jam berkurang.
Karena tidak lagi dihambat, maka gen-gen ini kembali aktif untuk memproduksi
protein jam dan siklus kembali berulang. Masing-masing siklus berlangsung selama 1 hari.
Kadar protein-protein jam yang berfluktuasi menyebabkan perubahan siklik sinyal keluar dari
SCN, yang pada gilirannya menyebabkan perubahann siklik organ-organ efektor sepanjang
hari. Salah satu contoh adalah variasi diurnal sekresi kortisol. Karena itu, irama sirkardian
berkaitan dengan fluktuasi protein jam, yang mengontrol produksinya sendiri. Dengan cara
ini, penentuan waktu internal adalah mekanisme otomatis yang inheren dalam susunan
genetik neuron-neuron SCN.2

10
Gambar. 3 Sinkronisasi jam biologis dengan sinyal lingkungan.1

Tanpa pengaruh dari luar, jam biologis ini umumnya melakukan siklus sedikit lebih
lambat daripada siklus lingkungan yang 24 jam. SCN membentuk siklus yang rerata
berlangsung sekitar 25 jam. Siklus ini konsisten untuk orang yang bersangkutan tetapi agak
bervariasi di antara orang. Jika jam induk/utama ini tidak secara terus menerus mengikuti
dunia luar maka irama sirkardian tubuh akan secara progresif keluar dari sinkronisasi dengan
siklus terang (periode aktivitas) dan gelap (periode istirahat). Karena itu, SCN harus disetel
ulang setiap hari oleh petunjuk lingkungan sehingga irama biologis sinkron dengan tingkat
aktivitas yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Dalam keadaan normal, irama-irama yang
diatur oleh SCN biasanya tersinkronasi satu sama lain. Tetapi ketika rutinitas harian berubah,
Irama Sirkadian mungkin akan tidak sejalan atau menganggu irama lainnya.
Ketidaksinkronan ini disebut dengan desinkronisasi internal. Pola tidur-terjaga biasanya dapat
beradaptasi dengan cepat, namun siklus temperatur tubuh dan hormon biasanya
membutuhkan beberapa hari atau mnggu untuk beradaptasi. Desinkronisasi internal sering
terjadi pada seseorang yang terbang melewati zona waktu (yang dikenal dengan istilah jet
lag) dan pekerja yang harus menyesuaikan diri dengan jadwal kerja barunya (jaga malam).
Pada pekerja, desinkronisasi internal ditandai dengan tingkat efisiensi yang menurun, sering
merasa lelah dan mudah terganggu, lebih rentan terhadap kecelakaan kerja serta dialaminya
gangguan tidur maupun gangguan pencernaan.8

11
Efek tidak dipertahankannya relevansi jam internal dengan lingkungan yang sangat
dikenal oleh orang yang mengalami jet lag ketika irama inheren mereka tidak sama dengan
sinyal eksternal. SCN bekerja sama dengan kelenjar pineal dan produk hormonnya melatonin
mensinkronkan berbagai irama sirkardian dengan siklus siang-malam 24 jam.1,2

2.2.8 Biokimia dalam hubungannya dengan irama sirkadian


Melatonin membantu menjaga irama sirkadian tubuh sesuai dengan siklus terang-
gelap. Perubahan intensitas sinar sering terjadi setiap hari merupakan petunjuk lingkungan
utama yang digunakan untuk menyesuaikan jam induk SCN. Para ilmuwan baru-baru ini,
menemukan bahwa melanopsin , suatu protein yang terdapat di sel ganglion retina khusus,
adalah reseptor untuk cahaya yang menjaga tubuh tetap sinkron dengan waktu eksternal.
Banyak kecelakaan pesawat, lalu lintas, dan tindakan malpraktek medis yang mungkin dapat
ditelusuri ke kesalahan penilaian akibat kita bekerja melawan irama tubuh yang inheren.
Berkat penelitian-penelitian tentang irama biologis, para peneliti kini mengetahui
cara-cara untuk menyetel ulang jam biologis yang dapat mengurangi penderitaan dan
gangguan yang dialami oleh para perkerja dengan giliran kerja (shift) serta memperbaiki
kinerja pekerja malam. Sebagai contoh satu tindakan sederhana adalah membuat giliran jaga
dalam siklus tiga mingguan agar jam biologis karyawan dapat menyesuaikan diri, dan
daripada memindahkan pekerja dari giliran siang hari ke giliran malam, pindahkan mereka ke
depan, bukan ke belakang (sebagai contoh, dari tugas siang ke tugas sore).2 Hal ini
mempermudah penyesuaian. Sinar terang juga dapat digunakan untuk menyetel ulang jam
biologis. Selain itu, pemberian suplemen melatonin, hormon yang menyetel jam internal agar
sesuai dengan siklus lingkungan, mungkin terbukti bermanfaat untuk menyetel ulang jam
tubuh saat jam tersebut tidak sinkron dengan sinyal-sinyal eksternal.

Di mata, fotoreseptor khusus yang berespons terhadap cahaya tetapi tidak terlibat
dalam penglihatan, mengirim impuls ke SCN. Melalui SCN, sekresi hormon melatonin
kelenjar pineal secara ritmis berfluktuasi seiring siklus terang-gelap, berkurang pada siang
hari, dan meningkat pada malam hari. Melatonin, selanjutnya, dipercayai mensinkronkan
irama sirkardian alami tubuh, misalnya variasi diurnal (siang-malam) sekresi hormon dan
suhu tubuh, dengan petunjuk eksternal, misalnya siklus siang-malam.2 Peran lain yang
diperkirakan dilakukan oleh melatonin adalah: (1) mendorong tidur; (2) mempengaruhi
aktivitas reproduksi, termasuk dimulainya pubertas; (3) bekerja sebagai antioksidan untuk
menyingkirkan radikal bebas yang merugikan; dan (4) meningkatkan imunitas. Sifat-sifat sel

12
neurosecretory dari hipotalamus adalah sebagai berikut, hipotalamus yang memiliki kontak
langsung atau tidak langsung dengan hampir setiap bagian otak, yang pertama, menerima dan
memproses rangsangan dari semua bagian SSP, potensial aksi di sepanjang akson perilaku
mereka, dan mensintesis dan melepaskan hormon ke dalam sistem peredaran darah. Mereka
menyimpan hormon dalam butiran vesikular di terminal akson mereka sampai depolarisasi
membran plasma menyebabkan exocytosis (eksositosis).2,6 Jadwal kerja dengan sistem rotasi
pagi dan malam hari mengakibatkan Irama Sirkadian kadangkala tidak sempat untuk
bersinkronisasi. Peneliti berharap dapat membantu pekerja yang bekerja dengan sistem rotasi
dengan cara menyesuaikan ritme jam biologis mereka dengan menggunakan melatonin atau
teknik lainnya, namun sampai saat ini teknik-teknik tersebut belum siap digunakan. Salah
satu hal yang menyebabkan penyembuhan desinkronisasi secara sederhana tidak berhasil
adalah karena Irama Sirkadian tidak benar-benar teratur. Irama Sirkadian juga dapat
dipengaruhi oleh rasa sakit, stress, kelelahan, kegembiraan, olahraga, obat-obatan, waktu
makan dan pengalaman biasa sehari-hari. Irama Sirkadian juga dapat berbeda antara satu
individu dengan individu lainnya akibat adanya pengaruh perbedaan faktor genetis. Variasi
dalam sebuah gen tunggal merupakan alasan ada orang yang bertipe pagi
(morningness/introvert) dan bertipe malam (eveningness/ekstrovert).8

3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Studi literatur dan dari analisa skenario 3 yang berkaitan dengan irama
sirkadian, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, irama sirkadian mempengaruhi
fungsi fisiologis pada tubuh manusia. Irama sirkadian ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor
dari dalam (hipotalamus, tepatnya di nukleus suprachiasmatikus) dan dari luar (entrainment,
faktor iluminasi, musim, suhu, dan isyarat penunjuk waktu). Gangguan pada irama sirkadian
seseorang mempengaruhi baik dari kinerja mental maupun kinerja psikomotor. Dalam kasus
ini, terganggunya irama sirkadian, menyebabkan gangguan dari kinerja psikomotor, yaitu
berupa perut yang terasa kembung (gangguan sistem gastrointestinal).

13
Daftar pustaka
1. Kalat JW. Biologycal Physiology. 11st ed. Belmont, USA: Cengage Learning.2009.
2. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 6th ed. Dalam: Yesdelita N,
penyunting. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. ed.6 . Jakarta: EGC, 2012.

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.


4.Netter FH. Atlas of human anatomy. USA: Elsevier; 2011.

5. Junquiera LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Jakarta: EGC; 2007.

6. Espey LL. The endocrine hypothalamus. San Antonio, Texas: Lectures from trinity
univerity; 2010.
7. Paramon’s Editorial Team. The essential atlas of physiology. New York, US: Barron’s
Educational Series, Inc. 2005.

8. Wade C, Tavris C. Fisiologi. Ed 9. Jakarta: Erlangga; 2007. h 153-5.

14

Anda mungkin juga menyukai