Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber dari
hewan telah banyak mewabah di dunia. Kemudian disertai kemunculan
dari suatu penyakit yang baru. Salah satunya adalah Demam Berdarah
Ebola. DBE disebabkan oleh semacam virus ganas yang relatif baru, yaitu
virus Ebola. Virus ini sudah disolasi sejak tahun 1967 dari penderita-
penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang kemudian ternyata terinfeksi
dari monyet yang berasal dari Uganda. Nama Ebola diambil dari nama
sebuah sungai di Zaire asal virus tersebut diisolasi pertama kali. Beberapa
negara di Afrika juga pernah terserang Demam Berdarah Ebola.
Kekhawatiran muncul bila virus ini menular ke negara lain yang
dimungkinkan oleh sistem transportasi yang serba canggih.
Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan
terinfeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem
transfortasi pada saat ini, tidak menutup kemungkinan virus Ebola bisa
mewabah di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha pencegahan yang bisa
diterapkan untuk mencegah masuknya virus Ebola di Indonesia mengingat
virus ini sangat mudah menular dan sangat mematikan karena sampai
sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus
Ebola.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian virus ebola ?
2. Bagaimana ciri – ciri dan struktur virus ebola ?
3. Bagaimana cara mendeteksi virus ebola ?
4. Apa gejala demam ebola ?
5. Bagaimana cara penularan virus ebola ?
6. Bagaimana pencegahan dan pengobatan demam ebola ?
7. Bagaimana rehabilitasi bagi mantan penderita demam ebola ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian virus ebola
2. Mengetahui ciri – ciri dan struktur virus ebola
3. Mengetahui cara mendeteksi virus ebola
4. Mengetahui gejala demam ebola
5. Mengetahui cara penularan virus ebola
6. Mengetahui pencegahan dan pengobatan demam ebola
7. Mengetahui rehabilitasi bagi mantan penderita demam ebola

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah
menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit demam ebola, mulai
dari ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola,
gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan,
upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori para ahli


1. Priscilla Wald
Priscilla Wald mengungkapkan,
90% orang yang terkena virus ebola
pasti meninggal dunia. Meski
berbahaya kta tak perlu panik. Karena
menurut Wald, untuk seseorang
terinfeksi ebola bukan hal yang
gampang. Ebola adalah virus yang
sangat lemah jika berada di udara bebas, dan tak menular melalui
batuk atau bersin. Jadi meski ganas ketika sudah menginfeksi, ebola
tak mudah menular.

2. Peter Piot
Peter Piot mengemukakan dari sampel
darah yang di periksa di laboratorium di
Antwerpen, Kanada, Peter Piot, salah satu
penemu ebola menemukan keberadaan
virus baru. Piot kemudian menamai virus
baru tersebut dengan nama sungai, Ebola,
yang mengalir dekat desa Yambuku tempat
wabah terjadi. Piot mengenang kejadian
dengan mengatakan, “Orang ketakutan karena di beberapa desa, satu
dari sepuluh, bahkan satu dari delapan orang meninggal akibat ebola.”
Dari penelitian waktu itu, ebola banyak menyerang perempuan
berusia 20 – 30 tahun. Mereka berobat ke klinik ibu hamil. Penularan
diduga dari penggunaan bersama jarum suntik. Ebola lalu menyebar ke
timur ke Uganda dan Sudan.

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian virus ebola


Ebola adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan virus ebola.
Penyakit ini dikenal dengan Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola
Hemorrhagic Fever (EHF). Terdapat lima macam genus virus ebola
penyebab penyakit ini, yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Reston
Ebolavirus , Sudan ebolavirus (SUDV), Zaire ebolavirus, dan Tai Forest
virus (TAFV) yang dulu dikenal dengan Ivory Coast Ebolavirus
(CIEBOV).
Ebolavirus adalah salah satu virus dari sekitar 30 virus yang
diketahui menyebabkan sindrom demam berdarah (hemorrhagic fever
syndrome). Penyakit ini pertama kali ditemukan di Sudan pada tahun
1976. Virus jenis Sudan, Zaire, dan Ivory Coast berasal dari simpanse di
Afrika sedangkan Reston dari Asia Tenggara. Reston ebolavirus pertama
kali ditemukan di laboratorium penelitian HIV/AIDS di Virginia, Amerika
Serikat pada kera berekor panjang (Macaca fascicularis) yang diimpor dari
Filipina. Penyakit ini tidak menyerang pekerja laboratorium walaupun
ditemukan virus dalam darah mereka.
Di Indonesia kekhawatiran terhadap penyakit ebola ini juga
merebak. Hewan reservoir (tempat virus hidup dan berkembang biak)
didapatkan di Indonesia, yaitu kalong dan orang utan Kalimantan yang
pada tahun 2012 lalu ditemukan infeksi virus ebola dalam darahnya
walaupun kekhawatiran penularan pada manusia belum ada.
Virus ebola telah tercatat menimbulkan wabah pada penyakit
demam berdarah pada manusia dengan angka kematian mencapai 89%
sejak tahun 1976-2012 di Afrika. Virus jenis Zaire adalah virus ebola
paling berbahaya yang mengakibatkan angka kematian hingga 89%.
Sementara virus jenis Sudan mengakibatkan angka kematian berkisar
antara 41-65%.

4
B. Mengetahui ciri – ciri dan struktur virus ebola
Demam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah penyakit
disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam keluarga Filoviridae.
Para ilmuwan sudah mengidentifikasi empat jenis virus Ebola. Tiga telah
dilaporkan dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu virus Ebola
Zaire, virus Ebola Sudan, dan virus Ebola Ivory. Virus-virus ini telah
menyebabkan penyakit pada manusia di negara-negara Afrika. Jenis
keempat dari virus Ebola ini yaitu virus Ebola Reston, yang ditemukan
Reston, Virginia Amerika Serikat. Ternyata virus ini tidak menyebabkan
penyakit pada manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet
macaca yang didatangkan dari Filipina.
Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia
Filoviridae yang merupakan salah satu daripada dua kumpulan virus RNA
benang-negatif. Virus Filo mempunyai bentuk biologi seperti morfologi,
kepadatan, dan profile elektrophoresis gel polyacrylamide. Virus ini telah
dikelaskan kepada virus paramyxo dengan menggunakan kaedah urutan
DNA. Familia Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm, dan pajang
mecapai 1000 nm.
Virus Ebola mengandung molekul lurus, bebenang RNA negatif,
yang tidak bersendi. Semua genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa,
dan mempunyai banyak sisa adenosine dan uridine. Gen virus Ebola
mengandung transkrip urutan tetap pada 3′ dan transkrip urutan terakhir
pada 5′. Perbedaan di antara virus Ebola dan virus Marburg adalah, virus
Ebola menunjukkan tiga penumpukan yang berselang di antara turutan
antara-gen (intergenetic) sementara virus Marburg hanya mempunyai satu
penumpukan yang kedudukannya berbeda dengan virus Ebola. Virus Filo
secara morfologi menyerupai bentuk virus rhabdo, akan tetapi virus Filo
mempunyai ukuran yang lebih panjang. Apabila dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus Filo seperti berfilament
(berbenang halus), atau kelihatan bercabang. Terdapat juga virus yang
berbentuk "U", "b" dan berbentuk bundar.

5
Virus Ebola terdiri dari tujuh polypeptida diantaranya RNA
genome ca. 19.0 kb, yang mencakup Glycoprotein (GP), Nucleoprotein
(NP), RNA-DEPENDENT RNA Polymerase (L), VP35, VP30, VP40, dan
VP24 (http://biomarker.cdc.go.kr).

Figure 1 beberapa bentuk virus ebola

C. Mengetahui cara mendeteksi virus ebola


Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat
dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR), dan mengisolasi
virus Ebola yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya virus Ebola
dalam tubuh manusia (Olson, www.ualr.edu).
Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox), Anthrax, dan
Virus Ebola, pada saat ini bisa dilakukan dengan mudah, dan hasil
identifikasinya dapat langsung disebarluaskan melalui jaringan telepon
genggam. Teknologi yang dikembangkan Fraunhofer Institute for Silicon
Teknologi, sebuah perusahaan inovasi teknologi mikrobiologi dan
mikrokomputer dari Jerman ini menyebutnya dengan eBiochipstick. Alat
ini cukup mengambil DNA atau bagian tubuh atau benda yang diduga
terinfeksi bakteri, lalu dimasukkan sebuah kotak seukuran tv 10 inc
(eBiochip Adaptor). Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer

6
portabel ini, dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun,
bakteri, atau patogen, yang telah menjangkiti tubuh manusia, atau hewan.
Alat ini diberi nama, eBiochip System Portable Instrument. Alat ini
dengan cepat akan mendeteksi jenis spora, dan mendeteksi virus Ebola
lewat perangkat eBiochipstick. Alat untuk mendeteksi dan menganalisis
jenis bakteri, virus, atau racun berbahaya dalam tubuh manusia cukup
dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya tak lebih dari
koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat.
Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika,
stidaknya ada tujuh jenis racun, bakteri patogenik yang bisa dideteksi alat
ini. Selain bakteri antrax dan smal pox (cacar air), eBiochip ini juga bisa
mendeteksi plague, hepatitis C, tularemia, brucellus, Q-fever, dan virus
Ebola (virale hemorhagic fever). Bahkan bakteri penyakit anthrax yang
sporanya bisa bertahan hingga di atas 40 tahun pun masih bisa dideteksi
oleh alat ini. Kadar infeksi bakteri penyakit yang bisa menular ke manusia
ini dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar racunnya (Sriwijaya Post,
Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam, 2006).

D. Mengetahui gejala demam ebola


Sepanjang masa inkubasi (gejala awal), yang dapat berlangsung
selama 1-3 minggu, gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit
punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kurang
nafsu makan,kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah.
Sedangkan pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala
seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan
dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang pada mata
(conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir
(scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic),
rongga atas mulut terlihat memerah, pingsan, kegagalan fungsi hati, dan
mata menjadi gelap. (Robertus S.W dan Tony H). Gejala lain yang kerap

7
ditunjukkan oleh orang yang terinfeksi Ebola adalah bintik-bintik merah di
kulit, mata merah, dan mata berdarah.
Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan
gejala demam dan muntah. Gejala yang bisaanya tidak terlihat pada pasien
ebola inilah yang membuat WHO menjadi khawatir. Hal itu menjadi tanda
munculnya strain baru virus Ebola yang mematikan. Bentuk baru virus
Ebola itu terdeteksi dalam sebuah wabah di Uganda bagian barat. Dalam
waktu kurun dari sebulan, strain tak dikenal itu telah menewaskan 18
orang (Koran Tempo, 2007).

Figure 2 Gejala demam Ebola

Sebanyak 90 persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal,


artinya hanya 10 persen saja pasien yang terinfeksi virus Ebola yang dapat
selamat. Secara umum kematian pasien yang terinfeksi Ebola disebabkan
karena tekanan psikologis, dan sedikit kematian yang diakibatkan akibat
kekurangan darah.
Gejala Demam Ebola yang perlu diwaspadai :
 Diare
 Mual
 Pusing
 Demam
 Muntah

8
 Kelelahan
 Sakit kepala
 Panas dingin
 Radang sendi
 Sakit punggung
 Sakit tenggorokan
 Pembekakan pada mata
 Pembekakan pada alat kelamin
 Pendarahan pada mulut dan dubur
 Pendarahan dari mata, telinga, dan hidung
 Bintik merah pada seluruh tubuh yang mengandung darah

E. Cara penularan virus ebola


Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat
dan dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak
disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi
atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang Virus Ebola.
Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.
Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai
menyerang darah dan sel hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara
cepat keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan organ atau bagian tubuh
yang penting seperti hati dan ginjal. Ketiga, infeksi virus Ebola akan
menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan internal secara
besar-besaran (masive). Keempat, Virus Ebola akan menghambal kerja
sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian seketika pada
pasien. Cara penularan atau infeksi virus Ebola pada manusia, bisa dilihat
seperti gambar dibawah ini :

9
Figure 3 Mekanisme infeksi virus ebola

Tahapan penularan virus Ebola :


1. Virus ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh
atau sekret dari pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui
sirkulasi, melalui lecet di kulit selama perawatan pasien, ritual
penguburan dan mungkin kontak dengan daging secara terinfeksi atau
di permukaan mukosa. Terkadang jarum suntik merupakan rute utama
paparan kerja.
2. Target awal dari replikasi adalah sel – sel retikuloendotelial, dengan
replikasi tinggi dalam beberapa tipe sel dalam hati, paru – paru dan
limpa.
3. Sel Dendritik, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap
efek cytopathic produk gen virus ebola in vitro dan mungkin in vivo
melalui gangguan jalur sinyal seluler di pengaruhi oleh mengikat,
fagositosis serapan virus atau keduanya. Kerusakan tidak langsung
juga dapat ditimbulkan oleh faktor – faktor yang beredar seperti faktor
tumor nekrosis dan oksida nitrat.

10
F. Pencegahan dan pengobatan demam ebola
 Pencegahan
Tim peneliti dari Amerika dan Kanada yang dipimpin Dr Anthony
Sanchez melaporkan perkembangan tentang virus Ebola dalam pertemuan
ke-162 Komunitas Mikrobiologi Umum yang digelar di gedung Pusat
Konferensi Internasional Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan pola
transportasi perjalanan lintas benua dan pariwisata yang berkembang
demikian pesat beberapa waktu terakhir telah membuat virus Ebola
menyebar dari tempat paling terasing ke seluruh belahan di dunia. Utnuk
itu diperlukan upaya pencegahan yang bisa meminimalkan meluasnya
wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar
tidak tertular oleh virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena
serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat
yang terjangkit virus Ebola, dan mengggunakan perlengkapan khusus
seperti baju yang bisaa digunakan di Laboratorium yang fungsinya
menghindari penularan oleh virus Ebola. Dengan demikian, diharapkan
kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat di hindari. Selain
itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus
dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang
menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang terinfeksi,
akan mengalami kematian seperti yang terjadi di Afrika.
Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Cara yang bisaa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan
radiasi sinar gama, penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-
propiolactone, dan disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan
ether.
Cara mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit ebola :
1) Jika anda tahu seseorang yang terinfeksi virus ebola, silakan
langsung membakar pakaian atau seprai kotor merekadan barang –
barang lainnya.

11
2) Perawat pasien ebola harus mengenakan pakaian kedap air, sarung
tangan dan masker pelindung, serta kacamata.
3) Tidak berhubungan langsung dengan pasien ebola.
4) Menghindari berpergian ke daerah yang rawan memiliki riwayat
ebola.

 Pengobatan
Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa
mencegah infeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang sedang di
kembangkan pembuatan vaksin yang akan diujikan kepada manusia untuk
pertama kalinya adalah vaksin yang sudah memasuki fase uji-klinis.
Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam tubuh manusia memang
bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari infeksi virus
tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-coba
terhadap binatang. Pengujian vaksin Ebola dengan menggunakan primata
memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin
pelindung (www.mediaindonesia.com).
Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola
(Demam Berdarah Ebola) sangat dikhawatirkan, antara lain:
1. Serangannya muncul secara sangat mendadak
2. Gejala-gejala klinik sangat berat.
3. Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat.
4. Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah
penderita.
5. Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain,
sehingga transportasi sangat mendukung kemungkinan
penyebarannya ke berbagai bagian dunia dalam waktu yang sangat
singkat.
6. Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Demam
Berdarah Ebola.

12
7. Vaksin Demam Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat
dibuat (Sumber: Halim, M).

G. Rehabilitasi bagi mantan penderita demam ebola


Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola
bisa dilakukan dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena
menurut para ahli, sebagian besar kematian yang disebabkan oleh virus
Ebola di sebabkan oleh adanya tekana secara psikologis. Apabila kita
mengasingkan dan menjauhi para penderita atau mantan penderita virus
Ebola, justru hal ini akan semakin memperburuk kondisi kesehatan
penderita tersebut.
Untuk itulah diperlukan upaya rehabilitasi yang intensif terhadap
para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya tetap
stabil, sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk
secepatnya bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola.
Akan tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan secara hati-
hati dan lebih waspada, mengingat virus Ebola bisa menular dengan sangat
cepat dari penderita kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga
sebaiknya dilakukan di tempat yang benar-benar steril, atau pada ruang
isolasi khusus sehingga bisa mengurangi kontaminasi yang bisa
disebabkan oleh virus Ebola.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam Berdarah Ebola ( Demam Hemorrhagic) adalah penyakit
disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam genus Ebolavirus,
keluarga Filoviridae. Ada empat jenis virus Ebola, yaitu virus Ebola-
Zaire, virus Ebola-Sudan, virus Ebola-Ivory dan virus Ebola Reston.
Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-
capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA,
polymerase chain reaction (PCR).
Gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare,
kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa
sangat sakit, dan muntah-muntah. Pada gejala akhir, demam ebola
dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata,
telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan
gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada
organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya
darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic).
Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang
tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang
terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena
terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan:
menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan
kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola. Sampai
dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi
oleh virus Ebola.

14
B. Saran
Kita selalu waspada terhadap virus Ebola mengingat virus ini
sangat cepat menular, dapat dengan cepat menyebabkan kematian, dan
sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah
infeksi oleh virus Ebola.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Redaksi health Secret.2014.Virus Mematikan Ebola.Jakarta: PT Elex


Media Komputindo
2. http://lenkabelajar.blogspot.com/2012/09/artikel-virus-ebola.html

16

Anda mungkin juga menyukai