Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

MAKALAH
KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT PAHAM HUMANISME

Disusun oleh :
1. Tia A Afrilia (141420132740107)
2. Tri Adining Cahyo (141420132780111)
3. Ulfah Aimatun Nisa (141420132800123)
4. Vecky Wiwit Prasetyo (141420132820115)
5. Vella Noviana (141420132830116)
6. Wildarahma Aprilia (141420132890122)
7. Wulan Damayanti Wibowo (141420132900123)
8. Yunizar (141420132930126)
9. Yuyun Eka Purwaningsih (141420132940127)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN/S1


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas kehendak-
Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kuliah dengan judul : “Kode Etik Keperawatan Menurut Paham
Humanisme”.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan terutama
disebabkan akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan didalamnya.
Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terimakasih kepada :

 Allah SWT.
 Ibu Indri Heri Susanti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dosen pembimbing
 Kedua Orang tua yang telah member dukungan baik secara materi atau pun moral.
 Teman-teman yang tidak bisa kami sebutkan satu-satu, terimakasih atas dukungan dan
doanya.

Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi
lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang serta bisa bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari.

Purwokerto, 11 Mei 2015

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ...............................................................................................................................1
Kata Pengantar .............................................................................................................. 2
Daftar isi ......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latarbelakang .......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 5
A. Pengertian ................................................................................................................. 5
B. Teori Abraham Maslow .......................................................................................... 5
C. Teori Carl Ransom Rogers ..................................................................................... 9
D. Humanisme dalam Keperawatan ........................................................................... 12
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan
makhluk hidup yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Konsep
seseorang tentang manusia dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, filsafat hidup
individu/bangsa, pengalaman hidup seseorang, ataupun pengetahuan manusia tentang
dirinya. Walaupun konsep tentang manusia masih beragam dan belum tercapai
kesamaan persepsi, profesi keperawatan mempunyai konsep tentang manusia yang
memandang dan meyakini manusia sebagai makhluk unik, sebagai sistem adaptif, dan
sebagai makhluk holistik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud humanisme ?
2. Bagaimanakah humanisme menurut teori Abraham Maslow?
3. Bagaimanakah humanistik menurut teori Carl Ransom Rogers?
4. Bagaimanakah humanisme dalam keperawatan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian humanisme
2. Mengetahui humanisme menurut teori Abraham Maslow
3. Mengetahui humanistik menurut teori Carl Ransom Rogers
4. Mengetahui humanisme dalam keperawatan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Dilihat dari segi kebahasaan, humanisme berasal dari kata Latin humanus dan
mempunyai akar kata homo yang berarti manusia. Humanus berarti sifat manusiawi atau
sesuai dengan kodrat manusia (A.Mangunhardjana dalam Haryanto Al-Fandi, 2011:71).
Abdurrahman Mas’ud (2004:135) mengemukakan bahwa humanisme dimaknai
sebagai kekuatan atau potensi individu untuk mengukur dan mencapai ranah ketuhanan
dan menyelesaikan permasalahan-permasalah sosial. Menurut pandangan ini, individu
selalu dalam proses menyempurnakan diri.
Aliran humanisme menyatakan bahwa yang baik adalah yg sesuai dengan kodrat/
derajat dan hak asasi manusia, yaitu tidak mengurangi atau menentang kemanusiaan, dan
sesuai dengan kata hati manusia yang bertindak.
Paham ini merupakan bantahan terhadap paham hedonisme. Bisikan hati adalah
“kekuatan batin yang dapat mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan itu baik atau
buruk tanpa terlebih dahulu melihat akibat yang ditimbulkan perbuatan itu”. Tujuan
utama dari aliran ini adalah keutamaan, keunggulan, keistimewaan yang dapat juga
diartikan sebagai “kebaikan budi pekerti”.(Masruroh Hasyim dkk, 2014)

B. Teori Abraham Maslow


Teori Abraham Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada
dua hal yaitu :
1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai
berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya,
tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan,
keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri

5
menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri. Menurut
Abraham Maslow, kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat
kebutuhan (five hierarchy of needs), yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan
dan keamanan, kebutuhan cinta dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Akan tetapi menjelang akhir hayatnya Maslow menambah hierarki
kebutuhan manusia yang keenam, yaitu kebutuhan transendensi diri. Kebutuhan
transendensi diri merupakan kebutuhan yang utama dan tertinggi setelah seseorang
mencapai aktualisasi diri. Pemenuhan kebutuhan tersebut, menurut Abraham Maslow,
didorong oleh dua kekuatan (motivasi), yakni motivasi kekurangan (deficiency
motivation) dan motivasi pertumbuhan/perkembangan (growth motivation). Motivasi
kekurangan ditunjukkan untuk mengatasi permasalahan, yaitu ketegangan organistik
berupa kekurangan. Sebagai contoh, lapar adalah petunjuk untuk memenuhi kekurangan
nutrisi, takut/cemas adalah petunjuk untuk memenuhi kekurangan rasa aman, dan
sebagainya. Motivasi pertumbuhan/perkembangan didasarkan atas kapasitas setiap
manusia untuk tumbuh dan berkembang.
Kapasitas ini merupakan pembawaan setiap manusia dan dapat mendorong
manusia mencapai tingkat hierarki kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu aktualisasi diri.
1) Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar
bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis tubuh. Sebagai syarat
dasar, kebutuhan fisiologis ini mutlak terpenuhi. Jika tidak, ini dapat berpengaruh
terhadap kebutuhan yang lain. Kebutuhan fisiologis tersebut meliputi oksigen, air,
makanan, eliminasi, istirahat dan tidur, penanganan nyeri, pengaturan suhu tubuh,
seksual, dan lain-lain. Jika kebutuhan fisiologis ini sudah dipenuhi, seseorang akan
menuntut pemenuhan kebutuhan lain yang lebih tinggi, begitu seterusnya.

2) Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan


Kebutuhan akan keselamatan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya
fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman
mekanis, kimiawi, termal, dan bakteriologis. Perlindungan bukan hanya ditujukan untuk
mencegah kecelakaan tetapi juga memelihara kebersihan dan kesejajaran tubuh (body

6
alignment). Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan
kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis., penyakit, nyeri,
cemas dan sebagainya.). dalam konteks hubungan interpersonal, seseorang juga
membutuhkan rasa aman. Keamanan interpersonal bergantung pada banyak faktor,
seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan
memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami
orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya.

3) Kebutuhan Cinta dan Dicintai


Kebutuhan cinta adalah kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang.
Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan saat seseorang berkeinginan menjalin
hubungan yang efektif atau hubungan emosional dengan orang lain. Dorongan ini akan
terus menekan seseorang sedemikian rupa sehingga ia akan berupaya semaksimal
mungkin untuk mendapatkan perasaan saling mencintai dan memiliki tersebut. Cinta sulit
untuk didefinisikan. Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual.
Perasaan lebih berperan dalam cinta daripada proses intelektual. Meski demikian, cinta
dapat diartikan sebagai keadaan saling mengerti yang mendalam dan penerimaan sepenuh
hati. Kebutuhan untuk dicintai/dimiliki adalah keinginan untuk berteman, bersahabat,
atau bersama-sama beraktivitas. Kebutuhan dimiliki sangat penting artinya bagi
seseorang yang ingin mendapatkan pengakuan.

4) Kebutuhan Harga Diri


Penghargaan terhadap diri sering merujuk pada penghormatan diri, dan
pengakuan diri. Untuk mencapai penghargaan diri, seseorang harus menghargai apa yang
akan dilakukannya serta meyakini bahwa dirinya benar-benar dibutuhkan dan berguna.
Harga diri seseorang bergantung pada kebutuhan dasar lain yang harus dipenuhi. Selain
itu, harga diri juga dipengaruhi oleh perasaan bergantung (dependence) dan mandiri
(independence). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat dalam
memenuhi kebutuhan harga diri klien. Pertama, setiap klien membutuhkan pengakuan
dari orang lain. Kedua, dalam berinteraksi bersama klien, perawat harus menunjukkan

7
profesionalisme dan menempatkan klien sebagai guru sebab perawat banyak belajar dari
setiap kasus dan karakteristik klien.

5) Kebutuhan Aktualisasi Diri


Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkat kebutuhan yang paling tinggi menurut
Maslow. Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur diri dan
otonominya sendiri serta bebas dari tekanan luar. Lebih dari itu, aktualisasi diri
merupakan hasil dari kematangan diri. Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri
akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang lain pada umumnya. Menurut
Abraham Maslow.
Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi
diri :
a. Mampu melihat realitas secara lebih efisien.
b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya.
c. Spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran.
d. Terpusat pada persoalan.
e. Memisahkan diri: kebutuhan akan kesendirian
f. Otonomi: kemandirian terhadap budaya dan lingkungan.
g. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan.
h. Kesadaran sosial.
i. Hubungan interpersonal
j. Demokratis.
k. Rasa humor yang bermakna dan etis.
l. Kreativitas.
m. Kemandirian.
n. Pengalaman puncak.

C. Teori Carl Ransom Rogers


Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8
Januari 1902 di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke
daerah pertanian diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun

8
belajar pertanian di Universitas Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke
Union Theology Seminary di Big Apple dan selama masa studinya ia juga menjadi
seorang pastor di sebuah gereja kecil. Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut kuliah
di Teacher College yang bertetangga dengan seminarinya. Tahun 1927, Rogers bekerja di
Institute for Child Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya
meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud.
Pada masa ini, Rogers juga banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewey
yang memperkenalkan terapi klinis. Perbedaan teori yang didapatkannya justru
membuatnya menemukang benang merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan
teorinya kelak. Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk
mengembangkan idenya tentang psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor, Rogers menjadi
profesor psikologi di Universitas Universitas Negeri Ohio. Kepindahan dari lingkungan
klinis ke lingkungan akademik membuat Rogers mengembangkan metode client-centered
psychotherapy. Disini dia lebih senang menggunakan istilah klien terhadap orang yang
berkonsultasi dibandingkan memakai istilah pasien.

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:


a) Kognitif (kebermaknaan)
b) experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Kecewa karena tidak bisa menyatukan psikiatri dengan psikolog, Rogers pindah
ke California tahun 1964 dan bergabung dengan Western Behavioral Science Institute. Ia
lalu mengembangkan teorinya ke bidang pendidikan. Selain itu ia banyak memberikan
workshopdi Hongaria, Brazil, Afrika Selatan, dan bahkan ke eks Uni Soviet. Rogers
wafat pada tanggal 4 Februari 1987. Teori Humanistik Carl Rogers Meskipun teori yang
dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun keunikan teori adalah sifat
humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers pun menpunyai berbagai
nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person centered),non-directive, klien
(client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-centered), teori yang berpusat
pada kelompok (group centered), dan person to person). Namun istilah person centered
yang sering digunakan untuk teori Rogers. Rogers menyebut teorinya bersifat humanis
dan menolak pesimisme suram dan putus asa dalam psikoanalisis serta menentang teori

9
behaviorisme yang memandang manusia seperti robot. Teori humanisme Rogers lebih
penuh harapan dan optimis tentang manusia karena manusia mempunyai potensi-potensi
yang sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai dengan pengertian humanisme pada
umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan cara hidup yang menempatkan
nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri, dan
kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu.

Asumsi dasar teori Rogers adalah:


a) Kecenderungan formatif Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik
tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.
b) Kecenderungan aktualisasi Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak
menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual
mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.

Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan
ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena,
dan self.

1) Organisme
Pengertian organisme mencakup tiga hal:
a) Makhluk hidup Organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan
psikologisnya dan merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat
dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi
dalam diri dan dunia eksternal
b) Realitas Subyektif Oranisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya.
Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.
c) Holisme Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam satu
bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi
dan bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan
diri.
2) Medan Fenomena

10
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun
eksternal, baik disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh
pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi
subyektifnya.

3) Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan
pengalaman membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri akan identitas
dirinya begitu bayi mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman
atau tidak. Jika struktur diri itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk.
Aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana
yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu
kepada pengalaman organik individual, sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh, akan
kesadaran dan ketidak-sadaran, psikis dan kognitif.

Kesimpulan Teori Humanistik Carl Rogers :


a. Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu
adalah positif, serta menolak teori Freud dan behaviorisme.
b. Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan
aktualisasi.
c. Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri
dari 2 subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
d. Kebutuhan individu ada 4 yaitu : (1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3)
penghargaan positif (positive regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif
(positive self-regard).
e. Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak
konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2)
penyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut konsep diri akan
hancur dan menyebabkan psikotik.
f. Dalam terapi, terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang
melakukan perubahan adalah klien itu sendiri.

11
D. Humanisme dalam Keperawatan
Orang humanis meyakini kebaikan dan nilai-nilai manusia sebagai suatu komitmen
dalam bekerja untuk kemanusiaan. Contoh perilaku yang manusiawai adalah empati,
simpati, terharu, dan menghargai kehidupan. Humanisme ini mendapat tempat yang
khusus dalam keperawatan.
Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang
memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar
nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. Perawat yang
menggunakan pendekatan humanistik dalam prakteknya memperhitungkan semua yang
diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman,
kesukaan, dan bahasa tubuh.
Pendekatan humanistik ini adalah aspek keperawatan tradisional dari caring, yang
diwujudnyatakan dalam pengertian dan tindakan. Pengertian membutuhkan kemampuan
mendengarkan orang lain secara aktif dan arif serta menerima perasaan-perasaan orang
lain. prasyarat bertindak adalah mampu bereaksi terhadap kebutuhan orang lain dengan
keikhlasan, kehangatan untuk meningkatkan kesejahteraan yang optimal.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, bahwa dapat disimpulkan :
1. Aliran humanisme menyatakan bahwa yang baik adalah yg sesuai dengan kodrat/
derajat dan hak asasi manusia, yaitu tidak mengurangi atau menentang
kemanusiaan, dan sesuai dengan kata hati manusia yang bertindak
2. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.
3. Rogers menyebut teorinya bersifat humanis dan menolak pesimisme suram dan
putus asa dalam psikoanalisis serta menentang teori behaviorisme yang
memandang manusia seperti robot. Teori humanisme Rogers lebih penuh harapan
dan optimis tentang manusia karena manusia mempunyai potensi-potensi yang
sehat untuk maju.
4. Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang
memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari
sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Hasyim, Masruroh,dkk.2014.Buku Pedoman Keperawatan.Yogyakarta : Penerbit


Indoliterasi

14

Anda mungkin juga menyukai