Anda di halaman 1dari 5

BAB III

HASIL

A. PELAKSANAAN
Kegiatan kunjungan mahasiswa D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja
dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Rabu,18 April 2018
Waktu : Pukul 09-00 sampai 12.00 WIB
Tempat : PT. Pertamina (Persero) TBBM Boyolali, Jalan Raya
Solo-Semarang KM 18, Kecamatan Teras dan Banyudono,
Kabupaten Boyolalai, Jawa Tengah.

B. DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. PERTAMINA (Persero) Depot Terminal BBM Boyolali yang
beralamat di Jl. Solo – Semarang KM 18 Boyolali, merupakan bagian dari
Unit Operasi Pemasaran IV di bawah Direktorat Pembekalan dan
Pemasaran Dalam Negeri, yang mengadakan pemasaran sesuai kebutuhan
masyarakat dengan wilayah kerja meliputi provinsi Jawa Tengah dan DIY.
Depot Boyolali mulai dibangun tahun 2002, dan resmi beroperasi sejak 24
Oktober 2008, dengan luas area 11,2 Ha. TBBM Boyolali memiliki jumlah
pegawai sebanyak 20 orang pegawai organik, 3 orang CDO, dan 83 orang
TKJP.
Perusahaan ini disiapkan untuk melayani distribusi BBM wilayah
Jawa Tengah bagian timur dan untuk memperkuat pasokan BBM dari
Depot Rewulu dan Depot Cepu. Tugas pokok perusahaan ini yaitu
melaksanakan kapasitas penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM
(Pertamax, Pertalite, dan Solar) untuk masyarakat (232 SPBU, ±87
industri), PT. KAI, PT. PLN, dan TNI/POLRI.
Dalam operasional penyaluran BBM dari Depot Cepu ke Depot
Boyolali melalui pipa yang memiliki panjang lebih dari 246 km yang
berdiameter 12 inchi dan mampu menampung BBM 18.098 KL. Di Depot
Boyolali terdapat 11 tangki timbun dengan masing-masing timbunan yaitu
Premium 26.000 KL, Pertamax 23.000 KL, Solar 45.000 KL dan FAME
500 KL.
Sedangkan, pada sistem operasional distribusi, PT. Pertamina
TBBM Boyolali menggunakan NGS atau disebut dengan New Gantry
System. Dimana operasional ini telah di terapkan per 8 Desember 2016.
Sistem ini memiliki 4 bay pengisian multi produk dan 1 bay sebagai
reserved. Throughput produk pada perusahaan ini dapat mencapai 4.500
KL/hari dengan rincian sebagai berikut Premium 492 KL/hari, Pertalite
2089 KL/ hari, Pertamax 734 KL/ hari dan biosolar 1345 KL/hari. Proses
pendistribusian tersebut menggunakan tangki mobil yang berjumlah 102
buah.

C. OBSERVASI
1. Mempelajari instalasi Pertamina dalam kegiatan transportasi dalam
rangka memuhi kebutuhan BBM di daerah Surakarta, Madiun dan
sekitarnya.
Instalasi kegiatan transportasi PT. PERTAMINA (Persero) Depot
Terminal BBM Boyolali meliputi :
a. Penerimaan bahan baku
Bahan baku atau BBM di TBBM Pertamina Boyolali
merupakan suplai dari Kilang Unit Pengelolaan IV Cilacap melauli
jalur pipa multi produk terminal BBM Loamanis, Cilacap. BBM
dikirim menggunakan moda transportasi pipa Cilacap – Boyolali
(CY 2) sepanjang 246 Km dengan diameter pipa 12 inci. Setelai
BBM sampai di TBBM Pertamina Boyolali kemudian BBM
tersebut ditimbun di dalam tangki besar yang mempunyai total
kapasitas timbun ± 100000 KL.
b. Penimbunan/penyimpanan BBM/BBK
BBM yang dikirim dari Cilacap melalui sistem perpipaan
kemudian disimpan di dalam 11 tangki penampung untuk disimpan
sebelum diisikan ke mobil tangki untuk didistribusikan. Kapasitas
tangki untuk menimbun BBM adalah ± 100.000 KL. Kapasitas dari
setiap jenis BBM terbagi menjadi 3 tangki Solar berkapasitas
45.000 KL, 3 tangki Pertamas berkasitas 23.000 KL, 4 tangki
Premium berkapsitas 26.000 KL, dan 1 tangki FUME berkapistas
500 KL. Perusahaan sangat memperhatikan keamanan tempat
penyimpanan BBM dengan menjaga kebersihan tangki, jarak
tangki penyimpanan dengan kegiatan angkut BBM, gedung/ruang
penyimpanan tangki.
c. Penyaluran/pendistribusian BBM/BBK
Penyaluran BBM dari Cilacap ke TBBM Pertamina
Boyolali menggunakan moda transport pipa, sedangkan penyaluran
BBM dari TBBM Pertamina Boyolali ke SPBU di wilayah Jawa
Tengah bagian timur dan tengah serta wilayah Jawa Timur bagian
barat menggunakan mobil tangki. Pengisian ke dalam truk tangki
sudah menggunakan sistem otomatis yaitu menggunakan New
Gantry System.
Lokasi operasi pendistribusian TBBM Boyolali meliputi:
232 SPBU di wilayah Boyolali, Surakarta, Klaten, Wonogiri,
Sukoharjo, Karanganyar, Salatiga, Semarang selatan, Purwodadi
dan wilayah Jawa Timur (Pacitan, Ngawi, dan Magetan), industri
PT KAI, PT PLN, dan TNI/POLRI yang terbagi menjadi tiga zona.
Zona I ada 77 SPBU yang berjarak <30 Km dari TBBM Boyolali,
Zona II ada 75 SPBU yang berjarak >30 - <60 Km dari TBBM
Boyolali, Zona III ada 71 SPBU yang berjarak >60 Km dari TBBM
Boyolali. Pendistribusian ini dilakukan dengan cara menyelesaikan
Zona I terlebih dahulu kemudian Zona II dan Zona III.
2. Mempelajari sistem Hiperkes dan K3L dalam rangka penyelenggaraan
transportasi dan pemenuhan logistik kebutuhan di daerah.
Sistem Hiperkes dan K3L di PT Pertamina TBBM Boyolali perlu
di perhatikan dalam proteksi keamanan kendaraan. Mobil tangki yang
digunakan untuk kegiatan distribusi harus memenuhi standar dan
masuk kriteria yang sudah ditetapkan. Kelengkapan engineering yang
dimiliki truk tangki yaitu sensor of fill (sebagai tanda jika truk telah
memenuhi kapasitas) , emergency cut off, dua sampai tiga Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), GPS (untuk mengetahui keberadaan
truk), mempunyai safety zone, mempunyai kotak P3K, adanya uji
TERA pada truk tangki, pengecekan kondisi truk sebelum digunakan,
dan melakukan service rutin pada komponen truk tangki.
Keamanan pada bahan baku BBM yaitu dengan mendesain truk
tangki memiliki sekat atau batas pemisah agar memperkecil guncangan
BBM, sehingga mutu BBM tetap terjamin, tidak tumpah, dan tidak
mudah meledak. Pemberian simbol bahan mudah terbakar pada bagian
tangki juga sangat penting.
Untuk mengatasi kelelahan sopit truk, TBBM Pertamina Boyolali
menerapkan sistem shift dan juga sopir yang sudah melakukan
perjalanan selama 4 jam berturut-turut dianjurkan untuk beristirahat.
3. Visi misi pertamina kedepannya padahal kebutuhan BBM semakin
meningkat.
Dalam mencapai visi dan misi PT. PERTAMINA (Persero) S&D
Region II – Depot Area JBT Terminal BBM Boyolali, yaiti
melaksanakan aktivitas penerimaan, penimbunan, dan pendistribusian
BBM, secara aman, tepat mutu, jumlah, dan waktu, serta memenuhi
aspek K3LL dan mendukung terealisasinya transformasi budaya di
lingkungan Pertamina melalui budaya Clean, Competitive, Confidence,
dan Customer Focus, Commersial, dan Capable. Dalam menghadapi
permasalahan kekurangan minyak dalam negeri, pemerintah akan
mengimpor dan proses distribusinya di bantu oleh PT. PERTAMINA.
Pemerintah dengan PT. PERTAMINA dalam mengatasi permasalahan
tersebut akan memanfaatkan energi terbarukan ramah lingkungan
seperti panas bumi untuk dijadikan listrik sebagai penggerak kendaraan
(truk tangki) serta disediakan charge (pengisian energinya) dengan
listrik di setiap SPBU.

Anda mungkin juga menyukai