LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM 2
NERVUS SYSTEM
Tutor Tanggal
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara bertindak, berfikir, bahkan fungsi tubuh manusia diatur oleh system saraf atau
nervous system. System saraf adalah jaringan syaraf dan sel sel yang kompleks yang
membawa pesan ke dan dari otak dan sum – sum tulang belakang ke berbagai bagian
tubuh. Nervous system bergantung pada pemrosesan neuron pada syaraf. Banyak dari
pola neuron menunjang kehidupan manusia seperti respirasi, melihat, bahkan siklus
circadian manusia. Apabila ada rangsangan datang maka system saraf akan bertugas
menerima rangsangan kemudian akan menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian
tubuh, serta memberikan respon yang sesuai dengan rangsangan tersebut
System saraf sangat mempengaruhi siklus circadian rhythm tubuh manusia. Siklus
circadian manusia mempengaruhi tubuh dalam melakukan berbagai kegiatan karena
circadian mengatur naik turun nya tekanan darah dan denyut jantung serta sekresi
hormone yang berada di dalam tubuh. Semua hal tersebut dikelola di dalam otak dan
sum sum tulang belakang sebagai system saraf pusat. Pada circadian rhythm sekresi
hormone diatur oleh suprachiasmatic nucleus yang terdapat di hypothalamus.
B. Skenario
BANGUN TIDUR
Mahasiswa peserta IDCS 2018 FKG UNISSULA masih dalam kondisi tidur malam
dan dibangunkan oleh panitia IDCS pada pagi dini hari untuk mengikuti camp fire .
beberapa peserta masih belum fokus ketika diberikan pertanyaan. Pikiranya terasa
sulit dalam mencerna dan memproses informasi yang disimpan dalam memori.
Kondisi demikian akibat mekanisme tidur dan circadian rhytm yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya
C. Identifikasi Masalah
1. Apa itu siklus dan cara kerja circadian rythm?
2. Apa saja tipe2 dr circadian rythm?
3. Apa faktor2 yg mempengaruhi circadian rythm?
4. Apa hubugan circadian rythm dengan tidur ?
5. Apa akibat ketika kita melawan circadian rytm?
6. Apakah circadian rythm dapat mempengaruhi fungsi tubuh dan kesehatan?
7. Apa kriteria circadian rythm?
8. Apa saja macam2 mekanisme tidur?
9. Apakah batas waktu pada tidur?
3
10. Bagaimana mekanisme tidur yang baik menurut islam?
11. Apa faktor yang mempengaruhi fokus manusia?
12. Mengapa mhsw kaget saat dibangunkan?
13. Apa faktor yg membuat peserta IDCS belum bisa fokus saat bangun tdur dan
tidak bisa mencerna informasi?
14. Mekanisme tejaga?
15. Apa itu RAS sehingga bisa dihubungkan oleh penerimaaan informasi dari modul
1.1?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Circadian Rhytm
a. Definisi
Adalah perubahn fisik mental perilaku mengikuti siklus harian. Proses biologis yg
menujukan osilasi endogen yg berulang setiap 24 jm.
Osilasi : periodik dr waktu, variasi periodik waktu dr suatu hasil pengukuran. Seperti
bandulan pada jam yg mengalami variasi
Endogen : mandiri
Siklus biologis pd organisme yg mengatur perubahan lingkungan luar. Prbhn ling
luar: untuk beradaptasi misal daerah yg trdpt perbedaan waktu.
Circadian Rhytm berhubungan dengan siklus bangun/ tidur seseorang
Ada 2
Siang : lark. Individu memulai circadian nya lebih cepat 2 jam dari pada individu
lainya. Biasanya bangun tidur pukul 04.00 sd 06.00 dia akan mulai tidur dari jm
20.00 sd 22.00
Malam : owl. Individu yg memulai circadinya 2 jam lbh lambat dari tipe siang,
biasanya akan bangun jam 08.00 sd 10.00 WIB dan tidur pukul 00.00 sd 02.00
WIB.
5
d. Faktor yang mempengaruhi Circadian Rhytm
Faktor endogen( alami ) : dikendalikan oleh jam biologis yg terletak bgai kecil d
hipotalamus berbetuk tetes kecil yg terbentuk
suprachinatic nudeus : nukleus yang ada di saraf yang peka terhadap rangsang
cahaya.
Akan mengalami Jet lag yang mana jet lag iu adalah perubahan waktu tidur misal
merasa lelah atau kebingungan dia berada di daerah yang ada perbedaan waktu.
Akibatnya di akan merasa: ngantuk, pusing, ada masalah pencernaan karena
perbedaan waktu siang malam.
sekresi hormon,
tekanan darah,
denyut jantung,
tidur dan proses fisiologis lainnya.
Circadyan rhytm diatur oleh circadyan clock atau jam sirkandian yang terbagi
menjadi dua kategori yaitu :
central clock
pheriperal clock
6
pada otot tubuh seperti otot rangka. Akibatnya tubuh akan mengurangi toleransi
glukosa, sehingga meningkatkan resiko :
diabetes,
cardiovaskular disease,
dan cancer.
hormon,
gangguan tidur,
meningkatnya tekanan darah, dan
meningkatnya denyut jantung yang dapat mengakibatkan penyakit
cardiovaskular.
a. Mekanisme Tidur
Adalah mekanisme yang ada karena ada proses penghambatan aktif. Hal ini
terbukti karena adanya pemotongan batang otak setinggi regio midpons
menghasilkan otak dengan korteks yang tak pernah tidur. Dengan kata lain
suatu pusat yang terletak di bawah tingkat midpons pada batang otak, yang
diperlukan untuk menyebabkan tidur dengan cara menghambat bagian – bagian
otak lainya. Macam – macam mekanisme tidur :
7
b. Batas waktu tidur
Waktu optimal untk memulai waktu tidur adalah pukul 22.00 WIB. Kebutuhan
tidur orang berbeda – beda menurut kelompok umur. Umur 18 – 40 tahun
kebutuhan tidurnya 8 jam per hari, sedangkan untuk umu 41 – 60 tahun
kebutuhan tidurnya 7 jam per hari, dan untuk umur 60 tahun e atas kebutuhan
tidurnya 6 jam per hari. Pola tidur yang baik meluputi durasi waktu tidur yang
cukup sesuai kebutuhan dan tidak terbangun disela – sela tidur.
Sesuai rasulullah selesai salat isha lebih cepat waktu untuk tidur kemudian bangun
3 kali 1/3 malam. 1/3 pertama itu adalah waktu seorang muslim di sunnahkan
memperbanyak ibadah, 1/3 kedua otak kita lebih cepat menghfalkan surat , 1/3
ketiga= 1/3 kedua
Setelah isha di anjurkan, jika tidak ada kegiatan digunakan untuk tidur, disunnahkan
tidur menghadap ke kanan, mematikan lampu.
membaca doa setelah bangun tidur serta Rasulullah jika tidur menempelkan tangan
kanan ke pipi.
Tidak lupa untuk berwudhu sebelum tidur & embaca ayat kursi
3. Tidur Terjaga
Mekanisme terjaga :
Bila pusat tidur di nonaktifkan, nuklei pengaktifasi retikuler di mesensefalon dan pons
bagian atas akan terbebas dari inhibisi ( hambatan otot – otot dalam bekerja ) yang
memungkinkan nuklei pengaktifasi retikuler menjadi aktif secara spontan. Keadaan ini
merangsan korteks serebri dan sistem saraf perifer mengirim banyak sinyal umpan balik
balik positif kembali ke nuklei pengaktiasi retikuler yang sama agar sistem ini tetap aktif.
Maka saat timbul keadaan terjaga, kita secara alami mempertahankan keadaan ini
melalui aktivitas umpan balik tersebut. Kemudian sesudah otak tetap aktif selama
beberapa jam, neuron – neuro itu dalam sistem aktivasi merasa letih. Akibatnya, siklus
umpan balik positif di antara nuklei pengaktifasi retikuler mesensefalon dan korteks akan
memudar dan pengaruh rangsang tidur dari pusat tidur akan mengambil alih sehingga
timbul peralihan yang cepat dari keadaan terjaga menjadi keadaan tidur.
4. Fokus Manusia
b. Alasan peserta IDCS belum bisa fokus & belum bisa mencerna informasi saat
dibangunkan
99 % informasi sensorik diabaikan karena dianggap tidak penting. Contoh:
peserta IDCS tidak memperhatikan bagian tubuh apakah sudah lengkap
atributnya.
Karena perhatian hanya dicurahkan pada objek tepat di lapangan penglihatan.
Bahkan jika ada suara – suara yang bising akan di pindahkan ke alam bawah
8
sadar. Tetapi jika informasi itu dia anggap penting oeh otak maka akan
merangsang pikiran, informasi akan disalurkan ke bagian integrasi & motorik otak
yang sesuai, kemudian muncul respon yang sesuai. Ini dinamakan fungsi
integratif sistem saraf. Conthnya meletakkan tangan di sebuah tungku kemudian
tubuh memberi respon dengan menjauhi tungku api tersebut.
Faktor sinaps dalam pengolahan informasi
Sinaps : penghubung neuron satu ke neuron yang lain
Fungsi penting : penentu arah penyebaran sinyal saraf melalu sistem saraf.
Pengiriman sinyal ada yang dapat dengan mudah ada yang sulit. Biasanya yang
mudah pengirimanya, sinyal dari sistem saraf lain bersigat memfasilitasi atau
inhibisi. Bisa membuka dan menutup sinaps. Neuron pascasinaptik sudah bisa
merespon impuls dari luar dalam jumlah besar, neuron lain juga bisa tapi dalam
jumlah sedikit. Cara kerja sinaps itu selektif, dia menghambat sinyal yang lemah
dan menjalarkan sinyal yang kuat. Tapi sinyal yang lemah ini di seleksi,
diperkuat, setelah itu di teruskan ke segala arah.
Karena saat itu mereka sudah masuk ke staduim 4 yaitu tidur paling nyenyak.
Waktu kita masuk stadium 3 dan 4 jika di bangunkan kita akan mengalami keadaan
yang di tandai kejang, kedutan.
Saat bangun otak kita mengalami kekurangan darah menyuruh jantung untuk
memompa darah.
Ras terdapat didalam otak yang dapat mengatur indera.Misalkan saat dipasar
dengan keadaan bising dan ramai seseorang mengajak kita berbicara, RAS mengarahkan
kita untuk menyaring pembicaraan disekitar da kita hanya terfokus pada seseorang kita
yang mengajak bicara walaupun pasar tersebut masih dalam keadaan ramai
RAS dapat memfilter yang di anggap penting. Contohnya saat tentiran jika
tidak mengulang maka akan terjadi lupa maka dari itu materi saat tentiran perlu diulang
agar masuk di Long Term Memory.
RAS adalah bagian otak yg ada didasar untuk memfilter informasi yg kita
terima menjadi short atau long term memory. Jika kita pengen mengingat lebh lama kita
harus fokus ke 1 informasi untuk menjadi LTM kita, contohnya besok ujian kita harus fokus
pada materi itu percaya diri bahwa kita bisa kemudian akan berjalan lancar. RAS juga
berhubungan dengan pesimis kita dan apa yg di pelajari akan lupa. Jika kita fokus dan
postif thingking itu akan membantu kita untuk mengingat apa yang di pelajari saat belajar
tsb.
9
Bagaimana informsi dapat masuk ke LTM? Kita hanya perlu fokus pada yang
di pelajari dan selalu diulang. Jika di baca sekilas hanya akan bertahan sementara saja.
Intinya sering aja mengulang materi karena RAS di pengeruhi oleh positif thingking.
B. PETA KONSEP
CIRCADIAN RHYTM
RAS
( Reticular Activiting System )
Bioritme Intraseluler
( kebutuhan dalam tubuh )
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
John.E.Hall. 2014. Guyton and Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ( 12 Ed ).( M.D Widja
djakusumah, Ed., & E . I. Iilyas, Trans. ). Singapore : Elshevier
Hower, IM, et all (2018), Circadian Rhytm, Excercise, and Cardiovaskular Health. Journal of
circadyan rhytms, 16 (1) : 7, pp1-8 )
Roshifanni, Shofa. ( 2016 ). Resiko Hipertensi pada Orang dengan Pola Tidur Buruk. Jurnal
Berkala Epidemiologi. Vol 4. No 3. 408 – 419
12