Sintesa Proses PIK2
Sintesa Proses PIK2
PENDAHULUAN
4
5
6
7
dibutuhkan
gudang/tangki
penyimpan yang besar.
Pengotoran peralatan Apabila suatu proses Pengotoran alat
menyebabkan peralatan merupakan masalah
kotor, maka sistem batch serius pada proses
lebih menguntungkan, kontinyu. Peralatan yang
karena ada tahapan disusun secara paralel
pembersihan dan dapat dibuat untuk
penyiapan alat. mengantisipasi peralatan
kotor, tetapi
membutuhkan biaya
yang besar.
12
13
2. Reforming Section
Di reforming unit, gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan. Kemudian direaksikan di primary reformer, hasil reaksi yang berupa
gas-gas hidrogen dan karbon dioksida di kirim ke secondary reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas hidrogen, nitrogen dan
15
karbon dioksida. Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke unit purifikasi dan methanasi
untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya. Tahap-tahap reforming unit adalah:
a. Primary Reformer
Bertujuan untuk mengubah feed gas menjadi gas sintesa secara ekonomis
melalui dapur reformer dengan tube-tube berisi katalis nikel sebagai media
kontak feed gas dan steam pada temperatur (824ºC) dan tekanan (45 – 46 kg/cm2)
tertentu .
b. Secondary Reformer
Gas yang keluar dari primary reformer masih mengandung kadar CH4
yang tinggi, yaitu 12-13% sehingga akan diubah menjadi H2 pada unit ini dengan
perantaraan katalis nikel pada temperature 1002,5ºC. Persamaan reaksi:
CH4 +H2O↔3H2 + CO
Kandungan CH4 yang keluar dari secondary reformer ini diharapkan sebesar
0.34% mol dry basis. Karena diperlukan N2 untuk reaksi pembentukan ammonia
maka melalui media compressor dimasukkan udara pada unit ini. Persamaan
reaksi:
2H2 + O2 ↔ 2H2O
CO + O2 ↔ 2CO2
3. Gas Purification
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi reforming unit
dipisahkan dahulu di unit purification. Karbon dioksida yang telah dipisahkan
dikirim sebagai bahan baku pabrik urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam
gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter. Tahap-
tahap proses purification dan methanisa adalah sebagai berikut:
a. High Temperature Shift Converter (HTS)
Setelah mengalami reaksi pembentukkan H2 di primary dan secondary
reformer maka gas proses didinginkan hingga temperature 371ºC untuk merubah
CO menjadi CO2 dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
CO + H2O ↔ CO2 + H2
Kadar CO yang keluar dari unit ini adalah 3.5% mol dry basis dengan temperature
gas outlet 432ºC-437ºC.
16
a. Synthesis Loop
Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan
perbandingan H2/N2 = 2.5 – 3 : 1. Gas synthesa pertama-tama akan dinaikkan
tekanannya menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas compressor dan dipisahkan
kandungan airnya melalui sejumlah K.O drum dan diumpankan ke ammonia
converter dengan katalis promoted iron.
Persamaan reaksi:
3H2 + N2 ↔ 2NH3
Kandungan ammonia yang keluar dari ammonia converter adalah sebesar
12.05-17.2% mol.
b. Ammonia Refrigerant
Ammonia cair yang dipisahkan dari gas synthesa masih mengandung
sejumlah tertentu gas-gas terlarut. Gas-gas inert ini akan dipisahkan di sesi
ammonia refrigerant yang berfungsi untuk memflash ammonia cair berulang-
ulang dengan cara menurunkan tekanan di setiap tingkat flash drum untuk
melepaskan gas-gas terlarut, sebagai bagian yang integral dan refrigeration, chiller
mangambil panas dari gas synthesa untuk mendapatkan pemisahan produksi
ammonia dari loop synthesa untuk mendapatkan tekanan dan temperature yang
berbeda di setiap tingkat refrigeration.
Produk ammonia yang dihasilkan terdiri atas dua, yakni:
1. Warm Ammonia Product (30ºC) yang digunakan sebagai bahan baku
untuk pabrik urea
2. Cold Ammonia Produk (-33ºC) yang disimpan dalam ammonia storage
tank.
18
3.5.3 Pembersih
Ammonia rumah atau ammonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air
yang digunakan sebagai produk pembersih dirumah. Pembersih ini banyak
20
digunakan untuk membersihkan kaca dan stainless steel. Pembersih ini biasanya
mengandung ammonia 5 hingga 10%.
BAB IV
TUGAS KHUSUS (REAKTOR)
dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor.( K naik dan –rA besar
sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).
3. Reaktor Non-Adiabatis
Reaktor kimia adalah jenis reaktor yang umum sekali digunakan dalam
industri.Hal ini dikarenakan, dalam sintesis bahan kita selalu memerlukan jenis
reaktor ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam ilmu kimia, sintesis kimia adalah kegiatan melakukan reaksi
kimia untuk memperoleh suatu produk kimia, ataupun beberapa produk. Hal ini
terjadi berdasarkan peristiwa fisik dan kimia yang melibatkan satu reaksi atau
lebih. Sintesis kimia adalah suatu proses yang dapat direproduksi selama kondisi
yang diperlukan terpenuhi.
Ammonia merupakan gas yang beracun dan tak berwarna yang
mempunyai bau yang khas, ammonia dapat digunakan sebagai refrigerant, bahan
bakar roket, bahan baku pupuk, dan lain-lain.Bahan baku pembuatan ammonia
yaitu nitrogen dan hidrogen. Tahapan pertama sintesis proses, untuk dapat
menentukan bahan baku dan spesifikasi produk.
Di dalam penentuan bahan baku dan spesifikasi produk, besaran yang
diperlukan diantaranya: laju alir massa, komposisi (fraksi mol atau massa setiap
komponen kimia), fasa (padat, cair, atau gas), bentuk, apabila fasa padat
(diperlukan misalnya distribusi ukuran partikel dan bentuk partikel), temperatur,
dan tekanan. Dalam aplikasi industri, sintesis ammonia di bagi menjadi 4 unit
dengan urutan: feed treating dan desulfurisasi, reforming section, gas purification,
synthesa loop dan mmmonia refrigerant.
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung. Dengan terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah ke bentuk
bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan alias terjadi dengan
sendirinya atau bisa juga butuh bantuan energi seperti panas(contoh energi yang
paling umum). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia, jadi terjadi
perubahan bahan bukan fase misalnya dari air menjadi uap yang merupakan reaksi
fisika.
27