Anda di halaman 1dari 4

Pengertian pendidik

Pendidik adalah salah satu komponen sentral dalam sistem pendidikan, sangat
mempengaruhi mutu hasil pendidikan. Usaha untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan
adalah sesuatu yang mutlat diperlukan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa peserta didik
adakag generasi yang akan meneruskan estafet pejuang bangsa untuk mengisi keerdekaan
dalam kancah pembangunan nasinal serta dalam rangka penyesuaian tuntutan masyarakat
akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin spektakuler. Dalam keseluruhan
perangkat tenaga penggerak sektor pendidikan, pendidik merupakan tenaga pelaksana yang
sangat menentukan atau memainkan peranan yang sangat besar (Dirto, 1995:89).

Syarat menjadi pendidik

Menurut (Dirto, 1995:89), seseorang akan menjadi pendidik apabila ia mempunyai atau
merasa tugas untuk mendidik. Sehubungan dengan ini syarat pokok bagi seorang yang dapat
disebut benar-benar sebagai pendidik, yaitu :

1) Merasa terpanggil sebagai tugas suci


2) Mencintai dan mengasih sayangi peserta didik
3) Mempunyai rasa tanggung jawab yang didasari penuh akan tugasnya

Ketiga persyaratan itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Orang
yang merasa terpanggil untuk mendidik, ia mencintai peserta didiknya dan memiliki rasa
wajib dalam melaksanakan tugasnya disertai dengan tanggung jawab (Dirto, 1995:89)

Persyaratan pokok bagi pendidik tersebut berlaku bagi semua pendidik, baik orang
tua, guru maupun pendidik-pendidik lain diberbagai lingkungan pendidikan. Disamping
persyaratan di atas, persyaratan pokok lain yang ada pada diri pendidik adalah (Dirto,
1995:89) :

1) Memiliki pengetahuan lebih


2) Mengimplisitkan nilai dan pengentahuannya itu
3) Bersedia menularkan pengetahuan beserta nilainya kepada orang lain
4) Sejalan dengan perkembangan masyarakat, berkembang pula persyaratan yang perlu
dimiliki oleh pendidik, sebagai komponen sentral dalam sistem pendidikan, pendidik
mempunyai peran utama dalam membagun fondamen-fondamen hari depan corak
kemanusiaan. Corak kemanusiaan yang dibangun dalam kerangka pembangunan
nasional kita adalah “manusia Indonesia seutuhnya”. Oleh karena itu pendidik utama
bagi bangsa kita seyogyanya memiliki persyaratan sebagai berikut (Dirto, 1995:90) :
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Mempunyai kesadaran akan tugasnya sebagai panggilan hidup.
3) Rasa wajib melaksanakan tugasnya disertai rasa tanggung jawab.
4) Memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik.
5) Senantiasa meningkatkan penegtahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan yang
dimilikinya.
6) Membina hubungan baik dengan masyarakat dan mengikuti perkembangan
masyarakat.
7) Membina nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa, dan negara.

Pengertian kode etik

Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat
perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan (Husna, 2015:57)

Kode etik adalah kumpulan peraturan atau norma-norma atau perbuatan. Kode etik
dapat diartikan sekumpulan peraturan atau norma kesusilaan bagi perbuatan tingkah laku,
kode etik profesi keguruan adalah kumpulan peraturan atau norma kesusilaan bagi para guru
sebagai pedoman bersikap, berbuat atau bertindal dalam praktik keguruannya (Husna,
2015:57)

Kode etik guru

Menjadi guru, sebagai suatu profesi, sebagaimana profesi-profesi lebih diikat oleh
adanya suatu kode etik. Suatu kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai norma-
norma tingkah laku yang ditetapkan oleh suatu organisasi profesi (Dirto, 1995:97)

Adapun yang menjadi kode etik Guru Indonesia adalah telah dirumuskan dalam hasil
Konggres PGRI ke-13 di Bandung tahun 1973. Kesemuanya ada sembilan butir, yaitu (Dirto,
1995:97) :

1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang ber-Pancasila.
2) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
3) Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi untuk anak
didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5) Guru memilihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun
masyarakat yag kebih luas untuk kepentingan pendidikan,
6) Guru secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
7) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan.
8) Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi
guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan Pemerintah dalam
bidang Pendidikan.

Dari butir-butir kode etik tersebut dapat diketahui bahwa guru Indonesia yang berjiwa
Pancasila wajib berbakyi membimbing peserta didik seutuhnya memiliki kejuruan
profesional, tidak menyalahgunakan jabatan, menciptakan suasana kehidupan sekolah yang
sebaik-baiknya, memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat,
meningkatkan mutu profesinya, memlihara hubungan baik di antara koleganya, dan
melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Oleh karena itu kode etik guru
Indonesia yang sembilan butir itu didalamnya terkanding empat komitmen guru, yaitu (Dirto,
1995:98) :

1) Komitmen guru terhadap peserta didik


2) Komitmen guru terhadap masyarakat
3) Komitmen guru terhadap pengembangan dan peningkatan antara
profesinya
4) Komitmen guru terhadap pemerintah

Fungsi kode etik guru

Menurut Husna (2015:58) secara umum kode eti memiliki fungsi sebagai berikut :
1) Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2) Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
3) Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sehingga jasa
profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai profesi membantu dalam
memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
4) Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.
5) Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai