Pendahuluan
Menurut undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 Bab 1 Pasal 1, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.2 Harapan untuk menjadi sehat dapat
terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan segala daya yang dimiliki untuk
dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupannya sehari-hari.2
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program
PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota
sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan buku Panduan Manajemen
Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Puskesmas; memproduksi
dan menyebarkan buku Pedoman Pembinaan Program PHBS di tatanan rumah tangga,
tatanan tempat umum, tatanan sarana kesehatan, serta membuat buku saku PHBS untuk
petugas puskesmas.
Upaya pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS yang lebih terarah,
terencana, terpadu dan berkesinambungan, dikembangkan melalui Kabupaten/Kota
percontohan integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS Tatanan Rumah
1
Tangga (individu, keluarga, masyarakat) dan diharapkan akan berkembang kearah
Desa/Kelurahan, Kecamatan/Puskesmas dan Kabupaten/Kota sehat. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga,
agar memahami dan mampu melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta berperan aktif
dalam Gerakan Kesehatan di Masyarakat.
Ditinjau dari profil kesehatan Indonesia 2016, capaian persentase kabupaten/kota yang
memiliki kebijakan PHBS sebanyak 53.3% dari target yang ditetapkan yaitu 50%. Di Jawa Barat
dari 27 kabupaten hanya 13 kabupaten yang memiliki kebijakan ber-PHBS. Karawang
merupakan kabupaten yang belum memiliki kebijakan PHBS. Berdasarkan Riskesdas 2014 ,
persentase rumah tangga di Indonesia yang mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
baru mencapai 55 %, sedangkan untuk Jawa Barat mencapai 51,40%. Berdasarkan Profil data
Dinas Kesehatan Karawang, PHBS di Kabupaten Karawang pada periode tahun 2014 mencakup
sebanyak 46,9%.4 PHBS di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok pada periode Agustus
2016 sampai Juli 2017 adalah sebesar 47,66 %.
2
Bab II
Kerangka Teori
2.1 Definisi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat mendorong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat. Semua rumah tangga dianjurkan untuk melakukan semua perilaku kesehtan.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah agar tahu, mau
dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.1
PHBS di tatanan rumah tangga dilakukan untuk tercapainya rumah tangga yang sehat.
Rumah tangga yang sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 indikator PHBS di
rumah tangga, yaitu; 1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, 2. Memberi bayi ASI
eklusif, 3. Menimbang bayi dan balita, 4. Menggunakan air bersih, 5. Mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, 6. Menggunakan jamban sehat, 7. Memberantas jentik di
rumah, 8. makan buah dan sayur setiap hari, 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, 10.
Tidak merokok dalam rumah.1
2.2 PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga
PHBS di dalam tatananrumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.Rumah tangga sehat berarti mampu
menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari
gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup
sehat.Terdapat beberapa manfaat PHBS bagi rumah tangga:3
3
untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal
usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
Sedangkan manfaat PHBS bagi masyarakat:3
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin
(tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah
sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Ada beberapa indikator
yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di tatanan rumah tangga, yaitu:
4
o Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter);
o Tetap tenang dan tidak bingung;
o Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melaluihidung
dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
Bayi diberi ASI ekslusif
Bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.ASI
adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yangcukup dan sesuai
untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh danberkembang dengan baik. Air Susu Ibu
pertama berupa cairan beningberwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi
karenamengandung zat kekebalan terhadap penyakit.3
Keunggulan yang dimiliki oleh ASI: 1) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan
bayi untuk pertumbuhandan perkembangan fisik serta kecerdasan; 2) Mengandung zat
kekebalan; 3) Melindungi bayi dari alergi; 4) Aman dan terjamin kebersihannya, karena
langsungdisusukan kepada bayi dalam keadaan segar; 5) Tidak akan pernah basi,
mempunyai suhu yang tepat dan dapatdiberikan kapan saja dan di mana saja; 6)
Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan danpernapasan bayi.3
Yang harus diketahui ibu mengenai kapan dan bagaimana ASI diberikan: 3
5
Cara menyusui yang benar: 1) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu
mencuci keduatangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih; 2)
Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndamterlebih dahulu
dengan air hangat; 3) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaringdengan
santai, pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidaktegang); 4) Pegang bayi pada
belakang bahunya, tidak pada dasar kepala; 5) Upayakan badan bayi menghadap
kepada badan ibu, rapatkan dadabayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
ibu; 6) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu; 7) Jauhkan hidung bayi dari payudara
ibu dengan cara menekan pantatbayi dengan lengan ibu bagian dalam; 8) Bayi disusui
secara bergantian dari susu sebelah kiri,lalu ke sebelah kanan sampai bayi merasa
kenyang; 9) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipibayi dibersihkan dengan
kapas yang telahdirendam air hangat; 10) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan
dulusupaya udara yang terhisap bisa keluardengan cara meletakkan bayi tegaklurus
pada ibu dan perlahan-lahan diusapbelakangnya sampai bersendawa. Udara akankeluar
dengan sendirinya.3
Manfaat memberikan ASI:
Bagi Ibu: a) Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi; b)
Mengurangi pendarahan setelah persalinan; c) Mempercepat pemulihan kesehatan ibu;
d) Menunda kehamilan berikutnya; e) Mengurangi risiko terkena kanker payudara; f)
Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saatbayi membutuhkan.3
Bagi Bayi: a) Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng; b) Bayi tidak sering
sakit.3
Bagi Keluarga: a) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian
susuformula dan perlengkapannya; b) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan
susu formula,misalnya merebus air dan pencucian peralatan.3
Cara menjaga mutu dan jumlah produksiASI: a) Mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang, banyak makansayuran dan buah-buahan; b) Makan lebih banyak dari
biasanya; c) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari; d) Cukup istirahat
dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam danmenjaga ketenangan pikiran; e) Susui
bayi sesering mungkin dari kedua payudara kiri dan kanansecara bergantian hingga
bayi tenang dan puas.3
6
Yang perlu diperhatikan untuk membantukeberhasilan pemberian ASI Eksklusif
adalah dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangatdiperlukan
agar upaya pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan bisaberhasil.3
Bila ibu bekerja, ibu tetap bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayi,caranya
adalah: a) Berikan ASI sebelum berangkat bekerja; b) Selama bekerja, bayi tetap bisa
diberi ASI dengan cara memerahASI sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas
yang bersihdan tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah; c) Setelah pulang
bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa.3
Cara menyimpan ASI di rumah: a) ASI yang disimpan di rumah di tempat yang
sejuk akan tahan 6-8 jam; b) ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan
tahan 24 jam; c) ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam; d) ASI yang
disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.3
Cara memberikan ASI yang disimpan: 1) Cuci tangan dengan sabun dan bilas
dengan air bersih; 2) Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera
berikansebelum masa simpan berakhir (8 jam); 3) Apabila ASI disimpan dalam termos
atau lemari es, ASI yangdisimpan dalam gelas bersih tertutupdihangatkan dengan
caradirendam dalam mangkok berisi airhangat, kemudian ditunggusampai ASI terasa
hangat(tidak dingin); 4) ASI diberikan dengansendok yang bersih,jangan pakai botol
atau dot,karena botol dan dot lebih sulitdibersihkan dan menghindariterjadinya bingung
puttingsusupada bayi.3
7
bila: a) Garis pertumbuhannya menurun; b) Garis pertumbuhannya mendatar; c) Garis
pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebihmuda.3
Tanda-tanda balita gizi kurang yang harus diperhatikan ibu dan keluarga: a) Berat
badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannyakurus; b) Mudah sakit; c) Tampak
lesu dan lemah; d) Mudah menangis dan rewel.3Sedangkan gizi buruk pada balita ada 3
macam, yaitu:1) Kwashiorkor; 2) Marasmus; 3) Marasmus-Kwasihorkor.3Tanda-tanda
balita gizi buruk:
8
Menggunakan air bersih
Air yang dipergunakan oleh keluarga sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya haruslah bersih, agar anggota keluarga tidak terkena penyakit atau terhindar
dari penyakit.Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita, antara
lain(dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):3
a) Air tidak berwarna harus bening/jernih;
b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busadan
kotoran lainnya;
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,dan tidak
pahit, harus bebas dari bahan kimia beracun;
d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau bau belerang.
Manfaat menggunakan air bersih adalah terhindar dari gangguan penyakit
seperti diare, kolera, disentri,thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau
keracunan; setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.Anggota keluarga
dapat memperoleh sumber air bersih dari mata air, air sumur/air sumur pompa, air
ledeng/perusahaan air minum, air hujan, dan air dalam kemasan3
Cara menjaga kebersihan sumber air bersih: 3
1) Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangansampah paling
sedikit 10 meter;
2) Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemaran;
3) Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijagabangunannya
agar tidak rusak seperti lantai sumurtidak boleh retak, bibir sumurharus diplester
dan sumursebaiknya diberi penutup;
4) Harus dijaga kebersihannya sepertitidak ada genangan air di sekitarsumber
air, tidak ada bercak-bercakkotoran, tidak berlumut pada lantai/dindingsumur;
5) Ember/gayung pengambil airharus tetap bersih dan tidak diletakkandi lantai
(ember/gayung digantung ditiang sumur).
Air bersih harusdimasak mendidih bila ingindiminum, karena meski terlihat
bersih, air belum tentubebas kuman penyakit. Kuman penyakitdalam air mati pada suhu
100 derajat C(saat mendidih).3
9
Mencuci tangan dengan air dan sabun
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit.Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.Pada saat makan, kuman dengan
cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sedangkan sabun dapat
mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa sabun, kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan.3
Saat-saat harus mencuci tangan yang perlu diketahui anggota keluarga:3
a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang,
memegangbinatang, berkebun, dll);
b) Setelah buang air besar.;
c) Setelah menceboki bayi atau anak;
d) Sebelum makan dan menyuapi anak;
e) Sebelum memegang makanan;
f) Sebelum menyusui bayi.
Manfaat mencuci tangan dengan air dan sabun yaitu membunuh kuman penyakit
yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit (Diare, Kolera Disentri,
Typhus,kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut(ISPA), flu burung
atau Severe Acute Respiratory Syndrome(SARS)), tangan menjadi bersih dan bebas dari
kuman.3
Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangankotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat dudukdengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapidengan unit penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya.Jenis-jenis jamban yang digunakan:3
10
berfungsi sebagai wadah prosespenguraian/dekomposisi kotoran manusia
yang dilengkapi denganresapannya.
11
1) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara3 M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur, plusMenghindari gigitan nyamuk).PSN
merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dankepompong nyamuk
penular berbagai penyakit seperti DemamBerdarah Dengue, Chikungunya,
Malaria, Filariasis (Kaki Gajah)di tempat-tempat perkembangbiakannya.3 M
Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSNyaitu:3
12
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya,atau Kaki Gajah; c)
Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.3
Cara melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala: 1) Mengunjungi setiap rumah
tangga yang ada di wilayah kerja untukmemeriksa tempat yang sering menjadi
tempat perkembangbiakannyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar
rumah sertamemberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumahtangga; 2)
Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik; 3) Jika ditemukan jentik,
anggota rumah tangga diminta untuk ikut menyaksikan/melihat jentik, kemudian
langsung dilanjutkandengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus; 4) Memberikan
penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggotarumah tangga; 5) Mencatat
hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartuyang ditinggalkan di
rumah) dan pada Formulir pelaporan kePuskesmas.3
13
mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satubuah jeruk, apel, jambu biji atau
pisang. Makanlah berbagaimacam buahkarena akan memperkaya variasi zat gizi
yangterkandung dalam buah.3
Cara mengolah sayur dan buah dengan tidakmerusak atau mengurangi
kandungan gizinya adalahdengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus.
Direbusdengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yangterkandung
dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akanmenguraikan beberapa vitamin
seperti vitamin C.
Peran keluarga untuk menanamkankebiasaan makan sayur dan buah: a)
Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah; b) Menyediakan sayur dan
buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau; c) Perkenalkan sejak dini kepada
anak kebiasaan makan sayur danbuah pagi, siang, dan malam; d) Manfaatkan setiap
kesempatan di rumah untuk mengingatkantentang pentingnya makan sayur dan buah.3
14
Beberapa tips dalam beraktivitas fisik: 3
a) Jalan cepat: Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kakinyaman dan
sehat, apalagi untuk berjalan ke kantor atau naiktangga.
b) Renang, lakukan berenang secepat mungkin dengan napas yangdalam.
c) Senam atau peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendiyang
kaku, juga melenturkan otot serta melancarkan peredarandarah.
Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.Rokok ibarat
pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisapakan dikeluarkan sekitar 4.000
bahan kimia berbahaya, di antaranya yangpaling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan
Carbon Monoksida (CO).Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan
alirandarah.Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. CO menyebabkan
berkurangnya kemampuan darahmembawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.3
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secararutin dengan sekecil
apapun walaupun itu cuma 1 batang dalamsehari. Atau orang yang menghisap rokok
walau tidak rutinsekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap
rokokcuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk kedalam paru-paru
Sedangkan Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirupasap rokok
orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangantertutup dengan orang yang
sedang merokok.Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok.Perokok
pasif harus berani menyuarakan haknya untuk tidakmenghirup asap rokok.3
Bahaya perokok aktif dan perokok pasif: a) Menyebabkan kerontokan rambut; b)
Gangguan pada mata, seperti katarak; c) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding
bukanperokok; d) Menyebabkan penyakit paru-paru kronis; e) Merusak gigi dan
menyebabkan bau mulut yang tidak sedap; f) Menyebabkan stoke dan serangan jantung;
g) Tulang lebih mudah patah; h) Menyebabkan kanker kulit; i) Menyebabkan
kemandulan dan impotensi; j) Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.3
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu berhenti seketika,menunda, dan
mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dantekad yang bulat untuk
melaksanakan cara tersebut.3
a. Seketika
15
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil.Bagi perokok
berat,mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi
efekketagihan karena rokok mengandung zat adiktif.
b. Menunda
Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap
harisebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut.Sebagai contoh :
Seorang Perokok biasanya merokok setiap haripada pukul 07.00 pagi,
maka pada:
Hari 1 : pukul 09.00
Hari 2 : pukul 11.00
Hari 3 : pukul 13.00
Hari 4 : pukul 15.00
Hari 5 : pukul 17.00
Hari 6 : pukul 19.00
Hari 7 : pukul 21.00
c. Mengurangi
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-
angsurdengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7atau
yang ditetapkan.Misalkan dalam sehari-hari seorang perokok
menghabiskan28 batang rokok maka si perokok dapat
merencanakanpengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan
jumlahpengurangan sebanyak 4batang perhari.Sebagai contoh:
Hari 1 : 24 batang
Hari 2: 20 batang
Hari 3 :16 batang
Hari 4 :12 batang
Hari 5 :8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
16
Bab III
Materi dan Metode
3.1 Materi
Dalam hal ini, materi yang digunakan adalah data riwayat keluarga atau yang dikenal
dengan Family Folder. Family Folder adalah salah satu teknik pencatatan yang digunakan
untuk mengetahui status kesehatan suatu keluarga dalam masyarakat, dengan menggunakan
prinsip dokter keluarga, yaitu seorang pasien merupakan pintu masuk menuju kesehatan
keluarganya. Jadi, melalui pengamatan pada seorang pasien, kita juga harus mengetahui
status kesehatan pada setiap individu keluarganya.
Pada Family Folder ini kita dapat melihat adanya faktor lingkungan yang sangat
berperan pada perkembangan suatu penyakit, keadaan tempat tinggal yang kita amati,
lingkungan sekitarnya yang dapat menunjang munculnya agen maupun malah mendukung
host sehingga penyakit tidak muncul. Selain dipengaruhi lingkungan, juga dipengaruhi oleh
faktor keturunan, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan,
macam pekerjaan dan kebiasaan hidup. Oleh karena itu pada Family Folder juga
dicantumkan hal tersebut.
Puskemas adalah sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.Oleh karena itu, pengisian Family Folder dilakukan pada pasien yang datang ke
Puskesmas, guna mengetahui secara langsung kesehatan perorangan maupun masyarakat
yang berada di sekitar Puskesmas tersebut.
3.2 Metode
Metode yang digunakan adalah dengan wawancara terhadap pasien. Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab
langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden,
sedangkan pada sampel kecil teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara
terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali
17
dari informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaan sudah dibuat
secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantutape recorder, kamera foto,
dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. Wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting
masalah yang ingin digali dari responden.
18
Bab IV
Hasil Kunjungan Rumah
19
d. Tempat Mencari Pelayanan Kesehatan : Puskesmas
e. Pola Rekreasi : Kurang
V. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan Beribadah : Cukup
b. Keyakinan Tentang Kesehatan : Cukup
20
VIII. Daftar Anggota Keluarga
No Nama Hub Umur Pekerjaan Agama Keadaan
Keluarga Kesehatan
1. Ny.E Istri 30 Guru Islam Sehat
Paud
2. Tn. T Suami 35 Guru Islam Sehat
Paud
3. An.A Anak 5 Tidak Islam Sehat
bekerja
X. Keluhan Tambahan
Tidak ada
21
Tanda Vital
Frekuensi Nadi : 82 kali/menit
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Frekuensi Napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Sistematis
Kepala : Normocephali, tidak ada deformitas
Mata : Conjunctiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-
Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, Pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : Bentuk normal, tidak ada stomatitis, sianosis (-)
Lidah : Bentuk normal, lidah tidak kotor
Tonsil : Tonsil T1-T1 tenang,tidak hiperemis
Faring : Tidak hiperemis
Toraks
Dinding Toraks: Simetris, pergerakan dinding toraks simetris, tidak ada retraksi.
Paru
Inspeksi : Gerak dinding dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : pekak pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi kasar +/+, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Tidak terlihat pulsasi iktus kordis
Palpasi : Teraba pulsasi iktus kordis di sela iga IV garis midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, tidak tampak pelebaran vena
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
22
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kulit baik
XIII. Diagnosa Penyakit : Diare Akut
XIV. Diagnosa Keluarga : tidak ada
XV. Anjuran Penatalaksaan Penyakit:
a. Promotif
Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakit diare, cara pencegahan,
komplikasi maupun cara untuk mengobatinya. Memberikan edukasi pada pasien untuk
menjalankan pola hidup sehat terutama mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan cukup
makan buah dan sayur. Dimana makanan yang bergizi bukan saja makanan yang
mengandung nilai gizi yang cukup namun juga makanan yang higienis dan disajikan dengan
baik. Dimana makanan yang sehat dan besih dapat meningkatkan imunitas tubuh, dan
menjaga kesehatan. Dan membisakan makan mkanan yang disajikan sendiri di rumah dapat
membantu kita mengurangi kebiasaaan jajan makanan sembarangan. Dan ketika ingin jajan
makanan kita harus lebih selektif untuk memilih dari segi nilai gizi maupun kebersihannya
guna menghidarkan kita daripada masuknya kuman kuman yang menyebabkan penyakit,
dimana salah satunya diare. Selain dari pola makan ada pula penyebab lainnya dalam 10
indikator perilaku hidup bersih dan sehat pasien juga harus mencuci tangan dengan sabun
dan menggunakan air yang bersih dan menggunakan jamban sehat, dimana ketiga hal ini
apabila tidak dijalankan maka tidak menutup kemungkinan penyebab daripada diare karena
tangan sebagai media penyebaran kuman, dan air yang tercemah terkena makanan dan
minuman juga sebagai media masuknya kuman kedalam saluran pencernaan dan berakibat
timbulnya diare.
b. Preventif
Pasien diajarkan untuk menjalankan pola hidup sehat , dan saat mengalami diare pasien
diberikan edukasi yaitu pasien disarankan untuk banyak minum air terutama oralit untuk
mengindari dehidrasi dan kekurangan elektrolit, dan mengkonsumsi maknan lebih banyak
untuk menghindari terjadinya kekurangan nutrisi tubuh. Pasien bisa mengkonsumsi
makanan yang berkuah seperti sup sayur, dan menghindari sementara makanan yang terlalu
pedas dan asam agar tidak memperberat diare. Selain itu pasien juga disarankan untuk
mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter utuk mempercepat penyembuhan diare.
23
Pada pasien disarankan untuk sebaiknya mengurangi jajan sembarangan dan fokus pada
berusaha menyajikan makanan dengan menu sehat, dan higienis untuk keluarga. Terutama
bila di keluarga memang memiliki riwayat sering terkena sakit diare maka sebaiknya
menghindari jajan jajanan sembarangan. Dan jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan dengan menggunakan sabun memang terdengar simple dan mudah
dilakukan namun seringkali dilupakan. Pasien harus membiasakan hal ini, dan mengajarkan
pada seluruh anggota keluarga bahwa menjaga kebersihan makanan tidak hanya cara
penyajian tetapi juga kebersihan tangan perlu diperhatikan.
b. Kuratif :
Terapi Medikamentosa :
1. Attapulgite 2 tablet tiap BAB cair maksimal 12 tablet
Terapi Non-Medikamentosa:
1. Oralit
2. Menjalankan pola hidup bersih dan sehat (konsumsi buah dan sayuran setiap hari,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, dan
menggunakan jamban sehat)
XVI. Prognosis
1. Penyakit : bonam
2. Keluarga : bonam
3. Masyarakat : bonam
XVII. Resume
Pada pasien ini, dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien sedang menderita diare akut
selama 2 hari, pasien mengatakan bahwa sehari sebelum diare pasien jajan sembarangan
makanan dan minuman di pekarangan sekolah tempat ia mengajar. Pasien mengaku memang
terbiasa jajan di luar rumah, karena kesibukannya pasien jarang masak dan menyajikan masakan
sendiri di rumah, pasien juga mengatakan di keluarganya suami dan anaknya beberapa kali
terkena diare. Dari kunjungan rumah yang dilakukan selain daripada pola konsumsi yang tidak
24
sehat pasien juga tidak terbiasa dan sering kali lupa untuk mencuci tangan sebelum makan. Hal
ini karena masih kurangnya penyuluhan mengenai penyakit di wilayah kerja puskesmas karena
keterbatasan petugas kesehatan. Saat kunjungan rumah dilakukan, petugas yang berperan aktif
untuk melakukan tanya jawab dengan kerluarga serta memberikan edukasi mengenai PHBS di
tatanan rumah tangga serta penyakit diare, sehingga keluarga Ny.E merasa terbantu dengan
adanya kunjungan rumah yang dilakukan.
Bab V
Analisis Masalah
25
Ventilasi pada rumah pasien cukup.
e. Penerangan
Penerangan baik di bagian tengah rumah yang memiliki jendela keluar.
f. Kebersihan
Kebersihan dalam rumah kurang baik.
g. Sanitasi dasar
Sumber air minum berasal dari air isi ulang. Sumber air untuk keperluan memasak,
minum dan mandi berasal dari air tanah. Terdapat satu kamar mandi dan kakus yang
digunakan hanya untuk keluarga pasien.
26
Bab VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data riwayat keluarga diatas kesimpulan yang dapat diambil adalah keadaan
kesehatan keluarga pasien sekarang baik, akan tetapi keluarga tidak menjalankan PHBS di
tatanan rumah tangga.
6.2 Saran
Disarankan untuk tindakan pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit masih perlu
diperhatikan, masih perlu dilakukan pembenahan dari segi keadaan rumah/lingkungan atau
pun sosial keluarga. Disarankan juga untuk keluarga agar saling mengingatkan dalam
perilaku hidup bersih dan sehat.
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Promosi Kesehatan. Buku Saku Bidan Poskesdes. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI, 2006
2. Undang-undang republik indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Diunduh dari
http://www.kemenpppa.go.id/jdih/peraturan/UU_NO_36__2009.pdf pada Agustus 2017.
3. Kemnterian Kesehatan RI. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) & promosi kesehatan
rumah sakit (PKRS). Jakarta: Badan pengembangan kesehatan Republik Indonesia;
2013.h.28-36
4. Kementrian kesehatan RI. Laporan kinerja ditjen kesehatan masyarakat tahun 2016. Jakarta:
Kementrian kesehatan RI. 2017.h.32-5.
27
Lampiran Foto
28
29