Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

IPA DASAR 1

“PENGUKURAN”

DISUSUN OLEH

NAMA : AYUNDA RIZKHA A

NIM : 17312244017

KELAS : PENDIDIKAN IPA C 2017

KELOMPOK :8

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
PRAKTIKUM 1

A. Judul
Pengukuran

B. Tujuan Percobaan
Menyajikan data hasil pengukuran dengan alat ukur yang sesuai pada diri sendiri, makhluk
hidup lain, dan benda-benda di sekitar dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku
dengan kegiatan utama sebagai berikut:
1. Pengukuran besaran fisis yang ada pada benda hidup dan tak hidup dengan menggunakan
alat ukur yang sesuai
2. Penggunaan satuan baku maupun tidak baku untuk menyatukan hasil ukur dari
pengukuran benda hidup dan tak hidup

C. Alat dan Bahan Percobaan


1. Alat
a. Meteran
b. Neraca timbang
c. Neraca analitik
d. Penggaris
e. Termometer suhu
f. Timbangan badan
g. Gunting
2. Bahan
a. Meja
b. Manusia/orang (Ayunda)
c. HP Oppo A71
d. Lemari
e. Kertas putih
f. Kacamata
g. Tanaman
h. Ruangan
i. Penggaris

D. Desain Percobaan

1.
Mengukur panjang dan lebar
benda mati (meja, lemari, kertas putih) dengan
menggunakan meteran atau penggaris (alat ukur
baku) serta jengkal (alat ukur tidak baku)

2. Mengukur suhu ruangan


menggunakan termometer suhu

3. Mengukur panjang daun, lebar daun, tinggi tanaman, dan diameter batang dengan
meteran (ukur baku) dan jengkal (tidak baku). Mengukur luas daun sebelumya daun
dijiplak terlebih dahulu di kertas yang sudah diukur luasnya lalu digunting dan ditimbang
kemudian dihitung luasnya dengan menggunakan rumus

4. Menghitung berat HP yang sudah ditentukan,


kacamata, dan penggaris menggunakan neraca
ohauss

5. Mengukur tinggi badan, lebar bahu, dan panjang tangan Ayunda dengan
meteran serta menghitung berat badan Ayunda kemudian mencatat
hasil percobaan pada hasil data percobaan
E. Prosedur Percobaan

Mengukur panjang dan lebar benda mati (meja, lemari, kertas putih) dengan menggunakan
meteran atau penggaris (alat ukur baku) serta jengkal (alat ukur tidak baku)

Mengukur suhu ruangan menggunakan termometer suhu

Mengukur panjang daun, lebar daun, tinggi tanaman, dan diameter batang dengan meteran
(ukur baku) dan jengkal (tidak baku). Mengukur luas daun sebelumya daun dijiplak terlebih
dahulu di kertas yang sudah diukur luasnya lalu digunting dan ditimbang kemudian dihitung
luasnya dengan menggunakan rumus

Menghitung berat HP yang sudah ditentukan, kacamata, dan penggaris menggunakan neraca
ohauss

Mengukur tinggi badan, lebar bahu, dan panjang tangan Ayunda dengan meteran serta
menghitung berat badan Ayunda kemudian mencatat hasil percobaan pada hasil data
percobaan

F. Data Hasil Percobaan


SATUAN TIDAK BAKU
NO BAHAN SATUAN BAKU
(jengkal Yustia 0,2 m)
p = 0,791 m p = 7,25 jengkal
1 Meja l = 1,5 m l = 4 jengkal
t = 0,89 m t = 4,25 jengkal
p = 0,94 m p = 4,5 jengkal
2 Lemari l = 0,84 m l = 2,25 jengkal
t=2m t = 9 jengkal
p = 0,927 m p = 1,5 jengkal
3 Kertas putih
l = o,211 m l = 1 jengkal
4 Ruangan suhu = 28˚C
tinggi tanaman 2,45 m tinggi tanaman 12,5 jengkal
Tanaman (luas panjang daun 0,24 m panjang daun 1 jengkal
5
daun 60,55 cm²) lebar daun 0,04 m lebar daun 0,20 jengkal
diameter batang 0,14 m
berat = 0,1665 kg p = 0,75 jengkal
6 HP Oppo A71
p = 0,147 m l = 0,40 jengkal
l = 0,072 m
7 Kacamata berat = 0,0115 kg
berat = 0,0093 kg
8 Penggaris p = 0,3 m p = 1,5 jengkal
l = 0,036 m l = 0,20 jengkal
t badan = 1,52 m t badan = 7,5 jengkal
Ayunda (wanita l bahu = 0,4 m l bahu = 2 jengkal
9
19th) p tangan = 0,7 m p tangan = 3,25 jengkal
berat badan = 45 kg

G. Analisis Data
Luas daun
= Berat kertas daun x luas kertas
Berat kertas semua (total)
= 0,44 gr x 300 cm2
2,18 gr
= 60,55 cm2

H. Pembahasan
Praktikum IPA Dasar 1 yang berjudul “Pengukuran” memiliki tujuan untuk
mengukur besaran fisis yang ada pada benda hidup dan tak hidup dengan menggunakan alat
ukur yang sesuai dan menggunakan satuan baku maupun tidak baku untuk menyatakan hasil
ukur dari pengukuran benda hidup dan tak hidup. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu,
12 September 2018 pukul 09.20 – 11.00 WIB bertempat di Laboratorium IPA Lantai 3
FMIPA UNY.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya meteran atau penggaris
yang digunakan sebagai alat ukur satuan baku, neraca timbang yang digunakan untuk
menghitung berat suatu benda, termometer suhu digunakan untuk mengukur suhu suatu
tempat atau ruangan, timbangan badan untuk menghitung berat badan, dan jengkal tangan
(Yustia) sebagai alat ukur satuan tidak baku. Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam
praktikum ini yaitu benda tak hidup (meja, HP Oppo A71, lemari, kacamata, penggaris.
Adapun benda hidup yang digunakan pada praktikum ini yaitu Ayunda (wanita 19 tahun) dan
daun.
Fisika adalah ilmu eksperimen. Eksperimen memerlukan pengukuran, dan untuk
mendapatkan hasil pengukuran kita menggunakan alat ukur untuk mengukur dan bilangan
untuk menyatakan hasil pengukuran. Setiap bilangan yang digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fenomena fisika secara kuantitatif disebut besaran. Ketika mengukur suatu besaran, kita
selalu membandingkannya dengan suatu satuan standar yang disebut dengan satuan.
Sekali kita telah menetapkan suatu standar dasar katakanlah untuk panjang misalnya,
kita harus menetapkan juga cara untuk mengukur panjang benda lain dengan membandingkan
dengan standar tersebut. Ini berarti bahwa standar itu harus dapat diperoleh kembali. Kita
juga menginginkan agar dapat setiap kali kita membandingkan benda yang sama dengan
standar diperoleh hasil yang sama dalam limit tertentu. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
standar tidak boleh berubah ( Halliday, 1996). Dalam praktikum ini, praktikan hanya
membandingkan panjang benda satu dengan benda lainnya. Misalnya membandingkan
panjang penggaris. Panjang penggaris berbeda-beda, kalaupun ada yang sama penggaris
satunya dari merk yang berbeda.
Penjelasan dan prediksi yang tidak jelas dapat terlihat tidak masuk akal dan
membedakan antara penjelasan yang benar dan salah menjadi tidak mungkin. Tidak seperti
prediksi kuantitatif yang dapat di tes dengan kenyataan dari sebuah penjelasan atau teori
dapat diterima atau ditolak berdasarkan pengukuran (Griffith, 2012:233). Dalam praktikum
ini, praktikan menggunakan alat ukur satuan alat baku berupa meteran dan penggaris dan
menggunakan jengkal sebagai alat ukur satuan alat tidak baku. Dari kedua alat ukur tersebut
terdapat sedikit perbedaan hasil.
Pengukuran adalah suatu bentuk teknik untuk mengaitkan suatu bilangan dengan
suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu satuan. Selanjutnya semua
pengukuran sedikit banyak dipengaruhi oleh kesalahan eksperimen karena
ketidaksempurnaan yang tak terelakkan dalam alat ukur atau karena batasan yang ada pada
indera kita (penglihatan dan pendengaran), yang harus merekam informasi.
Tujuan pengukuran adalah untuk mendapatkan hasil berupa nilai ukur yang tepat dan
benar. Ketepatan pengukuran merupakan hal yang sangat penting didalam fisika untuk
memperoleh hasil atau data yang akurat dan dapat dipercaya.
Ketelitian (presisi) adalah kesesuaian diantara beberapa data pengukuran yang sama
yang dilakukan secara berulang. Tinggi rendahnya tingkat ketelitian hasil suatu pengukuran
dapat dilihat dari harga d0eviasi hasil pengukuran. Sedangkan ketepatan (akurasi) adalah
kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya
(true value/correct result).
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya nilai skala terkecil (NST), kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter
pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi keterampilan pengamatan.
Pengukuran akurat saat ini merupakan suatu bagian terpenting dalam fisika. Tetapi
tidak ada pengukuran yang dapat secara mutlak, ada suatu ketidakpastian yang terkait dengan
setiap pengukuran. Ketidakpastian timbul dari berbagai sumber yang berbeda. Diantara yang
terpenting, selain kesalahan karena kesembronoan adalah keterbatasan ketelitian setiap
instrument pengukur dan ketidakmampuan untuk membaca instrument diluar sekian fraksi
pembagian skala terkecil yang ditunjukkan. Misalnya jika menggunakan mistar centimeter
untuk mengukur lebar sebuah papan maka hasil yang didapat dikatakan akurat adalah pada
sekitar 0,1 cm pembagian terkecil pada mistar (meskipun setengah nilai ini juga dapat
dikatakan salah). Alasannya sulit bagi seorang pengamat untuk menginterpolasi diantara
bagian terkecil dari mistar itu sendiri boleh jadi tidak dibuat dengan ketelitian yang lebih baik
dari ini (Giancoli, 1997:123)
Hasil pengukuran berupa angka-angka atau disebut sebagai hasil numerik selalu
merupakan nilai pendekatan. Menurut kelaziman hasil pengukuran sebuah benda
mengandung arti bahwa bilangan yang menyatakan hasil pengukuran tersebut. Pada
praktikum ini jika sebuah meja panjangnya ditulis 79,1 cm. secara umum panjang batang
tersebut telah diukur sampai dengan perpuluhan centimeter dan nilai eksaknya terletak
diantara 79,05 cm hingga 79,15 cm. Seandainya pengukuran panjang meja tersebut
dinyatakan sebagai 79,10 cm berarti pengukuran meja telah dilakukan hingga ketelitian
ratusan centimeter.
Pada 79,1 cm maka terdapat 3 angka penting yang merupakan hasil pengukuran.
Pada pelaporan hasil pengukuran 79,10 cm berarti terdapat 4 angka penting sebagai hasil
pengukuran. Dengan demikian angka penting adalah angka hasil pengukuran atau angka yang
diketahui dengan “cukup baik” berdasarkan kendala alat ukur yang dipakai. Misalnya
dilaporkan hasil pengukuran massa sebuah benda 5,4628 gram dapat dinyatakan bahwa hasil
pengukuran tersebut memiliki 5 angka penting. Dalam menentukan banyaknya angka penting
kita perlu memperhatikan beberapa aturan berikut ini:
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 256,67 m = lima angka penting
3,99 g = tiga angka penting
2. Semua angka nol yang terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 90 m = dua angka penting
78,0 g = tiga angka penting
552130 g = lima angka penting
3. Semua angka bukan nol yang digunakan untuk menentukan letak decimal bukan termasuk
angka penting.
Contoh : 0,67 N = dua angka penting
0,0023 V = dua angka penting
0,0000507 km = tiga angka penting
4. Banyaknya angka penting hasil penjumlahan atau pengurangan ditentukan berdasarkan
banyaknya digit angka dibelakang koma yang paling sedikit.
252,8 kg angka 8 merupakan taksiran
2,37 kg + angka 7 merupakan taksiran
255,17 kg angka 1 dan 7 merupakan taksiran
Dalam hal ini kita hanya boleh menuliskan 1 angka taksiran saja, sehingga hasilnya
dibulatkan menjadi 255,2 kg.
5. Banyaknya angka penting dari hasil perkalian atau pembagian antara dua bilangan sama
dengan banyaknya angka penting yang paling sedikit diantara dua bilangan itu.
25,3 kg 3 angka penting
14 m/s x 2 angka penting
354,2 kgm/s harus terdiri atas dua angka penting sehingga ditulis 3,5 x 102 kgm/s.
6. Banyaknya angka penting dari hasil pemangkatan atau penarikan akar sama banyaknya
dengan angka penting yang dipangkatkan atau yang ditarik akarnya.
(4,32 cm)2 = 80,621568 cm → 80,6 cm
cm2 = 5 cm → 5,0 cm
(disesuaikan menjadi 2 angka penting)
7. Angka yang lebih dari 5 dibulatkan keatas, sedangkan angka yang kurang dari 5
dibulatkan kebawah.
1,4 → 1
2,66 → 2,7
8. Angka yang tepat 5 dibulatkan kebawah jika angkan sebelumnya genap, dan dibulatkan
keatas jika angka sebelumnya ganjil.
2,65 → 2,6
2,35 → 2,4

Dari hasil percobaan yang praktikan lakukan, praktikan mendapatkan hasil data
sebagai berikut:
1. Meja
a. Satuan baku: p = 79,1 cm; l = 150 cm; t = 89 cm
b. Satuan tidak baku: p = 7,25 jengkal; l = 4 jengkal; t = 4,25 jengkal
2. Lemari
a. Satuan baku: p = 94 cm; l = 84 cm; t = 200 cm
b. Satuan tidak baku: p = 4,5 jengkal; l = 2,25 jengkal; t = 9 jengkal
3. Kertas putih
a. Satuan baku: p = 29,7 cm; l = 21,1 cm
b. Satuan tidak baku: p = 1,5 jengkal; l = 1 jengkal
4. Ruangan
a. Satuan baku: suhu = 280C
5. Tanaman
a. Satuan baku: t. tanaman = 2,45 cm; p. daun = 24 cm; l. daun = 4 cm; diameter batang
= 14 cm
b. Satuan tidak baku: t. tanaman = 12,5 jengkal; p. daun = 1 jengkal; l. daun = 0,20
jengkal
6. HP Oppo A71
a. Satuan baku: berat = 166,5 gr; p = 14,7 cm; l = 7,2 cm
b. Satuan tidak baku: p = 0,75 jengkal; l = 0,40 jengkal
7. Kacamata
a. Satuan baku: berat = 11,5 gr
8. Penggaris
a. Satuan baku: berat = 9,3 gr; p = 30 cm; l = 3,6 cm
b. Satuan tidak baku: p = 1,5 jengkal; l = 0,20 jengkal
9. Ayunda (19 tahun)
a. Satuan baku: t = 152 cm; l. bahu = 40 cm; p. tangan = 70 cm; berat badan = 45 kg
b. Satuan tidak baku: t = 7,5 jengkal; l. bahu = 2 jengkal; p. tangan = 3,25 jengkal

Satuan adalah sesuatu yang digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran suatu
besaran. Dalam hal ini besaran diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan.
Satuan dibagi menjadi 2 jenis yaitu satuan baku dan satuan tak baku. Satuan baku merupakan
satuan yang telah di bakukan/ditetapkan/disepakati bersama sebagai satuan dalam pengukuran
suatu besaran. Apabila satuan ini digunakan untuk mengukur besaran maka selalu
memberikan hasil yang relative sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda.
Sedangkan satuan tak baku yaitu satuan yang apabila digunakan untuk melakukan
pengukuran maka memberikan hasil yang berbeda-beda bila dilakukan oleh orang yang
berbeda. Hal ini disebabkan karena satuan tak baku belum disepakati ukurannya secara paten.

No. Nama Besaran Satuan MKS Satuan CGS

1 Panjang meter (m) centimeter (cm)

2 Massa kilogram (kg) gram (g)

3 Waktu sekon (s) sekon (s)

4 Volume meter kubik (m3) centimeter kubik (cm3)

5 Kecepatan m/s cm/s

6 Massa jenis kg/m3 g/cm3

7 Gaya newton (N) dyne (dyn)


8 Usaha N.m = joule dyne.cm = erg

9 Daya joule/sekon erg/secon


Tabel 1. Contoh Satuan Internasional

Contoh Satuan Tidak Baku


Satuan tidak baku umumnya banyak digunakan pada zaman dahulu dimana sistem
satuan modern blm dibuat. Ada banyak sekali satuan tidak baku yang digunakan, dantaranya
adalah sebagai berikut
1. Jengkal
Definisi 1 jengkal adalah jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk ketika
direntangkan
2. Depa
Definisi 1 depa adalah jarak antara ujung jari tengah tangan kiri dengan ujung jari tengah
tangan kanan jika kedua lengan direntangkan
3. Kilan
Definisi 1 kilan adalah jarak antara ujung ibu jari dengan ujung kelingking ketika telapak
tangan direntangkan
4. Hasta
Definisi 1 cubit adalah jarak antara siku lengan dan ujung jari tengah ketika direntangkan
5. Tumbak
Tumbak adalah satuan luas tanah yang digunakan di daerah Jawa Barat. 1 tumbak setara
dengan 14 meter persegi

Dari hasil data tersebut diketahui bahwa 1 jengkal (Yustia) = 20 cm. hal tersebut berbeda
ukurannya dengan yang menggunakan alat ukur satuan baku. Kesalahan dalam praktikum ini
dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam pembacaan skala pada alat ukur
2. Kesalahan praktikan dalam penggunaan jengkal sebagai alat ukur
3. Kesalahan praktikan dalam pengambilan data. Pengambilan data hanya diambil 1 kali saja
I. Kesimpulan
1. Alat ukur adalah sebuah benda atau alat bisa buatan atau alami yang digunakan untuk
mengambil data kuantitatif dari berbagai benda seperti panjang, suhu, waktu, massa,
berat, dan sebagainya. Data kuantitatif ini kemudian jadi hal yang sangat penting untuk
dilibatkan dalam perhitungan dengan berbagai tujuan.
2. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara
umum atau secara ilmiah, karena pengukuran ini tidak dapat dinyatakan dengan jelas atau
tidak dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan suatu instrumen.
Satuan baku adalah satuan yang ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara umum
(internasional) karena pengukuran dengan satuan baku dapat dinyatakan dengan jelas dan
dapat dipakai untuk memeriksa ketepatan suatu instrumen.

J. Daftar Pustaka
Halliday, David. 1996. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Griffith, David. 2012. The Physicsof Everyday Phenomena. New York: Mc Grow Hill.
Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lampiran

Gambar. Laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai