Struktur Bentang Lebar PDF
Struktur Bentang Lebar PDF
1.1 PENDAHULUAN
Defenisi adalah cara memulai suatu buku yang sudah tradisional. Defenisi yang
sederhana tentang struktur dalam hubungannya dengan bangunan ialah bahwa struktur
merupakan sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau kehadiran
bangunan ke dalam tanah. Yang penting dalam studi struktur adalah banyaknya yang
menjadi perhatian yang sangat bervariasi. Studi ini menyangkut pemahaman prinsip-
prinsip dasar yang menunjukkan dan menandai perilaku objek-objek fisik yang
dipengaruhi oleh gaya.
Struktur dapat di defenisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat
keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang
ditempatkan dalam ruang yang didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi
interelasi bagian-bagiannya.
Dalam kenyataannya semua struktur pertama-tama dirancang untuk berfungsi sebagai
kesatuan secara keseluruhan, dan hanya yang kedua sebagai serangkaian untuk yang
berbeda-beda. Sesuai dengan bagian terakhir dari defenisi yang diperluas, unsur-unsur ini
tanpa kecuali ditempatkan dan diinterelasikan dengan cara tertentu agar seluruh struktur
mampu berfungsi secara keseluruhan dalam memikul beban, baim yang beraksi secara
vertical maupun horizontal, ke dalam tanah.
Merancag struktur adalah tindakan menempatkan usur-unsur pokok dan merumuskan
hubungan-hubungan timbal baliknya dengan tujuan menanamkan karakter yang
diinginkan pada entitas struktur sebagai resultannya. Gagasan bahwa unsur-unsur itu
ditempatkan dan bahwa hubungan-hubungan itu ada diantara unsur-unsur itu, merupakan
dasar konsep merancang struktur.
Sebagai contoh :
(a) . Susunan kolom dan balok untuk memikul beban (b) . Susunan kolom dan balok dan beban horizontal.
vertical. Susunan ini memperlihatkan keampuan untuk Susunan ini berfungsi sebagai struktur apabila bebannya
menyalurkan beban ke tanah, jadi dapat disebut sebagai berarah vertical, tetapi cenderung runtuh jikan dibebani
struktur. horizontal.
(c) . hubungan antar elemen diubah; susunan struktur yang di (d) . perubahan posisi antara elemen-elemen susunan yang
perlihatkan pada (b) dapat diubah menjadi struktur yang diperlihatkan pada (b) dapat juga diubah menjadi struktur
mampu lateral dengan mengatur hubgungan antarelemen yang mampu memikul beban vertical maupun horizontal
vertical dan horizontal. Dalam hal ini perubahan yang dengan memilih dua elemen dan menyusunnya kembali.
dilakukan adalah menjadikan hubungan itu kaku sehingga
struktur stabil.
Gambar 1-1 Struktur dasar : penempatan atau hubungan bagian-bagian batang yang terpenting.
di pandang dari sudut perancangan, kesulitan yang dialami oleh pemasangan ini ialah
unsur-unsur yang digunakan tidak terpasang dengan tepat, tidak dihubungkan dengan
tepat, atau kedua-duanya. Pemasangan ini dapat dirancang kembali menjadi struktur yang
tangguh terhadap beban lateral dengan mengubah hubungan-hubungan yang ada di antara
unsur-unsurnya dan atau dengan mengubah penempatannya.
Banyak cara yang dapat menempatkan unsur-unsur itu untuk memikul beban. Sifat
fisik unsur-unsurpokok struktur juga penting karena sifat-sifat ini mempengaruhi sifat-
sifat seluruh struktur.
Gambar 1-2 Klasifikasi dari elemen struktur dasar menunjukkan geometris dan sifat-sifat fisik
yang utama. Kelompok struktur utama yang khusus dan kesatuan struktur yang lain juga
digambarkan.
(a). Struktur kaku (misalnya balok), struktur tersebut tidak mengalami perubahan berarti pada bentuknya jika bebannya
berubah.
(b). Struktur tidak kaku atau fleksibel (misalnya kabel). Bentuk struktur berubah bergantung pada kondisi pembebanan.
Gambar 1.3 Struktur kaku dan struktur tidak kaku (fleksibel).
Untuk kedua jenis struktur tersebut, akibat umum dari pembebanan adalah
deformasi yang terjadi pada struktur, umumnya deformasi yang terjadi bisa
memanjang atau memendek. Pada struktur fleksibel, yang terjadi hanyalah gaya tarik
sehingga deformasinya selalu berpa perpanjangan.
Pentingnya material itu akan semakin terasa. Alasan untuk ini adalah adanya
hubungan yang erat antara penyebab struktur berdeformasi (sebagai akibat dari beban
luar), material, serta metode konstruksi pada struktur.
Flat Plate (plat datar), adalah suatu bentuk struktur yang berbentuk
permukaan bidang yang dapat melendur apabila mengalami pembebeanan tertentu.
Jenis ini digunakan dalam berbagai posisi secara horizontal (lantai), vertical, atau
pada suatu kemirigan. Plat dapat dibuat degan berbagai cara. Salah satunya adalah
dengan membuatnya dari betonbertulang. Permukaan vertical dirancang untuk
memikul beban vertical dapat dibuat dengan tumpukan bata (bentuk ini disebut load
bearing wall).
Plat horizontal dapat juga dibuat dengan pola susunan elemen garis yang kaku
dan pendek. Plat kaku, sempit, panjang dapat pula digabungkan disepanjang tepi
panjangnya yang digunakan dengan bentang horizontal, serupa dengan balok-balok.
Struktur ini disebut folded plate (plat lipat), mempunyai potensi untuk
membentangcukup jauh.
Kubah dan Cangkang Bola, adalah struktur yang sangat efesien untuk
digunakan pada bentang besar, dengan menggunakan material yang relatifsedikit.
Struktur dan bentuk kubah dapat juga dibuat dari elemen-elemen garis, kaku, pendek,
dengan pola berulang. Contoh struktur demikian adalah kubah geodesic.
(a) Satuan struktural utama yang mungkin ada pada perumahan. Salah satu diantara kedua gambit tersebut dapat terjadi
(d) Tiga metode dasar untuk menjamin kestabilan struktur sederhana; penyokog (bracing) diagonal, bidang geser, dan titik
hubung kaku.
(e) Setiap metode yang dipakai untuk menjamin kestabilan pada struktur harus dipasang secara simetris. Apabila tidak,
dapat terjadi efek ionsional pada struktur.
Gambar 1-7 Kestabilan struktur
(a) Bentuk berdeformasi dari struktur (b) Kabel yang di letakkan diantara (c) Elemen kaku yang diletakkan
yang dihubungkan sendi titik-titik A dan C akan mengalami diantara A dan C akanberfungsi sama
tanpanmenggunakan diagonal. Jarak gaya tarik karna harus menahan dengan kabel. Timbul gaya tarik pada
semulaantar titik-titik A dan C kecenderungan bertambahnya jarak elemen struktur tersebut.
cenderung bertambah, sedangkan titik-titik tersebut. Kabel tersebut
antara B dan D berkurang. menstabilkan struktur dan
mencegahnya dari keruntuhan.
(d) Dengan memasang kabel diantara (e) Dengan menggunakan elemen kaku (f) Agar kestabilan struktur benar-
titik B dan D, keruntuhan struktur akan diantara titik B dan D akan terjadi benar dijamin terhadap beban dari
dicegah. Titik-titik tersebut bergerak kestabilan struktur. Gaya tekan akan kedua arah, gunakan system kabel
saling mendekati. Kabel yang di timbul didalam elemen struktur yang menyilang. Dalam keadaan
letakkandiantara titik-titik ini akan tambahan tersebut. dibebani pada satu arah, salah satu
dengan mudah menekuk. Hal yang kabel akan bekerja memikul gaya tarik.
sama juga akan terjadi pada kabel (b) Untuk keadaan beban lawannya, kabel
apabila arah beban berbalik. lainnya yang bekerja.
(g) sama dengan (f) (h) Elemen kaku yang menyilag dapat (i) sama dengan (h)
pula digunakan, tetapi hal ini
menambah besar derajat redunasi
karena satu diagonal kaku saja sudah
mampu menstabilkan struktur terhadap
kedua arah bebas.
Gambar 1-11 Penstabilan struktur sederhana dengan menggunakan dialog
(c) Struktur tekan:dengan membalik bentuk kabel fleksibel (d) Struktur tekan: dengan membalik furnicular tarik akan
yang dibebani terpusat akan diperoleh bentuk yang hanya diperoleh bentuk yang memikul beban dengan aksial tekan.
memikul gaya aksial tekan. Struktur pelengkug merupakan salah satu jenis struktur
furnicular demikian.
(e) Struktur lentur: struktur yang bersifat furnicular untuk (f) Struktur yang mengalami lentur. Struktur funicular
beban terpusar akan mengalami lentur apabila bebannya terhadap beban terdistribusi akan mengalami lentur apabila
berubah. bebannya berubah.
(g) Struktur lentur: apabila bentuk struktur tidak sesuai (h) Struktur lentur: deviasi pada sembarang titik antara
dengan bentuk funicular beban, akan selalu ada lentur. struktur dan bentuk funicular bebannya umumnya
merefleksikan besar momen lentur pada titik tersebut.
Gambar 1-12 Betul struktur funicular dan non funicular.
Cara mudah untuk menetukan responds funicular pada kondisi pembebanan tertentu
adalah dengan menentukan perubahan bentuk eksak kawat fleksibel apabila mengalami beban
tersebut. Ini adalah funicular tarik. Dengan membalik bentuk akan diperoleh funicular tekan.
Hanya ada satu bentuk funicular untuk setiap kondisi beban. Lentur akan timbul pada struktur
apabila bentuk struktur di ubah. Gambar 1-13 mengilustrasikan analisis struktur (pada waktu
lampau) yang didasarkan atas anggapan bahwa struktur pelengkung merupakan bentuk
terbalik dari catenary.
Gambar 1-13 Kubah St. Peter, Roma. Konstruksi garis thrustmerupakan catenary terbalik (dari Polemi, Memorie
instoriche della Gran Cupola del Tempio Vaticano, 1748)
Semua struktur yang terlihat pada gambar 1-14 dibawah, misalnya adalah funicular untuk
sepasang beban yang diberikan seperti tergambar. pada gambar terliha bahwa kumpulan
struktur untuk beban tersebut dapat secara mudah diperoleh, yaitu denggan menggunakan
sekumpulan kabel yang panjang berbeda-beda.
Gambar 1-14 Kumpulan bentuk funicular untuk sepasang beban tertentu. Proporsi relative semua bentuk ini
sama.
Jelas pula bahwa funicular tidak hanya struktur dua dimensi, tetapi dapat pula 3
dimensi seperti pada Gambar 1-15. Sebagai contoh adalah bentuk membrane fleksibel apbila
dibebani merata. Karena respon funicular tidak mengikuti bentuk permukaan bola, tetapi
bentik parabolic, maka cangkang permukaan bola yang sering digunakan tidak menunjukkan
respon funicular terhadap beban vertical.
(a) Beban terpusat (b) Beban terdistribusi merata (c) Beban radial
Gambar 1-15 Struktur funicular tiga dimensi
Gambar 1-16 mengilustrasikan contoh terkenal aplikasi bentuk funicular tiga dimensi
sebagai dasar dalam menentukan bentuk structur.
(a) Foto terbalik dari gereja Colonia Guel (oleh Antonio (b) Sketsa eksterior gereja yang didapat dari foto terbalik
Gaudi) yang di modelkan dengan struktur funicular. model tersebut.
(c) Foto terbalik dari interior model. (d) Sketsa komposisi untuk interior gereja.
Gamabar 1-16 Penggunaan model funicular tiga dimensi. Berat gantugan dimodelkan dengan baik
untuk menyatakan berat actual yang ada.
1.5.2 Perilaku Struktural
Banyak variasi yang mungkin mengenai cara struktur funicular digunakan
dalam praktek yata. Struktur ini dapat digunakan dalam bentuk murni seperti
pelengkung atau kabel. Struktur-struktur tersebut dapat dipadang sebagai bentuk
khusus dari struktur funicular transformasi dasar dari funicular sederhana kebentuk
structural lainnyadi ilustrasikan pada Gambar 1-17.
(c) Jenis gaya yang timbul pada tumpuan: reaksi dan thrusts.
(d) Penggunaan pondasi yang dapat mencegah. Fondasi harus dirancang untuk memikul komponen
vertical maupun horizontal dari thrusts.
(e) penggunaan batang tarik (tension ties) atau batang tekan (compression struts). Eleme-elemenini
menyerap komponen horizontal dan thrusts. Fondasi hanya perlu dirancang terhadap kompone vertical.
Beban terpusat Beban terdistribusi merata
(g) Distribusi gaya internal pada rangka batang sederhana. Aksi internalnya sama.
(h) Profil-profil untuk digunakan dalam penutup volume, gerakan potensial, dan tendensi rumah.
(i) Penggunaan elemen tarik atau tekan untuk menjamin kestabilan. Elemen-elemen tersebut dalam
keadaan tarik atau tekan.
(j) Penggunaan elemen vertical dalam keadaan lentur untuk menjamin kestabilan.
bentulk dasar
Struktur cenderung bergerak keluar dan kebawah. Agar bentuk struktur dapat
dipertahankan, harus ada gaya kedalam dank e atas terhadap struktur. Kombinasi gaya
yang bekerja pada fundasi umumnya disebut thrusts.fondasi harus mengandung
thrusts tersebut.
Penggunaan strut ataupun tie tersebut tidak menghapuskan gaya yang terjadi,
tetapi menanganiya dengan cara berbeda. Pada keadaan tertentu, memang diinginkan
penggunaan batang tarik atau tekan sebagai ganti dari fundasi massif untuk memikul
thrutst horizontal. Karena merencanakan fundasi yang mampu memikul gaya
horizontal tidak mudah dibandingkan dengan merencanakan fundasi terhadap beban
vertical saja. Tie (batang tarik), khusunya merupaka cara yang relative mudah dalam
memikul komponen horizontal thrusts dan funicular tekan karena dapat berupa
elemen struktur tarik panjang.
1.6 KLASIFIKASIKAN
Rangkuman dari konsep-konsep yang telah dibahas mengenai klasifikasi struktur
berdasarkan perilaku structural internal terlihat pada Gambar 1-18.
Kedua metode klasifikasi yang telah dibahas sejauh ini bukan merupakan cara satu-
satunya dalam menggolongkan struktur. Dengan memilih kriteria lain untuk klasifikasi,
ada skema luas yang dapat disusun. Klasifikasi-klasifikasi lainya digunakan sebagai cara
untuk mempelajari berbagai variasi struktur dan hubungannya satu sama lain. Sekalipun
demikian, sebagian besar hubungan penting didasarkan atas distribusi gaya yang ada di
dalam struktur .
Gambar 1-18 Klasifikasi struktur tipikal menurut aksi pikul beban dasarnya.