Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu lembaga perbankan berbasis mikro
yang menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan
dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian yang semakin
bertumbuh seiring dengan semakin bertumbuhnya kebutuhan masyarakat. BPR juga berperan
sebagai Agen Pembangunan (Agent of Development) dalam pembangunan daerah, dimana
bank menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, guna meningkatkan
kemampuan mobilitas dana, serta menciptakan iklim yang lebih baik bagi dunia usaha.
BPR sebagai salah satu jenis perbankan telah mengalami banyak perubahan dari tahun ke
tahun, antara lain semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat dengan jasa BPR, baik
karena adanya rasa waspada terhadap masa yang akan datang sehingga membuat masyarakat
ingin menyimpan sebagian dananya, maupun untuk kelancaran usaha mereka. Dengan
bertambahnya kebutuhan tersebut, maka perbankan juga harus meningkatkan pula tingkat
pelayanan mereka kepada masyarakat, agar mampu melindungi secara baik dana yang
dititipkan masyarakat kepadanya serta mampu menyalurkan dana masyarakat tersebut bagi
terciptanya sasaran pembangunan. Hal ini ditandai dengan adanya fasilitas-fasilitas yang
memudahkan dalam bentuk simpanan maupun pinjaman, serta kemudahan dalam sirkulasi
uang dari satu tempat ke tempat lain yang dilayani oleh BPR.
Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan BPR, maka pihak manajemen tentunya akan
semakin dituntut untuk dapat lebih meningkatkan pengawasan terhadap setiap kegiatan
perusahaan mereka, baik itu dari segi struktur organisasi, serta kegiatan operasional maupun
non operasional mereka demi terlaksananya visi dan misi BPR. Untuk dapat mengetahui itu
semua, pihak manajemen tentu membutuhkan sebuah alat bantu dalam usahanya untuk
mengetahui apakah perusahaan mereka telah berjalan sesuai dengan rencana dan standar yang
telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
dengan mengevaluasi kinerja manajemen agar dapat membantu operasional perusahaan dan
menolong manajer dalam pengambilan dan pengimplementasian keputusan. Pengevaluasian
kinerja manajemen ini dilaksanakan dengan mengadakan proses audit manajemen.
Hadirnya fungsi audit manajemen telah memberikan kontribusi yang positif bagi pihak
manajemen, khususnya pada BPR. Karena tujuan dari audit manajemen adalah melakukan
pengujian, penilaian, dan peninjauan ulang berbagai kebijakan dan tindakan-tindakan
manajemen untuk memperoleh keyakinan apakah kondisi-kondisi telah sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan perusahaan, dan secara umum tujuan audit manajemen adalah untuk
memberikan informasi kepada manajemen mengenai efektivitas suatu unit atau fungsi, serta
untuk menghasilkan perbaikan atas pengelolaan efektivitas dan pencapaian hasil dari objek
yang diperiksa. Hasil dari audit manajemen ini diharapkan dapat meningkatkan realibilitas
informasi tentang keadaan dalam unit-unit yang diawasinya. Audit manajemen dapat
dilakukan pada semua aspek yang ada di dalam perusahaan, yang umumnya meliputi fungsi
produksi dan operasi, fungsi pemasaran dan penjualan, fungsi personalia/SDM, dan fungsi
keuangan.
PD. BPR Mustaqim Sukamakmur, yang menjadi objek penulis merupakan perusahaan milik
Pemerintah Daerah Provinsi Aceh yang bergerak dalam bidang perbankan. Fungsi produksi
dan operasi, fungsi pemasaran dan penjualan, fungsi personalia/SDM, dan fungsi keuangan
disini mengajarkan bagaimana BPR dapat mengembangkan usahanya, serta bergerak sesuai
dengan visi dan misi yang ada pada BPR. Peranan fungsi-fungsi tersebut pada PD. BPR
Mustaqim Sukamakmur selain untuk mewujudkan visi dan misi BPR juga sangat membantu
pihak manajemen dalam mengambil keputusan.
Otoritas Jasa Keuangan melalui POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata
Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan SEOJK Nomor 7/SEOJK.03/2016 tentang Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Perkreditan Rakyat telah mempertimbangkan
pentingnya menjaga dan mengamankan kegiatan usaha Bank dengan mewajibkan
pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank yang efektif melalui pembentukan Satuan Kerja
Audit Internal (SKAI).
Fungsi Audit Internal Bank sangat penting karena peranan yang diharapkan dari fungsi
tersebut untuk membantu semua tingkatan manajemen dalam mengamankan kegiatan
operasional bank yang melibatkan dana dari masyarakat luas. Dengan penerapan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB) pada BPR diharapkan fungsi tersebut
dapat berjalan dengan benar dan sesuai dengan ukuran minimal yang harus dipatuhi oleh
semua Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia. Dengan SPFAIB BPR juga diharapkan adanya
penjabaran dari misi, kewenangan, interdependensi, dan ruang lingkup dari audit internal.
Sesuai dengan ketentuan SPFAIB, misi dari audit internal adalah terpenuhinya secara baik
kepentingan bank dan masyarakat penyimpan dana. Hal ini perlu dikemukakan karena
sebagai badan usaha, di dalam bank terdapat berbagai macam kepentingan dari pihak-pihak
terkait, seperti pemilik, manajemen, karyawan, dan nasabah. Meskipun terdapat perbedaan
kepentingan di antara pihak-pihak terkait tersebut, namun pada dasarnya kepentingan tersebut
mempunyai tujuan yang sama yaitu tercapainya bank yang sehat dan mampu berkembang
secara wajar.
Dalam kaitan tersebut, Audit Internal Bank harus dapat menempatkan fungsinya di atas
berbagai kepentingan tersebut untuk memastikan terwujudnya bank yang sehat, berkembang
secara wajar dan dapat menunjang perekonomian nasional. Agar misi tersebut dapat
terlaksana dengan baik, diperlukan mekanisme pengendalian umum dalam setiap bank di
Indonesia.
3. Pengawasan Internal
Pengawasan intern merupakan hal yang terpenting dalam rangka memantau kebijakan-
kebijakan yang telah ditetapkan dan memberikan gambaran apakah tujuan Bank
Mustaqim sudah tercapai. Pengendalian intern di Bank Mustaqim mencakup susunan
organisasi, semua metode, kebijakan dan peraturan yang terkoordinasi. Salah satu unsur
Pengendalian Intern adalah system pengawasan intern yang berisi pedoman pengawasan,
misalnya pedoman pemeriksaan mulai dari persiapan pemeriksaan sampai dengan
penyelesaian hasil pemeriksaan serta jadwal pemeriksaan.
a. Tujuan Pengawasan Intern
Umumnya pengawasan intern bertujuan untuk :
1) Melindungi kekayaan Perusahaan
2) Memeriksa kecermatan dan keandalan data akuntansi.
3) Meningkatkan efesiensi operasi perusahaan.
4) Mendorong ke arah ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan.
b. Ruang Lingkup
Pengawasan intern merupakan alat pengendalian manajemen yang mengukur,
menganalisis dan menilai efektivitas pengendalian-pengendalian lainnya. Adapun
unsur-unsur pengendalian lainnya adalah organisasi, kebijaksanaan, prosedur,
personalia, perencanaan akuntansi dan pelaporan.
Ruang Lingkup pengawasan intern meliputi :
1) Penilaian mengenai kelayakan dan kecukupan pengendalian dibidang keuangan,
bidang pembiayaan, dan kegiatan lainnya serta peningkatan efektifitas
pengendalian dengan biaya yang layak.
2) Pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur
Bank Mustaqim telah benar-benar ditaati.
3) Pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua harta milik Bank Mustaqim telah
dipertanggung jawabkan dan dijaga dari semua kerugian.
4) Pemeriksaan untuk memastikan bahwa data informasi yang disajikan kepada
manajemen dapat dipercaya.
5) Penilaian mengenai kualitas pelaksanaan tugas tiap unit kerja dalam
melaksanakan tanggung jawabnya.
6) Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan-perbaikan dibidang operasi ,
pembiyaan dan bidang lainnya.
b) Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk
membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan
objek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan
akuntansi merupakan objek audit. Objek audit adalah laporan keuangan. Tingkat
dapat dipercayainya catatan akuntansi tergantung kuat lemahnya struktur
pengendalian intern.
c) Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi
langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang
unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi
merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang
berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak
menghabiskan waktu dan biaya.
Ada tiga jenis konfirmasi yaitu:
d) Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut sumber
dan tingkat kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor
secara langsung.
2) Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui
klien.
3) Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien.
Bukti dokumenter antara lain meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening
koran bank, dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti dokumenter
tergantung sumber dokumen, cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu
sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan atau
kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen.
g) Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia
sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengadakan pengajuan pertanyaan
lisan. Masalah yang dapat ditanyakan antara lain meliputi kebijakan akuntansi,
lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim,
kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tidak
ditagih. Jawaban atas pertanyaan yang dinyatakan merupakan bukti lisan. Bukti
lisan harus dicatat dalam kertas kerja audit.
2. Pengembangan Temuan
Pengembangan temuan dari Hasil Pemeriksaan yang dilakukan Divisi Internal Audit
secara umum dapat diuraikan berdasarkan sejumlah aspek yang diperiksa, yaitu sebagai
berikut:
a) Kinerja Keuangan
Dalam hal ini tim pemeriksa melakukan perbandingan kinerja keuangan Auditee
pada posisi periode pemeriksaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Unsur-
unsur yang dibandingkan ialah Total Aset, Kas, Penempatan pada Bank Lain,
Total DPK, Rekening Antar Kantor, Kredit Yang Diberikan, Total Kredit
Bermasalah, Non Performing Loan, serta Laba Tahun Berjalan.
f) Simpanan
Pemeriksaan terhadap Simpanan pada PD. BPR Mustaqim Sukamakmur
mencakup pemeriksaan terhadap tabungan, deposito, serta dana pihak kedua
(dana pada antar lembaga). Secara umum temuan yang diperoleh ialah mencakup
pengarsipan bilyet deposito nasabah yang masih disatukan antara yang aktif
dengan yang tidak aktif, kelengkapan slip setoran dan penarikan tabungan yang
masih terdapat kekurangan serta ketimpangan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
g) Kredit
Divisi Internal Audit telah melakukan pemeriksaan terhadap Kredit pada PD.
BPR Mustaqim Sukamakmur, mencakup pemeriksaan terhadap pencairan kredit,
penyelesaian kredit bermasalah, kelengkapan dokumen administratif kredit, serta
identitas agunan kredit yang diberikan. Secara umum ketimpangan yang
dilakukan ialah masih terdapat kekurangan atas kelengkapan administratif kredit
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan, ketidaksesuaian pengikatan agunan
bergerak maupun yang tidak bergerak, Agunan yang diberikan tidak mencover
plafond kredit, agunan tidak dilakukan pengikatan, analisa Credit Risk Review
(CRR) yang tidak mencerminkan keadaan debitur yang sebenarnya, serta terdapat
kredit fiktif yang dilakukan oleh karyawan PD. BPR Mustaqim Sukamakmur.
1) Pelanggaran atas penggunaan Biaya yang melebihi dari ketentuan internal, khususnya
pada Biaya BBM
2) Terdapat Sejumlah transaksi biaya yang dibukukan tidak menyertakan bukti transaksi
yang valid.
3) Kesalahan Pos Akun dalam melakukan Jurnal Transaksi.
4) Sejumlah petugas transaksi yang tidak rutin dalam pembentukan PPAP Kredit dan
ABA di setiap bulannya.
5) Pada slip setoran tabungan yang sudah divalidasi oleh Petugas Teller, masih banyak
ditemukan tulisan (angka dan huruf) pada slip setoran tabungan yang sudah
ditimpa/ditebalkan.
6) Pada slip setoran tabungan yang sudah divalidasi oleh Petugas Teller, masih banyak
kondisi slip setoran yang tidak diisi/ditulis secara lengkap.
7) Penataan persediaan alat tulis kantor dan materai tidak dilakukan oleh unit tertentu.
8) Terdapat sejumlah nasabah tabungan dan deposito yang pada formulir aplikasi
pembukaan rekening tabungan tidak diisi secara memadai.
9) Terdapat beberapa inventaris yang tidak dicantumkan Nomor Inventaris.
10) Terdapat sejumlah inventaris yang tidak terdaftar pada daftar inventaris BPR.
11) Terdapat sejumlah inventaris BPR yang tidak diketahui lagi keberadaannya.
12) Pada Komite kredit, masih ditemukan Penyimpangan/Pelanggaran yang dilakukan
oleh Anggota Komite Kredit.
13) Masih ditemukan beberapa agunan kredit yang nilai jaminannya direkayasa (harga
agunan dinilai melebihi harga pasar wajar) oleh petugas bank.
14) Terdapat 2 (dua) fasilitas kredit yang sudah dilakukan Restrukturisasi tetapi belum
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
15) Terdapat beberapa kondisi berkas kredit yang belum memenuhi ketentuan sesuai
dengan Prosedur dan Persyaratan Perkreditan.
16) Identitas agunan pada Akad Perjanjian Kredit kredit yang tidak sesuai dengan
identitas Agunan fisik.
17) Terdapat beberapa berkas kredit debitur yang memiliki agunan tanah dan bangunan
yang belum bersertifikat hak milik (masih dalam bentuk SKPT yang dikeluarkan oleh
BPN Kabupaten Nagan Raya.
18) Terdapat sejumlah kredit yang tidak agunan aslinya tidak ditemukan pada brangkas
agunan.
19) Terdapat kondisi suku bunga Deposito yang diberikan melebihi ketentuan yang
ditetapkan.
20) Saldo Kas pada setiap akhir hari yang melebihi limit maksimum sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
REKOMENDASI
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, secara umum rekomendasi yang diberikan adalah
sebagai beriku: