Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN

DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK
DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI
Moch. Fatkhun Nizar
Hartati Tuna
Ningsih Dewi Sumaningrum
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Abstract: Compliance officer clinical laboratories in the use of Personal Protective


Equipment (PPE) may reduce the risk of accidents or occupational diseases.
Compliance is influenced by the characteristics of workers. This research aims to study
the relationship between the characteristics of workers with compliance in the use of
personal protective equipment at the clinic laboratory officer at Baptist Hospital Kediri.
This type of research was observational Analytical. The study population was all
clinical laboratory workers Baptist Hospital Kediri numbered 13 people consisting of 8
officers analysts, two helpers analysts, and 3 nurses samplers patients. By using total
sampling technique, obtained the sample size, which is 13 respondents. Collecting data
using questionnaires and observation sheets. Analysis of data using statistical test of
Rank Spearman to analyze each of the factors that affect the characteristics of workers
to compliance with PPE use of clinical laboratory workers. Based on these results
known clinical laboratory workers who are obedient to the use of PPE amounted to
76.92%. Age (0.075> 0.05) are not related to compliance in the use of PPE. And
education (0.014 <0.05), tenure (0.009 <0.05), knowledge (0.009 <0.05), no relation to
compliance in the use of PPE. The conclusion from this study is there is no relationship
between age and compliance in the use of PPE. There is a relationship between
education, employment, knowledge of compliance in the use of PPE.

Keywords: characteristics of workers, compliance

Abstrak: Kepatuhan petugas laboratorium klinik dalam pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD) dapat mengurangi resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Kepatuhan
dipengaruhi oleh karakteristik pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
hubungan karakteristik pekerja dengan kepatuhan dalam pemakaian alat pelindung diri
pada petugas laboratorium klinik di Rumah Sakit Baptis Kota Kediri. Jenis penelitian
yang digunakan adalah Observasional Analitik. Populasi penelitian ini adalah semua
petugas laboratorium klinik Rumah Sakit Baptis Kota Kediri yang berjumlah 13 orang
terdiri dari 8 petugas analis, 2 pembantu analis, dan 3 perawat pengambil sampel pasien.
Dengan menggunakan teknik total sampling, diperoleh jumlah sampel, yaitu 13
responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis
data menggunakan uji statistik Rank Spearman untuk menganalisis masing-masing
faktor yang mempengaruhi karakteristik pekerja dengan kepatuhan pemakaian APD
petugas laboratorium klinik. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui petugas
laboratorium klinik yang patuh terhadap pemakaian APD sebesar 76,92%. Usia (0,075
> 0,05) tidak ada hubungan dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Dan pendidikan
(0,014 < 0,05), masa kerja (0,009 < 0,05), pengetahuan (0,009 < 0,05), ada hubungan
dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak
ada hubungan antara usia dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Ada hubungan
antara pendidikan ,masa kerja, pengetahuan dengan kepatuhan dalam pemakaian APD.

Kata kunci: karakteristik pekerja, kepatuhan

1
2 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Juni 2016

Tempat kerja merupakan tiap ruangan kecelakaan tersebut dan 6.667 orang
atau lapangan, tertutup atau terbuka, mengalami cacat permanen
bergerak atau tetap di mana tenaga kerja (Menakertrans, 2011). Faktor-faktor
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga yang berkontribusi pada rendahnya
kerja untuk keperluan suatu usaha dan di kepatuhan adalah karena kurangnya
mana terdapat sumber-sumber bahaya. pengetahuan, kurangnya waktu,
Pengurus diwajibkan menyediakan secara kelupaan, kurangnya keterampilan,
cuma-cuma, semua Alat Perlindungan ketidaknyamanan, iritasi kulit, dan
Diri (APD) yang diwajibkan pada tenaga kurangnya pelatihan (Efstathiou,et.al.
kerja yang berada di bawah pimpinannya 2011). Menurut Glendon & Eguene,
dan menyediakan bagi setiap orang lain karakteristik individu dapat
yang memasuki tempat kerja tersebut, mempengaruhi apa yang dipersepsikan
disertai dengan petunjuk-petunjuk yang khususnya berkaitan dengan terjadinya
diperlukan menurut petunjuk pegawai bahaya. Beberapa orang akan menerima
pengawas atau ahli keselamatan kerja bahaya sebagai risiko nyata bagi mereka
(Undang - Undang No. 1 Tahun 1970). dan berusaha menghindarinya. Beberapa
Bahaya tidak dapat dihilangkan atau lagi akan mengakui risiko tersebut tetapi
dikontrol secara memadai, maka Alat mempersepsikannya sebagai tantangan
Pelindung Diri (APD) dapat digunakan atas kemampuan yang mereka punya.
pada saat melakukan pekerjaan di area Persepsi inilah yang dapat
berbahaya. APD harus dianggap sebagai mengakibatkan tindakantindakan yang
tindakan terakhir dari perlindungan tidak aman dalam menghadapi bahaya
ketika semua metode lainnya tidak dan meningkatkan kemungkinan
tersedia. Kepatuhan tenaga kerja dalam seseorang mendapat kecelakaan (Ferlisa,
penggunaan APD dapat mengurangi 2008).
risiko kecelakaan atau penyakit akibat Bekerja dalam laboratorium klinik
kerja, yaitu dengan patuh terhadap mempunyai risiko tertusuk jarum
peraturan yang telah disepakati maupun terkena bahan kimia dan bahan
perusahaan dalam mengurangi risiko infeksius lainnya. Dalam bekerja seorang
kecelakaan kerja. Ketidakpatuhan petugas laboratorium klinik harus
penggunaan APD sangat mempengaruhi memperhatikan prosedur kerja dan
kejadian kecelakaan akibat kerja dan menggunakan APD sebagai salah satu
penyakit akibat kerja yang akan cara untuk mencegah terjadinya risiko
menyebabkan 5 jenis kerugian terkena penyakit akibat kerja atau
diantaranya adalah kerusakan, kekacauan kecelakaan akibat kerja. Oleh karena itu
organisasi, keluhan dan kesedihan, APD digunakan untuk mengendalikan
kelainan dan cacat, kematian (Arifin, bahaya serta mengurangi risiko. Apabila
2013). petugas tidak menggunakan pengaman,
Laporan ILO tahun 2008 akan semakin besar kemungkinan
menyatakan bahwa tiap tahun terinfeksi bahan berbahaya, khususnya
diperkirakan 1.200.000 jiwa pekerja berbagai jenis virus. Berdasarkan latar
meninggal karena kecelakaan dan belakang permasalahan diatas penulis
penyakit akibat kerja. Sementara tertarik untuk meneliti “Hubungan
kerugian ekonomi akibat kecelakaan dan Karakteristik Pekerja Dengan Kepatuhan
penyakit akibat kerja mencapai 4 persen Dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri
dari pendapatan perkapita tiap negara Pada Petugas Laboratorium Klinik Di
(Menakertrans, 2011). Rumah Sakit Baptis Kota Kediri”.
Menurut Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Muhaimin Iskandar, selama METODE
tahun 2010 Jamsostek mencatat terjadi Desain penelitian yang digunakan
kasus kecelakaan kerja sebanyak 98.711 Observasional Analitik dengan
kasus. Sebanyak 2.191 tenaga kerja menggunakan desain cross sectional
meninggal dunia dari kasus-kasus study. Jumlah populasi dalam
Nizar, dkk, Hubungan Karakteristik Pekerja 3

penelitian ini sebanyak 13 orang dengan distribusi frekuensi untuk variabel umur,
teknik sampling yang digumakan Total pendidikan, masa kerja, pengetahuan dan
Sampling. Penelitian ini dilaksanakan di kepatuhan. Uji statistik yang digunakan
laboratorium klinik Rumah Sakit Baptis adalah Rank Spearmen.
Kota Kediri selama 9 bulan, yaitu mulai
bulan Nopember – Agustus 2014. Alat HASIL
pengumpulan data dengan menggunakan Hasil dari penelitian ini disajikan
kuesioner dan lembar observasi pada tabel berikut:
kepatuhan. Analisis univariat berupa

Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Kepatuhan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit


Baptis Kota Kediri
No. Kepatuhan Frekuensi Persentase (%)
1. Patuh 10 76,92
2. Tidak Patuh 3 23,08
Jumlah 13 100
(sumber : data primer tahun 2014)

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui diri yaitu sebanyak 10 responden


bahwa dari 13 responden, sebagian besar (76,92%).
patuh dalam penggunaan alat pelindung

Tabel 2 Tabulasi Silang Antara Usia dengan Kepatuhan Pemakaian APD Pada Petugas
Laboratorium Klinik Rumah Sakit Baptis Kota Kediri
No. Usia Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Jumlah
1. < 25 0 1 1
2. 25 – 30 6 2 8
3. > 30 4 0 4
Jumlah 10 3 13
(sumber : data primer tahun 2014)

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa Rank Spearman didapatkan nilai sig.


petugas yang memiliki kecenderungan (0,075) > α (0,05) yang berarti tidak ada
patuh dalam menggunakan APD berada hubungan antara usia dengan kepatuhan
pada rentang usia 25-30 tahun. selain itu dalam pemakaian alat pelindung diri.
diketahui bahwa dari hasil uji Statistik

Tabel 3 Tabulasi Silang Antara Pendidikan dengan Kepatuhan Pemakaian APD Pada
Petugas Laboratorium Klinik Rumah Sakit Baptis Kota Kediri
No. Pendidikan Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Jumlah
1. SMU/Sederajat 2 3 5
2. Akademi/Diploma 7 0 7
3. PerguruanTinggi/Sarjana 1 0 1
Jumlah 10 3 13
(sumber : data primer tahun 2014)

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa bahwa Dari hasil uji Rank Spearman
petugas yang memiliki kecenderungan didapatkan nilai sig. (0,014) <α (0,05)
patuh dalam menggunakan APD berada yang berarti ada hubungan antara
pada rentang pendidikan pendidikan dengan kepatuhan dalam
akademi/diploma. Selain itu diketahui pemakaian alat pelindung diri.
4 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Juni 2016

Tabel 4 Tabulasi Silang Antara Masa Kerja dengan Kepatuhan Pemakaian APD Pada
Petugas Laboratorium Klinik Rumah Sakit Baptis Kota Kediri
No. Masa Kerja Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Jumlah
1. < 2 Tahun 0 0 0
2. 2 – 5 Tahun 2 3 5
3. > 5 Tahun 8 0 8
Jumlah 10 3 13
(Sumber : data primer tahun 2014)

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa Spearman didapatkan nilai nilai sig.


petugas yang memiliki kecenderungan (0,009) < α (0,05) yang berarti ada
patuh dalam menggunakan APD berada hubungan antara masa kerja dengan
pada rentang masa kerja >5 tahun. Selain kepatuhan dalam pemakaian alat
itu diketahui bahwa dari hasil uji Rank pelindung diri.

Tabel 5 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemakaian APD Pada
Petugas Laboratorium Klinik Rumah Sakit Baptis Kota Kediri
No. Pengetahuan Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Jumlah
1. Kurang 0 2 2
2. Cukup 4 1 5
3. Baik 6 0 6
Jumlah 10 3 13
(Sumber : data primer tahun 2014)

Berdasarkan tabel 5 diketahui berkontribusi terhadap kepatuhan dalam


bahwa petugas yang memiliki penggunaan alat pelindung diri salah
kecenderungan patuh dalam satunya adalah ketersediaan fasilitas.
menggunakan APD berada pada rentang Fasilitas yang tersedia hendaknya dalam
pengetahuam baik. Selain itu diketahui jumlah dan jenis yang selalu memadai
bahwa Dari hasil uji Rank Spearman dan selalu dalam keadaan siap pakai.
didapatkan nilai sig. (0,009) < α (0,05) Jenis APD yang digunakan oleh petugas
yang berarti ada hubungan antara laboratorium klinik diantaranya masker,
pengetahuan dengan kepatuhan dalam sarung tangan, baju pelindung/jas,
pemakaian alat pelindung diri. sepatu dan penutup kepala bagi petugas
pemeriksa sampel pasien. Peralatan yang
Kepatuhan Responden dalam tidak mendapatkan perawatan
Pemakaian APD sebagaimana mestinya dapat
Hasil penelitian menunjukkan menyebabkan kerusakan sehingga
bahwa sebagian besar petugas peralatan tidak bisa difungsikan. Kondisi
laboratorium klinik di Rumah Sakit ini dapat mempengaruhi perilaku kerja
Baptis Kota Kediri patuh dalam seseorang. Tidak tersedianya fasilitas
pemakaian alat pelindung diri yaitu peralatan ataupun bahan alat pelindung
sebanyak 10 orang (76,92%) dan diri dapat mempersulit dan
sebanyak 3 orang (23,08%) responden menimbulkan masalah dalam
tidak patuh. Kondisi ini menunjukan pelaksanaanya.
bahwa secara umum petugas Lawrence Green (1980) dalam
laboratorium klinik rumah sakit baptis Notoatmojo (2010), mengemukakan
patuh dalam pemakaian alat pelindung bahwa perilaku itu terbentuk dari 3
diri sesuai aturan. Responden yang tidak faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor
patuh dalam penggunaan alat pelindung pemungkin dan faktor pendorong.
diri masih cukup banyak yaitu sekitar Ketersediaan fasilitas termasuk dalam
23,08%, faktor yang mungkin faktor pemungkin untuk terbentuknya
Nizar, dkk, Hubungan Karakteristik Pekerja 5

perilaku. WHO (1984) dalam statistik didapatkan nilai koefisien


Notoatmojo menyebutkan bahwa salah korelasi 0,693 menunjukkan arah
satu faktor yang menyebabkan sesorang korelasi positif, dan nilai sig. 0,009 < α
untuk berperilaku adalah adanya sumber 0,05 yang berarti ada hubungan antara
daya berupa fasilitas, waktu, tenaga. masa kerja dengan kepatuhan dalam
pemakaian alat pelindung diri.
Hubungan Usia dengan Kepatuhan
Pemakaian APD Hubungan Pengetahuan dengan
Berdasarkan penelitian, diketahui Kepatuhan Pemakaian APD
bahwa usia responden sebagian besar Hasil penelitian tersebut
berusia tua yaitu (61,54%) hal ini akan menunjukkan sebagian besar responden
berpengaruh terhadap kepatuhan memiliki pengetahuan yang baik
pemakaian APD. Dikarenakan usia tentang alat pelindung diri, dari
responden yang lebih tua mempunyai pengetahuan yang baik ini responden
pengalaman lebih lama selama selanjutnya akan terwujud dalam
melakukan praktik yang akan perilaku kepatuhan dalam penggunaan
berdampak pada pengetahuan tentang alat pelindung diri selama bekerja.
alat pelindung diri. Disamping itu, hasil Setelah seseorang memiliki
statistik uji Rank Spearmen didapatkan pengetahuan atau mengetahui stimulus,
nilai koefisien korelasi 0,510, kemudian mengadakan penilaian atau
menunjukkan korelasi positif, Hal ini pendapat terhadap apa yang
menunjukkan apabila usia responden diketahuinya dalam bentuk sikap,
semakin tua maka kepatuhan dalam proses selanjutnya diharapkan ia akan
pemakaian APD akan semakin baik dan melaksanakan atau mempraktikkan apa
nilai sig. 0,075 > α 0,05 yang berarti yang diketahui atau disikapinya.
tidak ada hubungan antara usia dengan Mempraktikkan sesuatu inilah yang
kepatuhan dalam pemakaian alat disebut perilaku (Notoatmojo, 2010).
pelindung diri.
KESIMPULAN
Hubungan Pendidikan dengan Berdasarkan hasil dan pembahasan
Kepatuhan dalam Pemakaian APD tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1)
Hasil analisis bivariat yang Responden yang patuh terhadap
bertujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian APD yaitu sebanyak 10
antara pendidikan dengan kepatuhan orang (76,92%). 2) Dari hasil uji Rank
dalam pemakaian alat pelindung diri, Spearman didapatkan nilai koefisien
pada penelitian ini menggunakan uji korelasi 0,510 dan nilai sig. (0,075) > α
Rank Spearman. Dari hasil uji statistik (0,05) yang berarti tidak ada hubungan
didapatkan nilai koefisien korelasi antara usia dengan kepatuhan dalam
0,658 menunjukkan arah korelasi pemakaian alat pelindung diri. 3) Dari
positif, apabila pendidikan responden hasil uji Rank Spearman didapatkan
tinggi makan akan semakin tinggi pula nilai koefisien korelasi 0,658
kepatuhan responden dalam pemakaian menunjukkan arah korelasi positif,
APD dan nilai sig. 0,014 < α 0,05 yang apabila tingkat pendidikan responden
berarti ada hubungan antara pendidikan tinggi maka kepatuhan dalam
dengan kepatuhan dalam pemakaian alat pemakaian APD semakin baik dan nilai
pelindung diri. sig. (0,014) < α (0,05) yang berarti ada
hubungan antara pendidikan dengan
Hubungan Masa Kerja dengan kepatuhan dalam pemakaian alat
Kepatuhan dalam Pemakaian APD pelindung diri. 4) Dari hasil uji Rank
Berdasarkan hasil penelitian Spearman didapatkan nilai koefisien
diketahui bahwa sebagian responden korelasi 0,693 menunjukkan arah
memiliki masa kerja lama yaitu > 5 korelasi positif, jika masa kerja
tahun (61,54%). Selain itu, hasil uji
6 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Juni 2016

responden semakin lama maka dari beberapa rumah sakit atau


kepatuhan memakai APD dengan puskesmas. Serta diharapkan untuk
kepatuhan dalam pemakaian alat peneliti berikutnya dapat
pelindung diri. 5) Dari hasil uji Rank menambahkan variabel – variabel
Spearmandidapatkan nilai koefisien yang tidak diteliti oleh peneliti dan
korelasi 0,690 menunjukkan arah dalam melakukan penelitian waktu
korelasi positif, apabila pengetahuan yang digunakan sebaiknya lebih
responden tinggi makan akan semakin lama.
tinggi kepatuhan dalam pemakaian APD
dan nilai sig. (0,009) < α (0,05) yang DAFTAR RUJUKAN
berarti ada hubungan antara Arifin, A Bustanul. Arif Susanto, 2013,
pengetahuan dengan kepatuhan dalam Faktor-Faktor Yang
pemakaian alat pelindung diri. Berhubungan Dengan Kepatuhan
Pekerja Dalam Pemakaian Alat
SARAN Pelindung Diri (APD) Di Bagian
Dari kesimpulan diatas, saran yang Coal Yard Pt X Unit 3 & 4
diberikan adalah sebagai berikut: Kabupaten Jepara Tahun 2012,
1. Tenaga kesehatan khususnya Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013,
petugas laboratorium klinik Rumah Volume 2, Nomor 1 Universitas
Sakit Baptis Kota Kediri wajib Diponegoro.
menggunakan alat pelindung diri http://ejournals1.undip.ac.id/in
selama bekerja, hal ini dex.php/jkm.[diakses pada tanggal
dimaksudkan untuk mengurangi 18 Desember 2013, Pukul 19.00
resiko terjadinya penularan WIB]
penyakit dari sampel pasien ke Ferlisa, R. 2008. Persepsi Pekerjad di
petugas laboratorium klinik atau Unit Produksi II/III Terhadap
sebaliknya. Risiko Keselamatan di PT.Semen
2. Rumah Sakit, dari hasil penelitian Padang Indarung Tahun 2008.
ini diharapkan pihak Rumah Sakit Skripsi. Fakultas Kesehatam
Baptis Kota Kediri melakukan Masyarakat. Universitas Indonesia:
sosialisasi atau pelatihan tentang Depok
penggunaan alat pelindung diri Menakertrans. 2011. Penerapan
untuk meningkatkan pengetahuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
petugas laboratorium klinik dan Belum Memadai.
pihak rumah sakit menyediakan [http://www.metrotvnews.com] di
APD yang cukup bagi petugas di akses pada tanggal 9 April 2014.
laboratorium. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
3. Peneliti Selanjutnya, dalam Metodologi Penelitian
penelitian ini populasi yang Kesehatan.. Jakarta: Rineka Cipta.
digunakan hanya sedikit, untuk itu Undang-Undang No 1 Tahun 1970 :
diharapkan bagi peneliti berikutnya Tentang Keselamatan Kerja.
lebih memperbanyak jumlah
populasi dengan cara mengambil

Anda mungkin juga menyukai