Anda di halaman 1dari 3

TELAAHAN STAF

Kepada : Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Besar


Dari : Direktur RSUD Kabupaten Aceh Besar
Tanggal : 13 November 2018
Nomor : 445/4247/2018
Lampiran : 2 (dua) lembar
Perihal : Penganggaran Jasa Medik Pasien Kejadian Luar Biasa (KLB)

I. Persoalan
Tidak dapat dilakukannya pembayaran klaim Pasien Korban Kejadian Luar Biasa
(KLB) Keracunan Ikan Tongkol sebanyak 144 Kasus pada Pesantren Islamic
Solidarity School Desa Bukit Meusara Kota Jantho.

II. Pra Anggapan


1. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya
atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
2. Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No.
451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.
Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:

 Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal
 Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
 Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
 Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.

3. Keracunan makanan dapat disebabkan oleh pencemaran bahan kimia beracun


(tanaman, hewan, metabolit mikroba) kontaminasi kimia, mikroba patogen dan
non bakteri (parasit, ganggang, jamur, virus) yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan.Peristiwa keracunan makanan seringkali terjadi ketika makanan tersebut
dimasak dalam skala besar.
4. Bahwa Peraturan Presiden nomor 111 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan pada pasal
25 point O bahwa kejadian luar biasa/wabah tidak dapat dijamin pembayaran
melalui Jaminan Kesehatan atau klaim BPJS Kesehatan.
5. Bahwa Telah ada penetapan KLB sesuai dengan Form W1 yang telah dikeluarkan
oleh Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar.

III. Fakta-fakta yang mempengaruhi


1. Kronologis kejadian keracunan makanan murid/santri pesantren Islamic Solidarity
School pada tanggal 01 Agustus 2018 sebanyak 144 orang (rata-rata berusia 12-15
tahun) dengan gejala muntah, menggigil, sakit perut, demam, pusing, penurunan
kesadaran, diare dan muka memerah. Hal ini mengakibatkan korban memerlukan
penanganan lanjutan spesialistik anak yang ditangani oleh Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPJP) dr. Julinar, Sp.A, Murid/santri korban keracunan
mendapatkan penanganan rawat inap 2-3 hari sesuai dengan kondisi masing-
masing
2. Bahwa tidak dapat dibayarkan pelayanan terhadap Korban KLB oleh BPJS
Kesehatan pada klain bulan pelayanan Agustus 2018.

IV. Analisis
1. Jika disesuaikan berdasarkan pembayaran Klaim InaCbgs Rawatan pasien kelas
III yang dirawat dengan diagnose Keracunan Makanan Maka sebesar Rp.
1.652.600,-.
2. Untuk pembayaran klaim yang seharusnya sebanyak 144 kasus x Rp. 1.652.600,-
= Rp. 237.974.400,-.
3. Persentase biaya tersebut terdiri dari 50% obat dan Bahan Habis Pakai yaitu
sebesar Rp. 118.987.200,- dan Jasa Medik yang seharusnya dibayarkan sebesar
50% dari Tarif yang diKlaim sebesar Rp. 118.987.400,-.

V. Kesimpulan
Perlu dianggarkan pada dana APBK (Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten)
Tahun Anggaran 2019.

VI. Saran
Penganggaran pembayaran Klaim Perawatan Kasus KLB Keracunan Makanan sesuai
dengan Tarif Ina-Cbgs (Indonesia – Case Base Groups) aplikasi E-Klaim
Kementerian Kesehatan Versi 5.1.

Direktur RSUD
Kabupaten Aceh Besar

dr. Bunaiya Putra


Penata IV/a
NIP. 19800928 200904 1 003

Anda mungkin juga menyukai