Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntutan yang
diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah. Bimbingan
dan Konseling di sekolah, selain meminimalisir angka kenakalan murid, juga mempunyai
peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas anak didik. Dalam bimbingan dan
koseling tidak hanya konselor yang berperan namun ada guru juga yang menjadi mitra
konselor.
Guru atau Pendidik merupakan individu-individu yang memiliki tugas dan peranan
penting dalam memberikan dan menstransfer pengetahuan kepada para pesrta didiknya. Pada
perkembangannya tugas guru kini semakin kompleks. Tugas guru bukanlah hanya untuk
menyampaikan segudang materi tentang teori-terori konsep yang begitu rumit, tetapi seorang
guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan serta konseling
kepada para peserta didiknya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Hubungan fungsional kemitraan antara konselor dengan guru antara lain dapat
dilakukan melalui kegiatan rujukan. Seperti masalah-masalah perkembangan peserta didik
yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya.
Demikian pula masalah-masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses
pembelajaran bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya. Dengan demikian
kami membahas mengenai keunikan dan keterkaitan tugas guru dan konselor.

1
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana hakikat guru dan konselor?
2. Apa saja tugas dan kompetensi guru?
3. Apa saja tugas dan kompetensi konselor?
4. Bagaimana keunikan dan keterkaitan tugas guru dan konselor?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat gru dan konselor
2. Untuk mengetahui tugas dan kompetensi guru
3. Untuk mengetahui tugas dan kompetensi konselor
4. Untuk mengetahui keunikan dan keterkaitan guru dan konselor

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Guru
1. UU no.14 Tahun 2005 tentang Guru
Guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
2. Menurut Para Ahli
1) Dr. Ahmad Tafsir
Guru (pendidik) ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik. Tugas guru dalam pandangan islam ialah mendidik.
Mendidik merupakan tugas yang amat luas. Sebagian dilakukan dengan cara
mengajar, sebagian ada yang dilakukan dengan memberikan dorongan,
memberi contoh (suri tauladan), menghukum, dan lain-lain.
2) Drs. Moh. Uzer Usman
Guru ialah setiap orang yang memiliki tugas dan wewenang dalam dunia
pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
3) Husnul Khotimah
Dalam pegertian yang sederhana, guru merupakan orang yang memfasilitasi
proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik
(muridnya).
4) Ahmadi
Guru atau pendidik berperan sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses
belajar mengajar. Menyediakan keadaan-keadaan yang memungkinkan peserta
didik merasa nyaman dan yakin bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapai
akan mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat meningkatkan
motivasi berprestasi peserta didiknya.
5) Dri Atmaka
Guru merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab dalam memberikan
pertolongan dalam perkembangan anak didik, baik jasmani maupun rohaninya.

3
Agar dapat mencapai tingkat kedewasaannya yakni mampu berdiri sendiri
dalam memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk
individu yang mandiri.
6) Ngalim Purwanto
Guru adalah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian
kepada seseorang maupun kepada sekelompok orang.

B. Pengertian Konselor

Beberapa Para ahli telah mendefinisikan pengertian tengtang konselor di antaraya adalah:
1) Menurut Hartono dan Boy Soedarmadji dalam buku psikolog konseling: konselor
adalah seorang yang memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling dan
tenaga profesional.
2) Menurut Jones:
Konselor adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman
siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan
masalah.
3) Menurut Winkel:
Konselor sekolah adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan
khusus diperguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan
Bimbingan dan Konseling.
Kesimpulan dari pengertian konselor menurut para ahli yaitu: Konselor
pendidikan adalah tenaga profesional yang bertugas dan bertanggung jawab memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Konselor
pendidikan merupakan salah satu profesi yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan
seperti yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Konselor pendidikan semula disebut sebagai Guru
Bimbingan Penyuluhan (Guru BP). Seiring dengan perubahan istilah penyuluhan menjadi
konseling, namanya berubah menjadi Guru Bimbingan Konseling (Guru BK). Untuk
menyesuaikan kedudukannya dengan guru lain, kemudian disebut pula sebagai Guru.

4
BAB III

IMPLIKASI DAN PEMBAHASAN

A. Hakikat Guru dan Konselor


A. Hakikat Guru
Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung jawab memberikan
informasi tentang siwa untuk kepentingan bimbingan dan konseling. Tugas utama
seorang guru adalah mengajar. Dalam kesempatan mengajar siswa, guru mengenal
tingkah laku, sifat-sifat, kelebihan dan kelemahan setiap siswa. Dengan demikian,
disamping bertugas sebagai pengajar, guru juga bertugas dan berperan dalam
bimbingan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun guru dengan
orangtua. Sebagai pembimbing guru merupakan tangan pertama dalam usaha
membantu memecahkan kesulitasiswa.
B. Hakikat Konselor.
Konselor adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Konselor dituntut
untuk bertindak secara bijaksana, ramah, bisa menghargai, dan memeriksa keadaan
orang lain, serta berkepribadian yang baik, karena konselor nantinya akan
berhubungan langsung dengan siswa yang bermasalah. Konselor juga mengadakan
kerja sama dengan guru-guru lain, sehingga guru-guru dapat meningkatkan mutu
pelayanan dan pengetahuannya demi suksesnya program bimbingan dan konseling.

B. Peran dan Kompetensi Guru


1. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar adalah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa atau dasar hubungan tmbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang guru memiliki banyak peran antara lain:
a) Guru sebagai sumber belajar
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut diantaranya memiliki bahan referensi yang
lebih banyak dibandingkan dengan siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru
5
memiliki pemahaman yang lebih banyak tentang materi yang akan dikaji
bersama siswa.
b) Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Guru juga dituntut
agar memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan
siswa .
c) Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim
belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui
pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif
untuk proses belajar seluruh siswa.
d) Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk
mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa
lebih mengerti dan memahami setip pesan yang disampaikan. Ada dua konteks
guru sebagai demonstrator. Pertama guru harus menunjuka sikap-sikap yang
terpuji dalam setiap aspek kehidupan. Kedua guru harus dapat menunjukan
bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran agar lebih dapat dipahami dan
dihayati oleh setiap siswa.
e) Guru sebagai pembimbing
Seorang guru harus mampu membimbing siswa agar dapat menemuka
berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing
siswa agar dapat mencapai da melaksanakan tugas-tugas perkembangan
mereka.
f) Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat
penting. Sering terjadi siswa yang kuran berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi
untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala
kemampuannya.
g) Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator seorang guru berperan untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat

6
dua fungsi dalam memerankan perannya seabagai evaluator. Pertama, untuk
menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum.
Kedua, untuk menentukan keberhasilan gurudalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang telah diprogramkan.

2. Kompetensi Guru
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 telah dinyatakan bahwa kompetensi
seorang guru meliputi antara lain:
a) Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan
bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja dan mengembangkan
diri secara berkelanjutan.
b) Kompetensi paedagogik
Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi : pemahaman
wawasan landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pemahaman kurikulum atau silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar,
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki.
c) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesame pendidik, tenaga kependidikan, orangtua peserta didik dan masyarakat
sekitar.
d) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi
pembelajaran secar a luas dan mendalam, yang memungkinkan peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan standar nasional pendidikan.

7
C. Tugas dan Kompetensi Konselor
1. Tugas Konselor
Tugas dari konselor berkaitan dengan pengembangan diri peserta didik yang
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di
sekolah. Berikut beberapa hal mengenai tugas konselor:
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami serta menilai bakat dan minat.
2. Pengembangan kehidupan sosial, ialah bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan
bermartabat.
3. Pengembangan kemampuan belajar, adalah bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan
sekolah secara mandiri.
4. Pengembangan karier, ialah bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan
karier.
2. Kompetensi Konselor
Rumusan standar kompetensi konselor telah dikembangkan dan dirumuskan
atas dasar kerangka pikiran yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja
konselor. Menurut PP 19/2005, maka rumusan kopetensi akademik dan profesional
konselor dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi berikut:
A. Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai teori dan praksis pendidikan
 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses
pembelajaran
 Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan
2. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku
konseling
 Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik
dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan

8
 Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
 Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan
jenjang satuan pendidikan
 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur
pendidikan formal, nonformal dan informal
 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis
pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus
 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang
pendidikan usia dini, dasar dan menengah, serta tinggi.
B. Kompetensi Kepribadian
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
 Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran
terhadap pemeluk agama lain
 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
2. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas
dan kebebasan memilih
 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia
sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi
 Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada
umumnya dan konselingpada khususnya
 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan
konselingpada khususnya Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada
umumnya dan konselingpada khususnya
 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak
asasinya
 Toleran terhadap permasalahan konseling

9
 Bersikap demokratis
3. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat
 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti
berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten )
 Menampilkan emosi yang stabil
 Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan
 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseliyang menghadapi stres
dan frustasi
4. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi
 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif
 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri
 Berpenampilan menarik dan menyenangkan
 Berkomunikasi secara efektif
C. Kompetensi Sosial
1. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja
 Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru,
wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di
tempat bekerja
 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja
 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait didalam tempat bekerja
(seperti guru, orang tua, tenaga administrasi)
2. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling
 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan
dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi
 Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling
 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi
3. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi
 Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan konseling
kepada organisasi profesi lain
 Memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk
suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling

10
 Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional
profesi lain.
 Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan
D. Kompetensi Profesional
1. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi,
kebutuhan, dan masalah konseling
 Menguasai hakikat asesmen
 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling
 Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan
bimbingan dan konseling
 Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-
masalah konseling
 Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan
kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseling
 Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan
kondisi aktual konseling berkaitan dengan lingkungan
 Mengakses data dokumentasi tentang konseling dalam pelayanan
bimbingan dan konseling
 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan
konseling dengan tepat
 Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen
2. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling
 Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling
 Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling
 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling
 Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi
dan tuntutan wilayah kerja
 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenispelayanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling
 Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan
konseling
3. Menganalisis kebutuhan konseling

11
 Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan
berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan
pendekatan perkembangan
 Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling
 Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan
dan konseling
4. Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang
komprehensif
 Melaksanakan program bimbingan dan konseling
 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan
Konseling
 Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial
konseli
 Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling
5. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling
 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan
konseling
 Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling
 Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan
dan konseling kepada pihak terkait
 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan
mengembangkan program bimbingan dan konseling
6. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
 Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan
profesional.
 Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik
profesional konselor
 Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan
masalah konseling
 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
 Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi
 Mendahulukan kepentingnan konseli daripada kepentingan pribadi
konselor

12
 Menjaga kerahasiaan konseli
7. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling
 Memahami berbagai jenis dan metode penelitian
 Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling
 Melaksaanakan penelitian bimbingan dan konseling
 Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan
mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling

D. Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor


Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan
optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru,
konselor dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Sementara itu, masing-masing
pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan
pencapaian kompetensi peserta didik. Dalam hubungan fungsional kemitraan antara
konselor dengan guru antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan rujukan. Seperti
masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat
pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya. Demikian pula masalah-
masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses pembelajaran
bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya.
Keunikan dan keterkaitan pelayanan pembelajaran oleh guru dan pelayanan
bimbingan dan konseling oleh konselor dapat dilihat dari table berikut

No Dimensi Guru Konselor


Khususnya sistem pendidikan Khususnya sistem
1. Wilayah Gerak
formal pendidikan formal
Pencapaian tujuan Pencapaian tujuan
2. Tujuan umum
Pendidikan Nasional pendidikan nasional
Pelayanan yang
Konteks tugas Pembelajaran yang mendidik
memandirikan dengan
melalui mata pelajaran
sekenario konseling-
3. dengan sekenario guru-murid
konselor
Pengembangan kemampuan Pengembangan potensi
a.Fokus Kegiatan
penguasaan bidang studi dan diri bidang pribadi

13
masalah-masalahnya sosial, belajar karir
dan masalah-
masalahnya
b. Hubungan kerja Alih tangan (referral) Alih tangan (referral)
Target Intervensi

4.
a. Individual Minim Utama

b. kelompok Pilihan strategis Pilihan strategis


Ekspektasi kinerja

Kemandirian dalam
Pencapaian standart kehidupan lebih
a. Ukuran
kompetensi lulusan lebih bersifat kualitatif
keberhasilan
bersifat kuantitatif yang unsur-unsurnya
saling terkait
Pengenalan diri dan
lingkungan oleh
Pemanfaatan instructional
konselor dalam
b. Pendekatan effects and nurturant effects
rangka pengentasan
umum melalui pembelajaran yang
masalah pribadi,
5. mendidik
sosial, belajar dan
karir.
Kebutuhan
pengembangan diri
Kebutuhan belajar ditetapkan
c. Perencanaan ditetapkan dalam
terlebih dahulu untuk
tindak proses transaksional
ditawarkan kepada peserta
intervensi oleh konseling di
didik
fasilitasi oleh
konselor
d. Pelaksanaan Penyesuaian berdasarkan Penyesuaian proses
tindak respons ideosinkretik peserta berdasarkan respons
intervensi didik yang lebih terstruktur indosinkretik

14
konseling dalam
transaksi makna yang
lebih lentur dan
terbuka

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung jawab memberikan
informasi tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan konseling. Tugas utama
seorang guru adalah mengajar. Sedangkan Konselor adalah pelaksana utama yang
mengkoordinasi semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Tugas guru dalam bimbingan konseling yakni sebagai perancang pembelajaran,
pengelola pembelajaran, pengarah pembelajaran, evaluator, pelaksana kurikulum, dan
pembimbing (konselor). Dalam hal ini, guru juga dituntut memiliki kompetensi-
kompetensi tertentu diantaranya kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi
professional mengajar. Selain peran guru dalam bimbingan dan konseling, tentu saja ada
tugas konselor yaitu Pengembangan kehidupan pribadi, Pengembangan kehidupan sosial,
Pengembangan kemampuan belajar, dan Pengembangan karier. Dan juga seorang
konselor harus memiliki kompetensi diantaranya pedagogic, kepribadian, sosial dan
professional.
Guru adalah personel yang sangat penting dalam aktivitas bimbingan dan
konseling. Dalam hal ini guru membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik. Salah satunya adalah wali kelas sebagai mitra kerja
konselor. Peran wali kelas sebagai mitra konselor sebagai pengembang suasana atau
interaksi kelompok (kelas) yang sehat , penjalin informasi dan komunikasi dengan orang
tua, deteksi dukungan dan permasalahan keluarga, analisis kebutuhan dan permasalahan
peserta didik dalam berelasi sosial dan mengaktualisasikan potensi akademik.

B. Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

Supriatna, Mamat. Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi Dasar


Pengembangan Profesi Konselor). Jakarta: Raja Grafindo, 2011.

Sukardi, DewaKetut. Proses BimbingandanKonselingdi Sekolah. Jakarta: RinekaCipta,


2008

Umar danSartono. BimbingandanPenyuluhan. Bandung: PustakaSetia, 2001.

17

Anda mungkin juga menyukai