Anda di halaman 1dari 5

A.

Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala utama, skala nonius,
rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman.
(Saripudin, 2007)
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
beberapa alat dalam kehidupan yang sulit untuk dijangkau dengan pengukuran biasa. Secara
umum, jangka sorong memiliki dua jenis skala. Skala pertama tertera pada rahang utama jangka
sorong. Skala ini disebut dengan skala tetap (skala utama). Skala kedua tertera pada rahang yang
bergerak disebut skala nonius atau skala vernier. (Mikrajuddi, 2007)
Skala nonius disebut juga sebagai skala vernier yang diambil dari nama penemunya
Piere Vernier seorang ahli teknik berkebangsaan Perancis. Panjang 10 skala nonius adalah 9 mm.
Ini berarti, 1 skala nonius (jarak antara dua garis nonius yang berdekatan) sama dengan 0,9 mm.
Dengan demikian, selisih skala utama dengan skala nonius adalah 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm
atau 0,01 cm. (Kamajaya, 2007)
Pengukuran panjang sisi luar suatu benda dapat dilakukan dengan menjepit benda yang
diukur dengan menggunakan rahang jangka sorong yang besar. Sebaliknya, pengukuran panjang
sisi dalam suatu benda dapat dilakukan dengan menarik benda yang ingin diukur dengan
menggunakan rahang jangka sorong yang kecil. Dengan melihat skala terkecil dari jangka sorong
ini, yaitu 0,1 mm atau 0,01 cm, maka ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala
terkecil jangka sorong tersebut, yaitu :
∆x = 21 × 0,1 mm = 0,05 mm atau 0,005 cm
(Wagiran,2013:1-2)
Gambar 1.2. Jangka Sorong dengan Jam Ukur dan Jangka Sorong Digital

(Wagiran,2013:5)

Agar pemakaian jangka sorong berjalan baik dan tidak menimbulkan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat menyebabkan kerusakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu :

1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur dengan kelicinan (gesekan)
tertentu sesuai denga standar yang diijinkan dan jalannya rahang ukur harus tidak
bergoyang.
2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari kedua rahang
ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam.
3. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka rahang ukur
betul-betul tepat.
4. Pada waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus
diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur akan
menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur. Disamping itu, bila benda
ukur mudah berubah bentuk maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menimbulkan
penyimpangan hasil pengukuran.
5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu jangka sorong masih berada pada
benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas dari benda ukur kemudian baru dibaca
skala ukurnya dengan posisi pembacaan yang betul.
6. Jangan lupa, setelah jangka sorong tidak digunakan lagi dan akan disimpan ditempatnya,
kebersihan jangka sorong harus dijaga dengan cara membersihkannya memakai alat-alat
pembersih yang telah disediakan misalnya kertas tissue, vaselin, dan sebagainya

(Wagiran,2013:8)

Langkah Kalibrasi jangka sorong yaitu

1. Periksa kelurusan bidang ukur kiri. ( L ).

2. Periksa kelurusan bidang ukur kanan. ( R ).

3. Periksa kelurusan pembacaan nol.

4. Lanjutkan dengan mengukur menggunakan blok ukur seperti pada tabel.

5. Catat setiap penyimpangan yang terjadi ke dalam tabel


(Wagiran,2013:9)

B. Neraca Ohaus
Pengukuran masa sering dilakukan dengan menggunakan neraca timbang terutama sering
kita jumpai di pasar tradisional. Masyarakat umum telah mengenal timbangan sebagai
alat ukur masa. Jenis neraca yang digunakan di laboratorium antara lain neraca ohaous,
neraca emas dan sebagainya . (Halliday,1985:8)
Neraca Ohaous merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umunya neraca ini
dugunakan untuk mengukur masa benda/logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas
beban neraca ohaous sebesar 311 gram dengan batas ketelitian 0,1 gram. Neraca ini
sangat praktis karena proses pengukurannya cepat dan akurat. (Serway,2009:14)

la#oratorium' Kapasitas #e#an nera+a o(aous se#esar 311 "ram den"an


# a t a s ketelitian 0!1 "ram' Nera+a o(aous san"at praktis karena proses
pen"ukurann)a+epat dan akurat' Nera+a #erlen"an ti"a: a-.en"an depan memiliki skala 0/10
"r!den"an setiap skala #ernilai 1 "r' # -.en"an ten"a( #erskala mulai 0/&00 "r!
tiapskala se#esar 100 "r' +-.en"an #elakan" den"an skala #ernilai 10/100 "r!
tiapskala 10 "r,Serwa)!$00<:14-' Pen"ukuran semua #esaran se#enarn)a stati* ter(adap
suatu standar atausatuan tertentu! dan satuan ini dipastikan disampin" nilai
numerikn)a' Satuaninternasional )an" pertama adala( meter! din)atakan se#a"ai standar

pan an" ole( ren+( A+adem) o* S+ien+es! pada ta(uan 1<?0/an' Meter

standar awaln)aditentukan se#esar satu persepulu( uta dari arak

antara "aris e@uador #umid e n " a n sala( satu kutu#! di#uatla(

se#ua( pen""aris platinum u n t u k mempersantesikan pan an" ini'

Ta(un 1==<! meter dide*inisikan se#a"ai arak a n t a r a d u a t a n d a ) a n " d i # u a t

elas pada se#ua( pen""aris +ampuran platinu mi r i d i u m ' T a ( u n 1 < 0!

meter dide*inisikan se#a"ai 1' &0'? 3!?3 pan a n " "elom#an"

+a(a)a in""a )an" dipan+arkan ole( "as kr)pton = ' Ta(un 1<=3meter kem#ali

dide*inisikan ulan" dalam (u#un"ann)a den"an ke+epatan +a(a)a'%i*inisi )an" #aru adala(:

BC Meter merupakan pan an" alur )an" dilalui ole(+a(a)a pada ruan" (ampa

udara selama selan" waktu 1>$<<'?<$'4& sekon ,s-selama #erta(un/ta(un! sekon

dide*inisikan se#a"ai 1>= '400 dari rata/rata (arimata(ari se#a"ai satuan standar

waktu' Standar sekon dide*inisikan se#a"ai waktu)an" diperlukan untuk <'1<$' 31'??0

periode radiasi ini' Adapun standar massaadala( kilo"ram ,K"-! )aitu se#ua(
platinum/iridium k(usus! )an" disimpan di internasional #ureau o* luie"(ts and
measures didekat kota paris )an" massan)a dide*inisikan tepat 1 k" ,Dlan+olli!
$001:10/1$-'
C. Mikrometer sekrup

Untuk mengukur benda-benda yang sangat ke!il sampai ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm

digunakan mikrometer sekrup. 9agian utama mikrometer sekrup adalah sebuah poros berulir
yang dipasang pada silinder pemutar yang disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar ini terdapat
garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama. jika bidal digerakkan satu putaran penuh,
maka poros akan maju "atau mundur 0,5 mm. Karena silinder pemutar mempunyai 50 skala
disekelilingnya, maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser sebesar
0,5 mm/50 = 0,01 mm atau 0,001 cm
Pada saat mengukur panjang benda dengan mikrometer sekrup, bidal diputar sehingga
benda dapat diletakkan di antara landasan dan poros. $etika poros hampir menyentuh benda,
pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. +ika
poros sampai menekan benda, pengukuran menjadi tidak teliti.
(Ruwanto, 2006:13)

Anda mungkin juga menyukai