Anda di halaman 1dari 21

STRUKTUR BENTANG LEBAR

1.1 PENDAHULUAN
Defenisi adalah cara memulai suatu buku yang sudah tradisional. Defenisi yang
sederhana tentang struktur dalam hubungannya dengan bangunan ialah bahwa struktur
merupakan sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau kehadiran
bangunan ke dalam tanah. Yang penting dalam studi struktur adalah banyaknya yang
menjadi perhatian yang sangat bervariasi. Studi ini menyangkut pemahaman prinsip-
prinsip dasar yang menunjukkan dan menandai perilaku objek-objek fisik yang
dipengaruhi oleh gaya.
Struktur dapat di defenisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat
keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang
ditempatkan dalam ruang yang didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi
interelasi bagian-bagiannya.
Dalam kenyataannya semua struktur pertama-tama dirancang untuk berfungsi sebagai
kesatuan secara keseluruhan, dan hanya yang kedua sebagai serangkaian untuk yang
berbeda-beda. Sesuai dengan bagian terakhir dari defenisi yang diperluas, unsur-unsur ini
tanpa kecuali ditempatkan dan diinterelasikan dengan cara tertentu agar seluruh struktur
mampu berfungsi secara keseluruhan dalam memikul beban, baim yang beraksi secara
vertical maupun horizontal, ke dalam tanah.
Merancag struktur adalah tindakan menempatkan usur-unsur pokok dan merumuskan
hubungan-hubungan timbal baliknya dengan tujuan menanamkan karakter yang
diinginkan pada entitas struktur sebagai resultannya. Gagasan bahwa unsur-unsur itu
ditempatkan dan bahwa hubungan-hubungan itu ada diantara unsur-unsur itu, merupakan
dasar konsep merancang struktur.
Sebagai contoh :

(a) . Susunan kolom dan balok untuk memikul beban (b) . Susunan kolom dan balok dan beban horizontal.
vertical. Susunan ini memperlihatkan keampuan untuk Susunan ini berfungsi sebagai struktur apabila bebannya
menyalurkan beban ke tanah, jadi dapat disebut sebagai berarah vertical, tetapi cenderung runtuh jikan dibebani
struktur. horizontal.
(c) . hubungan antar elemen diubah; susunan struktur yang di (d) . perubahan posisi antara elemen-elemen susunan yang
perlihatkan pada (b) dapat diubah menjadi struktur yang diperlihatkan pada (b) dapat juga diubah menjadi struktur
mampu lateral dengan mengatur hubgungan antarelemen yang mampu memikul beban vertical maupun horizontal
vertical dan horizontal. Dalam hal ini perubahan yang dengan memilih dua elemen dan menyusunnya kembali.
dilakukan adalah menjadikan hubungan itu kaku sehingga
struktur stabil.
Gambar 1-1 Struktur dasar : penempatan atau hubungan bagian-bagian batang yang terpenting.

di pandang dari sudut perancangan, kesulitan yang dialami oleh pemasangan ini ialah
unsur-unsur yang digunakan tidak terpasang dengan tepat, tidak dihubungkan dengan
tepat, atau kedua-duanya. Pemasangan ini dapat dirancang kembali menjadi struktur yang
tangguh terhadap beban lateral dengan mengubah hubungan-hubungan yang ada di antara
unsur-unsurnya dan atau dengan mengubah penempatannya.
Banyak cara yang dapat menempatkan unsur-unsur itu untuk memikul beban. Sifat
fisik unsur-unsurpokok struktur juga penting karena sifat-sifat ini mempengaruhi sifat-
sifat seluruh struktur.

1.2 KELAS KELAS UMUM STRUKTUR


1.2.1 Jenis Utama Struktur
Klasifikasi dasar untuk memahami suatu bidang ilmu adalah pengetahuan
mengenai bagaimana kelompok-kelompok di dalam bidang tersebut secara sistematis
dibedakan, diurutkan, dan dinamkan. Mengklasifikasi elemen struktur dan system,
yang hanya menurut bentuk dan sifat fisik dasar dari suatu konstruksi. Yang penting
pada struktur adalah bahwa elemen-elemen itu ditempatkan dan saling berhubungan
dengan maksud supaya struktur mempunyai sifat dapat menahan beban tertentu.
Bentuk geometri secara umum dari suatu struktur adalah bentuk geometris
dasar, atau berasal dari bebrapa kombinasi atau kesatuan dari beberapa bentuk.
Geometri, berdasarkan geometri dasar, bentuk struktur pda Gambar 1-2 dapat secara
umum diklasifikasikan sebagai salah bentuk elemen garis (atau gabungan bebrapa
elemen garis) atau sebagai bentuk elemen permukaan. Bentuk elemen garis dapat
dibedaka sebagai garis lurus atau garis lengkung. Bentuk elemen-elemen permukaan
bisa berbentuk datar atau lengkung. Elemen permukaan lengkung bisa berupa
lengkung tunggal atau lengkung ganda.

Gambar 1-2 Klasifikasi dari elemen struktur dasar menunjukkan geometris dan sifat-sifat fisik
yang utama. Kelompok struktur utama yang khusus dan kesatuan struktur yang lain juga
digambarkan.

Kekakuan, Gambar 1-2 juga melukiskan pengklasifikasian dasar kedua


berdasarkan karakteristik kekakuan elemen struktur.
Perbedaan yang utama adalah apakah elemen itu kaku atau fleksibel.

(a). Struktur kaku (misalnya balok), struktur tersebut tidak mengalami perubahan berarti pada bentuknya jika bebannya
berubah.

(b). Struktur tidak kaku atau fleksibel (misalnya kabel). Bentuk struktur berubah bergantung pada kondisi pembebanan.
Gambar 1.3 Struktur kaku dan struktur tidak kaku (fleksibel).

Untuk kedua jenis struktur tersebut, akibat umum dari pembebanan adalah
deformasi yang terjadi pada struktur, umumnya deformasi yang terjadi bisa
memanjang atau memendek. Pada struktur fleksibel, yang terjadi hanyalah gaya tarik
sehingga deformasinya selalu berpa perpanjangan.

Material, biasanya pendekatan yang mudah dalam mengklasifikasikan


struktur adalah berdasarkan jenis bahannya (misalnya kayu, baja, atau struktur beton
bertulang). Pengklasifikasian berdasarkan bahan, bagaimanapun agak
menyesatkankarena suatu elemen bisa terdiri atas bahan-bahan yang berbeda
(misalnya batang kayu dan baja).

Pentingnya material itu akan semakin terasa. Alasan untuk ini adalah adanya
hubungan yang erat antara penyebab struktur berdeformasi (sebagai akibat dari beban
luar), material, serta metode konstruksi pada struktur.

1.2.2 Elemen-elemen Struktur Utama


Nama-nama Elemen. Elemen kaku yang umum digunakan, termasuk balok,
kolom pelengkung flat-palte, plat berkelengkungan tunggal, dan cangkang,
mempunyai kelengkungan yang berbeda-beda. Pemberian nama pada suatu elemen
yang mempunyai karateristik kekakuan dan geometri tertentu. Karena itulah salah
satu prinsip dasar mengenai struktur-struktur adalah bahwa dasar mekanisme
memikul beban untuk semua struktur itu sama. Sekalipun demikian, akan berguna
kalau kita masih menggunakan penanaman secara tradisional tersebut agar dapat
mengenalnya lebih cepat.
Balok dan kolom. Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen
kaku horizontal diatas elemen kaku vertical adalah struktur yang umum dijumpai.
Kolom tersebut dibebani secara aksial oleh balok, kemudian mentransfer beban ke
tanah. Karena balok melentur sebagai akibat dari beban yang bekerja secara
transversal tersebut, maka balok sering disebut memikul beban secara melentur.
Kolom yang menumpu balok tidak melentur karena kolom pada umumnya mengalami
gaya aksial tekan saja. Balok menerus pada umumnya merupakan besaran struktur
yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan balok tunggal di atas dua tumpuan
sederhana.
Rangka. Sepintas lalusama saja dengan jenis balok-tiang, tetapi sebenarnya
mempunyai aksi structural berbada karena adanya titik hubung kaku antara elemen
vertical dan horizontal. Dengan demikian, elemen struktur pada system rangka
biasanya dibuat dengan pola berulang apabila dipakai pada gedung. Jenis-jenis rangka
yang sering digunakan:

Gambar 1.4 Struktur kaku yang umum.


Rangka Batang, adalah struktur yang dibuat dengan menyusun batang yang
relative pendek dan lurus menjadi pola-pola segitiga seperti Gambar 1-4 (c). rangka
batang yang terdiri atas elemen-elemen diskrit melendut secara keseluruhan apabila
dibebani dengan cara serupa dengan balok yang dibebani transversal. Akan tetapi,
setiap batang tidak melentur karena hanya mengalami gaya tarik atau tekan.
Pelengkung, adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis yang
melengkung dan membentang diantara dua titik. Struktur ini umumnya terdiri atas
potongan-potongan kecil yang mempertahankan posisinya akibat adanya tekanan
sebagi akibat dari beban. Bentuk lengkung dan perilaku bebanadalah ha; yang
menentukan susunan stabil atau tidak.
Yang jarang diperhatikan, namun cukup sering digunakan dalam bangunan-
bangunan modern, adalah suatu bentuk struktur yang dinamakan rigid arch
(pelengkung kaku). Bentuk pelengkung kaku ini lebih baik kemampuannya dalam
memikul beban yang bervariasi dibandingkan dengan pelengkung bata yang terbuat
dari tumpukan bagian kecil-kecil.

Flat Plate (plat datar), adalah suatu bentuk struktur yang berbentuk
permukaan bidang yang dapat melendur apabila mengalami pembebeanan tertentu.
Jenis ini digunakan dalam berbagai posisi secara horizontal (lantai), vertical, atau
pada suatu kemirigan. Plat dapat dibuat degan berbagai cara. Salah satunya adalah
dengan membuatnya dari betonbertulang. Permukaan vertical dirancang untuk
memikul beban vertical dapat dibuat dengan tumpukan bata (bentuk ini disebut load
bearing wall).

Plat horizontal dapat juga dibuat dengan pola susunan elemen garis yang kaku
dan pendek. Plat kaku, sempit, panjang dapat pula digabungkan disepanjang tepi
panjangnya yang digunakan dengan bentang horizontal, serupa dengan balok-balok.
Struktur ini disebut folded plate (plat lipat), mempunyai potensi untuk
membentangcukup jauh.

Cangkang Silindris dan Vaults, adalah contoh-contoh struktur plat satu


kelengkungan. Cangkang mempunyai bentang longitudinal danlengkungannya
tegaklurus terhadap diameter bentang. Cangkang selalu dibuat dari material kaku
(misal beton bertulang atau baja). Sebaliknya, vault dapat dipandang sebagai
pelengkung menerus. Vaults biasanya dibuat dengan cara yang sama dengan
pelengkung bata.

Kubah dan Cangkang Bola, adalah struktur yang sangat efesien untuk
digunakan pada bentang besar, dengan menggunakan material yang relatifsedikit.
Struktur dan bentuk kubah dapat juga dibuat dari elemen-elemen garis, kaku, pendek,
dengan pola berulang. Contoh struktur demikian adalah kubah geodesic.

Kabel, adalah elemen struktur fleksibel . bentuknya sangan bergantung pada


besar dan perilaku beban yang bekerja padanya. Jenis kabel disebut tie-rod. Ada
hubungan yang cukup erat antara kabel dan pelengkung. Jika bebannya sama bentuk
kabel akibat beban tersebut akan sama dengan bentuk pelengkung yang memikuk
beban sama tersebut.

Membrane, Tents, dan Jaring, membrane adalah lembaran tipis dan


fleksibel. Tent bisa dibuat dari permukaan membrane. Untuk permukaan
berkelengkungan ganda, seperti permukaan bola, permukaan aktualharus dibuat
sebagai susunan segmen yang jauh lebih kecil karena kebanyakana membrane hanya
tersedia dalam bentuk datar.

Jaring adalah permukaan 3 dimensi yang terbuat dari sekumpulan kabel


lengkung yang melintang. Jaring mempunyai analogi dengan kulit membrane.

Gambar 1-5 Struktur fleksibel tipikal


1.2.3 Satuan Struktural Utama
Satuan structural utama adalah struktur minimum yang layak digunakan pada
konteks gedung, dan yang dapat digunkan baik secara individual maupun secara
berulang. Sebagai contoh, empat kolom beserta permukaan bidang kaku yang ditumpu
olehnya dalah satuan utama. Satuan utama sering berupa peralihan antara sekumpulan
elemen diskret (misal balok dan kolom) dan seluruh gedung. Bagaimana elemen
diskret dapat digabungkan menjadi satuan merefleksikan bagaimana gedung tersebut
secara actual dilaksanakan, meskipun hal ini tidak selalu demikian.

(a) Satuan struktural utama yang mungkin ada pada perumahan. Salah satu diantara kedua gambit tersebut dapat terjadi

(b) Agregasi (penggabungan) satuan structural utama pada rumah.


Gambar 1.6 Satuan struktural utama dan susunannya dalam rumah.

1.2.4 Penggabungan (Aggregations)


Perilaku penggabungan yang mungkin sangat dipengaruhi oleh karakteristik
fisik, termasuk geometri dan kekakuan satuan structural utama yang digunakan.
Penggabugan sembarang karakter dapat dibuat dari jeis satuan demikian. Cara untuk
mengidentifikasi penggabungan (misal penggabungan linear, penggabungan planar).
Sekalipun demikian, karakter satuan lain akan membatasi cara penggabungan yang
dapat dilakukan.
1.3 DASAR ANALISIS DAN DESAIN ARSITEKTUR
1.3.1 Pendahuluan
System klasifikasi deskriptif tersebut tidak merefleksikan hubungan yang
harus ada diantara bagian-bagian yang berhubungan pada susunan struktur agar
struktur dapat berfungsi sebagai satu kesatuan. Struktur disebutkan sebagai elemen-
elemen yang digabung. Tetapi setiap struktur nyata harus berfungsi sebagai satu
kesatuan dalam memikul beban untuk disalurkan ke tanah. Pembahasan berikut ini
adalah pendahuluan mengenai kestabilan pada elemen struktur pemikul beban.
1.3.2 Kestabilan Struktur
Pada struktur stabil, deformasi yang di akibatkankan oleh beban pada
umumnya kecil, dan gaya internal yang timbul didalam struktur mempunyai
kecenderungan mengembalikan bentuk struktur ke bentuk semuka apabila bebannya
dihilangkan. Pada struktur tidak stabil, deformasi yang diakibatkan oleh beban pada
umumnya mempunyai kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur tersebut
terus dibebani.
Stabilitasi sering kali merupakan hal sulit didalam perencanaan struktur yang
merupakan gabungan dari elemen-elemen diskret. Perubahan besar pada sudut yang
terjadi diantara elemen struktur menunjukkan kestabilan struktur, yaitu merupakan
awal terjadinya collapse, struktur tiang balok ini akan collapse apabila dibebabi
demikian. Pola elemen struktur seperti ini disebut mekanisme runtuh (collapse).

(a) Susunan balok dan (b) ketidakstabilan terhadap (c) ketidakstabilan


Kolom. beban horizontal. pada susunan

plat dan dinding.

(d) Tiga metode dasar untuk menjamin kestabilan struktur sederhana; penyokog (bracing) diagonal, bidang geser, dan titik

hubung kaku.
(e) Setiap metode yang dipakai untuk menjamin kestabilan pada struktur harus dipasang secara simetris. Apabila tidak,
dapat terjadi efek ionsional pada struktur.
Gambar 1-7 Kestabilan struktur

Metode lain untuk menjaga kestabilan adalah dengan menggunakan dinding


geser. Elemen ini berupa elemen permukaan bidang kak, yang tentu saja dapat
menahan deformasi akibat beban horizontal. Metode sederhana lain untuk menjamin
kestabilan adalah dengan mengubah hubungan antara elemen struktur sedemikian
rupa sehingga perubahan sudut yang terjadi berharga konstan untuk suatu kondisi
pembebanan tertentu. Struktur yang menggunakan titik hubung kaku untuk menjamin
kestabilan sering di sebut sebagai rangka (frame).

1.3.3 Keadaan Gaya Dalam : Tarik Tekan, dan Lentur


Keadaan gaya fundamental. Ada dua keadaan gaya internal fundamental
yang timbul dalam struktur sebagai akibat aksi system gaya eksternal, yaitu tarik dan
tekan. Apabila system gaya eksternal benar-benar bekerja di sepanjang sumbu
memanjang batang, maka akan timbul gaya tekan atau tarik merata di dalam batang,
bergantung pada gaya luar yang bekerja ( lihat Gambar 108).
Ada jenis keadaan gaya lain yang melibatkan kombinasi gaya tarik dan tekan
internal. Apabila suatu elemen struktur memikul beban eksternal yang bekerja
transversal terhadap sumbu memanjang elemen tersebut (tidak dalam arah sumbu
memanjang terhadap elemen struktur).
Tarik, Tekan, dan Lentur : sebuah perbandingan. Pada klasifikasi sebelum ini
dapat terjadi suatu elemen struktur lebih peka terhadap gaya tertentu dan tidak lebih
peka terhadap gaya lainnya.

(a) Batang tarik


(b) Batang tarik

(c) Batang tekan panjang;fenomena tekuk (buckling)

(d) Balok yang mengalami lentur, dalam keadaan melendut.


Gambar 1-8 Keadaan gaya internal tarik, tekan, lentur
Prinsip desain umum. Pengenalan adanya perbedaan kapasitas pikul beban
suatu elemen struktur terhadap tarik,tekan dan lentu adalah hal mendasar dalam
merencanakan struktur yang efesien. Tujuan umum desain strukturan sering kali
berupa minimasi lentur pada struktur. Prinsip desain lainnya adalah kesesuaian jenis
keadaan gaya yang ada dan pemilihan material yang cocok sehingga karakteristik
material dapat dimanfaatkan dengan baik.
1.3.4 Sistem Satu Arah dan Dua Arah
Cara yang sangat dasar untuk membedakan struktur adalah berdasarkan
organisasi (dalam ruang) system tumpuan dan hubugan antara struktur dengan
tumpuan yang ada. Dua hal yang yang penting berdasarkan hal tersebut adalah
system satu arah dan dua arah. Sitem satu arah, mekanisme transfer beban yang ada
pada struktur untuk menyalurkan beban eksternal ke tanah adalah pada satu arah saja.
Pada system dua arah, arah mekanisme transfer beban lebih rumit, tetapi selalu
melibatkan paling sedikit dua arah.
Perbedaan nyata antara aksi structural satu arah dan dua arah adalah dalam
konteks desain.
1.4 SUSUNAN STRUKTUR
1.4.1 Struktur Sel

System yang membentang horizontal dapat terdii atas deretan balok-balok


(atau rangka batang) satu arah dan elemen-elemen plat dua atau satu arah yang kaku.
System struktur vertical pada sel yang sama dapat berupa dinding pemikul beban atau
susunan balok serta kolom. Pilihan-pilihan yang digambar tersebut dapat
mempengaruhi apakah e lemen struktur memikul atau tidak memikul lentur.

Balok Balok melintang


Plat Plat

(a) Sistem satu arah (b) Sistem dua arah


Gambar 1-9 Sistem structural dua arah dan satu arah

1.4.2 Optimasi Desain


Pemilihan struktur untuk suatu hal tertentu sering kali melibatkan maslah
optimasi. System diagonal dapat dirancang untuk menjamin kestabilan lateral untuk
struktur sel yang telah dibahas sebelum ini (lihat gambar 1-10 dan 1-11). Perencana
harus benar-benar yakin bahwa element tersebut berfungsi sebagai penjamin
kestabilan untuk semua kondisi pembebanan yang mungkin. Apabila beban horizontal
tersebut berbalik arah, struktur akan runtuh jika hanya dirancang dengan
menngunakan kabel tuggal karena kabel tidak dapat memikul gaya tekan yang di
perluka dalam menjamin kestabilan struktur terhadap beban baru.
Gambar 1-10 Pilihan structural umum untuk satu satuan volumetric tipikal.

Optimasi demikian sangat sering dijumpai dalam desain structural.

(a) Bentuk berdeformasi dari struktur (b) Kabel yang di letakkan diantara (c) Elemen kaku yang diletakkan
yang dihubungkan sendi titik-titik A dan C akan mengalami diantara A dan C akanberfungsi sama
tanpanmenggunakan diagonal. Jarak gaya tarik karna harus menahan dengan kabel. Timbul gaya tarik pada
semulaantar titik-titik A dan C kecenderungan bertambahnya jarak elemen struktur tersebut.
cenderung bertambah, sedangkan titik-titik tersebut. Kabel tersebut
antara B dan D berkurang. menstabilkan struktur dan
mencegahnya dari keruntuhan.
(d) Dengan memasang kabel diantara (e) Dengan menggunakan elemen kaku (f) Agar kestabilan struktur benar-
titik B dan D, keruntuhan struktur akan diantara titik B dan D akan terjadi benar dijamin terhadap beban dari
dicegah. Titik-titik tersebut bergerak kestabilan struktur. Gaya tekan akan kedua arah, gunakan system kabel
saling mendekati. Kabel yang di timbul didalam elemen struktur yang menyilang. Dalam keadaan
letakkandiantara titik-titik ini akan tambahan tersebut. dibebani pada satu arah, salah satu
dengan mudah menekuk. Hal yang kabel akan bekerja memikul gaya tarik.
sama juga akan terjadi pada kabel (b) Untuk keadaan beban lawannya, kabel
apabila arah beban berbalik. lainnya yang bekerja.

(g) sama dengan (f) (h) Elemen kaku yang menyilag dapat (i) sama dengan (h)
pula digunakan, tetapi hal ini
menambah besar derajat redunasi
karena satu diagonal kaku saja sudah
mampu menstabilkan struktur terhadap
kedua arah bebas.
Gambar 1-11 Penstabilan struktur sederhana dengan menggunakan dialog

1.5 STRUKTUR FUNICULAR


1.5.1 Karakteristik Dasar
Struktur-struktur yanghanya berada dalam keadaan tarik atau tekan, yang
dipengaruhi oleh beban, disebut struktur funicular. Struktur funicular ini hanya
mengalai tarik atau tekan, tanpa adanya lentur.
Material saja tidak dapat menjelaskan mengapa struktur tertentu dapat
berfungsi menahan lentur sedangkan yang lainnya tidak. Pelengkung (arch), yang
pada umumnya berada dalam keadaan tekan, sering dibuat dari material kaku.Tentu
saja bentuk struktur merupakan hal utama yang menentukan apakah struktur tersebut
mengalami tarik, atau tekan, atau lentur. Pentingnya bentuk struktur akan jelas dari
Gambar 1-12.
(a) Sruktur dalam keadaan tarik: bentuk ditentukan oleh (b) Struktur tarik: bentuk funicularuntuk beban terdistribusi
kabel fleksibel yang mengalami suatu pembebanan disebut merata.
bentuk funicular untuk beban tersebut.

(c) Struktur tekan:dengan membalik bentuk kabel fleksibel (d) Struktur tekan: dengan membalik furnicular tarik akan
yang dibebani terpusat akan diperoleh bentuk yang hanya diperoleh bentuk yang memikul beban dengan aksial tekan.
memikul gaya aksial tekan. Struktur pelengkug merupakan salah satu jenis struktur
furnicular demikian.

(e) Struktur lentur: struktur yang bersifat furnicular untuk (f) Struktur yang mengalami lentur. Struktur funicular
beban terpusar akan mengalami lentur apabila bebannya terhadap beban terdistribusi akan mengalami lentur apabila
berubah. bebannya berubah.

(g) Struktur lentur: apabila bentuk struktur tidak sesuai (h) Struktur lentur: deviasi pada sembarang titik antara
dengan bentuk funicular beban, akan selalu ada lentur. struktur dan bentuk funicular bebannya umumnya
merefleksikan besar momen lentur pada titik tersebut.
Gambar 1-12 Betul struktur funicular dan non funicular.

Cara mudah untuk menetukan responds funicular pada kondisi pembebanan tertentu
adalah dengan menentukan perubahan bentuk eksak kawat fleksibel apabila mengalami beban
tersebut. Ini adalah funicular tarik. Dengan membalik bentuk akan diperoleh funicular tekan.
Hanya ada satu bentuk funicular untuk setiap kondisi beban. Lentur akan timbul pada struktur
apabila bentuk struktur di ubah. Gambar 1-13 mengilustrasikan analisis struktur (pada waktu
lampau) yang didasarkan atas anggapan bahwa struktur pelengkung merupakan bentuk
terbalik dari catenary.

Gambar 1-13 Kubah St. Peter, Roma. Konstruksi garis thrustmerupakan catenary terbalik (dari Polemi, Memorie
instoriche della Gran Cupola del Tempio Vaticano, 1748)

Semua struktur yang terlihat pada gambar 1-14 dibawah, misalnya adalah funicular untuk
sepasang beban yang diberikan seperti tergambar. pada gambar terliha bahwa kumpulan
struktur untuk beban tersebut dapat secara mudah diperoleh, yaitu denggan menggunakan
sekumpulan kabel yang panjang berbeda-beda.

Gambar 1-14 Kumpulan bentuk funicular untuk sepasang beban tertentu. Proporsi relative semua bentuk ini
sama.

Jelas pula bahwa funicular tidak hanya struktur dua dimensi, tetapi dapat pula 3
dimensi seperti pada Gambar 1-15. Sebagai contoh adalah bentuk membrane fleksibel apbila
dibebani merata. Karena respon funicular tidak mengikuti bentuk permukaan bola, tetapi
bentik parabolic, maka cangkang permukaan bola yang sering digunakan tidak menunjukkan
respon funicular terhadap beban vertical.
(a) Beban terpusat (b) Beban terdistribusi merata (c) Beban radial
Gambar 1-15 Struktur funicular tiga dimensi

Gambar 1-16 mengilustrasikan contoh terkenal aplikasi bentuk funicular tiga dimensi
sebagai dasar dalam menentukan bentuk structur.

(a) Foto terbalik dari gereja Colonia Guel (oleh Antonio (b) Sketsa eksterior gereja yang didapat dari foto terbalik
Gaudi) yang di modelkan dengan struktur funicular. model tersebut.

(c) Foto terbalik dari interior model. (d) Sketsa komposisi untuk interior gereja.
Gamabar 1-16 Penggunaan model funicular tiga dimensi. Berat gantugan dimodelkan dengan baik
untuk menyatakan berat actual yang ada.
1.5.2 Perilaku Struktural
Banyak variasi yang mungkin mengenai cara struktur funicular digunakan
dalam praktek yata. Struktur ini dapat digunakan dalam bentuk murni seperti
pelengkung atau kabel. Struktur-struktur tersebut dapat dipadang sebagai bentuk
khusus dari struktur funicular transformasi dasar dari funicular sederhana kebentuk
structural lainnyadi ilustrasikan pada Gambar 1-17.

Beban terpusat Beban terdistribusi merata

(a) Kondisi beban dan tumpuan

(b) Kecenderungan gerakan horizontal apabila tumpu tidak di tahan,

(c) Jenis gaya yang timbul pada tumpuan: reaksi dan thrusts.

(d) Penggunaan pondasi yang dapat mencegah. Fondasi harus dirancang untuk memikul komponen
vertical maupun horizontal dari thrusts.

(e) penggunaan batang tarik (tension ties) atau batang tekan (compression struts). Eleme-elemenini
menyerap komponen horizontal dan thrusts. Fondasi hanya perlu dirancang terhadap kompone vertical.
Beban terpusat Beban terdistribusi merata

(f) Bentuk rangka batang sederhana berdasarkan tinjauan funicular.

(g) Distribusi gaya internal pada rangka batang sederhana. Aksi internalnya sama.

(h) Profil-profil untuk digunakan dalam penutup volume, gerakan potensial, dan tendensi rumah.

(i) Penggunaan elemen tarik atau tekan untuk menjamin kestabilan. Elemen-elemen tersebut dalam
keadaan tarik atau tekan.

(j) Penggunaan elemen vertical dalam keadaan lentur untuk menjamin kestabilan.

Gambar 1-17 Struktur funicular: transformasi yang diturunkan dari

bentulk dasar

Struktur cenderung bergerak keluar dan kebawah. Agar bentuk struktur dapat
dipertahankan, harus ada gaya kedalam dank e atas terhadap struktur. Kombinasi gaya
yang bekerja pada fundasi umumnya disebut thrusts.fondasi harus mengandung
thrusts tersebut.

Penggunaan fundasi masih built-in bukan merupakan satu-satunya cara


menangani thrusts pada struktur funicular. Sebagai dari thrusts dapat diserap oleh
struktur dengan menggunakan elemen struktur tambahan. Pada funicular tarik,
kecenderungan kedua ujung adalah bergerak kedalam, karemna itu gerakan dapat
dikendalikan denggan menggunakan elemen struktur linear yang mampu memikul
gaya tekan antara kedua titik tumpuan tersebut. Pada funicular tekan, kecenderungan
ke luar dari struktur dapat dieleminasi sehingga fundasinya dapat dirancang untuk
memikul gaya vertikal saja.

Penggunaan strut ataupun tie tersebut tidak menghapuskan gaya yang terjadi,
tetapi menanganiya dengan cara berbeda. Pada keadaan tertentu, memang diinginkan
penggunaan batang tarik atau tekan sebagai ganti dari fundasi massif untuk memikul
thrutst horizontal. Karena merencanakan fundasi yang mampu memikul gaya
horizontal tidak mudah dibandingkan dengan merencanakan fundasi terhadap beban
vertical saja. Tie (batang tarik), khusunya merupaka cara yang relative mudah dalam
memikul komponen horizontal thrusts dan funicular tekan karena dapat berupa
elemen struktur tarik panjang.

Dengan demikian, banyak variasi struktur yang berbeda, tetapi sesungguhnya


saling berhubungan dalam hal perilaku struktur internal.

1.6 KLASIFIKASIKAN
Rangkuman dari konsep-konsep yang telah dibahas mengenai klasifikasi struktur
berdasarkan perilaku structural internal terlihat pada Gambar 1-18.
Kedua metode klasifikasi yang telah dibahas sejauh ini bukan merupakan cara satu-
satunya dalam menggolongkan struktur. Dengan memilih kriteria lain untuk klasifikasi,
ada skema luas yang dapat disusun. Klasifikasi-klasifikasi lainya digunakan sebagai cara
untuk mempelajari berbagai variasi struktur dan hubungannya satu sama lain. Sekalipun
demikian, sebagian besar hubungan penting didasarkan atas distribusi gaya yang ada di
dalam struktur .
Gambar 1-18 Klasifikasi struktur tipikal menurut aksi pikul beban dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai