Anda di halaman 1dari 1

Seperti biasa nya badan saya lebih rapuh, dari perasaannya, lelah, letih rasa malas yang sering

ikut
berkecambah menjadi jamur atau entah.

Dalam diri saya urusana politik begitu tak berasa penting, selain sesuatu ayng eram begitu lama,
begitu juga sebaliknya urusan

Mohon maaf lahir batin, saya memamahi diri saya salah,

Tapi tak ada yang mungkin perlu saya bahasakan begitu rumit dengan mu,

Sebagai mana kenyataannya, kehidupan yang pelik antara pekerjaan dan segala carut marut urusan
hidup ini, takdir saya, iya seperti itu tak sempat menyampaikan, tiap apa yang kamu mungkin
impikan dari kehidupan dan segala bayangan hidup dimasa depan

Sebelum kamu pergi, sepulang dari hutan bersama embun, saya inggin bercerita, bagai mana
beratnya pekerjaan yang saya pikirkan, tapi tak elok bagi saya membebankan segala apa yang ada
dipikiran saya. Karena cukup sudah membebankan kamu dengan segala apa yang ada dipikiran saya
kepada kamu.

Sebelas tahun, kamu lebih memahaminya dari pada saya, lebih dari pada siapaun,

Yung, saya manusia yang ditakdirkan, seperti apa yang kamu lihat, apa yang kamu rasakan. Mungkin
bagi sebagian dari orang atau siapapun, keluarga tak menjadi penting bagi, saya, karena saya merasa
cukup dengan apa yang saya rasakan selama sebelas tahun, dan cukup saya merawat ingatan saya.

Yung, semarah apapun, kamu hari ini, saya memahami rasa letihmu, namum embun harus pulang
sekolah, biarkan anak – anak tak menjadi seperti ayahnya, biarkan ia tumbuh bersama mimpinya,
cukup segala perjalanan ini saya rasakan, ayah yang tumbuh dijalan, tampa bapak, dan ibu, cukup
segela letih bagi saya tidak bagi mereka.

Saya memahami ini, adala

Tak bisa saya menulis terlalu panjang, karena beberapa hari ini, saya memaksakan untuk beraktifitas,
Jum’at subuh minggu lalu, saya jatuh dari tangga rumah rumah.

Saya, yang selalu belajar

Menjadi apa yang kamu mau

praamoehardie

Anda mungkin juga menyukai