Abstract.Circadian cycle or circadian rhythim is the regulation that control the sleep/wake
cycle of body. It regulates cycles of alertness and sleepiness by responding to light changes in
our environment. This biological circadian cycle has evolved to help our body adapt to
changes in our environment like radiation, temperature, and light. The circadian cycle also
like internal clock of body that regulates genes and the protein production that regulate
various physiological processes throughout our body. Circadian cycle not just change by our
environment, but also change by our behavior. Behavior of college students who often sleep
late at night can change their circadian cycle, especially for medical students that have to
study everyday. Same of medical students from Medical Faculty of Sebelas Maret University
also have chage circadian cycle because often sleep late at night. Change of circadian cycle
can cause disruptions of the biological rhythims can impair the health and well-being of the
organism. Thats because sleep is a vital activity that needs to function properly.
1. PENDAHULUAN
Seorang siswa yang telah menjadi mahasiswa tentunya akan mengalami beberapa
perubahan tidak hanya statusnya tetapi juga kesehariannya. Keseharian mahasiswa sangatlah
berbeda dengan yang dimiliki siswa, beban yang dimiliki seorang mahasiswa juga lebih berat
karena mahasiswa memang disiapkan untuk masuk ke masyarakat. Banyaknya tugas dan kegiatan
yang dimiliki seorang mahasiswa seringkali membuat mereka harus tidur larut malam. Kebiasaan
mahasiswa yang sering tidur larut malam tersebut akan mempengaruhi jam biologis mereka seperti
siklus sirkadian.
Siklus sirkadian adalah sebuah siklus yang mengatur kapan tubuh kita bangun dan tidur.
Lebih lengkapnya siklus sirkadian adalah jam biologis dalam tubuh kita yang mengatur kapan
tubuh kita untuk waspada (ketika bangun) dan rasa kantuk, sesuai dengan cahaya dan perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitar seperti suhu (Reddy & Sharma, 2018). Intinya, siklus sirkadian
akan mengatur tubuh kita terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Siklus sirkadian
juga mengatur fisiologi semua kerja sel dan organ didalam tubuh (Brainard et al., 2015). Selain
perubahan lingkungan sekitar, siklus sirkadian juga dipengaruhi oleh kebiasaan kita sehari-hari.
Oleh karena itu, kita harus melakukan kebiasaan yang baik setiap hari agar siklus sirkadian dalam
tubuh dapat berjalan secara optimal. Salah satu kebiasaan yang sangat berpengaruh pada
perubahan siklus sirkadian adalah tidur larut malam, karena ketika seharusnya tubuh kita sudah
tidur dan beristirahat sesuai dengan siklus sirkadian yang ada, kita malah memaksakannya untuk
tetap bangun. Hal tersebut tentunya akan merusak siklus sirkadian itu sendiri.
Bagian dari tubuh yang mengatur siklus sirkadian adalah dua kelompok saraf yang
bernama suprachiasmatic nuclei (SCN) yang berada di hypothalamus anterior (Vitaterna,
Takahashi, & Turek, 2001). SCN dalam mengatur siklus sirkadian akan menghasilkan beberapa
sinyal difusif yang nantinya akan mengatur siklus sirkadian dalam tubuh (Potter et al., 2016).
Sinyal difusif tersebut nantinya akan membuat tubuh bereaksi terhadap perubahan lingkungan
seperti ketika lingkungan mulai gelap, SCN akan mengirimkan sinyal kepada tubuh sehingga
seseorang tersebut akan mengantuk. Dari beberapa penilitian yang dilakukan oleh para ahli, SCN
dalam menjalankan fungsinya dalam mengatur siklus sirkadian juga dibantu oleh seluruh sel dan
jaringan dalam tubuh (Sollars & Pickard, 2015). Sedangkan dari lingkungan, yang mengatur atau
paling berpengaruh terhadap siklus sirkadian adalah cahaya. Cahaya bagaikan timer atau zeitgeber
bagi siklus sirkadian dalam tubuh.
Mekanisme dari SCN dalam mengatur siklus sirkadian berdasarkan perubahan cahaya
dibantu oleh organ lain juga. Ketika terjadi perubahan banyaknya cahaya dilingkungan, tubuh akan
mengirimkan sinyal melalui retinohypoyhalamic menuju ke SCN (Reddy & Sharma, 2018).
Selama siang hari, axon dari ganglia retina akan mengirimkan sinyal yang akan mengaktifkan SCN
melalui nervus opticus dan kemudian SCN akan mengirimkan sinyal berupa inhibitor
naeurotransmiter GABA ( Gamma-Amino-Butyric Acid) yang akan menginhibisi nukleus
paraventricular. Terinhibisinya nukleus paraventrikuler, akan menginhibisi ganglion cervicalis
superior yang kemudian menginhibisi sistem simpatis tubuh. Sistem simpatis yang terinhibisi akan
mengakibatkan tidak diproduksinya hormon melatonin oleh kelenjar pineal. Melatonin adalah
kelenjar yang menghasilkan rasa kantuk dan berperan dalam fase tidur manusia serta sangat
sensitif terhadap cahaya (Ambarwati, 2017). Oleh karena itu, ketika siang hari kita tidak
mengantuk karena tidak diproduksinya hormon melatonin. Sedangkan saat malam hari, sinyal
yang dikirimkan dari ganglia retina akan menginhibisi SCN dan mengaktifkan nukleus
paraventrikuler dan mengaktifkan sistem simpatik tubuh. Hal tersebut akan membuat kelenjar
pineal menghasilkan hormon melatonin dan mengkoversi hormon serotonin menjadi melatonin.
Hormon serotonin adalah hormon yang mengatur tubuh kita untuk tetap terjaga atau bangun dan
produksi dari hormon ini terjadi saat siang hari.
Siklus sirkadian juga berhubungan dengan metabolisme dalam tubuh, salah satunya dalam
metabolisme homeostasis (Eckel-mahan & Sassone-corsi, 2013). Metabolisme homeostasis dalam
tubuuh meliputi sekresi enzim yang tentunya sangat berpengaruh dalam fisiologi dalam tubuh.
Selain itu, siklus sirkadian berfungsi untuk mengistirahatkan tubuh dan ketika kita memaksakan
tubuh untuk tetap terjaga, maka tubuh yang seharusnya beristirahat dan menjaga homeostasis
tubuh malah dipaksa untuk tetap terjaga dan mengganggu homeostasis tubuh. Siklus sirkadian
menjaga homeostasis tubuh melalui mekanisme tidur dan bangun tersebut. Oleh karena itu, ketika
seseorang sering tidur larut malam dan mengacaukan siklus sirkadian, homeostasis mereka akan
terganggu dan tentunya akan mendatangkan beberapa penyakit dan mengganggu beberapa fisiologi
dalam tubuh. Hal tersebut sering sekali terjadi pada mahasiswa tak terkecuali mahasiswa
kedokteran tahun pertama Fakultas Kedokteran UNS.
2. METODE
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitati
adalah penelitian yang dilakukan tidak menggunakan data statistik melainkan si peneliti terjun ke
lapangan secara aktif dan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi (Gunawan, 2013).
Penelitian kali ini dilakukan dengan mewawancarai beberapa mahasiswa kedokteran tingkat
pertama FK UNS tentang siklus tidur mereka setelah masuk ke Fakultas Kedokteran UNS.
4. KESIMPULAN
Siklus sirkadian adalah siklus yang mengatur kapan tubuh kita untuk waspada dan rasa
kantuk serta fisiologi semua kerja organ dan sel sesuai dengan rangsang dari lingkungan.
Perubahan dari siklus sirkadian dipengaruhi oleh perubahan lingkungan seperti intensitas cahaya
dan suhu. Selain itu, siklus sirkadian juga dipengaruhi oleh kebiasaan kita sepeti tidur larut malam.
Yang paling berpengaruh terhadap siklus sirkadian adalah cahaya karena cahaya bagaikan timer
terhadap tubuh. Cahaya nantinya akan membuat axon dari ganglia retina akan mengirimkan sinyal
yang akan mengaktifkan SCN melalui nervus opticus dan kemudian SCN akan mengirimkan
sinyal berupa inhibitor naeurotransmiter dan akan menginhibisi sistem simpatis tubuh dan
membuat tidak diproduksinya melatonin. Melatonin adalah hormon yang diproduksi oleh hormon
pineal dan berfungsi agar tubuh merasa mengantuk, sedangkan serotonin adalah hormon yang
membuat kita tetap terjaga di siang hari.
Kebiasaan mahasiswa yang sering tidur larut malam terutama pada mahasiswa kedokteran
sangat mempengaruhi siklus sirkadian. Hal tersebut tak terkecuali pada mahasiswa kedokteran
tingkat pertama FK UNS. Sering tidur larut malam dapat mengacaukan siklus sirkadian dalam
tubuh. Padahal, kacaunya siklus sirkadian dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diabetes
melitus dan tekanan darah tinggi serta dapat mengurangi konsentrasi dalam siang hari. Oleh karena
itu, penting bagi mahasiswa untuk menjaga siklus sirkadian mereka.
5. SARAN
Kebiasaan mahasiswa sering larut malam karena mereka belajar sampai larut malam dan
mengerjakan laporan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa tak terkecuali mahasiswa
kedokteran mahasiswa tingkat pertama Fakultas Kedokteran UNS untuk dapat memanajemen
waktu mereka sehingga dapat bealajar dan mengerjakan laporan mereka ketika waktu luang. Hal
tersebut dapat memberi mahasiswa waktu untuk istirahat ketika malam hari. Dengan begitu, siklus
sirkadian dari mahasiswa dapat terjaga agar tetap teratur dan mahasiswa akan terhindar dari
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kacaunya siklus sirkadian.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, R. (2017). SLEEP , THE CIRCADIAN RHYTHMS AND METABOLISM. X(1), 42–46.
Brainard, J., Gobel, M., Scott, B., Koeppen, M., Eckle, T., & Ph, D. (2015). Health implications of
disrupted circadian rhythms and the Potential for Daylight as Therapy. (5), 1170–1175.
Eckel-mahan, K., & Sassone-corsi, P. (2013). METABOLISM AND THE CIRCADIAN CLOCK
CONVERGE. 107–135. https://doi.org/10.1152/physrev.00016.2012
Potter, G. D. M., Skene, D. J., Arendt, J., Cade, J. E., Grant, P. J., & Hardie, L. J. (2016). Circadian
Rhythm and Sleep Disruption : Causes , Metabolic Consequences and Countermeasures.
(October), 1–27. https://doi.org/10.1210/er.2016-1083
Vitaterna, M. H., Takahashi, J. S., & Turek, F. W. (2001). Overview of circadian rhythms. Alcohol
Research & Health : The Journal of the National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism,
25(2), 85–93.
Asarnow, L. D., Mcglinchey, E., Ph, D., Harvey, A. G., & Ph, D. (2014). The Effects of Bedtime and
Sleep Duration on Academic and Emotional Outcomes in a Nationally Representative Sample of
Adolescents. Journal of Adolescent Health, 54(3), 350–356.
https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2013.09.004
Brainard, J., Gobel, M., Scott, B., Koeppen, M., Eckle, T., & Ph, D. (2015). Health implications of
disrupted circadian rhythms and the Potential for Daylight as Therapy. (5), 1170–1175.
Eckel-mahan, K., & Sassone-corsi, P. (2013). METABOLISM AND THE CIRCADIAN CLOCK
CONVERGE. 107–135. https://doi.org/10.1152/physrev.00016.2012
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
Potter, G. D. M., Skene, D. J., Arendt, J., Cade, J. E., Grant, P. J., & Hardie, L. J. (2016). Circadian
Rhythm and Sleep Disruption : Causes , Metabolic Consequences and Countermeasures.
(October), 1–27. https://doi.org/10.1210/er.2016-1083
Reddy S, Sharma S. Physiology, Circadian Rhythm. [Updated 2018 Oct 27]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519507/
Vitaterna, M. H., Takahashi, J. S., & Turek, F. W. (2001). Overview of circadian rhythms. Alcohol
Research & Health : The Journal of the National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism,
25(2), 85–93.
7. LAMPIRAN
Berikut adalah hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa kedokteran tingkat pertama
Fakultas Kedokteran UNS :
Bagaimana siklus Bangun jam 6 lebih Bangun sekitar jam 6 Bangun sekitar jam 6
bangun kalian setelah atau 5
masuk fakutas
kedokteran ?
Bagaimana siklus 2 kali sehari 2 atau 3 kali sehari 2 kali sehari
makan kalian setelah
masuk fakultas
kedokteran ?