Anda di halaman 1dari 11

MACAM – MACAM FONDASI

TUGAS
untuk memenuhi tugas matakuliah
Konstruksi Bangunan
yang dibina oleh Bpk. Ahmad Dardiri

Oleh :
Hanifah Maulita Rohmah 170521626042
Intan Luthvia Rahma Dewi 170521626049
Krista Apriana Dewi 170521626038

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Februari 2019
Pengertian dan Fungsi Fondasi
Fondasi adalah bagian paling bawah yang merupakan bagian penting dari suatu
konstruksi. Fungsi fondasi adalah meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah
yang berada dibawah dasar fondasi.

Jenis Fondasi
Secara garis besar jenis fondasi dapat dibagi menjadi 2

1. Fondasi dangkal
 Fondasi langsung/menerus/staal
 Fondasi telapak/footplate
 Fondasi telapak gabungan
 Fondasi rakit

2. Fondasi dalam
 Fondasi tiang pancang (precast)
 Fondasi tiang bor (cast insitu)
 Fondasi sumuran
 Sistem Cakar Ayam
 PONDASI BATU KALI
Menurut Komunitas Insinyur Indonesia (2012), ada beberapa tahapan
pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali antara lain :
1. Pekerjaan persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat
penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga
tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.
2. Pekerjaan galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :
 Siapkan alat-alat yang diperlukan.
 Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian
bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
 Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang
tepat.
 Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
 Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
3. Pekerjaan urugan pasir
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :
 Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan
kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
 Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
 Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal
pasir urug seperti yang direncanakan.
4. Pekerjaan pasangan pondasi
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan
pemasangan batu kali.
1. Pembuatan profil :
 Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil).
Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
 Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
 Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar.
Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang
direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
 Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan
juga dipaku agar lebih kuat.
 Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan
dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
 Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada
yang tidak tepat,demikian juga peilnya.
2. Pemasangan batu kali :
 Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
 Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.
 Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
 Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping)
dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut
sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu
kosong tersebut dengan air.
 Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan
adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan
tersebut rata.
 FONDASI CAKAR AYAM
Menurut Bayu (2017), ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pembuatan
pondasi cakar ayam antara lain :
1. Pekerjaan persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pondasi cakar
ayam
 Aproval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja, antara lain pekerjaan pembersihan lahan
pekerjaan, pekerjaan penempatan dan pembuatan gudang sementara,
perbersihan tempat fabrikasi, dll.
 Persiapan material kerja : readymix, besi beton, kawat beton, semen PC,
pasir, kerikil, multiplek, paku, minyak begesting, balok, kaso, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : hammering pile, concrate pump,
vibrator, theodolit, meteran, gregaji, schafolding , benang, selang,
cangkul,pipa bekisting dll.
2. Pekerjaan pengukuran
 Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolit melakukan
pengukuran dan making area untuk titik penempatan, ukuran, serta
leveling dari plat serta tiang pancang pondasi cakar ayam.
 Pekerjaan pengukuran dan making area dikerjakan secara berurutan
mengikuti alur pekerjaan struktur pondasi.
3. Pekerjaan galian
 Melakukan pembenangan untuk rambu-rambu pekerjaan penggalian,
ukuran atau dimensi sesuai gambar kerja.
 Penggalian menggunakan cangkul atau alat gali lainnya.
 Pengeboran tiang pancang menggunakan hammering pile atau bor strous,
dimensi sesuai gambar.
4. Fabrikasi besi tulangan
 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan dilaksanakan pada tempat yang luas
untuk menaruh, memotong, membengkokan, dan merakit besi beton sesuai
gambar kerja yang telah disetujui.
 Besi beton yang digunakan harus memiliki spesifikasi sesuai dengan
gambar kerja serta RKS.
 Potongan dan bentuk besi sesuai gambar rencana.
 Perakitan besi beton menggunakan kawat besi/beton.
 Besi yang telah di fabrikasi diberi tanda sesuai tata letak penempatan
(sesuai gambar rencana).
5. Fabrikasi bekisting
1) Pekerjaan fabrikasi begisting dikerjaan di lokasi proyek untuk
memudahkan pengukuran dan mempercepat pekerjaan.
2) Untuk struktur plat yang berada di bawah muka tanah, maka bekisting
menggunakan multiplek atau batako :
 Sebelum bekisting batako dipasang dilakukan pengukuran kembali
dengan menggunakan theodolith untuk kesikuaan dan leveling plat
pondasi.
 Begisting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
dapat baik.
 Perkuatan terhadap bekisting yang telah dipasang, agar begisting tidak
ambruk atau jebol.
3) Untuk struktur plat yang berada di atas muka tanah, maka bekisting
menggunakan multiplek :
 Potongan dan bentuk multiplek sesuai ukuran gambar kerja.
 Sebelum bekisting multiplek dipasang dilakukan pengukuran kembali
dengan menggunakan theodolith untuk kesikuaan dan leveling plat
pondasi.
 Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan di
cor diperkuat dengan balok/kaso dan schafolding.
 Begisting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
dapat baik
 Cek bekisting jangan ada celah yang berakibat keboocoran.
4) Untuk struktur tiang pancang yang berada di atas muka tanah, maka
bekisting menggunakan pipa bekisting :
 Sebelum pipa bekisting dipasang dilakukan pengukuran kembali
dengan menggunakan theodolith untuk kesikuaan dan leveling tiang
pancang pondasi.
 Ukuran/dimensi pipa bekisting sesuai gambar kerja.
 Pipa bekisting harus dibaut kuat agar tidak terjadi kebocoran.
5) Apabila tercantum dalam RKS dan gambar rencana tiang pancang dilapisi
pipa pelapis.
6) Pasang beton decking pada besi tulangan secara merata dan sesuai
kebutuhan.
7) Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekisting.
8) Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekisting.
6. Pengecoran beton
 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat
Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan
sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job
Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi
maupun pengawas lapangan untuk disetujui.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk
pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan
perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk
pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan
sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran
adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton
dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
 Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
7. Curing beton
 Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar
disemprot air lalu dicure dengan curing compound.
 Untuk bagian vertical setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
 Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
 Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
1) Untuk bekisting multiplek yang berata dibawah muka tanah bekisting
tersebut juga ikut dilepas.
2) Untuk bekisting batako yang berada dibawah muka tanah bekisting
tersebut tidak perlu dilepas.
8. Pekerjaan pembersihan akhir
 Semua sisa material yang sudah tidak diperlukan dibersihakan.
 Peralatan yang sudah tidak diperlukan dikembalikan ke tempat semula.
 PONDASI SUMURAN
Menurut Estequena (2016), pondasi sumuran merupakan pondasi yang
terbuat dari susunan pipa-pipa beton di dalam tanah yang membentuk sumur.
Pipa-pipa itu kemudian dicor menggunakan bahan beton dan batu belah
sebagai pengisinya. Pondasi sumuran ini umumnya diaplikasikan apabila
lapisan tanah dasar berada cukup dalam.
Bahan baku pembuatan pondasi sumuran adalah beton pracetak atau beton
bertulang yang berbentuk pipa silinder. Namun khusus untuk pembuatan
pondasi, pipa beton yang dibutuhkan berukuran diameter 2,5 m, 3 m, 3,5 m,
dan 4 m. Dalam pembuatan pondasi, pertama-tama Anda harus memasang
sumuran berupa penempatan pipa beton yang telah Anda pesan di tempat jual
pipa beton tadi di dalam tanah sedemikian rupa.
Kemudian isi sumuran dengan cor yang terbuat dari adukan beton dan batu
kali. Selanjutnya setelah pondasi selesai, tepat di atas pondasi tersebut
bangunlah struktur kolom yang menjadi pegangan dinding bangunan. Secara
singkat langkah-langkah pemasangan pondasi sumuran adalah sebagai berikut :
1. Buat galian di tanah yang memiliki ukuran sesuai dengan diameter pipa
beton yang Anda pesan di tempat jual pipa beton.
2. Setelah galian mencapai sekitar 80 – 100 cm, masukkan pipa beton yang
pertama ke dalamnya. Pastikan pipa beton telah masuk dengan sempurna.
3. Lanjutkan kembali penggalian di tempat yang direncanakan sebagai
pondasi tersebut hingga mencapai lapisan tanah yang keras. Biasanya
berada di kedalaman sekitar 2-3 meter.
4. Setelah itu, masukkan pipa beton yang kedua tepat di atas pipa beton
pertama. Setelah itu, susun pipa-pipa beton di atasnya hingga setara
dengan permukaan tanah.
5. Agar susunan pipa beton terangkai dengan kuat, tambal celah-celahnya
menggunakan adukan semen dan pasir.
6. Selanjutnya buat adukan pengisi pondasi sumuran yang terdiri dari semen,
pasir, kerikil, dan air. Campur secara merata sebelum digunakan.
7. Masukkan batu kali ke dalam sumuran terlebih dahulu hingga mencapai
ketinggian 50 cm. Lalu tuangkan adukan beton di atasnya. Masukkan lagi
batu kali hingga ketinggian 50 cm, dan tuangkan lagi adukan beton di
atasnya. Lakukan ini seterusnya hingga seluruh volume sumuran terisi
penuh dengan batu kali dan adukan beton.
8. Setelah selesai, di bagian atas pondasi sumuran ini, Anda bisa membuat
kolom bangunan.
Ada dua faktor yang menentukan pondasi sumuran dikatakan baik. Faktor
pertama adalah daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban.
Sementara itu, faktor kedua adalah tingkat penurunan tanah dalam sumuran
tidak melebihi batas toleransi yang ditetapkan.

 PONDASI TIANG BOR


Menurut Komunitas Insinyur Indonesia (2012), pekerjaan pondasi
umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek, oleh karena itu
langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu, proses ini
sebaiknya dilakukan sebelum alat- alat proyek masuk. Dari pemetaan ini dapat
diperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan
kondisi lapangan. Mobilisasi alat-alat berat, pekerjaan pondasi tiang bor
memerlukan alat-alat berat dalam suatu proyek.
Pengeboran, ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi
tiang bor, kedalaman dan diameter tiang bor menjadi parameter utama
dipilihnya alat-alat, terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah
perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok.
Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari
tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang
mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang
bor. Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan, mata auger
dapat diganti Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di
dasar lubang.
Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai
kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman
lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan manual. Perlu juga
diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dicek dengan data hasil
penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah sama seperti yang diperkirakan
dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Apabila kedalaman dan juga
lubang bor telah siap, maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.
Jika perlu, karena terlalu dalam maka penulangan harus disambung di
lapangan, untuk pengangkatan tulangan dilakukan secara bertahap. Setelah
proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran
beton, ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi
tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar,
tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara
keseluruhan.
Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar
dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi
dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.
Adanya air pada lubang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu
khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau
lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.
Apabila pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan
ujung atas yang ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang)
dan tidak jatuh. Corong beton dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka
pengecoran beton siap. Truk readymix siap mendekat. Pada tahap pengecoran
pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke corong pipa,
pipa tremi perlu dicabut lagi karena apabila beton yang dituang terlalu banyak
mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini
mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum
terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi.
Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak)
maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang
basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan
maka diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong
pipa tremi tersebut. Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat
disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran
dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar dari BJ lumpur maka
beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik. Jika pengerjaan
pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton dapat
muncul dari kedalaman lubang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa
selama pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu
tertanam pada beton segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat
atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan lumpur.
Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.
DAFTAR RUJUKAN
Estequena, Venelova. 2016. Pengertian dan Cara Pembuatan Pondasi Sumuran
(Online), https://www.mautips.com/properti/pengertian-dan-cara-pembuatan-
pondasi-sumuran.html, diakses 10 Februari 2019.

Komunitas Insinyur Indonesia. 2012. Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali.


(Online), https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/metode-
pelaksanaan-pondasi-batu-kali, diakses 10 Februari 2019.

Komunitas Insinyur Indonesia. 2012. Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor di


Lapangan. (Online), https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-
pondasi/pelaksanaan-pondasi-tiang-bor-di-lapangan, diakses 10 Februari
2019.

Bayu, Aji Wicaksono. 2017. Metode Pelaksanaan Pondasi Cakar Ayam. (Online),
https://caridokumen.com/download/metode-pelaksanaan-konstruksi-1-
metode-pelaksanaan-pondasi-cakar-ayam, diakses 10 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai