Reaktor

Ronald A. T.
04/176701/TK/29523
Prarancangan Pabrik Asam Phenylasetat dari Benzylchlorida dan Sodium Sianida
REAKTOR SIANIFIKASI
(R-01, R-02 & R-03)
Tugas : Mereaksikan Benzylchorida sebanyak 2113,1322 kg/jam dengan

Sodium Sianida sebanyak 818,3421 kg/jam.
Jenis alat : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dilengkapi dengan koil
pendingin.
Suhu : 80°C (353 K)
Tekanan : 1 atm
Kondisi : Isotermal
Reaksi Sianifikasi
Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah :
C6H5CH2Cl + NaCN C6H5CH2CN + NaCl

A + B D + E
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah reaksi heterogen cair-cair, karena
Benzylchlorida tidak larut dalam air sehingga terbentuk dua fase (organik dan
anorganik). Reaksi heterogen melibatkan 2 macam persitiwa yang terjadi secara
sekaligus, yaitu transfer massa dan reaksi kimia. Untuk itu perlu diketahui nilai
koefisien transfer massa dan koefisien kecepatan reaksi dalam mendesain reaktor.
Untuk reaksi heterogen kecepatan reaksi overall dapat dikontrol oleh kecepatan
transfer massa atau kecepatan reaksi kimianya atau kedua-duanya. Perancangan
reaktor akan lebih mudah jika kita bisa mengetahui besaran mana yang lebih
mengontrol dalam reaksi. Hal ini bisa diketahui dengan analisis bilangan tak
berdimensi.
Untuk reaksi ini diambil beberapa asumsi sebagai berikut :
Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 1 -

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
1. Reaksi terjadi di fase anorganik.

2. Tidak ada akumulasi A di lapisan film.
3. Film gabungan terjadi di fase anorganik.
Perhitungan Nilai Koefisien Transfer Massa ( kav ) dan Kecepatan Reaksi ( kR )
Untuk bisa mengetahui nilai kav dan kR maka disusun persamaan neraca massa
masing-masing komponen pada kondisi batch..
1. Neraca Massa Overall di Fase Organik

Rate of Input - Rate of Output - Rate of Reaction = Rate of Accumulation
dV I
0 - 0 - 0 =
dt
dV I
= 0
dt ……………………..(1)
2. Neraca Massa Overall di fase Anorganik

dV II
0 - 0 - 0 =
dt
dV II ……………………..(2)
= 0
dt
3. Neraca Massa C6H5CH2Cl di fase organik

d(ya VI )
o - k av (xa * - x a )(VI + VII ) - 0 =
dt
y (dV I) V d(ya )
k av (xa * - x a )(VI + VII ) - 0 = a + I
dt dt
V d(y )
k (x * - x )(V +V ) 0 =
I a ……………………..(3)
av a a I II dt
4. Neraca Massa C6H5CH2Cl di fase anorganik


Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
d(x a VII )
k av (x a * -x a )(VI + VII ) - k R x a x b =
dt
x d(VII ) VIId(x a )
k av (x a * -x a )(VI + VII ) - k R x a x b = a +
dt dt
V d(x
k av (x a * -x a )(VI + VII ) - k R x a x b = II a)
dt
5. Neraca Massa NaCN di fase anorganik

d(x b VII ) ……………………..(5)
0 - 0 - k R x a x b VII =
dt
6. Neraca Massa NaCN di fase organik

d(x b VI ) ……………………..(6)
0-0-0 =
dt
BC
t=0 : ya = ya0
yb = yb0
xa = xa0
xb = xb0
t=t : ya = ya
yb = yb
xa = xa
xb = xb
dengan :
ya = konsentrasi C6H5CH2Cl di fase organik, mol/lt
yb = konsentrasi NaCN di fase organik, mol/lt
xa = konsentrasi C6H5CH2Cl di fase anorganik, mol/lt
xb = konsentrasi NaCN di fase anorganik, mol/L

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
xa* = konsentrasi C6H5CH2Cl di interface, mol/L = H'/ya

H' = koefisien kesetimbangan C6H5CH2Cl
VI = volume fase organik, L
VII = volume fase anorganik, L
kav = koefisien transfer massa volumetris, 1/jam
kR = koefisien kecepatan reaksi, L/mol/jam
t = waktu reaksi, jam
Dengan memakai persamaan 1-6 dan dengan bantuan program komputer metode
optimasi 2 variabel Hooke-Jeeves dan Runge-Kutta. maka nilai kav dan kR dapat
diperoleh.
Data Batch
t=0 : VI = 0,9 L : ya = 8 mol/L : yb = 0
VII = 0,45 L : xa = 0 : xb = 10 mol/L
t = 4 jam : xa = 0,9
Dari hasil perhitungan program komputer didapatkan

kR = 1,2459 /jam
kav = 2,6225 m3/jam-kmol
SSE = 6,08E-06
Menghitung Diffusivitas
Diffusivitas Benzylchlorida ke dalam larutan Sodium Sianida dihitung dengan

persamaan Tyn and Calus.
0 , 267
VB T
D o AB = 8,93.10 8
( Reid, 1987 )
VA
0 , 433
ηB
Dengan :
DoAB = diffusivitas komp A dalam B, cm2/s
VA = volume molar Benzylchlorida, cm3/mol

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
VB = volume molar Sodium Sianida, cm3/mol

T = Suhu, K
ηB = viskositas Sodium Sianida, cp
VA = 173
VB = 20,48
T = 353
ηB = 0,4631
DoAB = 1,63683E-05 cm2/s
DoAB = 1,63683E-09 m2/s
DoAB = 5,89257E-06 m2/jam
Menentukan Regim Yang Berpengaruh
Untuk menentukan regim yang berpengaruh dicek dengan suatu parameter yaitu
Bilangan Hatta (MH).
k R C B DAB ( Levenspiel, 1991 )

MH =
k av
= 0,0017
Nilai MH < 0,02 maka reaksi berlangsung lambat, reaksi kimia mengontrol maka
termasuk regim kimia, maka asumsi yang diambil sudah benar.
Menentukan Suhu Reaksi Reaktor
Suhu reaksi reaktor dapat didekati dengan bubble point dari campuran komponen
yang masuk reaktor. Reaktor beroperasi pada tekanan atmosferis, dengan cara
coba-coba bubble point pada P = 1 atm dapat ditentukan suhu reaksi di dalam
reaktor.
Basis komponen masuk reaktor = 1 jam

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Jumlah Jumlah
Komponen (Kg) (Kmol) A B C D E Xi
C6H5CH2Cl 2113.1322 16.6940 19.4343 -2.36E+03 -3.9391 -4.01E-11 4.96E-07 0.3013
NaCN 818.3421 16.6940 0 0 0 0 0 0.1167
H2O 1909.4649 105.9636 29.8605 -3.15E+03 -7.3037 2.42E-09 1.81E-06 0.2722
C6H5CN 2173.0082 18.5489 5.6061 -2.86E+03 2.4465 -8.46E-03 3.98E-06 0.3098
7013.9473 1.0000
Tekanan uap masing-masing komponen mengikuti persamaan Antonine, dengan T

dalam Celcius
( Coulson, 1989 )
B
log P (mmHg) = A + + ClogT + DT + ET 2
0
T
Diasumsikan cairan ideal, sehingga mengikuti Hukum Raoult-Dalton
y i .P t = x i. P o
Po
yi = x = k.x
Pt i i
ditrial T sehingga Σyi = 1
Pt (mmHg) = 760
T ( Celcius ) = 112,6547 --> Bubble Point
Komponen log Po Po, mmHg yi

C6H5CH2Cl 3.2140 1636.7839 0.7883
H 2O 3.0671 1167.0802 0.1778
C6H5CH2CN 1.8353 68.4408 0.0339
1,0000
Diambil suhu di bawah bubble point = 80 oC

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Persamaan Matematis Reaktor

Asumsi :
1. Kondisi reaksi sudah steady-state.
2. Reaksi berjalalan dalam kondisi isotermal.
3. Konsentrasi dalam reaktor homogen
4. Reaksi kimia mengontrol
Fv, C0, Fv, C1, X1 Fv, Cn-1,
…………..
Fv, Cn, Xn
Gambar 1. Susunan Reaktor Seri
V1 = V2 = Vn
M = CB0/CA0
Karena regim kimia yang mengontrol maka persamaan reaksi dapat ditulis :
(-rA)i = kC Ai C Bi
= kC A0 (1 - Xi)(C B0 - C A0 Xi)
= kC A0 (1 - Xi)C A0 (C B0 /C A0 - Xi)
2 ……………………..(7)
= kC A0 (1 - Xi)(M - Xi)
Neraca massa Benzylchlorida pada kondisi steady-state :

Rate of Input - (Rate of Output + Rate of Reaction) = Rate of Accumulation
FvCi-1 - (Fv Ci + (-rA )V) = 0

FvCi-1 - Fv Ci - (-rA )V) = 0
2
Fv(Ci-1 -Ci ) - kC A0 (1 - X i )(M - X i )V = 0
2
FvCA0 (X i-1 - X i ) - kC A0 (1 - X i )(M - X i )V = 0
Fv(Xi-1 ) = kC A0 (1 - X i )(M - X i )V
V (X i - X i-1 ) ……(8)
=τ=
Fv kC A0 (1 - Xi)(M - Xi)

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
τkC A0 (M - (M + 1)X i + Xi 2 ) = X i - X i-1

2
τC A0 M - τkC A0 (M + 1)X i + τkC A0 X i = X i - X i-1
τkC A0 X i - (τkC A0 (M + 1)X i + τkC A0 M + X i-1 = 0
2
- b + b 2 - 4ac ……………..(9)
Xi =
2a
dengan :
a = τkCA0
b = -(τkCA0(M+1)+1)
c = τkCA0M+Xi-1
Menghitung Delta Hf dan Delta Gf pada suhu 298 oK
C6H5CH2Cl (ring)
Group delHf (kJ/mol)] delGf (kJ/mol) n n*delHf n*delGf
-CH= 2,09 11,3 5 10,45 56,5
>C= 46,43 54,05 1 46,43 54,05
-CH2 -20,64 8,42 1 -20,64 8,42
-Cl -71,55 -64,31 1 -71,55 -64,31
∑ -35,31 54,66
delHf 32,98 kJ/mol delGf 108,54 kJ/mol
7915,2 kcal/kmol 26049,6 kcal/kmol
C6H5CH2CN (ring)
Group delHf (kJ/mol)] delGf (kJ/mol) n n*delHf n*delGf
-CH= 2,09 11,3 5 10,45 56,5
>C= 46,43 54,05 1 46,43 54,05
-CH2 -20,64 8,42 1 -20,64 8,42
-CN 88,43 89,22 1 88,43 89,22
sigma 124,67 208,19
delHf 192,96 kJ/mol delGf 276,48 kJ/mol
46310,4 kcal/kmol 66355,2 kcal/kmol

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
NaCl
delHf -412,9482 kJ/mol delGf -385,9548 kJ/mol
-98,321 kcal/mol -91,894 kcal/mol
-98321 kcal/kmol -91894 kcal/kmol
NaCN
delHf -94,374 kJ/mol delGf -97,608 kJ/mol
-22,47 kcal/mol -23,24 kcal/mol
-22470 kcal/kmol -23240 kcal/kmol
C6H5CH2Cl + NaCN --> C6H5CH2CN + NaCl
delGr (298) = delGf C6H5CH2CN + delGf NaCl - delGf C6H5CH2Cl - NaCN

= -28348,4 kcal/kmol
delHr (298) = -36638,8 kcal/kmol
Menghitung Konstanta delCp, cal/mol K
Komponen cpA cpB cpC cpD

C6H5CH2Cl -2,92147 0,1022 -3,1995E-05 -5,3649E-08
NaCN 12,2297
H2SO4 1,4813 0,0887 -1,1812E-04 9,05E-08
C6H5CH2COOH -18,9354 0,1809 -6,74870E-05
C6H5CH2CN -16,9132 0,1555 -5,8074E-05
NaCl 5,8796 0,0177 -4,1586E-05 4,8256E-08
NH4HSO4 -272.997 0,1432 -5,71E-05
Untuk reaksi : C6H5CH2Cl + NaCN --> C6H5CH2CN + NaCl
delA = -20,3418 cal/mol K

-85,4357 J/ mol K

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
delB = 0,0710 cal/mol K

0,2982 J/ mol K
delC = -6,7665E-05 cal/mol K

-2,8419E-04 J/ mol K
delD = 1,0191E-07 cal/mol K

4,2800E-07 J/ mol K
Menghitung Delta Hf dan Delta Gf pada suhu reaksi, 373 K
R = 1,9856
T = 298
delGr (T) = del Hr(298) -delA*T*lnT-delB/2*T2-delC/6*T3-delD/12*T4-IRT
-28348,4 = -204820734,9
I = -346103,3307
T = 353
delGr (353) = -145284258
Mencari K Kesetimbangan
delG = -RT ln K
del G = -145284258
ln K = 207277,4658
K= ~
K nilainya sangat besar, berarti k1 >>> k2, maka reaksi berjalan searah

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Optimasi Jumlah Reaktor
Optimasi jumlah reaktor ditentukan berdasarkan six-tenth factor
HA=HB(VA/VB)0,6
HA = Harga alat untuk kapasitas VA
HB = Harga alat untuk kapasitas VA
HA = VA0,6(HB/VB0,6)
HA =k VA0,6
Dengan harga k yang sama, maka dapat ditentukan jumlah reaktor yang optimum,
dan dengan bantuan program komputer didapatkan hasil sebagai berikut.
N Volume ( Liter ) H = N.k.V0,6

1 62711,5807 755,8031.k
2 4844,0108 325.2019.k
3 1826,8841 271,7364.k
4 1040,7703 258,5074.k
5 708,6096 256,5749.k
Dipilih tiga reactor seri karena mempertimbangkan biaya instrumentasi tiap

reactor.
Dari program komputer dapat diketahui besarnya konversi untuk masing-masing
reaktor ( untuk n = 3 )
X (1) 0.7666
X (2) 0.8740
X (3) 0.9000

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
NERACA MASSA
Neraca Massa di Masing-masing Reaktor (steady-state)
Basis : 1 jam operasi

Komposisi umpan masuk reaktor 1
X1 = 0.7666
IN OUT
Komponen
Jumlah (kg) Jumlah (kmol) Jumlah (kg) Jumlah (kmol)
C6H5CH2Cl 2318,1341 18,3136 540,9582 4,2736
NaCN 818,3421 16,6940 130,1041 2,6541
H2O 2818,9297 156,4334 2818,9297 156,4334
C6H5CH2CN 35,1822 0,3003 1679,9614 14,3403
NaCl 0 0,0000 820,6346 14,0399
5990,5880 191,7413 5990,5880 191,7413
Komposisi masuk Reaktor 2 = komposisi keluar dari Reaktor 1
X2 = 0.8740
IN OUT
Komponen
C6H5CH2Cl 540,9582 4,2736 292,1156 2,3078
NaCN 130,1041 2,6541 33,7361 0,6882
H2O 2818,9297 156,4334 2818,9297 156,4334
C6H5CH2CN 1679,9614 14,3403 1910,2657 16,3062
NaCl 820,6346 14,0399 935,5410 16,0058
5990,5880 191,7413 5990,5880 191,7413
Komposisi masuk Reaktor 3 = komposisi keluar dari Reaktor 2

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
X3 = 0,9000
IN OUT
Komponen
C6H5CH2Cl 292,1156 2,3078 231,6786 1,8303
NaCN 33,7361 0,6882 10,3310 0,2108
H2O 2818,9297 156,4334 2818,9297 156,4334
C6H5CH2CN 1910,2657 16,3062 1966,2002 16,7836
NaCl 935,5410 16,0058 963,4486 16,4833
5990,5880 191,7413 5990,5880 191,7413
MECHANICAL DESIGN
Menghitung Dimensi Reaktor
Konstruksi reaktor adalah sebagai berikut :

1. Reaktor dilengkapi dengan pengaduk agar suhu, tekanan dan komposisi dalam
reaktor selalu sama.
2. Bahan reaktor dipilih Stainless-Steel 316 AISI karena larutan bersifat korosif.
3. Untuk mengurangi gaya berat dan mempertinggi tingkat turbulensi dipasang
baffle agar vortex tidak terjadi selama pengadukan.
4. Agar suhu reaktor tetap maka dilengkapi dengan koil pendingin untuk
menyerap panas yang timbul.
5. Head digunakan jenis torispherical dishead head.
Gambar 2. Pengaduk Reaktor

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Keterangan
Dt = diameter reaktor
Di = diameter pengaduk
ZR = tinggi reaktor
ZL = tinngi cairan dalam reaktor
Zi = tinggi pengaduk dari dasar reaktor
H = tinggi pengaduk
L = lebar pengaduk
W = lebar baffle
Dianggap reaktor berisi 90 % cairan ( sebagai volume space di atas cairan dan
untuk over design ) sehingga volume reaktor ( VR ) :
1,8269 m3 /
VR = 0,9
= 2,0299 m3
Dipilih reaktor berbentuk silinder tegak dengan head dan bottom berbentuk
torispherical dished head.
Diambil :
Dt/Di = 3 ZL/Di = 3,9 Zi/Di = 1,2
Maka :
ZL/Dt = ZL/Di * Di/Dt = 3,9 * (1/3) = 1,3
VR = π/4.Dt2.ZL
= π/4.Dt2.(1,3.Dt)
= π/4.Dt2.(1,3.Dt)
= 1,8269 m3
4VR
3
Dt = 1 ,3 π
Dt = 1,214 m

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
ZL = 1,3.Dt
= 1,5782 m
Di = 1/3(Dt)
= 0,4047 m
Zi = 1,2.Di
= 0,4856 m
VR = π/4.Dt2.ZR
2,0299 = π/4.(2,3779)2.ZR
ZR = 1,7536 m
Jumlah baffle yang digunakan 4 buah dengan perbandingan W/Di = 0,17; W =

0,1091 m
Diambil :
H = 0,2.Di = 0,2 (0,4047) = 0,0809 m
L = 0,25.Di = 0,25 (0,4047) = 0,1012 m
Ukuran reaktor selengkapnya

Dt = diameter reaktor = 1,2140 m
Di = diameter pengaduk = 0,4047 m
ZR = tinggi reaktor = 1,7536 m
ZL = tinngi cairan dalam reaktor = 1,5782 m
Zi = tinggi pengaduk dari dasar reaktor = 0,4856 m
H = tinggi pengaduk = 0,0809 m
L = lebar pengaduk = 0,1012 m
W = lebar baffle = 0,1091 m
Menghitung Tebal Dinding Reaktor
Untuk menghitung tebal dinding reaktor digunakan persamaan :

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
P.ri
t= +C ( Brownell & Young. 1959 )
fE − 0,6 P
dengan :
t = tebal dinding reaktor, in
P = tekanan, psig
E = welded joint efficiency
f = tekanan max yang dijinkan
ri = jari-jari reaktor
C = corrosion allowance, in
ri = Dt/2 = 0,6070 m = 0,9621 m = 23,8980 in
P hidrostatis = ρcairan.g.ZL
ρcairan = massa cairan/ volume cairan
= 5990,5880 kg/jam / 5,5360 m3/jam
= 1082,1125 kg/m3
P hidrostatis = (1082,1125 kg.m3).(9,81 m/s2).(1,5782 m)

= 16753,6981 kg/cm.s2
= 16753,6981 N/m2. 1 atm/ 1,01325E+05 N/m2
= 0,1653 atm
= 2,4306 psi
P operasi = P hidrostatis + P udara luar

= 2,4306 psi + 14,7 psi
= 17,1306 psi
P design = 1,2 P operasi

= 20,5567 psi
= 5,8567 psig

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Karena komponen mengandung bahan yang bersifat korosif, maka dipakai

Stainless-Steel 316 AISI.
f = 18850 psi
sambungan = double welded butt joint
efisiensi samb = 0,8
C = 1/8 in
P.ri
t= +C
fE − 0,6 P
(5,8567 )(23,8980) 1
= +
(18850)(0,8) − (0,6)(5,8567) 8
= 0,1276 in
diambil tebal plat standar = 3/16 in = 0,1875 in
Menentukan Head dan Bottom Reaktor
th
b
icr
OA sf
ID
OD
r
Gambar 3. Head Reaktor
keterangan :
t = tebal head, in
icr = inside corner radius, in
r = radius of dish
OD = outside diameter, in
ID = inside diameter, in

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
B = depth of dish, in
OA = overall dimensions, in
Dari tabel 5.7 Brownell & Young, untuk OD = 1,2140 m = 47,7961 in, dan t = 3/16 in,
diadapatkan
icr = 3 in
rc = 48 in
1 rc
W = 3+
4 icr
1 78
= 3+
4 4 , 75
W = 1,75 in
P.rc .W
th = +C
2 fE - 0,2 P
(5,8567)(48)(1,751) 1
= +
2(18850)(0,8) - (0,2)(5,85677) 8
th = 0,1413 in
diambil tebal plat standar = 0,25 in = 1/4 in, dan dari Tabel 5.8 Brownell &
Young untuk th = 1/4 in didapatkan sf = 3 in.
(
b = rc - (rc - icr ) 2 - ID - icr
2
)
2
= 48 - (48 - 3) 2 - (47,7961/2 - 3)2

b = 8,1469 in
OA = b + th + sf
= (8,1469 + 0,1413 + 3 ) in
= 11,2882 in
Untuk Torispherical Head

V = 0,000049 ID3 ; cuft ; ID dalam in

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Volume sebuah head = volume head tanpa sf + volume dengan sf

= 0,000049 ID3 + 1/4π(ID/12)2.(sf/12)2 ( Brownell & Young. 1959 )
2
= 0,000049 (47,7961)3 + 1/4π(47,7961/12) (3/12)
= 8,4664 cuft
= 0,2398 m3
Bahan untuk head = bahan untuk reaktor
VR' = Volume reaktor tanpa head + 2.Volume sebuah head

= 1/4π(1,2140)2.1,7536 + 2(0,2398)
= 2,5102 m3
Volume cairan dalam reaktor = 2,0299 m3

Volume space termasuk over design = (2,5102-1,8269)/1,8269 * 100% = 37,41%
Menentukan tinggi cairan dalam shell

VR' = volume cairan dalam shell
= volume cairan total - volumesebuah head
= (1,8269 – 0,2398 )m3
= 1,5871 m3
= 56,0408 cuft
ZL' = 4.VR'/π.ID2
= 1,3705 m
Jadi tinggi cairan dalam shell = 1,3705 m = 4,4965 ft
Menentukan Kecepatan Putaran Pengaduk
Untuk menentukan jumlah pengaduk yang digunakan, dipakai persamaan :
WELH
Σpengaduk = ( Brown, 1978 )
ID

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
dengan
WELH = water equivalent level height = ZL . Sg
ID = diameter reaktor, in
sg = spesific gravity
ZL = tinggi cairan total dalam reaktor (sebelum ada koil)

= tinggi cairan dalam shell + b + sf
= 1,3705 m + (8,1469 x 2,54/100) m + (3 x 2,54/100) m
= 1,6537 m
= 65,1050 in
ρ air = 998,7144 kg/m3 kg/m3

ρ liquid(m) = 1018,3716 kg/m3 kg/m3
sg = 1,0197
WELH = ZL x sg
= 63,3579 in in
Pengaduk = 1,3256 diambil 1 pengaduk
Menentukan Putaran Pengaduk
600 WELH ( Brown, 1978 )

N=
πDi 2.Di
600 63,3579 in
=
π (0,4047 x 1 ft / 0,3048m) 2(0,4047m x 39,37 in / m)
Untuk blade turbin ada batasan N yaitu antara 600 - 900 fpm, untuk itu perlu dicek
N = 202,8439 Rpm
= 202,8439 π Di fpm
= 846,4011 fpm
Ternyata N masih memenuhi range yang diijinkan
Menentukan Power Pengaduk

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
ρ liquid(m) = 1018,3716 kg/m3

= 1,0183716 gr/cm3
N = 202,8439 RPM
= 3,3807 RPS
Di = 0,4047 m
μm = 4,03E-02 gr/cm.det
2
ρ m ND i
Re =
μm
Re = 1,40E+05
Dari gambar 8.8 Rase, untuk six flat blade turbin dengan Re > 10 didapatkan nilai
Np = 5,5
N 3 Di 5 ρ .Np
P=
550.g c
(3,3807 rps) 3 .(0,4047m.1 ft / 0,3048m) 5 (1018,3716kg / m3)(1lb / 0,4536kg )5,5
=
550.32,17 ft / s 2.l b / lbf .35,315 ft 3 / m 3
P = 0,6481 hP
= 0,4833 kW
Efisiensi (η) = 0,8500
P = 0,7625 hP ; dipakai motor standar = 1 hP

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
NERACA PANAS
Menghitung Panas Yang Dilepaskan Reaktor-01

OUT
IN (kg/jam)
Cp (kg/jam)
Komponen
(kcal/kmol.K) Dari Dari Dari MD- Reaktor
Mixer Tangki 01 R-01
C6H5CH2Cl 540,9582
40,8853 --- 2113,1322 205,0018
NaCN 130,1041
19,08 818,3421 --- ---
H2O 2818,9297
70,1388 --- --- 35,1822
C6H5CH2CN 1679,9614
18,01 1909,4649 --- 909,4649
NaCl 820,6346
15,8984 --- --- ---
∑ 2727,8069 2113,1322 1149,6489 5990,5880
:: Umpan Masuk Reaktor
1. Dari Mixer
H1 = ∑m.Cp.ΔT
= -22290,4805 kcal/jam
2. Tangki C6H5CH2Cl
H2 = ∑m.Cp.ΔT
= -3412,70516 kcal/jam
3. Dari MD-01
H3 = ∑m.Cp.ΔT
= -54848,7257 kcal/jam
4. Panas pelarutan NaCN

H4 = ∑m.Cp.ΔT
= -6176,7966 kcal/jam
ΔH1 = H1 + H2 + H3 + H4
= -86728,7079 kcal/jam

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
:: Panas Reaksi Benzylchlorida

5. Panas reaksi Benzylchlorida
ΔHR298 = -36638,8000 kcal/kmol
ΔHRo = ΔHR298.m.X1
= -534682,8311 kcal/jam
:: Panas Dibawa Produk

H5 = ∑m.Cp.ΔT
= 234946,5902 kcal/jam
ΔH total = ΔH1 + ΔHRo + H5

= -218771,9805 kcal/jam
Jadi panas yang dilepaskan oleh Reaktor-01 = 220097,2830 kcal/jam
80 oC 80 oC
ΔH1 ΔH2
ΔHR
Cp larutan dianggap tetap, maka dengan jumlah larutan yang tetap --> ΔH1 = ΔH2
ΔHR = m.(X2-X1).ΔHR 298
= (2113,1322/126,58)(0,8740-0,7666)(-36638,8) kcal/jam
= -65658,2285 kcal/jam
Panas yang dilepaskan Reaktor-02 = 65658,2285 kcal/jam

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
80 oC 80 oC
ΔH1 ΔH2
ΔHR
Sama halnya dengan Reaktor-02, maka

ΔHR = m.(X2-X1).ΔHR 298
= (2113,1322/126,58)(0,9000-0,8740)(-36638,8) kcal/jam
= -15946,5535 kcal/jam
Panas yang dilepaskan Reaktor-03 = 15946,5535 kcal/jam
Perhitungan Tebal Isolasi Reaktor

Untuk range suhu 0-300 oF digunakan isolasi polycyanurate.
kis = 0,0125 BTU/j.ftoF
Ts = 60 oC
= 140 oF
T udara = 30 oC
= 86 oF
Tf = 0,5( Ts + T udara )
= 113 oF
ΔT = Ts – Tf
= 27 oF
β = 1/Tf
= 1,7452E-03 /oR
dengan :
Tf = suhu lapisan film, oF
β = koefisien muai volume, /oR
Sifat-sifat udara pada Tf = 113 oF ( Tabel 3.212 Perry, 1997 )
ρf = 1,0955 kg/m3
= 0,0683 lb/cuft

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Cpf = 1,0077 kJ/kg.oC

= 0,2407 BTU/lb.oF
μf = 1,93E-05 Pa.s
= 0,0466 lb/ft.j
kf = 0,0277 W/m.oC
= 0,016 BTU/j/ft.oF
Gr = l3.ρf2.g.β.ΔT./μf2
Diasumsikan L = 1
L = tinggi silinder + tinggi bottom + tinggi head
= Zr + 2( b + sf )
= 1,7356 m + 2( 8,1469 in x 0,0254 m/in + 3 in x 0,0254 m/in )
= 2,3198 m
= 7,6110 ft
Gr = 1,8624E+10
Cek --> 35 35
=
Gr 1/ 4
(1,8624.1010 )1 / 4
= 0,0947
ID 1,2140 / 0,3048
=
L 7,6110
= 0,5233
karena ID/L > 35/Gr1/4, maka asumsi L = 1 dapat dipakai
Cpf .μf
Pr =
kf
= 0,7010

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Raf = Gr.Pr ; Raf = bilangan Rayleigh

Bila Raf = 10 -10 --> hc = 0,29(ΔT/L)0,25
4 9
Bila Raf = 109-1012 --> hc = 0,19(ΔT)1/3

hc = koefisien perpindahan panas
Raf = 1,3056E+10
karena Raf > 109, maka hc = 0,19(ΔT)1/3
hc = 0,57 BTU/j.ftoF
Perpindahan panas radiasi dapat diabaikan dengan anggapan suhu dinding isolasi
cukup rendah = 60 oC
ID = 3,9830 ft
OD = 3,9986 ft
ri
T1 = 80 oC
= 176 oF ro
Ts = 60 oC
= 140 oF
Tu = 113 oF T1 T2 Ts Tu
Misal tebal isolasi Xis ft

Perpindahan panas karena konveksi
Qs = hc.π.( OD + 2Xis ) L ΔT
= 0.57Btu/j.ft.oF π.( 3,9986 + 2Xis ) ft . 7,6110 ft . ( 140 - 113 ) oF
= 1471,4447 + 735,9742.Xis
Perpindahan panas karena konduksi melalui dinding reaktor dan isolasi
T1 Ts
1 OD 1 (OD + 2Xis )
ln + ln ( Kern, 1965 )
Qk = 2πkL ID 2πk is L ID
dinding reaktor berupa stainless-steel, dari Tabel 3 Kern diperoleh ;

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
k = 26 Btu/j/ft/oF
2π( 6,3918 )( 176 113 )

Qk =
1 3,9986
ln +
1
ln
(3,9986 + 2 X is )
26 3,9830 0 ,0125 3,9830
3012,7601
= −4
1,5059.10 + 80 ln ( 1,0039 + 0,5021Xis)
Perpindahan panas konveksi = konduksi, dengan trial dan error nilai Xis dapat
dicari
Xis Qs Qk Qs-Qk
0,0427 1502,8837 1502,8837 0
Jadi Xis = 0,0427 ft
Qs = Qk = 1502,8837 Btu/j
Menghitung presentase panas hilang sebelum dan sesudah isolasi
Reaktor sebelum diisolasi :

T dinding (Tw) = 80 oC
= 176 oF
T udara = 30 oC
86 oF
Tf = 131 oF
ΔT ( Tw-Tf ) = 45 oF
Perpindahan panas konveksi dari dinding ke udara
Qs = hc.π. OD L ΔT
β = 1.6920E-03/oR
l = L = 7,6110 ft
Sifat-sifat udara pada Tf = 131 oF ( Tabel 3.212 Perry, 1997 )

ρf = 1,094 kg/m3
= 0,0682 lb/cuft

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Cpf = 1,006 kJ/kg.oC

= 0,2403 BTU/lb.oF
μf = 1,95E-05 Pa.s
= 0,0471 lb/ft.j
kf = 0,029 W/m.oC
= 0,0168 BTU/j/ft.oF
Gr = l3.ρf2.g.β.ΔT./μf2
Gr = 2,9435E+10
35 35
=
cek l --> Gr 1/ 4
(2,935.1010 ) 1/ 4
= 0,0845
ID 1,2140 / 0,3048
=
L 7,6110
= 0,5233
karena ID/L > 35/Gr1/4, maka asumsi L = l dapat dipakai
Cpf .μf
Pr =
kf
= 0,6748
Raf = Gr.Pr ; Raf = bilangan Rayleigh

Bila Raf = 10 -10 --> hc = 0,29(ΔT/L)0,25
4 9
Bila Raf = 109-1012 --> hc = 0,19(ΔT)1/3

hc = koefisien perpindahan panas
Raf = 1,9862E+10
karena Raf > 109, maka hc = 0,19(ΔT)1/3
hc = 0,6758 BTU/j.ftoF
Qc = 4483,2519 BTU/j

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Panas yang hilang sebelum diisolasi :

Qc = 4483,2519 BTU/j
Panas yang hilang setelah diisolasi :

Qc' = 1502,8837 kcal/jam
Prsentase panas yang hilang setelah isolasi terhadap panas yang hilang sebelum
diisolasi :
η = 33,5222 %
Perhitungan Jumlah Air Pendingin
Panas yang diambil oleh pendingin :

QT = Q Reaktor - Q loss
= 218771,9805 kcal/jam – 1502,8837 Btu/j.0,252 kcal/Btu
= 218393,2538 kcal/jam
= 866639,8959 Btu/jam
Sebagai pendingin digunakan air dengan suhu masuk 30oC (86oF) dan suhu keluar
40oC (104oF)
Cp air = 1 kcal/kg.oC
ΔT = 10 oC
Kebutuhan air pendingin (W)
W = QT/(Cp.ΔT)
= 21839,3254 kg/jam
= 48066,1268 lb/jam
ρ air = 1000 kg/m3

Kec.volumetris (Q) = 21,8393 m3/jam
Perancangan Koil Pendingin
Menentukan diameter minimum koil

Untuk aliran pendingin dalam tabung/koil batasan kecepatan = 1,5 - 2,5 m/s

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
dipilih v = 2,5 m/s

Luas permukaan aliran (A)
A = Q/v
= 2,4266E-03 m2
4A
ID =
π
= 0,0556 m
= 2,1184 in
Dari tabel 11 Kern, 1983 diambil ukuran pipa standar :

NPS = 2 1/2 sch 40
Pipe, OD = 2,88 in
ID = 2,469 in
A' = 4,79 in2 (flow area/pipe)
= 0,0333 ft2
a" = 0,753 ft2/ft (luas perpindahan panas/panjang)
Perhitungan Pada Pendingin
Suhu rata-rata air ( Tin+Tout )/2 = ( 30+40 )/2 = 35 oC = 95 oF

Sifat fisis air dicari pada suhu rata-rata 95 oF
μ = 7,79E-04 Pa.s
= 1,88E+00 lb/ft.jam
ρ = 994,032 kg/m3
= 62,0555 lb/cuft
Gt = W/A
= 1444994,209 lb/ft2.jam
= 401,3873 lb/ft2.s

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Kecepatan aliran pendingin

v = Gt/ρ
= 6,4682 ft/s
= 1,9715 m/s
Ret = Gt.ID/μ
= 2,59E+04
Dari gambar 25 Kern, untuk v = 6,4682 ft/s, 95 oF diperoleh

hi = 1450 Btu/j.ft2.oF
faktor koreksi = 0,75
hi = 1087,5Btu/j.ft2.oF
hio = hi(ID/OD)
= 932,3047 Btu/j.ft2.oF
untuk koil, harga hio harus dikoreksi dengan faktor koreksi :

hio koil = hio pipa ( 1+ 3,5 ( D koil/D spiral koil )
D spiral koil diambil 0,8 Dt ( kisarannya 0,7-0,8Dt )
D spiral koil = 0.9712 m
hio koil = 1143,0048 Btu/j.ft2.oF
Menentukan ho
Menentukan suhu campuran masuk
H umpan masuk = -86728,7079 kcal/jam
H campuran = H umpan masuk
-86728,7079 = 5849,1696 ( 25-Tcamp )
Tcamp = 39,8275 oC
Ta = ( Treaksi + Tcamp )/2
= ( 80 + 39,8275 ) oC
= 59,9138oC

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
IN Xi Xi
Komponen
Jumlah (kg) Jumlah (kmol) fraksi berat fraksi mol
C6H5CH2Cl 2318,1341 18,3136 0,3870 0,0955
NaCN 818,3421 16,6940 0,1366 0,0871
H2O 2818,9297 156,4334 0,4706 0,8159
C6H5CH2CN 35,1822 0,3003 0,0059 0,0016
NaCl 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
5990,5880 191,7413 1,0000 1,0000
Diasumsi sifat fisis larutan tetap :
Cp Xi Cp
Komponen Xi.Cpi
kcal/kmol.oC fraksi berat kcal/kg.oC
1 C6H5CH2Cl 40,8853 0,3870 0,1250 0,3230
2 NaCN 19,08 0,1366 0,0532 0,3892
3 H2O 18,01 0,4706 0,4708 1,0006
4 C6H5CH2CN 70,1388 0,0059 0,0035 0,5987
5 NaCl 15,8984 0,0000 0,0000 0,2720
1,0000 0,6525 2,5835
Cpm = 0,6525 kcal/kg.oC

= 0,6525 Btu/lb.oF
μm = 4,03E-02 gr/cm.det
= 9,7199 lb/ft.jam
Konduktivitas termal komponen :

k1 = 0,0259 Btu/(j.ft.oF)
k2 = 0,0495 Btu/(j.ft.oF)
k3 = 0,134 Btu/(j.ft.oF)
k4 = 0,0414 Btu/(j.ft.oF)
k5 = 0,0699 Btu/(j.ft.oF)

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
X ρ V xj.Vj Φi
Komponen
fraksi mol kg/L L/kgmol
C6H5CH2Cl 0,0955 1,10 115,0727 10,9908 0,3810
NaCN 0,0871 1,42 34,5211 3,0056 0,1042
H2O 0,8159 1,00 18,0000 14,6854 0,5091
C6H5CH2CN 0,0016 1,11 105,5405 0,1653 0,0057
NaCl 0,0000 2,16 27,0602 0,0000 0,0000
Σ 1,0000 6,79 300,1946 28,8471 1,0000
k m=∑∑ φi φ j kij
i j
xV
φi= i i
∑ x jV j
j
kij = 2( 1 + 1 )-1
ki kj
BM
Vi =
ρi
k1,2 = 0,0340
k1,3 = 0,0434
k1,4 = 0,0319
k1,5 = 0,0378
k2,3 = 0,0723
k2,4 = 0,0451
k2,5 = 0,0580
k3,4 = 0,0633
k3,5 = 0,0919
k4,5 = 0,0520
km = 0,0668

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Bilangan Reynold ( Re )
Re = Di2.N.ρm/μm
= 3,5185E+05
Bilangan Prandtl ( Pr )
Pr = Cpm.μm/km
= 95,0239
Karena perubahan harga μ terhadap suhu sangat kecil maka dianggap harga
(μ/μw = 1 ), sehingga :
ho = 0,87(Re)2/3(Pr)1/3(μ/μw)0,14(km/ID)
= 627,8711 Btu/(j.ft.oF)
Menghitung Uc :
Uc = (ho.hio)/(ho+hio)
= 405,2569 Btu/(j.ft2.oF)
Berdasarkan Tabel 12 Kern, Rdmin = 0,002, diambil

Rd = 0,002
hd = 1/Rd
= 500 Btu/(j.ft2.oF)
Ud = (Uc.hd)/(Uc+hd)
= 223,8353 Btu/(j.ft2.oF)
Menentukan Luas Bidang Transfer Panas ( A )
A = Qtotal/(Uc.LMTD)
(T1 - t 2 ) - (T2 - t1 )
LMTD =
⎛T -t ⎞
ln⎜⎜ 1 2 ⎟⎟
⎝ T 2-t1 ⎠
LMTD = 120,4927 oF
A = 866639,8959 Btu/jam /( 320 Btu/j.ft2.oF * 120,4927 oF )

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
= 17,7479 ft2
Menghitung Pressure Drop
Gt = W / A'
= 48066,1268lb/jam / 0,0333 ft2
= 1444994,2089
Ret = ID.Gt / μ
= 2,469 in. 1 ft/ 12 in. 1444994,2089 lb/(ft2.jam) / 0,188 lb/ft.jam
= 158143,8017
Dari fig.26 Kern, terbaca :

f = 0,00013
f .Gt 2 .L
Δ Pts =
5 , 22 . 10 10 .Ds φ t
μ 0 ,14
φt = ( μw ) =1
L = A/a" = 17,7479 ft2 / 0,753 ft2/ft

= 23,5696 ft
ΔPts = 0,00013.( 1444994,2089 lb/ft2.jam)2*23,5696 /(5,22.1010.2,469

in . 1ft/ 12 in*1.1)
= 5.9569 psi
Batas pressure drop yang diijinkan dalam tube = 10 psi --> masih memenuhi
syarat

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Menentukan Jumlah Lengkungan Koil
Gambar 4. Koil Pemanas
Diambil Dc = 0,8 Dt
= 0,8(1,2140)m
= 0,9712 m
= 3,1864 ft
Diambil x = 1,5 OD
= 1,5(2,88)/12 ft
= 0,36 ft
kL = 0,5π (Dc+ (Dc2+x2)0,5)

= 10,0442 ft
Jumlah lengkungan koil = L/kL

= 2,3471
= 2 lilitan
Tinggi tumpukan koil = N.x

= 0,72 ft
= 0,2195 m
Vc + Vkoil
Zc =
A shell
Vc + 1 4 π(OD) 2 L
=
1 πDt 2
4
Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
dengan :
Zc = Tinggi cairan dalam shell, ft
Vc = Volume cairan dalam shell, cuft
Vkoil = Volume total koil, cuft
Ashell = luas penampang shell, ft2
Zc = 4,5856 ft
= 1,3977 ft
PERANCANGAN PIPA
Menentukan Ukuran Pipa dari Mixer ke Reaktor-01
Komponen kg/jam ρ, kg/m3 m3/jam

NaCN 818,3421 1420 0,5763
H2O 1909,4649 1000 1,9095
Σ 2727,8069 2,4858
ρm = 1096,7 kg/m3
μm = 0,7923 cp
= 7,9230E-04 kg/m.s
L = 2727,8069 kg/jam
= 0,7577 kg/s
Di.opt = 226.L0,5.ρ-0,35 --> untuk Re > 2100 ( Brown, 1978 )

= 16,9759 mm
= 0,6683 in

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
Diambil pipa standar carbon-steel

NPS = 3/4" Sch no.40
OD = 1,05 in
ID = 0,824 in
= 0,0209 m
Q = 2,4873 m3/jam
A = 0,25πID2
= 3,4418E-04 m2
v = 7226,6876 m/jam
= 2,0074 m/s
Re = ρvDi/μ
= 58156,1831 > 2100, maka aliran turbulen
Menentukan Ukuran Pipa dari Tangki Benzylchlorida ke Reaktor-01

C6H5CH2Cl 2113,1322 1100 1,9210
ρm = 1100 kg/m3
μm = 0,4043 cp
= 4,0430E-04 kg/m.s
L = 2113,1322 kg/jam
= 0,5870 kg/s
Di.opt = 226.L0,5.ρ-0,35 --> untuk Re > 2100

= 14,9256 mm
= 0,5876 in

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523

OD = 1,05 in
ID = 0,824 in
= 0,0209 m
Q = 1,9210 m3/jam
A = 0,25πID2
= 3,4418E-04 m2
v = 5583,7022 m/jam
= 1,5510 m/s
Re = 88322,1467 > 2100, maka aliran turbulen
Menentukan Ukuran Pipa Dari MD-01 ke Reaktor-01

C6H5CH2Cl 205,0018 1100 0,1864
C6H5CH2CN 35,1822 1420 0,0248
H2O 909,4649 1000 0,9095
Σ 1149,6489 1,1206
ρm = 798,35 kg/m3
μm = 0,4579 cp
= 4,5790E-04 kg/m.s
L = 1149,6489 kg/jam
= 0,3193 kg/s

= 12,3161mm
= 0,4849 in

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523

OD = 0,54 in
ID = 0,364 in
= 0,0092 m
Q = 1,4400 m3/jam
A = 0,25πID2
= 6,7164E-05 m2
v = 21440,6057 m/jam
= 5,9557 m/s
Re = ρvDi/μ
Menentukan Ukuran Pipa Pengeluaran Dari Reaktor-01

C6H5CH2Cl 540,9582 1100 0,4918
NaCN 130,1041 1420 0,0916
H2O 2818,9297 1000 2,8189
C6H5CH2CN 1679,9614 1020 1,6470
NaCl 820,6346 2160 0,3799
Σ 5990,5880 5,4293
ρm = 1023,2 kg/m3
μm = 0,4535 cp
= 4,5350E-04 kg/m.s
L = 5990,5880 kg/jam

Ronald A. T. 04/176701/TK/29523
= 1,6641 kg/s

= 25,7754 mm
= 1,0148 in

NPS = 1" Sch no.40
OD = 1,32 in
ID = 1,049 in
= 0,0266 m
Q = 5,58548 m3/jam
A = 0,25πID2
= 5,5781E-04 m2
v = 10496,0494 m/jam
= 2,9156 m/s
Re = ρvDi/μ

Reaktor

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Reaktor

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Ronald A. T.

Tugas : Mereaksikan Benzylchorida sebanyak 2113,1322 kg/jam dengan

Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah :

C6H5CH2Cl + NaCN C6H5CH2CN + NaCl

Untuk reaksi ini diambil beberapa asumsi sebagai berikut :

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 1 -

1. Reaksi terjadi di fase anorganik.

Perhitungan Nilai Koefisien Transfer Massa ( kav ) dan Kecepatan Reaksi ( kR )

1. Neraca Massa Overall di Fase Organik

2. Neraca Massa Overall di fase Anorganik

3. Neraca Massa C6H5CH2Cl di fase organik

4. Neraca Massa C6H5CH2Cl di fase anorganik

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 2 -

5. Neraca Massa NaCN di fase anorganik

6. Neraca Massa NaCN di fase organik

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 3 -

xa* = konsentrasi C6H5CH2Cl di interface, mol/L = H'/ya

Dari hasil perhitungan program komputer didapatkan

Diffusivitas Benzylchlorida ke dalam larutan Sodium Sianida dihitung dengan

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 4 -

VB = volume molar Sodium Sianida, cm3/mol

Menentukan Regim Yang Berpengaruh

k R C B DAB ( Levenspiel, 1991 )

Menentukan Suhu Reaksi Reaktor

Basis komponen masuk reaktor = 1 jam

Tekanan uap masing-masing komponen mengikuti persamaan Antonine, dengan T

ditrial T sehingga Σyi = 1

Komponen log Po Po, mmHg yi

Diambil suhu di bawah bubble point = 80 oC

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 6 -

Persamaan Matematis Reaktor

Fv, C0, Fv, C1, X1 Fv, Cn-1,

Gambar 1. Susunan Reaktor Seri

Neraca massa Benzylchlorida pada kondisi steady-state :

FvCi-1 - (Fv Ci + (-rA )V) = 0

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 7 -

τkC A0 (M - (M + 1)X i + Xi 2 ) = X i - X i-1

Menghitung Delta Hf dan Delta Gf pada suhu 298 oK

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 8 -

C6H5CH2Cl + NaCN --> C6H5CH2CN + NaCl

delGr (298) = delGf C6H5CH2CN + delGf NaCl - delGf C6H5CH2Cl - NaCN

delHr (298) = -36638,8 kcal/kmol

Menghitung Konstanta delCp, cal/mol K

Komponen cpA cpB cpC cpD

Untuk reaksi : C6H5CH2Cl + NaCN --> C6H5CH2CN + NaCl

delA = -20,3418 cal/mol K

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 9 -

delB = 0,0710 cal/mol K

delC = -6,7665E-05 cal/mol K

delD = 1,0191E-07 cal/mol K

Menghitung Delta Hf dan Delta Gf pada suhu reaksi, 373 K

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 10 -

Optimasi Jumlah Reaktor

Optimasi jumlah reaktor ditentukan berdasarkan six-tenth factor

N Volume ( Liter ) H = N.k.V0,6

Dipilih tiga reactor seri karena mempertimbangkan biaya instrumentasi tiap

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 11 -

Neraca Massa di Masing-masing Reaktor (steady-state)

Basis : 1 jam operasi

Komposisi masuk Reaktor 2 = komposisi keluar dari Reaktor 1

Komposisi masuk Reaktor 3 = komposisi keluar dari Reaktor 2

Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Reaktor 12 -

Menghitung Dimensi Reaktor

Konstruksi reaktor adalah sebagai berikut :